Kaisar Dewa

Satu Hari di Langit, Satu Tahun di Bumi



Satu Hari di Langit, Satu Tahun di Bumi

3Di Daratan Guanghan, Zhang Ruochen mengeluarkan Sundial dan meletakkannya di tengah aula.      1

Setelah itu, Zhang Ruochen menggenggam scroll Biksu Suci Xumi, dan melihat cahaya cyan yang memancar dari Sundial tersebut. Cahayanya cukup terang.     

"Kabarnya, Biksu Suci Xumi adalah pemilik Sundial ini?" tanya Zhang Ruochen.     

Dewi Bulan mengangguk dan berkata, "Ya dan tidak. Biksu Suci Xumi adalah salah satu pemiliknya. Tapi faktanya, Sundial itu sudah ada sejak zaman dahulu. Benda itu bisa digunakan untuk melacak awal mula tumbuhnya peradaban."     

Dewi Bulan merentangkan tangannya ke arah Sundial. Secercah energi dewa terlepas darinya.     

Whoosh!!     

Segumpal cahaya terlepas dari Sundialnya dan mulai melingkupi kuil tersebut.     

"Itu adalah Tanda Waktu. Mundur."     

Ekspresi Zhang Ruochen mendadak berubah. Dia bergerak mundur secepat kilat.     

Di Sarang Phoenix, tempat Zhang Ruochen menemukan Sundial tersebut, dia pernah terkena Tanda Waktu dan kehilangan 50 tahun usianya.     

Zhang Ruochen sempat berhenti sebentar, sebelum akhirnya kembali mundur hingga 120 kaki jauhnya.     

Di sisi lain, Dewi Bulan tidak bergerak dan masih berdiri di tempat yang sama.     

Di depan Dewi Bulan, Tanda Waktu-nya mirip seperti lilin yang tertiup angin. Sebelum sempat mengenainya, Tanda Waktu-nya sudah lebih dulu sirna.     

"Kekuatan Dewi Bulan sangat besar dan tak tertandingi. Di dunia ini, siapa yang bisa mengalahkannya?"     

Kelihatannya Dewi Bulan bisa membaca pikiran Zhang Ruochen, hingga dia pun berkata, "Bukan karena Tanda Waktu-nya tidak bisa melukaiku. Hanya saja, Tanda Waktu-nya masih terlalu lemah."     

"Kekuatan semacam itu masih lemah? Bahkan Saint King di level sembilan harus berdiri di jarak 120 kaki jauhnya. Jika tidak, maka vitalitasnya akan terserap habis dalam beberapa tarikan nafas," kata Zhang Ruochen.     

Dewi Bulan merespon, "Ketika Sundial-nya benar-benar aktif sempurna, maka lupakan tentang jarak 120 kaki. Sebab, bahkan arus waktu di dunia itu akan bergejolak. Karena dampak yang dihasilkan tidak akan pernah bisa dibayangkan olehmu di level itu."     

"Saya pernah menyuntikkan Chi Suci ke dalam Sundial. Tapi, rasanya itu sama seperti melempar batu ke tengah lautan. Saya tidak mendapatkan reaksi apapun. Apa dibutuhkan kekuatan dewa untuk mengaktifkannya?" tanya Zhang Ruochen.     

Whoosh!     

Mungkin karena arus waktunya terlalu cepat, maka Sundial-nya pun mengeluarkan bunyi seperti air yang mengalir.     

Dewi Bulan menatap Sundial dan berkata, "Letakkan scroll Biksu Suci di tengah tiang Sundial-nya."     

Zhang Ruochen mengamatinya dengan seksama. Lantas, dia menemukan tiga pola di tengah Sundial.     

Ukuran polanya sama seperti scroll di tangannya.     

Setelah itu, Zhang Ruochen menemukan hal baru. Selama dia menggenggam scroll di tangannya, maka Tanda Waktu itu tidak akan mengenainya.     

"Menarik, sangat menarik. Bahan apa yang digunakan untuk membuat scroll ini, sampai-sampai scrollnya mampu bertahan dari benda yang dapat mengurangi ratusan tahun umur seseorang? Apa scroll ini juga bagian dari Sundial tersebut?"     

Zhang Ruochen kembali masuk ke Kuil Guanghan dan mulai meletakkan scroll itu di tengah ketiga polanya.     

Tapi tidak ada perubahan apapun.     

Ada apa? Apa scroll ini tidak ada hubungannya dengan Sundial?     

Tiba-tiba, semua Tanda Waktu yang melayang di udara menghilang. Kemudian, arus waktunya bergerak mundur, hingga menjadi semakin lambat.     

Zhang Ruochen mengamatinya dengan seksama. Setelah itu, wajahnya tampak terkejut, sambil bergumam pada dirinya sendiri, "Bagaimana mungkin? Kenapa… kenapa rasio waktunya sangat mengerikan."     

