Menikah dengan Mantan

Bab 66



Bab 66

Double up guys..     

JANGAN LUPA YA, IKUATAN CHALLENGENYA DI BAB 48-50.     

PERINGATAN 21++ HARAP BIJAK MEMBACANYA. JANGAN DI RESAPI KARENA INI BUKAN HAL BAIK. CUKUP DI BACA SAJA YA... WEHEHEHE...     

HAPPY READING....     

Raka sedang berada di Bandung, ia tidak benar-benar bekerja. Walau kedatangannya ke Bandung pertama kali karena urusan pekerjaan, tetapi pada akhirnya Raka memilih untuk tinggal beberpa hari di Bandung walau pekerjaannya sudah selesai. Ia ingin memulihkan hatinya dan menyegarkan otaknya. Ia harus berusaha untuk melupakan Kenan.     

Saat ini Raka sedang berada di penginapannya. Ia memesan banyak minuman beralkohol. Ini sudah botol ketiga yang ia habiskan. Matanya yang sipit semakin sipit karena ia mabuk sekaligus menangis. Raka saat ini begitu lemah, minuman yang ia harapkan bisa membuatnya melupakan rasa sakit hatinya, nyatanya sesak di dadanya tidak kunjung sembuh. Ia berdiri sambil membawa botol bir ke empatnya menuju bagian belakang penginapannya. Ia menginap di sebuah villa kecil dan letaknya tidak begitu jauh dari penginapan yang lainnya.     

Seorang wanita yang sedang menikmati susana malam sambil duduk di kursi santai menatap langit malam seraya tersenyum. Coklat panas yang menemaninya malam ini sungguh menghangatkannya. Pemandangan malam yang begitu sempurna karena langit yang cerah walau bintangnya tidak terlalu banyak.     

"Aargh!" teriak seseorang membuatnya berjenggit kaget dan coklat panas yang akan ia minum malah menumpahi bagian dadanya.     

"Sial!" maki wanita itu seraya berdiri dari duduknya kemudian mengibas-ngibaskan baju bagian dada yang terkena tumpahan coklat tadi.     

Setelah di rasa cukup, ia kemudian melihat ke araha sumber suara. Orang yang dilihatnya ternyata Raka yang terlihat begitu frustasi. Wanita itu hanya menatap Raka yang masih berteriak kemudian ia meminum bir yang di pegangnya. "Ck! Putus cinta sampai segitunya!" cibir wanita itu.     

"Ah, aku sedang sendiri di sini, bagaimana jika aku menghiburnya?" tanyanya entah pada siapa.     

Wanita itu pun masuk ke dalam kamarnya untuk mengganti pakaiannya. Ia mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur yang begitu tipis berwarna putih. Paha mulus dan putih itu begitu menggiurkan untuk di sentuh. Ia mengikat rambutnya asal ke atas hingga leher jenjang, mulus dan putih itu bisa terlihat. Wanita itu keluar dari penginapannya dari bagian belakang. Ia berjalan seraya tersenyum ke arah Raka.     

Ia kemudian menyapa Raka yang wajahnya sudah terlihat merah karena mabuk. "Hai, mau aku temani?" tanyanya begitu ramah seraya tersenyum manis. Raka tidak menjawab, ia hanya menegak minumannya kembali dan ia lagi-lagi berteriak keras.     

Wanita itu kesal karena tidak di pedulikan Raka. Ia pun kemudian berjalan menaiki tangga yang ada di sana dan kini ia sudah berdiri di hadapan Raka. Ia kemudian membuka pengait pintu belakang itu karena memang bagian belakang penginapan itu sisi-sisinya di beri pagar besi tetapi tidak begitu tinggi.     

Raka mengernyitkan dahinya melihat wanita yang sedang membuka pengait pintu pagar. Kini wanita itu sudah berdiri di hadapannya. Tanpa di duga wanita itu mengambil botol bir dari tangan Raka. "Apa yang kamu lakukan? Kembalikan minuman itu padaku!" tegas Raka menatap marah wanita di hadapannya sambil mengulurkan tangannya meminta minumannya.     

"Hei bodoh! Kau itu sudah mabuk! Jangan merusak hidupmu hanya karena patah hati!" ucap wanita itu dengan suara tegas dan meningginya.     

"Berisik, siapa si lo!" ucap Raka menatap kesal wanita di hadapannya ini.     

"Kenalin, gua Scarlet," ucap wanita itu seraya tersenyum kemudian mengulurkan tangannya.     

