Kaisar Dewa

Kebangkitan Sundial



Kebangkitan Sundial

0Zhang Ruochen sama sekali tidak senang setelah membunuh Wan Xin. Malahan, hal itu membuatnya merasa gugup. Dia mengkhawatirkan perkataan terakhir Wan Xin.     1

SNAP!     

Zhang Ruochen melemparkan mayat Wan Xin dan menatap pintu istana yang tertutup di depannya.     

Dia sudah merasakan aura Chi Kongyue sebelumnya.     

Dengan mata semi dewanya, samar-samar Zhang Ruochen dapat melihat beberapa inskripsi dewa di pintu tersebut. Bila dia menyentuhnya, maka inskripsinya bakal aktif. Yang jelas, dia tidak bisa mendobrak pintunya secara paksa.     

"Kongyue..."     

Pada akhirnya, Zhang Ruochen tidak terlalu mempedulikannya. Ketika itu, dia langsung meninju pintu istana tersebut.     

Energi dahsyat menyeruak darinya. Tinjunya berubah menjadi cahaya demonic merah, yang mirip seperti seekor naga ganas.     

BANG!!!     

Tapi sebelum tinju Zhang Ruochen menyentuh pintu tersebut, inskripsi dewanya sudah lebih dulu aktif.     

Energi mengerikan menyeruak dan merasuk ke dalam tubuh Zhang Ruochen.     

Sebelum dia sempat bereaksi, fisik semi dewanya langsung membengkak. Sendi-sendinya saling berbenturan dan mengalami keretakan. Hal itu membuatnya terpental ke belakang.     

BOOM!     

Zhang Ruochen terpental keluar dari gunung putih dan terjatuh ke dalam Lautan Waktu hingga memicu ombak besar.     

"Lancang sekali!"     

Terdengar suara dewa di langit dan bumi. Di depan pintu istana, fragmen-fragmen jiwa dewa mulai terbentuk. Mereka terhubung bersama dan berubah menjadi siluet yang cantik. Kecantikannya sangat memikat.     

Itu adalah bayangan Asurendra Samay.     

Keributan di luar istana sangat hebat. Yang jelas, Asurendra Samay juga menyadarinya, hingga dia membentuk avatar untuk memeriksanya.     

Avatarnya mendelik kepada Zhang Ruochen, yang sedang berada di atas Lautan Waktu. Meski cuma dilirik olehnya, Zhang Ruochen masih terpental hingga 70 mil jauhnya. Akibatnya, Zhang Ruochen terpental dan membentur sebuah pulau.     

Pulaunya pun hancur.     

Begitu Asurendra Samay melihat mayat Wan Xin, sorot matanya berubah murung. Lantas, dia berkata geram, "Para dewa Immortal Vampir, berani-beraninya kalian membiarkan Supreme Saint berbuat lancang di istanaku. Bahkan dia membunuh muridku dan mengganggu kultivasiku. Apa kalian pikir bisa lari dari semua ini?"     

Membunuh murid istana sama dengan memprovokasinya.     

Hal ini tidak pernah terjadi di Lautan Waktu. Jika kabar ini sampai tersebar luas, maka Asurendra Samay akan dijadikan sebagai bahan lelucon.     

Meski yang datang adalah dua Immortal Vampir kuno, Asurendra Samay tetap ingin meminta penjelasan dari mereka, apalagi mereka berdua cuma dewa baru.     

Sebelum-sebelumnya, Permaisuri Darah sempat menggunakan energi dewanya untuk menghentikan serangan Asurendra Samay. Kalau tidak, mungkin Zhang Ruochen akan terpental sejauh 100 atau 200 mil. Saat hal itu terjadi, fisik semi dewanya bakal berubah menjadi abu.     

Cahaya dewa Permaisuri Darah bersinar tenang. Intonasi suaranya terdengar sangat tenang, "Asurendra Samay," katanya. "Kami datang ke Lautan Waktu untuk menyelamatkan seorang gadis yang sempat diculik oleh muridmu."     