Dewi Bulan membalas samar, "Kau tidak perlu terkejut. Dulu, ada pepatah yang berbunyi "Satu hari di Langit sama dengan satu tahun di Bumi". Hal itu terjadi karena, di masa 100 ribu tahun silam, ketika para dewa sedang bertempur satu sama lain, saat itu Biksu Suci Xumi sempat melepaskan kekuatan maksimal Sundial dan melingkupi Daratan Kunlun. Oleh karena itu, jika berkultivasi satu hari di Daratan Kunlun, maka itu cuma satu hari di Dunia Langit, atau dunia lainnya.     

"Hanya dalam kurun waktu selama ratusan tahun, banyak elit yang lahir di Daratan Kunlun. Ketika Dunia Neraka menyadarinya, saat itu mereka sudah terlambat. Pada saat itu, Daratan Kunlun sudah menjadi dunia besar yang paling kuat. Bahkan, kekuatan mereka bisa menentukan hasil akhir dari pertempuran manapun. Seandainya bukan karena…"     

Dewi Bulan menghentikan kalimatnya. Matanya terlihat seperti sedang menyesali sesuatu. Setelah itu, dia berkata dengan maksud yang dalam. "Hati manusia memang terlalu rumit!"     

Itu benar.     

Dalam jarak 120 kaki jauhnya dari Sundial, rasio waktunya memang 1:365.     

Satu tahun berlatih di Sundial, maka itu sama seperti satu hari di dunia luar.     

Zhang Ruochen bertanya sambil terkejut. "Artinya, Daratan Kunlun pernah sangat berjaya di masa 100 ribu tahun silam?"     

"Tapi itu cuma berlangsung sebentar. Karena mereka terlalu mengandalkan kekuatan waktu, sehingga itu menjadi sangat fatal. Pada akhirnya, mereka tumbang dalam waktu singkat. Blackheart Demonlord adalah dewa yang berkultivasi di masa itu. Sekarang, jadi seperti apa dia?" tanya Dewi Bulan.     

Zhang Ruochen merasa bahwa Dewi Bulan bukan cuma menjelaskan situasi yang terjadi di masa seratus ribu tahun silam, tapi juga sedang mewanti-wantinya.     

"Entah bagaimana kau menyikapinya, tapi masa itu memang merupakan masa-masa kejayaannya Daratan Kunlun. Sayangnya, sejarah mereka dihapus oleh kelompok yang lebih kuat. Sekarang ini, tidak ada seorangpun yang tahu mengenai fakta sejarah tersebut," kata Dewi Bulan.     

"Siapa yang menghapus sejarahnya? Kenapa mereka melakukannya?" tanya Zhang Ruochen.     

Dewi Bulan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku pun juga tertarik dengan jawabannya."     

Setelah terdiam cukup lama, Zhang Ruochen mendesah panjang. Lagipula, masa-masa kejayaan Daratan Kunlun sudah terlewati. Mereka adalah naga yang telah bercampur lumpur. Entah mereka bisa selamat dari bencana ini atau tidak, namun itu masih belum bisa dipastikan.     

Zhang Ruochen berkata, "Saya menemukan Sundial di Sarang Phoenix. Rasa-rasanya, Sundial ini juga menyimpan Divine Star Soul milik satu-satunya dewa di Daratan Zuling, Dewa Lieshen. Dewi Bulan, Anda punya kekuatan dan kebijaksanaan yang besar. Apa Anda bisa membantu saya membongkar rahasianya?"     

"Divine Star Soul Lieshen tidak berada di dalam Sundial, tapi…"     

Dewi Bulan bergerak mendekati Sundial dan mengamatinya. "Mungkin jawabannya ada di sini."     

Di waktu-waktu tertentu, Zhang Ruochen melihat banyak inskripsi dan berkas-berkas cahaya yang muncul dari Sundial tersebut.     

Berkas-berkas cahayanya berjumlah ratusan ribu. Garis-garis dan polanya sangat padat dan rapi. Setelah terhubung bersama, maka semua itu mirip seperti lukisan Buddha. Bahkan, itu juga mirip seperti peta ruang angkasa yang rumit.     

Tapi, itu bukan pertama kalinya Zhang Ruochen melihat pola dan berkas-berkas cahaya yang sama. Karena takut kehilangan momen tersebut, maka Zhang Ruochen segera mengeluarkan pena inskripsi dan mulai mengukirnya.     

"Sebenarnya apa ini?"     

Zhang Ruochen mengamati pola dan berkas-berkas cahayanya, sembari berusaha memahaminya. Kemudian, dia mulai mendapatkan beberapa gambaran di kepalanya. Tapi, dia mulai menghapusnya satu per satu.     

Dewi Bulan mengamatinya sebentar, sebelum akhirnya berkata, "Itu adalah bintang-bintang di sekitar Daratan Kunlun. Setiap berkas cahayanya adalah sebuah bintang."     

"Apa pola dan garis-garis ini mengikuti garis bintang?" tanya Zhang Ruochen.     

