Menikah dengan Mantan

Bab 40



Bab 40

0ye ye ye     
0

la la la     

Hula hula hula up lagi guys...     

Happy Reading..     

Kakek berjalan menuju lift seraya tersenyum senang, senyuman yang begitu mengembang. Ia sangat bahagia karena cucunya bertemu dengan seorang wanita yang pas dengannya. Ia masuk ke dalam lift masih dengan senyuman bahagia, bahkan setelah keluar dari lift itu pun, senyumannya tidak luntur sama sekali.     

Ia menghentikan langkahnya ketika melihat seorang wanita yang sedang marah-marah pada wanita yang memakai seragam OG. Ia pun hanya berdiri diam untuk melihat apa yang terjadi. "Kamu itu bagaimana, sih. Sepatu saya jadi kotor karena air pel'an kamu yang kotor itu!" kesal wanita yang memakai rok selutut dan baju kemeja panjangnya yang tipis hingga lekuk tubuhnya terlihat.     

"Iya, mbak Lea. Saya minta, maaf. Saya benar-benar enggak sengaja," ucap wanita itu seraya menundukkan kepalanya.     

"Maaf-maaf aja kamu bisanya. Jangan mentang-mentang Pak Kenan peduli sama kamu, kamu jadi di atas awan, ya! Saya enggak tau, kamu harus ganti sepatu saya ini. Saya enggak mau, ya kalau sepatu ini cuma kamu cuci saja!" marah Lea, karyawan bagian marketing di perusahaan itu.     

Kakek menggelengkan kepalanya menatap para karyawan. Hanya karena sepatu saja di ributkan, padahal kalau kotor tinggal di cuci saja beres. Baru juga Kakek akan menghampiri para karyawan yang sedang mengerubuni keributan itu, suara bass seorang pria menginterupsi mereka.     

Karyawan yang bergerumul itu langsung memberi jalan pada orang yang baru saja menginterupsi mereka semua. Kakek mengernyitkan dahinya melihat Raka lah yang datang. "Untuk apa Raka datang ke sini lagi, apa cucunya masih belum melepaskan Raka?" tanyanya dalam hati.     

"Qia duluan, pak yang mulai!" ucap Lea seraya menunjuk Lea pada Qia kemudian ia menundukkan kepalanya.     

Raka menepis tangan Lea agar ia tidak menunjuk Qia. "Apa yang sudah terjadi Qia?" tanya Raka lembut menatap Qia.     

"Saya tadi tidak sengaja menabrak mbak Lea hingga sepatunya basah karena air pel yang saya bawa, Pak."     

"Perkara kecil kamu ributkan?" tanya Raka menatap tidak percaya Lea yang berdiri di hadapannya ini. "Kemarikan sepatumu!" tegas Raka sambil mengulurkan tangannya meminta sepatu Lea.     

Lea pun mengangkat kepalanya dan menatap Kenan. "Untuk apa sepatu saya, pak?" tanya Lea takut-takut.     

"Sudah, berikah pada saya!" tegas Raka masih dengan tangannya yang terulur meminta sepatu Lea.     

Lea pun melepaskan sepatu heelsnya kemudian memberikannya pada Raka. Raka menerima hills itu kemudian ia pun mematahkan hillsnya. Setelah itu ia melemparkannya ke dalam air pel'an.     

"Yang begini baru kamu ributkan!" tegas Raka membuat para karyawati di sana terdiam tidak berani apa-apa.     

Lea pun hanya menatap tidak percaya dengan apa yang baru saja di lakukan Raka. Sepatunya yang ia incar dari lama dan baru beberapa hari ini ia memakainya karena ia baru saja bisa membelinya setelah menabung beberapa bulan.     

Kini sepatu merk Christian Louboutin yang harganya 10 juta itu rusak dan di masukkan ke dalam air kotor. Rasanya ia ingin berteriak memarahi orang di hadapannya ini. Tapi, mau bagaimana, ia tidak bisa melakukannya apa lagi itu Raka yang melakukannya. Kekuasaannya hampir setara dengan Kenan.     

Lea tadi bermaksud memberi pelajaran pada Qia karena bisa-bisanya wanita yang bekerja sebagai OG bisa di ajak masuk ke dalam lift khusus Kenan dan juga Raka. Dirinya saja yang sudah lebih lama bekerja tidak pernah masuk ke dalam lift tersebut. Berbicara dengan Kenan apalagi, ia tidak pernah sama sekali.     

Rasa kesalnya kini semakin bertambah pada Qia karena ia di permalukan di depan karyawan yang sedang berkumpul di sini. Dan akan mengingat baik-baik kejadian hari ini, ia akan membuat hidup Qia tidak akan nyaman di sini.     

Raka kini memandang semua karyawati yang masih berkumpul di sana. "Ini peringatan untuk kalian. Jangan memperbesar masalah hanya untuk merundung yang lemah!" tegas Raka membuat semua karyawati di sana menundukkan kepalanya tidak berani menatap Raka.     