"Dia adalah bagian dari keluarga kami. Kembalikan dia kepada kami. Aku berjanji akan mencarikan pengganti tubuhmu."     

Asurendra Samay adalah salah satu dewa kuno yang sangat terkenal dari ras Asura. Maka dari itu, Permaisuri Darah ingin bernegosiasi dengannya.     

Sebelum-sebelumnya, Permaisuri Darah tidak menghentikan Zhang Ruochen saat putranya membunuh Wan Xin. Karena bila putranya tidak membunuh Wan Xin, maka itu bisa menjadi belenggu bagi perkembangan kultivasi putranya di kemudian hari.     

Wan Xin hanya seorang Saint King. Sepenting apa kedudukannya bagi Asurendra Samay?     

Permaisuri Darah berkata kalau Chi Kongyue adalah saudaranya, bukan cucunya, karena mereka tidak berasal dari garis keturunan yang sama.     

Dalam kata lain, Chi Kongyue hanya putrinya Zhang Ruochen, bukan cucunya Permaisuri Darah.     

Asurendra Samay mencibir, "Kalian sudah menjadi dewa lebih dari seribu tahun, kan? Tapi kenapa kalian berdua sangat bodoh? Apa kalian belum pernah mendengar namaku? Apa kalian belum pernah mendengar tentang Samay sebelumnya? Kalian cuma dewa muda tapi berani menyusup ke wilayahku. Kalian berani membunuh muridku, melukai pengikutku, tapi kalian masih berani bernegosiasi denganku."     

"Baiklah. Serahkan Zhang Ruochen kepadaku. Aku akan melepaskan gadis tersebut."     

Sorot mata Permaisuri Darah berubah murung. Jutaan prinsip bermunculan di matanya. "Aku akan mencarikan tubuh baru untukmu, tapi kau tidak bisa memilihnya. Selain itu, mulai sekarang, sebaiknya kau tidak lagi mengincar Zhang Ruochen. Kalau tidak, maka kau akan menanggung akibatnya."     

Pada saat ini, sorot mata Permaisuri Darah terlihat seperti dua bintang. Cahaya yang memancar darinya membutakan para Supreme Saint dan Saint King.     

Avatar Asurendra Samay membesar ratusan kali lipat. Kehendak dewanya mengguncang langit. "Aku bisa merasuki siapapun. Kau tidak akan bisa mengaturku, para dewa Immortal Vampir muda."     

"Sejujurnya, gadis itu sudah mati. Tubuhnya sudah menyatu denganku. Kalian sudah terlambat."     

"Zhang Ruochen sudah membunuh muridku. Jadi, dia harus membayarnya.     

"Sedangkan untuk kalian berdua, sebelum aku marah, cepat keluar dari Lautan Waktu. Kalau tidak, maka aku akan mengurung kalian di bawah Lautan Waktu selama 10 ribu tahun."     

Sedari awal, Asurendra Samay tidak terlalu mempedulikan Permaisuri Darah dan Lord Pluto.     

Jika mereka berada di masa 100 tahun silam – saat-saat dimana tubuh Asurendra Samay belum hancur – maka dia tidak akan pernah peduli dengan mereka. Bahkan dia akan langsung menaklukkan mereka begitu saja. Bila pemimpin Immortal Vampir tidak meminta maaf secara langsung kepadanya, maka dia tidak akan membiarkan masalah ini selesai begitu saja.     

Begitu Lord Pluto mendengar hal tersebut, sorot matanya sontak berubah dingin. Kemudian, dia mendengus, "Asurendra Samay, aku pernah mendengar namamu sejak muda. Aku tahu kau sangat kuat dan sudah hidup sejak lama. Kau adalah seorang pemimpin yang terkenal di Asura.     

"Tapi sekarang, kau sudah pincang. Sekarang ini, bahkan kau cuma bisa mengutus avatarmu, tapi kau masih berani memprovokasi kami. Apa kau pikir para dewa dari Immortal Vampir bakal takut kepadamu?"     