Dewi Bulan merentangkan kedua jarinya, lalu membuat pola tertentu di udara, sebelum akhirnya tersenyum tipis. "Tentu saja, kau harus menemukan rahasianya sendiri. Namun, mungkin aku bisa mengungkapkan beberapa rahasia mengenai Divine Star Soul Lieshen."     

Zhang Ruochen mendengarkannya dengan seksama, tapi dia hanya mendengar, "Di Kuil Guanghan, cuma Sundial yang memancarkan cahaya, tapi kenapa benda itu masih bisa memunculkan bayangan?"     

"Bayangan? Bayangan apa?"     

Pada mulanya, Zhang Ruochen merasa kebingungan. Tapi entah bagaimana, tiba-tiba dia menyadari sesuatu. Lantas, dia menatap jarum di tengah Sundial tersebut.     

Jarum batunya sedang menunjukkan waktu terkini.     

Tapi, bayangan jarum batunya bukan berasal dari cahaya Sundial.     

Zhang Ruochen terbang ke atas Sundial dan membalik piringan batunya. Lantas, dia menemukan bayangan di piringan batunya, yang selalu menunjuk ke arah yang sama.     

"Ahahaha! Ternyata begitu." Zhang Ruochen tertawa.     

Rupanya, bayangan jarum batu tidak menunjukkan waktu terkini. Sebaliknya, jarumnya menuding ke tempat di mana Divine Star Soul Lieshen berada.     

Tentu saja, Zhang Ruochen hanya mengetahui arahnya. Namun, dia tidak tahu seberapa jauh jarak yang harus ditempuhnya sampai mendapatkan Divine Star Soul tersebut.     

Seratus ribu mil? Satu juta mil? Atau malah dia perlu melintasi sebuah galaksi?     

Zhang Ruochen menatap Dewi Bulan sambil tersenyum.     

Dewi Bulan menarik kekuatan dewanya dari Sundial tersebut. Setelah itu, dia berkata, "Jangan lihat aku. Ini adalah peluangmu. Jadi, lihatlah ke dalam dirimu sendiri. Pada akhirnya, kau sendiri yang akan menempuh jalanmu."     

Jika Dewi Bulan ingin membantunya, maka dia bisa melintasi jarak ratusan juta mil dan mengambil Divine Star Soul itu dengan kekuatan dewanya.     

Meski begitu, Zhang Ruochen tidak kecewa dengannya. Karena dia tahu kalau perkataan Dewi Bulan memang masuk akal. Dia harus menempuh jalannya sendiri.     

Setelah Dewi Bulan menarik kekuatannya, maka Tanda Waktu di sekitarnya juga hilang. Kemudian, arus waktu di Kuil Guanghan kembali bergerak normal.     

"Kenapa bisa? Apa dibutuhkan kekuatan dewa untuk mengaktifkan Sundial ini?" tanya Zhang Ruochen.     

Dewi Bulan merespon, "Ya."     

Mendengar itu, Zhang Ruochen pun hampir muntah darah. Padahal, sebelumnya dia sudah sangat girang, karena dengan Sundial itu, maka kultivasinya bisa meningkat pesat. Bahkan, dia juga bisa mengembangkan banyak pertapa elit dalam waktu singkat.     

Tapi, kalau dibutuhkan kekuatan dewa untuk mengaktifkannya, apa gunanya?     

Meski Dewi Bulan mau membantunya untuk mengaktifkan Sundial tersebut, tapi Zhang Ruochen juga tidak akan bisa tenang jikalau dia berlama-lama di Kuil Guanghan.     

Sebab, apa yang terjadi di Daratan Kunlun sekarang ini sangat signifikan baginya.     

Setelah melihat wajah Zhang Ruochen yang kebingungan, mata Dewi Bulan tiba-tiba memancarkan sinar "Apa kau pernah mendengar Godstone?"     

Mendengar itu, mata Zhang Ruochen juga berbinar, sambil berkata, "Apa Sundial bisa diaktifkan dengan Godstone?"     

"Ya. Apa kau sudah melihat dua pola di tengah sundialnya? Bila kau ingin mengaktifkannya, maka kau harus meletakkan dua Godstone di kedua polanya," kata Dewi Bulan.     

Wajah Zhang Ruochen mendadak girang, tapi tidak lama kemudian, dia mengernyitkan dahinya. "Godstone adalah harta karun supreme yang biasanya cuma dimiliki oleh dewa. Saya tidak akan bisa membelinya di pasaran. Dewi Bulan, bukankah Anda punya Godstone? Apa Anda mau memberikannya kepada saya?"     

"Tidak."     

Jawaban Dewi Bulan sangat tegas.     

Sekali lagi, Zhang Ruochen kembali tersentak.     

Tidak lama kemudian, Dewi Bulan menambahkan, "Mungkin dunia-dunia besar lainnya tidak akan bisa melahirkan Godstone, tapi Daratan Kunlun adalah salah satu dunia tua yang bisa membentuknya. Carilah di beberapa tambang kuno di Daratan Kunlun, mungkin kau bisa menemukannya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.