Bukannya menjabat tangan Scarlett Raka malah mengambil botol minumannya secara paksa kemudian ia menegak birnya. Ia kemudian membalikkan tubuhnya untuk masuk ke dalam kamarnya. Ia malas di ganggu oleh kuntilanak tidak di undang ini. Pakaian Scarlett yang berwarna putih dan tipis itu malah Raka anggap seperti kuntilanak.     

Baru juga ia menggeser pintunya Scarlett langsung masuk ke dalam, membuat Raka mengerjapkan matanya beberapa kali melihat Scarlett yang sudah ada di dalam kamarnya. "Keluar kamu dari kamar saya!" tegas Raka.     

Raka kemudian berjalan menghampiri Scarlett tetapi Scarlett malah berlari menjauh dari Raka. "Ayo tangkap gua, hahaha," ucap Scarlett dengan nada mengejek seraya tertawa.     

Scarlett berlari kesana kemari membuat Raka kesal di buatnya. Scarlett sengaja melakukannya agar Raka berhenti minum. Karena Raka yang sudah sangat mabuk itu tidak baik jika banyak minum, ia bisa saja overodosis minuman jika masih terus saja meminum alkohol.     

Raka pun menghentikan langkahnya karena tubuhnya yang sudah lelah dan kepalanya yang pusing. Scarlett perlahan menghampiri Raka yang sedang duduk di ujung tempat tidur. Ia mengambil botol bir Raka kemudian ia segera berbalik untuk menjauhi Raka.     

Namun, sial sekali. Pergerakkan Scarlett terbaca oleh Raka hingga kini Scarlett tertarik kasar dan tubuhnya langsung di jatuhkan ke atas tempat tidur. "Kau sudah membuatku marah, jadi terimalah hukumanmu!" ucap Raka begitu tegas dan suaranya yang sudah sangat marah.     

Raka langsung membungkam bibir Scarlett dengan bibirnya. Ia mencium rakus bibir Scarlett sedangkan sang empunya hanya terdiam kaku. Ini ciuman yang begitu liar yang pernah ia rasakan. Selama ini hanya ciuman biasa yang ia rasakan.     

Tangan Raka sudah bergerak menyusuri tubuh mulus Scarlett. Scarlett tadi memang sengaja menggoda Raka dengan pakaian tipisnya. Ia berniat hanya ingin bermain-main saja, tetapi hal yang tidak ia duga sama sekali sepertinya akan terjadi.     

Tangan besar Raka kini sudah masuk ke bagian dalam piama tidur Scarlett. Kulit tubuh Scarlett begitu lembut dan halus bagaikan sutera ketika tangannya itu menyentuhnya. Kini tangan besar Raka sudah meremas satu buah melon milik Scarlett. "Ahh…" desah Scarlett tanpa sadar.     

Ciuman Raka kini merambat turun dan ia meninggalkan jejak ciumannya di lehar Scarlett. Scarlett mengigit bibir bawahnya menerima sensasi berbeda yang belum pernah ia rasakan. Raka dengan kasar menarik BH Scarlett hingga putus dan kini dua buah melon itu terpampang nyata di hadapannya.     

Dengan rakusnya Raka segera melahap satu buah melon Scarlett dan satu tangannya yang lain meremas lembut melon Scarlett. Desahan Scarlett mendominasi kamar penginapan itu. Ia yang awalnya hanya bermaksud untuk mencari teman malah terbuai dengan hal yang belum pernah ia rasakan selama ini. Ini sesuatu yang baru baginya walau dirinya sering menggoda laki-laki, tetapi tidak ada yang seperti Raka yang membuatnya lupa dengan batasan. Apalagi mereka berdua belum saling mengenal satu sama lain.     

Bibir Raka kini sudah melahap satu buah melon Scarlet yang lain. Satu tangan Raka turun kebawah untuk mebelai bagian bawah milik Scarlet. Ketika tangannya masuk ke dalam celana pendek tipis dana juga celana dalam Scarlett ia bisa merasakan cairan lengket milik Scarlet. Jari jemarinya mengusap bibir bawah Scarlett membuat desahan di bibir Scarlett begitu kuat.     

Raka menggunakan cairan milik Scarlett untuk membasahi lubang anus Scarlett. Ya, Raka akan bermain di lubang itu sebagai hukumana Scarlett yang sudah membuatnya marah. Ia sedang berusaha melupakan Kenan tetapi Scarlett malah datang mengusiknya. Ia akan memberikan peringatan tegas pada Scarlett. "Sst…" ucap Scarlett yang merasakan sakit ketika satu jari Raka memasuki lubang anusnya.     

