Menikah dengan Mantan

Bab 39



Bab 39

0Yey... up Guys...     
0

Happy Reading...     

Kenan menghembuskan napasnya sebelum ia menceritakan tentang Qia pada Kakeknya. Entah kenapa penolakkan Qia barusan membuatnya merasa tidak bersemangat. Itu sebabnya ia ingin menceritakan tentang Qia walau tidak sepenuhnya pada Kakek.     

"Namanya Ananta Putri Sidqia. Sewaktu SMA panggilannya Tata. Dia gadis yang tidak pantang menyerah dan selalu ceria. Selain itu ia juga anak yang keras kepala, dan suka menangis dengan hal-hal kecil. Keluarganya bukan dari kalangan kaya seperti kita, tetapi kehidupan mereka bahagia. Mereka saling menyanyangi satu sama lain dan saling melengkapi," ucap Kenan kemudian tangannya mulai bergerak untuk mengamplas kayu yang dia gunakan sebagai bahan meja.     

Kakek melangkah mendekati cucunya kemudian ia menarik sebuah kursi dan meletakkannya di dekat meja design cucunya. Ia duduk mendekati cucunya supaya lebih nyaman mendengarkan perkataan cucunya. Baru kali ini ia mendengar cerita wanita dari bibir cucu satu-satunya ini. Hal yang begitu langka sekaligus perubahan yang cukup pesat dari cucunya.     

"Ketika aku dulu datang untuk menjemput Tata ke rumah agar berangkat sekolah bersama, Nathan dan Tata menarikku paksa untuk sarapan bersama. Keluarganya sama sekali tidak mempermasalahkan kedatanganku, padahal waktu itu aku menjemput Tata tanpa turun dari mobil karena aku malas berhubungan dengan keluarganya dan tidak suka basa-basi," ucap Kenan menceritakan kisah mereka dahulu. Ia menghembuskan napasnya ketika moment-moment sederhana itu terlintas dalam benaknya.     

Ia ingat betul bagaiman dirinya bersikap pada kedua orang tua Qia dan Nathan. Ia bahkan tidak tersenyum sama sekali bahkan kecanggungan dari dirinya begitu terasa, padahal orang tua Qia cukup ramah. Bukan sekali saja ia makan bersama keluarga Qia, bahkan ketika pulang sekolah ibu Qia selalu menyuruhnya mampir untuk makan siang terlebih dulu.     

Di keluarga Qia, ia mendapatkan apa yang tidak pernah ia dapatkan sedari ia kecil. Kehangatan dari sebuah hubungan keluarga. Kenan tersenyum masam ketika ingatan itu terlintas dalam benaknya. Kenapa kenangan itu terasa indah setelah kita melewatinya. Padahal ketika kita melaluinya terkadang itu terasa tidak menyenangkan.     

Kenan yang tadi sempat menghentikan aktifitasnya kembali melanjutkan aktifitasnya dan menceritakan kembali tentang Qia. "Dia wanita yang mampu membuat aku berhenti melangkah ketika mendengar tangisannya. Entah kenapa setiap kali mendengar tangisannya aku berbalik dan menghentikan tangisannya. Seperti yang tadi dia katakan, aku tidak suka dengan gadis yang cengeng. Ya, itu supaya dia berhenti menangis karena aku tidak suka mendengarnya menangis. Aku mau dia menjadi wanita kuat, bukan menjadi wanita yang lemah."     

Perkataan Kenan membuat Dermawan kini yakin, jika Tata adalah wanita yang mampu membuat Kenan kembali pada kodratnya yang seharusnya mencintai lawan jenisnya. Ia juga tidak menyangka jika cucunya pernah menjalin hubungan semasa SMA, karena yang ia tahu jika dulu Kenan hanya sibuk dengan belar dan belajar. Ia tidak pernah mengatakan jika dirinya dekat dengan seorang wanita.     

Kini Kenan menatap Kakeknya, "Tapi semua itu tidak akan bisa aku rasakan lagi. Keluarga Tata meninggal karena kecelakaan, hanya dia yang selamat saat kecelakaan itu terjadi. Nama panggilannya pun berubah menjadi Qia dan sikap Qia pun sudah berubah dari sebelumnya. Tidak ada Qia yang ceria seprti dulu yang ada sekarang hanya Qia yang selalu bersedih dan terlihat kuat di depanku dan orang lain. Dia menangis, tapi setelah itu dia tersenyum seperti tidak terjadi apa-apa. Seperti apa yang kakek lihat tadi, dia menangis tetapi setelah itu ia tersenyum seolah-olah tidak terjadi apa-apa," Kenan tersenyum masam ketika ingat sikap Qia.     

Qia berubah menjadi pribadi yang dia harapkan ketika SMA. Namun, kenapa perubahan Qia malah membuatnya merasa tidak seharusnya Qia seperti ini. Ia seperti menemukan orang baru dari diri Qia dan itu membuatnya tidak nyaman. Qia pun menjadi orang yang susah di atur, tidak seperti semasa SMA walau terkadang ia sangat kerasa kepala pada akhirnya Qia pun menuruti apa perkataannya.     

