Kaisar Dewa

Dojo



Dojo

3"Lihat! Itu adalah Putra Dewa Wang Xu!"     3

"Aku pernah melihat klip pertempurannya. Tak kusangka, ternyata beliau akan datang kemari."     

"Aku pernah bertarung melawan hologram Putra Dewa Wang Xu, tapi aku selalu gagal menahan serangannya."     

…     

Setelah tiba di lapangan tersebut, Wang Xu berhasil memicu sensasi tersendiri.     

Baik status maupun kekuatannya sama-sama membuat mereka takjub.     

Dia adalah pertapa yang berada di peringkat tujuh Ranking Merit Biksu. Tidak diragukan lagi, dia adalah seorang pertapa elit dengan masa depan cerah.     

Walau penampilan Zhang Ruochen juga mengagumkan di Daratan Zuling, tapi hanya para pertapa dari dunia besar – yang berada di ranking rendah – yang melihat pertempurannya.     

Karena dunia mereka tidak perlu khawatir untuk dijadikan sebagai medan pertempuran baru, mereka pun tidak terlalu memperhatikan pertempuran merit dari ketujuh dunia lemah.     

Selain itu, pertempuran merit mereka juga telah berlangsung sejak satu atau dua bulan yang lalu, dan berita mengenai kedudukan Zhang Ruochen yang berada di peringkat pertama juga masih belum tersebar luas. Selain para pertapa yang berada di dalam peringkat tersebut, maka para pertapa lain tidak tahu mengenai latar belakangnya.     

Hanya beberapa pertapa elit yang paham, dari dunia besar mana pria itu berasal.     

Namun, hanya segelintir pertapa yang tahu seperti apa wajahnya.     

Wang Xu telah sembuh, dan tampaknya dia juga kembali berkembang. Dia melangkah ke dalam formasi dan langsung dikerumuni oleh banyak pertapa.     

Han Shang, salah satu murid dari Istana Dewa Kebenaran, datang untuk menyambutnya, dan berkata, "Ini adalah ketujuh kalinya Anda berlatih di Istana Merit Dewa. Kali ini, saya kembali bertugas untuk menyambut Anda."     

Wang Xu meliriknya sejenak dan berkata, "Sepertinya aku mengingatmu... siapa namamu?"     

"Han Shang." Han Shang tersenyum dan mengangguk.     

Wang Xu menuding Han Shang seperti budak. "Benar. Itulah namamu."     

"Saya sudah menyiapkan Cloud Boat untuk Anda, putra dewa. Tolong ikuti saya."     

Han Shang mengantarnya dari depan, dan para pertapa dari Daratan Ruiya bergerak mengikutinya. Di waktu yang sama, para pertapa dari dunia lain berusaha menghindari kelompok mereka.     

Daratan Ruiya berada di peringkat 73 di semesta barat. Putra dewanya – yang datang ke Wilayah Truth Heavenly – seperti seorang kaisar yang sedang mengadakan tur. Semua orang berusaha mencari perhatiannya. Jika seorang Biksu dapat berteman dengan putra dewa dari Daratan Ruiya, maka dia akan menjadi sosok yang sensasional di wilayah tersebut.     

Wang Xu tiba-tiba menyadari sesuatu ketika dia sedang berjalan bersama rombongannya. Lantas, dia berhenti dan menatap kejauhan, hingga menemukan sosok Zhang Ruochen.     

Sedangkan Zhang Ruochen sendiri, dia sedang bersama Su Jing dan yang lainnya untuk mendaftarkan diri.     

Han Shang tahu betapa kejamnya sorot mata Wang Xu. Lantas, dia menoleh ke arah Zhang Ruochen dan berkata, "Mereka adalah para pertapa kelas rendah dari Daratan Guanghan."     

"Pertapa kelas rendah? Dari mana Istana Merit Dewa bisa mengklasifikasikan para pertapa yang datang?" Wang Xu masih menatap Zhang Ruochen, bak sosok pemburu yang sedang mengamati mangsanya.     

Han Shang berkata, "Orang-orang mengklasifikannya dari siapa yang datang kemari. Mereka hanyalah para pertapa dari dunia ketiga, sehingga mereka pantas disebut sebagai pertapa kelas rendah. Bahkan saya tidak habis pikir, kenapa mereka harus datang kemari."     

Setelah itu, Wang Xu menatap Han Shang, lantas tersenyum dan berjalan pergi.     

"Apa maksudnya?"     

