Kaisar Dewa

Melawan Bai Ran



Melawan Bai Ran

1Dunia Langit adalah tempat yang penuh dengan aturan. Hal yang sama juga berlaku di Istana Dewa Kebenaran.      3

Para Dewa tidak boleh ikut campur ke dalam pertempuran di Wilayah Truth Heavenly. Sebab, wilayah itu digunakan untuk berkultivasi, bukan saling membunuh satu sama lain.     

Jika Dewa bergabung ke dalam pertempuran di Wilayah Truth Heavenly, maka banyak pertapa bertalenta yang akan terbunuh akibat keputusan dewa yang salah.     

Maka dari itu, Dewa Pohon bisa masuk ke Dojo di Tebing Jingxiang, tapi dia tidak bisa membantu pertapa dari Daratan Guanghan. Dia hanya bisa melihat dojonya diambil alih oleh para pertapa dari Daratan Cloud dengan pasrah.     

Bahkan Dewa tidak bisa berbuat apa-apa dalam keadaan seperti ini.     

Walau Dewa Pohon pernah mengembangkan beberapa pertapa tangguh demi merebut kembali dojonya di Wilayah Truth Heavenly, namun pada akhirnya mereka masih kalah dengan lawan-lawannya. Beberapa dari mereka terbunuh, beberapa lagi dihancurkan mentalnya, sedangkan sisanya ditangkap oleh pertapa dari Daratan Cloud.     

Setelah Zhang Ruochen berteriak, cahaya dewa mulai menyinari Tebing Jingxiang, dan melesat ke arah Pohon Osmanthus.     

Whoosh!     

Bunga-bunganya mulai bercahaya, dan menyinari Tebing Jingxiang, lantas mengubahnya menjadi dunia yang indah.     

Boom!     

Secercah kekuatan dewa memancar dari dojo tersebut.     

Seketika itu juga, Zhang Ruochen merasakan perubahan yang terjadi pada prinsip di langit dan bumi.     

"Apa ini adalah kekuatan "Semua Menjadi Setara?" gumam Zhang Ruochen.     

Dia pergi ke bawah Tebing Jingxiang dan melihat belasan bangunan di sekitar Pohon Osmanthus.     

Ketika masuk ke dalam hutan, dia menemukan altar tinggi, lengkap dengan kuali perunggu dan lilin-lilinnya.     

Mu Lingxi, Su Qingling, Ling Mi, Wen Shusheng, dan Ling Feiyu sama-sama mengikuti Zhang Ruochen dan menemukan altar tersebut.     

Su Qingling pun merasa terkejut. "Apa mereka menyembah Dewa Pohon di tempat ini?"     

"Haha." Terdengar suara tawa dari balik belukar Pohon Osmanthus di kejauhan, lantas menggema di sekitar altar.     

Boom!     

Bai Ran – yang tebalnya seperti ember air – melesat keluar dan mengangkat kepala seramnya.     

Setelah itu, Bai Ran berubah menjadi pria berjubah putih, sambil membawa cermin kuno dan mengamati dirinya sendiri. Lantas, dia tersenyum. "Dojo di Tebing Jingxian dibangun oleh Dewa Pohon. Yang jelas, kami akan menyembahnya selama berkultivasi di tempat ini."     

Bai Ran menggerakkan cermin perunggu di tangannya.     

Zhang Ruochen melihat wajah menyeramkan di dalam cermin. Tidak ada senyuman di wajahnya.     

Sosok yang ada di dalam cermin begitu mengerikan.     

Whoosh Whoosh!     

Kehendak saintly memancar dari balik belukar, dan mereka berjumlah lebih dari 30 orang. Beberapa dari mereka tampak seperti manusia, beberapa yang lain mirip seperti serangga. Beberapa lagi sedang menyembunyikan aura dan bersembunyi di dalam tanah, sedangkan sisanya menggunakan teknik transparan.     

Su Qingling, Wen Shusheng, dan Ling Mi sama-sama merasa tertekan, hingga mereka mulai menyadari, kenapa para pertapa dari Daratan Guanghan selalu gagal dalam merebut kembali dojonya.     

Selama ini, hanya tiga pertapa dari Daratan Guanghan yang diperbolehkan berkultivasi di Istana Dewa Kebenaran, tapi Daratan Cloud selalu mengirimkan belasan pertapanya. Sehingga, ini bukanlah pertempuran satu lawan satu. Sebaliknya, ini adalah pertempuran satu lawan sepuluh.     

Para pertapa yang boleh datang ke tempat itu merupakan pertapa papan atas di dunianya masing-masing. Jadi, hampir mustahil untuk bisa mengalahkan 10 pertapa sekaligus, walau mereka masuk ke dalam Ranking Merit Biksu sekalipun.     