"Dewa lain mungkin akan takut kepadamu, tapi kami tidak takut."     

Setelah itu, Lord Pluto mengeluarkan Stellar Sword. Begitu dia menggenggam gagang pedang dengan kedua tangannya, auranya sontak meningkat drastis. Di waktu yang sama, dia menjadi sama beringasnya dengan Ancestral Swordmaster di masa silam.     

Kehendak pedang menyeruak dari tubuhnya dan menyatu dengan Stellar Sword.     

Lord Pluto mewarisi kehendak dewa Ancestral Swordmaster. Meski dia tidak pernah mempelajari Wordless Sword Manual, tapi pemahaman pedangnya sangat luar biasa.     

Begitu Lord Pluto mendapatkan Canon warisan Ancestral Swordmaster, sejak saat itu pula dia sudah dianggap sebagai Dewa Pedang.     

Pada saat ini, Lord Pluto melepaskan 15 lapisan kehendak pedang di Stellar Sword-nya. Berbekal Canon Ilmu Pedang, dia pun melepaskan teknik pedang yang mengerikan.     

"Asurendra Samay, rasakan teknik pedang dari juniormu ini."     

Lord Pluto adalah orang yang tidak sabaran. Karena Asurendra Samay berani memprovokasinya, maka dia akan membalasnya dengan pedang. Dia sama sekali tidak peduli dengan reputasi Asurendra Samay.     

Swoosh!     

Pilar cahaya pedang yang melesat dan membuat langit Lautan Waktu berubah warna. Langitnya pun terbelah menjadi dua.     

Jika pertempuran mereka terjadi di ruang angkasa, maka serangan pedangnya bisa menghancurkan bintang-bintang.     

Tiba-tiba, cahaya dewa gelap membumbung dari istana. Inskripsi-inskripsi dewa bermunculan dan mirip seperti jaring laba-laba.     

Inskripsi-inskripsi dewanya dibuat oleh Asurendra Samay. Inskripsi-inskripsinya sangat kokoh dan tidak mudah hancur.     

Meski begitu, cahaya pedang Lord Pluto masih berhasil menghancurkan jutaan inskripsi dewa dan nyaris mengenai avatar Asurendra Samay.     

Segala yang berada di luar istana mendadak berubah menjadi lautan api.     

Api yang dilepaskan oleh Stellar Sword sangat panas, hingga mampu membakar apapun di sekitarnya. Bahkan apinya tidak mudah hilang.     

Swoosh!     

Sekelompok Biksu yang mundur dari sana merasa syok. Mereka pun langsung berlutut ke tanah.     

Mereka tak pernah menyangka bila dewa Immortal Vampir berani menyerang Asurendra Samay di istananya.     

Situasinya berada di luar dugaan semua orang.     

Wajah Asurendra Samay terlihat sedingin es, sembari berkata, "Pedangmu bahkan tidak mampu menembus pertahanan istanaku. Camkan ini baik-baik! Setelah kau menyerangku, artinya kau sedang memicu perang!"     

Asurendra Samay sedang berada di tengah proses merasuki tubuh Chi Kongyue, hingga dia membiarkan Lord Pluto dan Permaisuri Darah menyerangnya. Tak disangka, ternyata Lord Pluto benar-benar akan menyerangnya.     

"Kau sudah keterlaluan!"      

BANG!!!     

Pintunya terbuka dan sosok cantik keluar dari sana.     

Wanita itu mirip seperti gadis berusia 15 atau 16 tahunan. Dia sangat cantik. Setiap inci kulitnya bersinar dan membuatnya terlihat suci.     

Dia adalah Chi Kongyue.     

Namun, sekarang ini, Asurendra Samay sudah merasuki tubuhnya.     

Permaisuri Darah memicingkan matanya. Ternyata mereka memang sudah terlambat. Tak disangka, ternyata Asurendra Samay bisa merasuki Kongyue secepat itu.     

Pada saat ini, avatar Asurendra Samay menghilang dan jiwa sucinya kembali ke tubuh gadis tersebut.     