Han Shang tidak tahu kenapa Wang Xu tersenyum ke arahnya dengan cara yang seperti itu.     

"Apa karena putra dewa tertarik dengan gadis-gadis dari Daratan Guanghan. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, mereka memang cantik. Bahkan, salah satu dari mereka berada di level yang sama dengan Sembilan Bidadari."     

…     

Setelah mendaftarkan diri, Zhang Ruochen dan yang lainnya naik ke Cloud Boat.     

Zhang Ruochen bertanya, "Kita akan pergi kemana, Paman Jing?"     

Su Jing memikirkannya sejenak, lantas berujar, "Bagaimana jika kalian pergi ke Istana Dewa Kebenaran lebih dulu? Aku akan menunggu di sini."     

"Pergi ke Istana Dewa Kebenaran terlebih dahulu? Tapi murid-murid Istana Dewa Kebenaran berpesan bahwa kita masih harus mengantri. Apa kita tidak pergi ke Dojo milik para Dewa?" tanya Zhang Ruochen.     

Ini adalah pertama kalinya Su Qingling, Wen Shusheng, dan Ling Mi datang ke tempat ini, hingga mereka tidak begitu mengenal tempat tersebut. Mereka juga penasaran, kenapa Su Jing meminta mereka pergi ke Istana Dewa Kebenaran terlebih dahulu, bukannya menuju Dojo.     

Su Jing merasa malu setelah melihat mereka semua kebingungan. Lantas, dia berkata, "Jika kalian benar-benar ingin mengetahuinya, maka aku akan menjelaskannya kepada kalian."     

"Hanya para Dewa yang boleh membangun Dojo di Wilayah Truth Heavenly. Dojo-dojo itu dibangun sebagai tempat peristirahatan bagi para pertapa yang datang ke Istana Dewa Kebenaran.     

"Sederhananya, para Dewa memiliki wilayah kecil di tempat ini."     

Zhang Ruochen berkata, "Apa Dewi Bulan dan Dewa Pohon pernah membangun dojo di tempat ini, dan kita dapat beristirahat di sana?"     

Su Qingling berkata, "Apa mereka meninggalkan warisan untuk kita?"     

"Tentu saja."     

Su Jing berkata, "Kudengar Dewi Bulan dan Dewa Pohon pernah menggambar Prinsip Kebenaran di dinding Dojo. Para pertapa dari Daratan Guanghan bisa mempelajarinya di dalam Dojo. Walau proses itu agak kurang efisien dibandingkan belajar langsung di Istana Dewa Kebenaran, tapi setidaknya lukisan mereka masih merupakan sumber daya berkualitas tinggi."     

Ling Mi dan Wen Shusheng sama-sama merasa senang.     

Mereka hanya punya waktu selama satu bulan di Istana Dewa Kebenaran, hingga hampir mustahil bagi mereka untuk menguasai Prinsip Kebenaran secara menyeluruh.     

Akan tetapi, jika benar-benar ada lukisan Prinsip Kebenaran yang ditinggalkan oleh Dewi Bulan dan Dewa Pohon di dalam Dojo, setidaknya mereka masih bisa mempelajarinya lukisannya, walau mereka tidak sempat pergi ke Istana Dewa Kebenaran. Setelah itu, mereka akan punya peluang yang lebih besar untuk memahami Prinsip Kebenaran secara menyeluruh.     

Su Jing berkata, "Seratus ribu tahun silam, ketika Daratan Guanghan masih berada di puncak kejayaannya, kami sempat punya lebih dari 20 Dojo di tempat ini. Setiap bulannya, ada banyak pertapa bertalenta datang ke tempat ini untuk berkultivasi. Bahkan, Daratan Guanghan jauh lebih tangguh dibandingkan Daratan Ruiya di masa itu."     

"Sayangnya, kini Daratan Guanghan sudah tidak punya Dojo lagi!"     

Su Jing merasa getir saat mengucapkan kalimat terakhir itu. Dia hanya mengepalkan tangannya erat-erat, tapi tidak bisa berbuat apa-apa.     

Semua pertapa itu sontak merasa terkejut.     

"Bagaimana mungkin? Bukankah Dojo-dojo itu dilindungi oleh kekuatan Dewa? Bukankah harusnya tempat-tempat itu abadi?"     

Su Jing berkata, "Kekuatan Dewa hanya bisa melindungi bangunan Dojo, namun tidak bisa menahan kelompok lain yang ingin menguasainya."     

