Kaisar Dewa

Seperti Guru, Seperti Teman, Seperti Kekasih



Seperti Guru, Seperti Teman, Seperti Kekasih

0Zhang Ruochen yakin jika dia baru saja mendengar tentang ruh pedang, bukannya kehendak pedang atau jiwa pedang.     
0

Tubuh ramping sedang Ling Feiyu melayang di udara seperti bulu. Dia mendarat di atas Cloud River, tanpa menimbulkan satu riak air pun.     

Clang!     

Diiringi dengan suara benturan logam, pedang saint tiba-tiba muncul di tangannya.     

Gagangnya mirip seperti es.     

Baru saat itu Zhang Ruochen menyadari bila pedang Ling Feiyu adalah Pedang Heaven-burier, salah satu dari enam pedang saint yang digunakan untuk mengunci Pluto dan pernah dicuri oleh Kaisar Darah Qingtian.     

Kaisar Darah Qingtian telah dibunuh oleh Chi Yao. Akibatnya, seluruh Immortal Vampir di Daratan Kunlun juga telah disingkirkan.     

Sekarang ini, Daratan Kunlun telah menjadi dunia yang rukun. Di tempat itu, ras manusia menjadi raja, dan ras lainnya mengikuti mereka. Ribuan ras itu sangat menghormati Permaisuri. Oleh karena itu, wajar saja jika Pedang Heaven-burier dapat kembali ke tangan Ling Feiyu.     

Dia mengangkat tangannya dan mulai menari di atas air.     

Baik wanita, pedang, dan airnya seakan sama-sama berubah menjadi lukisan cantik. Wanita itu tampak luar biasa, bahkan setiap gerakannya seperti sudah dilatih ribuan kali.     

Sembari bergerak, dia menjelaskannya kepada Zhang Ruochen.     

"Pertapa pedang biasa akan melatih teknik pedang.     

"Pertapa pedang pemula akan melatih pedang Chi.     

"Pertapa pedang sejati akan melatih kehendak pedang."     

Gerakan Ling Feiyu dimulai dari gerakan sederhana, sampai menuju gerakan yang paling sulit. Lambat laun, pergerakannya menjadi semakin presisi. Pedang Chi tajam juga menyeruak darinya. Dia tampak seperti pertapa pedang yang terus meningkatkan diri.     

"Setelah menguasai Satu Pedang, maka itu sama halnya seperti melewati pintu pertama.     

"Setelah menguasai Tujuh Pedang, maka itu sama seperti masuk ke dalam aula. Kau akan menyerang tanpa pernah menyesali perbuatanmu, hingga akhirnya menjadi seorang Biksu Pedang. Saat kau menyerang, maka kehendak pedangmu akan menjadi nyata dan sanggup membunuh musuh di jarak ribuan mil jauhnya.     

"Setelah menguasai Delapan Pedang, maka kau bisa melepaskan Ilmu Pedang Xuangang. Kau akan menjadi sosok yang tak tertandingi, bahkan sanggup menghancurkan gunung dan bintang.     

"Setelah menguasai Sembilan Pedang, maka kau bisa melepaskan ruh dari kehendak pedangmu, yang juga dikenal sebagai ruh pedang."     

Mendengar itu, sorot mata Zhang Ruochen bersinar semakin terang. Dia bergumam, "Ruh pedang... apa kehendak pedang bisa punya ruh?"     

Whoosh!     

Lama kelamaan, tubuh ramping Ling Feiyu mulai memudar dan menghilang sepenuhnya. Ketika itu, hanya Pedang Heaven-burier yang tersisa di atas danau dan bersinar terang.     

Semua itu seperti baru saja terjadi di dalam mimpi.     

Baru setelah itu Zhang Ruochen menyadari, bahwa ternyata selama ini Ling Feiyu sedang berdiri di sampingnya. Dia tidak pernah beranjak sedikit pun.     

"Kembalilah," kata wanita tersebut.     

Pedang Heaven-burier terbang kembali ke arahnya dan menghilang di dalam tubuhnya.     