"Sejak aku menjadi dewa, belum pernah ada yang berani menghinaku seperti ini. Hari ini, aku akan menggunakan darah dewa untuk menyempurnakan tubuhku!"     

"Chi Kongyue" memancarkan intensitas membunuh yang kental, hingga suaranya menggema di Lautan Waktu.     

Sambil bicara, "Chi Kongyue" menuding langit. Seketika itu juga, Stellar Soul Constellation-nya muncul di angkasa, yang terdiri dari 27 Planet Dewa. Setiap Planet Dewa-nya sangat cerah dan mengandung energi yang luar biasa.     

Di bawah kendali "Chi Kongyue", 27 Planet Dewa-nya memancarkan pilar cahaya. Pilar cahayanya terbang dari luar angkasa dan menyerang Permaisuri Darah serta Lord Pluto.     

Pilar cahayanya terlihat cantik, tapi mengandung energi destruktif. Kemanapun cahaya itu bergerak, ruang dan waktu akan terdistorsi.     

Permaisuri Darah mendongakkan kepalanya, dan 24 cahaya darah terbang dari keningnya, hingga berubah menjadi 24 tugu raksasa.     

24 tugu dewa raksasanya sangat kokoh, sembari memancarkan cahaya dewa. Entah tugunya terbuat dari apa.     

Di waktu yang sama, Lord Pluto mulai menyatu dengan pedangnya. Dia mengkombinasikan esensi, Chi dan jiwa Stellar Sword.     

Api dewa membumbung dari Stellar Sword dan menyapu langit dengan momentum yang mengerikan.     

Stellar Sword-nya berubah menjadi bintang cerah. Sekarang ini, pedangnya melepaskan kekuatan maksimal, seolah dapat menghancurkan langit.     

KABOOM!     

Dampak dari benturan serangan itu membuat Permaisuri Darah dan Lord Pluto terpental ke belakang.     

Namun, pilar-pilar cahaya yang datang dari langit juga menghilang. Pilar-pilar cahayanya tidak lagi menyerang mereka berdua.     

Melihat itu, "Chi Kongyue" memicingkan matanya.     

Pada mulanya, dia ingin melukai Permaisuri Darah dan Lord Pluto dengan satu kali serangan. Tak disangka, ternyata serangannya hanya membuat mereka mundur beberapa langkah.     

Meski keduanya adalah dewa muda, tapi kekuatan bertempurnya cukup tinggi, yang benar-benar berada di luar dugaannya.     

Saat "Chi Kongyue" menatap 24 tugu dewa yang digunakan oleh Permaisuri Darah, saat itu dia tampak menimbang-nimbang.     

"Rupanya kau telah mengubah Planet Dewa menjadi senjata. Teknik itu berasal dari salah satu figur legendaris di Daratan Kunlun. Dan kau telah menguasainya dan menembus Alam Dewa. Kemampuanmu lumayan juga," kata "Chi Kongyue".     

"Chi Kongyue" sudah hidup sejak lama, jadi wawasannya sangat luas.     

Hanya segelintir orang yang tahu mengenai 36 Demonstone Engravings di Daratan Kunlun. Sebuah teknik demonic yang bisa digunakan untuk mengubah Planet Dewa menjadi senjata.     

Meski begitu, prosesnya sangat berbahaya. Meski seseorang berhasil menguasai tekniknya, tapi tingkat keberhasilannya juga tidak seratus persen.     

Tidak ada seorangpun yang bisa melakukannya kecuali salah satu kultivator demonic legendaris.     

Yang jelas, Permaisuri Darah telah mendapatkan warisan sang kultivator demonic tersebut. Maka dari itu, dia bisa melakukannya.     

Sorot mata "Chi Kongyue" terlihat murung begitu dia menatap Permaisuri Darah dan Lord Pluto. Salah satu dari mereka mendapatkan warisan kultivator demonic legendaris, sedangkan satu lainnya menerima warisan dari Ancestral Swordmaster. Sulit dipercaya.     