Zhang Ruochen berkata, "Artinya, Dojo-dojo yang pernah ditinggalkan oleh Dewa Daratan Guanghan telah diambil-alih oleh para pertapa dunia lain?"     

"Benar."     

Su Jing menggelengkan kepala dan berkata, "Setiap satu dekade, Daratan Guanghan hanya mengirimkan tiga orang pertapa, sedangkan dunia lain memiliki lebih banyak kuota. Mereka menemukan bila Dojo-dojo milik Daratan Guanghan selalu kosong, hingga mereka pun mulai menguasainya. Setelah itu, lukisan Prinsip Kebenaran milik Dewi Bulan dan Dewa Pohon juga menjadi sumber kultivasi mereka.     

"Pada akhirnya, Daratan Guanghan tidak punya apa-apa lagi.     

"Beberapa pertapa bertalenta pernah berusaha untuk merebut kembali Dojo-dojonya, tapi mereka yang menguasainya selalu berasal dari dunia yang lebih besar. Sehingga, baik talenta dan jumlah mereka selalu lebih besar dibandingkan kita. Akibatnya, kita selalu kalah. Kita selalu diusir dari rumah sendiri, atau bahkan dipermalukan."     

Selama ini, Su Qingling, Wen Shusheng, dan Ling Mi selalu berkultivasi di Wilayah Shatuo atau Daratan Guanghan, dan mereka tidak pernah tahu jika rekan-rekannya yang lain pernah dipermalukan sampai seperti itu.     

"Memalukan... memalukan sekali... jika para Dewa dari Daratan Guanghan mendengar ini, mereka pasti akan marah." Wen Shusheng menggertakkan giginya.     

Ling Mi dan Su Qingling juga mengepalkan tangan masing-masing, dan mereka merasa malu.     

Su Jing berkata, "Maka dari itu, aku meminta kalian untuk pergi ke Istana Dewa Kebenaran secara langsung. Walau kalian harus menunggu di luar istana, tapi itu masih lebih baik, daripada harus kembali dipermalukan di Dojo. Apalagi, ada lebih banyak gadis di kelompok ini     

"Sosok gadis bertalenta dari Daratan Guanghan pernah mencoba untuk merebut kembali Dojonya, tapi akhirnya, dia harus meledakkan diri di dalam sana, agar dia tidak dipermalukan oleh pertapa lain. Kudengar, Dojo Dewi Bulan dikuasai oleh pertapa jahat dari dunia yang sangat kuat."     

Walau Zhang Ruochen tidak dibesarkan di Daratan Guanghan, tapi dia masih merasa geram. "Kita akan selalu ditertawakan bila terus menghindar. Sebaiknya kita melawan mereka dan merebut kembali dojonya. Sekuat apapun mereka, aku tak peduli."     

Ling Mi adalah gadis yang selalu tenang, tapi dia tidak percaya diri. Apalagi, banyak pertapa tangguh dari Daratan Guanghan yang sempat gagal dan dipermalukan sebelumnya. Maka dari itu, hampir mustahil untuk merebut kembali dojo mereka.     

Akan tetapi, dia percaya diri dengan kemampuan Zhang Ruochen. Dia menatapnya dan berkata, "Aku akan mengikuti Priest. Aku percaya, dia pasti bisa membuat kita bangga."     

Wen Shusheng berteriak, "Kita masih harus bertempur, bahkan walau harus meledakkan Holy Source masing-masing. Kemungkinannya hanya dua; kita berhasil merebut dojonya, atau terbunuh selama memperebutkannya."     

"Aku juga ingin merebut kembali dojo kita. Apalagi, hanya kalian yang mendapat undangan untuk datang ke tempat ini. Artinya, hanya kalian yang sanggup menandingi mereka. Sebaliknya, aku sendiri tidak akan bisa berbuat banyak. Jadi, kalian harus memikirkannya baik-baik. Kalian akan berhadapan dengan musuh yang lebih tangguh, dan jika kalian gagal, apa kalian sudah siap dihina-hina?"     

"Memang kenapa? Kita hanya perlu meledakkan Holy Source dan bunuh diri bersama mereka. Kita hanya perlu mengirimkan pesan kepada dunia lain, kalau mereka sampai berani merebut dojo kita, maka mereka harus membayar dengan harga yang mahal."     

Su Jing ingin kembali membujuk putrinya, tapi pada akhirnya, dia tidak mengatakan apapun. Setelah itu, dia memutar arah Cloud Boat dan pergi menuju Dojo peninggalan Dewa Pohon.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.