Satu jari Raka masih memasuki lubang anus Scarlett secara pelan agar Scarlett terbiasa. Ia pun tersenyum karena Scarlett kini terbiasa dan ia kembali mendaesah. Perlahan Raka menambahkna satu jarinya lagi ke dalam lubang anus Scarlett membuat sang empunya kini memekik keras.     

Scarlett langsung berusaha mendorong tubuh Raka yang cukup berat itu. "Apa yang kamu lakukan?" tanya Scarlett panik. Raka kemudian menegakkan tubuhnya dan ia berddiri dengan kedua lututunya.     

Wajah Scarlett saat ini tidak bisa di definisikan, antara habis menikmati sentuhan Raka atau masih terkejut dengan perlakuan Raka di lubang anusnya. Raka tersenyum, "Ini hukaman karena kamu sudah mengusikku!" tegas Raka dan ia langsung menindih tubuh Scarlet. Dengan kuat ia memegang pergelang tangan Scarlett yang berada di samping kanan dan kiri.     

Ia melumat kasar bibir Scarlett dan Scarlett pun terbuai dengan permainan kasar bibir Raka. Hingga ia lupa, jika Raka akan melakukannya. Tangan Raka saudah menarik celana jens yang ia pakai kebawah hingga sebatas lututnya. Tangannya juga sudah menarik kebawah celana pendek dan cd Scarlett kebawah.     

Scarlett masih menikmati bibir Raka hingga ia pun memekik saat pedang Raka memasuki lubang anusnya. Kedua tangan Kenan segera memegangi tangan Scarlett agar Scarlett tidak memukulinya.     

Pedang Raka baru masuk ujungnya saja, ia kembali melumat dan merangsang Scarlett dengan ciumannya. Perlahan pedangnya memasuki anus Scarlett semakin dalam dan Scarlett hanya menahan sakit disela ciumannya. Raka melepaskan ciumannya kemudian menatap wajah Scarlett yang menahan sakit. Dari sudut matanya air mata sudah keluar.     

Raka tersenyum kemudian merapihkan helaian rambut Scarlett yang berantakan hingga menutupi wajahnya. Ia mengusap lembut pipi Scarlett seraya tersenyum. Pedangnya masih menancap di anus Scarlett tanpa bergerak sedikitpun. Ia memang ingin memberi Scarlett peringatan tetapi hatinya masih tergerak untuk membuat Scarlett merasakan nyamannya.     

Scarlett membuka matanya dan matanya kini saling beradu dengan mata Raka. "Sakit," lirihnya dan setetes air mata mengalir dari sudut matanya.     

"Sabar, namanya juga baru pertama kali," jawab Raka seraya tersenyum. Ia kemudian mengusap air mata Scarlett di sudut matanya.     

"Udah, enggak usah nangis. Nanti juga kamu akan terbiasa," ucap Raka seraya tersenyum. Kemudian ia mengalungkan kedua tangan Scarlett di lehernya.     

Scarlett menatap wajah Raka yang merah dan sedang tersenyum menatapnya. Perlahan Raka mendekatkan wajahnya di depan wajah Scarlett. Ia kemudian mengecup kedua pelupuk mata Scarlett secara bergantian. "Jangan takut, kamu bisa cakar tubuhku jika kamu takut dan kamu bisa juga menggigit bahuku," ucap Raka begitu lembut tepat di depan wajah Scarlett.     

Raka mengikis jaraknya dan ia kembali melumat bibir Scarlett. Perlahan, pedang Raka mulai bergerak cabut pasang di anus Scarlet. Cengkaraman tangan Scarlett begitu kuat di rambut Raka. Tetapi ia berusaha menghilangkannya dengan menikmati ciuaman Raka. Perlahan tetapi pasti, Scarlett mulai terbiasa dengan pedang Raka di anusnya. Desahan-desahan kecil itu mulai terdengar dari bibir Scarlett.     

Raka tersenyum mendengarnya, cengkraman tangan Scarlett di rambut belakangnya kini sudah berubah lembut. Ia menikmati permainan Raka hingga ia pun mencapai klimaksnya begitu pun dengan Raka. Mereka pun tertidur setelah mencapai puncaknya.     

TBC.. huwo uwo.. panas, panas... butuh kipas angin. wkwkkw... YANG DI HARAPKAN ITU KENAN DAN QIA YANG MAIN SQUISHI, INI KENAPA JADI RAKA? WKWKWK...     

Ada orang baru lagi, ya ampun... lieur deh. wkwkwkw     

BTW" guys... jangan lupa ikutan Chalenge ya... wehehhe...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.