Lagipula, Immortal Vampir selalu menjadi musuh bebuyutan Daratan Kunlun. Lantas bagaimana mungkin harta karun milik dua figur legendaris di Daratan Kunlun sampai jatuh ke tangan Immortal Vampir?     

Pencapaian kedua dewa muda itu bahkan nyaris sepertinya.     

Sedangkan bagaimana dengan potensi mereka, itu semua tergantung pada kemampuan mereka masing-masing. Karena begitu dewa membentuk banyak Planet Dewa, belum tentu dia akan menjadi sosok yang paling kuat di antara dewa lainnya.     

BANG!!!     

"Chi Kongyue" menghentakkan kakinya ke tanah.     

Seluruh Lautan Waktu sontak terbalik. Jutaan Tanda Waktu beterbangan ke udara, hingga berubah menjadi Formasi Waktu.     

Di waktu yang sama, Stellar Soul Constellation di angkasa bergetar hebat, sebagaimana energi dewa menyeruak dan merasuk ke dalam formasi waktu.     

Dulunya, "Chi Kongyue" – Asurendra samay – pernah menghabiskan banyak energi dewanya untuk menciptakan Lautan Waktu. Jadi, lautan itu bukan hanya sebuah dekorasi semata. Karena Lautan Waktu adalah kartu andalannya, yang akan berperan signifikan di momen-momen kritis.     

Karena kalau menilai dari kondisinya sekarang ini, Asurendra Samay masih belum bisa memaksimalkan kekuatannya. Kalau dia tidak mengaktifkan Lautan Waktu-nya, maka dia akan terkena masalah.     

Alasan utamanya karena tubuh Chi Kongyue terlalu lemah. Sebelum proses transformasinya benar-benar selesai, tubuhnya tidak akan bisa menampung begitu banyak energi. Jika Asurendra Samay tidak hati-hati, bisa jadi tubuh Chi Kongyue akan hancur.     

Selain itu, masih ada alasan lainnya. Terdapat jejak-jejak energi aneh di dalam jiwa suci Chi Kongyue.     

Sedari awal, Asurendra Samay tidak menyadarinya. Tapi setelah dia menggabungkan jiwa sucinya, dia merasakan energi aneh tersebut.     

Meski lemah, tapi energi itu membuat Asurendra Samay tidak bisa memaksimalkan kekuatannya.     

Meski terperangkap di dalam Formasi Waktu, Lord Pluto sama sekali tidak panik. Malahan, dia tersenyum.     

Dia bisa memahami kondisi yang sedang dialami oleh Asurendra Samay. Yang jelas, musuhnya masih belum bisa mengendalikan kekuatan sepenuhnya. Maka dari itu, dia harus mengaktifkan Stellar Soul Constellation dan Formasi Waktu.     

Di samping itu, Lord Pluto juga bisa merasakan kehadiran Wargod Bloodximius. Meski ayahnya masih belum muncul, tapi kalau dia tidak mampu mengalahkan Asurendra Samay, dia yakin Wargod Bloodximius pasti akan membantunya.     

Toh Lord Pluto baru saja menembus alam dewa. Dia akan paham dengan kemampuannya setelah bertarung melawan Asurendra Samay.     

Setelah mendapatkan suplai energi dewa, Formasi Waktu-nya pun mendadak aktif dan melepaskan jutaan tanda waktu. Mereka terhubung bersama sebelum akhirnya berubah menjadi Sungai Waktu yang melingkupi gunung putih.     

"Pas sekali."     

Intensitas bertempur Lord Pluto sangat tinggi. Tanpa pikir panjang, dia kembali melancarkan serangan.     

Stellar Sword kembali melepaskan cahaya brilian. Hal itu membuat area di sekitarnya semakin panas, dan membuat Sungai Waktu-nya menguap.     

Tanda waktu – yang wujudnya seperti berkas-berkas cahaya – langsung leleh begitu terkena cahaya pedangnya.     