"Tadi siapa yang menggerakkan pedangnya?" tanya Zhang Ruochen.     

"Dia adalah ruh pedangku," kata Ling Feiyu. "Ruh kehendak pedangku."     

Zhang Ruochen benar-benar iri dengannya. "Sekuat apa ruh pedangmu?"     

"Ruh pedangku 10 kali lipat lebih kuat dibandingkan Ilmu Pedang Xuangang. Yang lebih mengerikan lagi, dia bisa langsung menyerang jiwa suci musuh. Berdasarkan pada kultivasiku sekarang ini, aku sanggup menandingi Saint King di level empat dengan hanya mengandalkan kekuatan biasa. Namun, jika aku menggunakan ruh pedang, maka aku bisa menandingi beberapa Saint King di level lima atau enam. Bahkan, mungkin aku dapat melukai dan membunuh mereka. Tentu saja, mungkin aku juga bisa terbunuh di tangan mereka. Apalagi, perbedaan kultivasi kami terlampau lebar!"     

"Kau sudah berada di level berapa?" tanya Zhang Ruochen.     

"Jika bukan dua, berarti Saint King di level tiga," kata Ling Feiyu. "Aku tidak pernah masuk ke Nine Steps to the Sky Path, jadi aku tidak tahu posisi levelku."     

Zhang Ruochen menahan nafasnya. Kultivasi wanita itu masih berada di tingkat rendah, namun dia sanggup menandingi Saint King level enam. Ternyata dia benar-benar sosok hebat, yang telah menguasai Sembilan Pedang.     

Para Saint King akan melatih prinsip Saintly Way. Setiap perkembangan mereka memiliki pengaruh yang besar. Jika seorang pertapa mampu menandingi pertapa lain di level yang lebih tinggi, maka itu adalah pencapaian yang luar biasa. Mereka yang sanggup melakukannya layak disebut sebagai jenius.     

Menurut perhitungan Zhang Ruochen, dia hanya mampu menandingi pertapa yang berada dua tingkat di atasnya. Dia tidak akan bisa menyeberang tiga tingkatan alam, kecuali dia mendapatkan perkembangan yang luar biasa dalam prinsip ruang dan waktunya.     

Zhang Ruochen terkekeh. "Talentamu dalam Ilmu Pedang sejajar dengan Xue Hongchen, sang Kaisar Pedang. Bagaimana kalau kita menyebutmu sebagai Permaisuri Pedang?"     

Ling Feiyu memutar bola matanya. "Talentamu dalam Ilmu Pedang juga tidak lebih lemah dariku, hanya saja, kau jarang mempelajarinya. Seharusnya kau tahu, aku telah berlatih teknik pedang selama 300 tahun, dan... aku pernah berkultivasi di dalam Peta Tujuh Kehidupan dan Tujuh Kematian. Alhasil, aku telah melatihnya di banyak fase kehidupan. Pengalaman semacam ini tidak dimiliki oleh pertapa lain. Apalagi, kultivasiku juga berada di level yang lebih tinggi darimu. Sehingga, aku lebih unggul darimu dalam beberapa hal."     

Semakin tinggi kultivasi seseorang, maka semakin banyak pula manfaat yang diperoleh dari Peta Tujuh Kehidupan dan Tujuh Kematian.     

Perlu diakui, hubungan Ling Feiyu dan Zhang Ruochen memang agak aneh. Wanita itu adalah master, teman, dan juga belahan jiwanya Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen masih duduk di tanah, sambil memainkan Stempel Merit Dewa di tangannya. Sambil menganggukkan kepala, dia berkata, "Kau benar. Kekuranganku terletak pada lamanya proses kultivasi, sebab aku belum berkultivasi dalam waktu yang lama. Untungnya, aku masih punya pengalaman di Peta Tujuh Kehidupan dan Tujuh Kematian, hingga aku tidak tertinggal begitu jauh. Bagaimana kalau aku membuka segel kehidupan ketujuh, supaya aku bisa menjadi lebih kuat?"     