"Apa kamu serius ingin menikah dengannya?" tanya Kakek dengan wajah seriusnya. Ia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini demi membuat sang cucunya kembali ke kodratnya.     

"Apa aku terlihat becanda, Kek?" tanya Kenan menatap kesal Kakek.     

"Kelainan kamu yang buat Kakek ragu. Apa secepat itu kamu bisa lepas dari Raka dan berbelok menyukai lawan jenismu," ucap Kakek.     

"Tata yang duluan hadir di dalam hidupku, yang tanpa sadar kehadirannya sudah membuat aku lupa dengan sikap Mama yang sering menikah. Dia satu-satunya wanita yang buat aku tergerak untuk menjalin suatu hubungan. Dia satu-satunya wanita yang berani menyatakan perasaannya secara terang-terangan di depan orang banyak. Dia satu-satunya wanita yang bisa mengerti apa kemauanku. Dia juga satu-satunya wanita yang tanpa sadar sudah membuatku nyaman dengan seorang wanita," ucap Kenan yang begitu lancar mengatakan hal-hal aneh menurut kakeknya.     

Cucunya yang selama ini jika berbicara irit sekali dan ia hanya berbicara lama jika sedang presentasi ataupun berdebat. Kini ia berbicara panjang tentang seorang wanita. Hari ini menjadi sejarah bagi Dermawan karena perubahan Kenan yang membuatnya senang.     

"Kalau memang kamu serius, Kakek mendukungnya. Kakek juga tidak akan melarangmu menikah dengannya apun hal yang katamu bisa membuat Kakek tidak akan setuju," jawab Kakek mantab tanpa keraguan sedikit pun.     

"Tapi, bagaimana caranya jika dia saja sudah menolakku seperti itu. Bahkan Kakek saja tadi sudah menjamin perkataanku, dia masih tidak mau menerima," ucap Kenan dengan wajah frustasinya.     

"Wanita seperti itu karena dia butuh pembuktian lebih untuk meyakinkan hatinya. Apalagi sepertinya dia terluka karena kamu pergi darinya tanpa kabar. Dia pasti takut jika suatu saat kamu akan meninggalkannya kembali."     

"Tapi bagaimana cara meyakinkannya, Kenan sudah berlutut di hadapannya saja ia masih tidak mau," ucap Kenan menatap Kakeknya.     

"Kalau kamu serius, kejar saja sampai dia luluh. Wanita memiliki hati yang lembut, sekeras apapun ia berusaha mengeraskan hatinya kalau kamu melakukan apapun untuk menaklukan hatinya, yakin lah, hatinya pun akan melunak dan dia akan menerimamu," nasehat Kakek.     

"Tapi, apa yang harus Kenan lakukan?" tanya Kenan yang kini sepenuhnya sudah menatap Kakek tanpa melakukan aktifitas apapun.     

"Lakukan apa yang dia sukai, misal sebuah kejutan atau membelikan barang-barang yang dia sukai," ucap Kakek seraya tersenyum.     

"Hum, barang ya?" tanya Kenan dengan wajah berpikir.     

"Iya, barang. Barang apa yang dia sukai."     

Kenan tiba-tiba merubah raut wajahnya menjadi marah membuat Kakeknya mengernyitkan dahinya. "Ada apa?" tanya Kakek penasaran.     

"Dia menyukai pemain basket. Bersorak-sorak pada pria yang berebut bola," ucap Kenan dengan kesal ketika ia ingat larangannya agar Qia tidak bersorak-sorak jika kakaknya dan teman-temannya bermain basket. Namun, hal itu sama sekali tidak membuat Qia berhenti, bahkan ketika ia mengancam pun Qia tetap saja bersorak-sorak jika melihat pria-pria berlarian untuk mendapatkan bola di lapangan basket.     

Kakek menahan senyumnya ketika melihat wajah cucunya yang marah akibat cemburu. "Kamu pikirkan saja apa yang dia suka atau apa. Ya, sudah, Kakek pulang. Perjuangin wanita itu, Kakek menyukainya," ucap Kakek seraya terkekeh kemudian ia pun berdiri dari duduknya.     

"Oh, iya. Sepertinya wanita yang mengantarkan minuman itu tidak menyukai Tata, jadi jaga Tata baik-baik," ucap Kakek menasehati sebelum ia membuka pintu dan keluar dari ruangan.     

Kakek mengatakan hal itu karena sepertinya bukan Tata yang salah memasukkan garam ke minuman. Bisa saja kan, awalnya memang Tata membuat minuman, tetapi wanita itu menggantinya hanya untuk menjatuhkan Tata. Ah, dalam dunia kerja sudah biasa jika orang saling menjatuhkan supaya ia terlihat lebih baik dari pada orang lain.     

TBC...     

Yuks, lah ramaikan Koment, Love dan Power Stonenya ya guys....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.