Permaisuri Darah mengaktifkan 24 tugu dewa dan membentuk formasi pertahanan di sekitar tubuhnya. Di waktu yang sama, dia melepaskan Chi Darah besar, lantas membentuk ilusi Phoenix Darah yang ukurannya sebesar bintang. Phoenix-nya berselimutkan api berwarna merah darah.     

Ilusi Phoenix Darah mengepakkan sayapnya dan mengaum kencang, sebelum akhirnya berbenturan dengan Sungai Waktu.     

Di lantai dua Bottomless Abyss, Permaisuri Darah pernah memurnikan jiwa suci peninggalan Phoenix Darah. Itulah kenapa dia menguasai teknik milik Phoenix Darah.     

Sebagai Immortal Vampir, dia punya keunggulan pada Chi Darah. Sehingga, teknik milik Phoenix Darah sangat kompatibel dengannya.     

...     

Begitu Lautan Waktu menjadi medan pertempuran para dewa, Zhang Ruochen dan kelima Supreme Saint Asura telah mundur di kejauhan. Mereka hanya mengamatinya dari jauh.     

Sedangkan bagi para kultivator Asura yang belum menembus Alam Supreme Saint, mereka tidak sempat melarikan diri. Kelihatannya mereka sudah hancur akibat gelombang energi yang disebabkan oleh pertempuran dewa.     

Mata Zhang Ruochen terlihat merah. Dia sangat patah hati.     

Meski dia sudah bergegas ke Dunia Neraka, tapi dia masih terlambat. Dia gagal menyelamatkan putrinya.     

"Asurendra Samay, semoga kau cepat mati."     

Zhang Ruochen benar-benar ingin membunuh Asurendra Samay demi membalaskan dendam Chi Kongyue.     

Tapi dia paham kalau dirinya tidak akan bisa terlibat dalam pertempuran dewa. Karena bila dia melibatkan dirinya, maka dia akan mati, meski dia punya fisik semi dewa.     

Jadi, Zhang Ruochen hanya menaruh harapannya kepada Permaisuri Darah dan Lord Pluto.     

Akan tetapi, Asurendra Samay terlampau kuat. Energi dewanya tidak lebih lemah dibandingkan Dewi Bulan. Lagipula, Permaisuri Darah dan Lord Pluto hanyalah dewa muda. Jadi, mereka berdua sulit untuk mengalahkannya.     

"Jika aku menggunakan kekuatan waktu, mungkin ibu dan Lord Pluto punya peluang untuk menang."     

Sambil mengamati formasi waktu di depannya, Zhang Ruochen mulai menimbang-nimbang.     

"Waktu..."     

Gumam Zhang Ruochen. Tiba-tiba, dia terpikirkan tentang sesuatu.     

Lantas, dia membalikkan tangannya dan mengeluarkan sesuatu. Itu adalah sebuah batu bulan yang mirip seperti tugu raksasa. Batunya memancarkan aura kuno, mirip seperti batu primitif.     

Itu adalah Sundial.     

"Sundial adalah harta karun waktu. Seharusnya benda ini bisa menekan kekuatan waktu," pikir Zhang Ruochen.     

Saat dia berada di Istana Ziwei, saat itu para kultivator dari Istana Dewa Waktu pernah menggunakan harta karun khusus untuk menekan Sundial. Sama halnya seperti itu, selama Sundial-nya mendapatkan suplai energi yang cukup, maka senjatanya juga akan memiliki fungsi yang sama.     

Ketika Zhang Ruochen sedang memikirkan cara untuk menggunakan Sundial-nya.     

Tiba-tiba Sundial-nya bergerak secara otomatis. 12 zona waktu muncul di permukaan Sundial dan memancarkan cahaya brilian. Pada pukul empat, di sana terdapat sebuah pintu dan celah ruang, yang membuat Zhang Ruochen terhisap ke dalamnya.     

Kemudian, Sundial-nya terbang dan memancarkan cahaya berwarna biru. Senjata itu berputar-putar seperti tugu dan terbang ke arah formasi waktu.     