Mendengar itu, terdapat ekspresi aneh di wajah dingin Ling Feiyu, tapi wanita itu masih mencoba tampil tenang. "Terserah kau saja!"     

Tubuhnya bergetar, lantas menghilang dari tepi danau.     

Melihat reaksi wanita tersebut, Zhang Ruochen paham bahwa telah terjadi hal yang luar biasa di kehidupan ketujuhnya, dan selama ini memang masih tersimpan rapat. Namun pada akhirnya, dia tidak menyentuh ingatan di kehidupan ketujuh. "Sebaiknya nanti saja!" katanya pada diri sendiri.     

Dia menyimpan kembali Stempel Merit Dewa, lantas mengeluarkan tongkat tulang putih milik King Hun.     

Tongkat ini berasal dari tulang manusia yang masih utuh. Di ujung atas tongkatnya, di sana terdapat tengkorak kepala, lengkap dengan helai rambut berwarna hitam.     

"Berat sekali tongkatnya. Mungkin beratnya mencapai puluhan kilogram. Kurasa tongkat ini memang terbuat dari tulang-belulang Supreme Saint."     

Dengan hati-hati, Zhang Ruochen mencoba menyingkirkan energi negatif di dalam tongkat tersebut. Diiringi dengan suara "boom", tongkatnya pun mulai bergetar.     

Tengkorak kepalanya berteriak. Bagaikan diterjang guntur, teriakan itu menghantam gendang telinganya dan membuatnya terhempas ke belakang.     

Setelah itu, tongkatnya terbang dan berusaha melarikan diri.     

Dalam sekejap, angin dan petir mulai terbentuk di atas langit danau. Chi Demonic mulai berkumpul dan berubah menjadi awan hitam.     

"Apa sekuat itu tongkatnya? Bahkan dia sampai ingin melarikan diri?"     

Zhang Ruochen mendarat di tanah. Sambil melemaskan tangannya – yang sempat mati rasa akibat ledakan energi tersebut – dia menggunakan Pergerakan Ruang untuk mengejarnya. Setelah itu, dia kembali menggenggam tongkatnya dan mengaktifkan Divine Fire Jingmie.     

Sizzle, sizzle.     

Dia menariknya kembali ke tepi danau dan menusukkannya ke dalam tanah. Setelah itu, dia mulai memurnikannya dengan Divine Fire Jingmie.     

Satu jam kemudian, dia berhasil mengurai semua Chi demonicnya. Perlahan-lahan, tongkatnya pun menjadi tenang.     

Dia membuka Mata Langit dan mulai mempelajarinya. Dia menemukan inskripsi-inskripsi aneh di permukaan tongkatnya. Inskripsi yang paling aneh terletak pada bagian tengkoraknya.     

"King Hun pernah bilang jika tongkat ini menyimpan secercah jiwa Supreme Saint. Inskripsi-inskripsi itu pasti digunakan untuk menyegelnya."     

Zhang Ruochen mengaktifkan Chi Suci dan mulai menyuntikannya ke dalam tongkat.     

Whoosh!     

Inskripsi-inskripsi tebal bermunculan di tongkatnya dan tampak memancarkan cahaya brilian.     

Zhang Ruochen mengangkatnya secara perlahan dan mendorongnya ke depan. Tongkatnya mengandung kekuatan asli Supreme Saint. Tongkatnya pun terjun ke danau dan menimbulkan ombak besar.     

"Energi yang terkandung di dalamnya lebih lemah dibandingkan Sarira Buddha. Mestinya ini adalah..."     

Tiba-tiba, dia mendapatkan ide. Bukannya menggunakan Chi Suci, dia melepaskan Kekuatan Batin dan mulai menyuntikannya ke dalam tengkorak.     

Setelah itu...     

Api ghost menyeruak dari kedua mata tengkoraknya. Chi hitamnya juga menyeruak dari tongkat tersebut, dan mulai melingkupinya. Beberapa di antaranya berubah menjadi tangan, sedangkan yang lain berubah menjadi kaki tulang.     