"Sekarang, kalian kembalilah bekerja!" tegas Raka dengan tatapan marahnya.     

"Dan kamu, saya akan transfer uang ke rekeningmu untuk membayar sepatumu yang rusak!" tegas Raka menatap Lea sambil menunjuk Lea.     

"I, iya, pak," jawab Lea tergagap sambil menundukkan kepalanya.     

Dermawan hanya diam menatap kagum pada Raka. Raka benar-benar memiliki kepribadian yang hebat. Siapa sangka lelaki yang saat ini sedang marah itu seorang yang penyuka sesama jenis. Walau ia akui wajah Raka itu terlihat cantik bukan tampan.     

"Apa kamu enggak apa-apa Qi?" tanya Raka dengan wajah khawatirnya.     

"Saya enggak apa-apa, pak," jawab Qia.     

Dermawan membulatkan matanya menatap wanita yang tadi mendapat omelan adalah Tata. Entah kenapa ia menjadi kesal karena Raka menyentuh dan bersikap gentle di hadapan Tata. Seharusnya yang melakukan semua ini adalah Kenan. Jika seperti ini, bisa saja Kenan tidak akan mendapatkan Tata karena dia malah terpesona dengan sikap gentle Raka.     

"Kamu kalau ada orang yang salah jangan mau di tindas Qi!" ucap Raka sedikit kesal mengingat perlakuan Lea tadi pada Qia.     

Hanya masalah sepatu yang tidak sengaja tersiram air pel'an jadi berbuntut panjang. "Apa semua wanita itu selalu membesar-besarkan masalah sepele?" tanya Raka dalam hati.     

"Iya, pak," jawab Qia singkat.     

"Pak, saya permisi untuk kembali bekerja," ucap Qia sedikit membungkukkan tubuhnya sebelum ia kembali bekerja.     

"Tunggu sebentar," ucap Raka menahan lengan Qia.     

"Iya, pak?" tanya Qia menatap Raka.     

"Sebentar lagi istirahat, saya boleh minta tolong kamu untuk ambilkan piring dan juga sendok garpu?"     

"Oh, baik, pak. Nanti saya bawakan ke ruangan Pak Kenan, kan?"     

"Iya, kamu bawa saja keruangan Kenan," ucap Raka seraya tersenyum. Dermawan berdecih kesal dalam hati melihat Raka yang berbicara lembut seraya menampilkan senyumannya,     

"Baik, pak."     

"Ambil piring dan sendok agak banyakan, karena tadi aku membeli beberapa menu."     

"Baik, pak," jawab Qia setelah itu ia pun permisi untuk kembali melakukan pekerjaan lainnya.     

Raka tersenyum menatap kepergian Qia, tetapi senyumannya pudar ketika matanya melihat Dermawan yang berdiri tidak jauh dari dirinya yang saat ini sedang berdiri. Dermawan berjalan ke arah Raka kemudian ia pun berhenti tepat di samping tubuh Raka.     

"Ini terakhir kalinya kamu menginjakkan kakimu disini, jadi manfaatkan hari terkahirmu," ucap Kakek dengan suara kecil yang mampu di dengar Raka dengan baik. Setelah mengatakan hal itu Kakek melanjutkan langkahnya keluar dari perusahaan.     

Raka mengepalkan tangannya kuat mendengar ucapan Kakek. Andai saja ia tidak punya rasa sopan, pasti ia akan menarik tubuh Kakek dan menghajarnya. Memangnya siapa dia, hingga mengatakan hal seperti itu. Raka sadar jika itu Kakek Kenan yang masih sepenuhnya memiliki hak atas perusahaan yang di kelola Kenan juga dirinya. Namun, terserah dirinya untuk datang ke perusahaan yang di kelola Kenan itu kapan saja. Toh, Kenan saja yang memimpin perusahaan ini tidak mempermasalahkannya.     

Raka tadi baru selesai bertemu klient yang lokasinya tidak jauh dari perusahaan Kenan. Itu sebabnya dirinya mampir ke perusahaan, sekalian makan bersama. Apalagi Qia tidak membawa bekal, dari pada Qia mengeluarkan uang untuk membeli makan siang, lebih baik uang yang masih ia miliki itu untuk keperluan lainnya.     

Raka pun kemudian melangkahkan kakinya menuju lift untuk naik kelantai di mana ruangan Kenan berada. Lift sudah berhenti di lantai ruangan Kenan, ia berjalan keluar menuju ruangan kekasihnya. Tanpa permisi, Raka langsung masuk begitu saja ke ruangan Kenan. Ia pun berjalan masuk, dari tempatnya berdiri saat ini, ia bisa melihat Kenan fokus dengan apa yang sedang ia kerjakan saat ini.     

TBC....     

Yuks, lah ramaikan Koment Love dan Power Stonenya ya guys....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.