Formasi waktu-nya telah membentuk dinding energi dan menyegel area di sekitarnya.     

Namun, saat Sundial terbang mendekatinya, Sundial dapat dengan mudah memasuki dinding energi tanpa kesulitan yang berarti.     

Kemanapun Sundial-nya bergerak, maka senjata itu akan menyerap berkas-berkas cahaya – Tanda Waktu – di dalam formasinya. Lambat laun, Sundial nyaris menelan seluruh Lautan Waktu.     

Rasa-rasanya, Sundial mirip seperti black hole yang akan menelan apapun di sekitarnya.     

"Sundial."     

Ekspresi "Chi Kongyue" mendadak berubah. Sorot matanya penuh dengan kemarahan. Dia pun mengepalkan tangannya erat-erat.     

Asurendra Samay punya ingatan yang kuat mengenai Sundial. Meski setelah seratus ribu tahun lamanya, dia masih belum bisa melupakannya.     

...     

Di sudut Sungai Waktu, di sebuah gunung tinggi yang menjulang hingga ke awan, Wargod Bloodximius berdiri sambil melipat tangannya di belakang pinggul. Dia menatap gunung putih dari kejauhan.     

Setelah mengamati apa yang terjadi, Wargod Bloodximius tidak jadi bertempur melawan Wargod Bian Zhuang. Sebaliknya, dia mengikuti anak-anaknya dan Zhang Ruochen.     

Meski Chi Kongyue tidak ada hubungannya dengan Immortal Vampir, tapi Permaisuri Darah, Lord Pluto, dan Zhang Ruochen adalah anggota keluarga Xue Jue. Mustahil dia bakal membiarkan mereka begitu saja.     

Begitu merasakan eksistensi Sundial, Wargod Bloodximius pun merasa terkejut. Lantas, dia berkata, "Pada pertempuran dewa di masa 100 ribu tahun silan, Asurendra Samay pernah bertempur melawan Biksu Suci Xumi. Namun, dia sempat terluka oleh Sundial milik Biksu Suci Xumi. Bahkan tubuh aslinya, Permata Waktu, benar-benar hancur. Saat itu, esensinya sudah diserap oleh Sundial.     

"Bagi Asurendra Samay, Sundial adalah kryptonite-nya."     

100 ribu tahun silam, Wargod Bloodximius pernah berpartisipasi dalam pertempuran tersebut. Dia melihat para dewa dari Dunia Neraka mengepung Biksu Suci Xumi. Dia juga melihat sendiri bagaimana Asurendra Samay nyaris mati.     

Pertempurannya sangat intens. Biksu Suci Xumi tumbang. Sundial rusak parah dan nyaris hancur. Meski masih terjaga, tapi jiwa senjatanya sudah hibernasi.     

Sekarang ini, Sundial menghisap Zhang Ruochen ke dalamnya dan terbang ke Formasi Waktu Asurendra Samay. Sundial pasti bergerak berdasarkan pada instingnya. Senjata itu ingin melanjutkan pertempuran yang terjadi di masa 100 ribu tahun silam.     

Wargod Bloodximius menduga bahwa jiwa senjata Sundial telah merasakan aura Asurendra Samay dan memperlihatkan tanda-tanda kebangkitan. Maka dari itu, beberapa perubahan aneh terjadi.     

Sebagai harta karun ruang, Sundial dapat mengendalikan waktu dengan baik.     

Dalam kondisi Asurendra Samay sekarang ini, dan begitu dia terikat dengan Sundial, maka dia akan terkena masalah.     

Tentu saja, jika dia bisa menemukan cara untuk mengendalikan Sundial, mungkin saja dia bisa membalikkan keadaan.     

Sekarang ini, tinggal bagaimana kolaborasi Permaisuri Darah, Lord Pluto dan Zhang Ruochen untuk menyudutkan Asurendra Samay.     

"Ini semakin menarik saja!"     

Senyuman muncul di wajah Wargod Bloodximius. Dia sudah tidak sabar lagi menanti pertarungan mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.