Lantas, tongkat tulang putihnya berubah menjadi skeleton hitam.     

"Haha, ternyata kau harus mengaktifkannya dengan Kekuatan Batin."     

Zhang Ruochen pun menertawakan dirinya sendiri. Setelah itu, dia mulai mengendalikan skeleton hitamnya.     

Tidak lama kemudian, dia menemukan bahwa skeleton hitamnya setara dengan Saint King di level tiga. Untuk sekarang ini, skeletonnya masih lebih tangguh dibandingkan Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen kembali menarik Kekuatan Batin dan berkata pada dirinya sendiri, "Tongkatnya mengandung Chi Sha. Kurasa, saat Supreme Saint ini masih hidup, dia adalah sosok yang jahat."     

"Hanya berbekal Chi Sha, namun tongkatnya sanggup melepaskan kekuatan Saint King di level tiga.     

"Lantas bagaimana jika aku berhasil mengaktifkan jiwanya?"     

Kekuatan Supreme Saint benar-benar tidak terbatas. Bahkan secercah kekuatan jiwa suci mereka tidak akan sanggup dibayangkan oleh para Saint King dan Biksu.     

Apabila jiwa sucinya berhasil diaktifkan, maka tongkatnya pasti menjadi lebih kuat lagi.     

Masalahnya, dengan Kekuatan Batin-nya sekarang ini, Zhang Ruochen masih belum mampu mengaktifkan jiwa tersebut.     

Jika dia memaksakannya, maka Kekuatan Batin-nya akan ditelan oleh energi jahat tersebut.     

Dia mengusap pipinya dan mulai memikirkan cara lain. "Bagaimana kalau..."     

Dia mengeluarkan Sarira Buddha. Sambil menggenggamnya, dia menatap dahi tengkorak dan bergumam, "Pertapa manusia memiliki Tanda Suci di dahinya. Jika aku menempelkan Sarira di dahinya, bukankah sarira itu dapat menekan energi jahat tersebut? Selain itu, apabila Sarira dapat terus menyerap energi Supreme Saint, bukankah tongkatnya juga bisa menjadi semakin kuat?"     

Itu adalah ide yang bagus, tapi inskripsi-inskripsi di bagian tengkoraknya sangat abstrak. Kultivator biasa tidak akan mampu menggabungkan Sarira dan tongkatnya, apalagi keduanya punya energi yang bertentangan.     

"Senior Ling Xiu adalah Supreme Saint Kekuatan Batin. Mungkin beliau punya solusi."     

Setelah itu, dia kembali menyimpan tongkatnya dan tidak lagi memikirkannya. Lantas, dia mengeluarkan prinsip senjata kaisar. Sambil duduk bersila di tepi danau, dia mulai mempelajari Prinsip Pukulan.     

Dua hari kemudian, terdengar suara Ling Xiu di telinganya. "Temui aku di Paviliun Demonic."     

Zhang Ruochen membuka matanya. Setelah bangkit berdiri, dia mulai membersihkan debu-debu di bajunya. Setelah itu, dia pergi ke arah paviliun.     

Sesaat setelah dia tiba di bagian luar paviliun, di situ dia bertemu Ling Feiyu.     

Yang jelas, Ling Xiu juga memanggil wanita tersebut.     

Ketika Ling Feiyu melihat Zhang Ruochen sedang menatapnya, saat itu hatinya terperanjat, hingga dia langsung menghindari tatapan matanya. Pipi putihnya pun berubah menjadi merah.     

Hal ini membuat Zhang Ruochen merasa aneh. "Biasanya, Biksu Pedang Feiyu selalu menjadi sosok yang mendominasi, tapi kenapa sekarang dia malu-malu seperti itu?"     

Tidak lama kemudian, Zhang Ruochen seolah mampu menyadari alasannya. "Apa dia mengira kalau aku sudah membuka segel di ingatan ketujuh?" pikirnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.