Meski begitu, Zhang Ruochen masih tampil tenang, walau musuhnya berjumlah sepuluh kali lipat daripada kelompoknya sendiri.     

Su Qingling, Wen Shusheng, dan Ling Mi kembali merasa tenang setelah melihat reaksi Zhang Ruochen.     

Apabila hari ini mereka gagal memenangkan pertempuran, maka mereka akan mati.     

Dua wanita bersayap kupu-kupu mulai terbang turun, sambil membawa mayat Kumis Naga dan Han Lu.     

Bang Bang!     

Mayat Kumis Naga dan Han Lu dilemparkan ke tanah, dan keduanya sama-sama bersimbah darah.     

Bai Ran menatap mayat tersebut. Sambil tetap menjaga senyuman di wajahnya, matanya yang di cermin berubah menjadi merah, dengan dua taring yang menjulur keluar. "Tak kusangka, rupanya kalian benar-benar membunuh mereka."     

Zhang Ruochen berdiri di hadapan Bai Ran dan berkata, "Mereka telah menyusup ke dojo milik Daratan Guanghan. Kenapa kami tidak boleh membunuhnya? Jika kau masih ingin hidup, kusarankan agar kau segera pergi dari tempat ini."     

Bai Ran berkata, "Zhang Ruochen, sosok di peringkat pertama Ranking Merit Biksu. Tapi kabarnya, kau telah menggunakan ketampananmu untuk mengecoh Putri Luosha, hingga berhasil menduduki posisi tersebut."     

"Omong kosong. Apa kau mencium ibumu dengan mulut kotor semacam itu?" teriak Mu Lingxi.     

Mu Lingxi tahu jika Zhang Ruochen tidak akan pernah berdebat dengan siapapun yang mengejeknya, tapi wanita itu benar-benar tidak tahan melihatnya dihina-hina. Zhang Ruochen adalah pria yang sempurna baginya, hingga dia tidak akan membiarkan orang lain menghinanya.     

Bai Ran menatap tubuh ramping Mu Lingxi, dan tiba-tiba merasa takjub. "Zhang Ruochen benar-benar beruntung. Dia memiliki gadis cantik di sisinya. Bahkan kecantikannya sanggup menandingi Sembilan Bidadari."     

Energi Chi dingin menyeruak dari tubuh Mu Lingxi, hingga membekukan tanah di bawahnya. "Jika kau benar-benar ingin mati, maka aku akan membunuhmu."     

Semua orang tahu jika Bai Ran merupakan sosok yang paling tangguh di kalangan pertapa dari Daratan Cloud. Sehingga, Mu Lingxi tidak akan sanggup menandinginya.     

Sebenarnya, Su Qingling dan Ling Mi ingin menghentikannya, tapi Zhang Ruochen berkata, "Kurasa Lingxi sanggup menandinginya."     

Mu Lingxi telah mendapatkan warisan Ice and Fire Phoenix, dan fisiknya telah berada di level Sub-complete Body Constitution. Selain itu, dia juga telah menjadi muridnya Dewi Bulan. Yang jelas, dia sama sekali tidak lemah.     

Akan tetapi, kekurangannya terletak pada pengalaman bertempur, terutama saat bertempur melawan sosok yang tangguh.     

Zhang Ruochen menganggap jika Mu Lingxi perlu bertarung melawan sosok tangguh yang sebenarnya. Dengan demikian, Mu Lingxi akan menyadari di mana titik lemahnya.     

"Tak kusangka, ternyata kau akan membiarkan seorang gadis untuk melawanku, Zhang Ruochen. Apa kau sedang meremehkanku?" kata Bai Ran.     

Mu Lingxi berkata, "Kenapa kau harus bertarung dengan Zhang Ruochen bila kau tidak mampu mengalahkanku?"     

"Ceroboh sekali. Kalau begitu, mari kita lihat kemampuanmu."     

Wanita cantik dengan sepasang sayap kupu-kupunya terbang, dan inskripsi-inskripsi api memancar dari tubuhnya. Dia mengayunkan tangannya di udara, sambil melepaskan dua pusaran api, yang berubah menjadi bayangan-bayangan naga.     

"Saint Spirit of Fire, Li Dragon!"     

Wanita bersayap kupu-kupu melesat maju.     

Mu Lingxi memobilisasi Chi Suci-nya, dan punggungnya mulai memancarkan cahaya saintly. Dia merentangkan sayap phoenix, sembari melepaskan kekuatan phoenix kuno.     

Whoosh!     

Ketika Mu Lingxi menggerakkan tubuhnya, sayap phoenixnya pun berputar kencang, hingga merobek kedua pusaran apinya dan memaksa wanita bersayap kupu-kupu bergerak mundur.     

Bang!     

Setelah menukar lebih dari 10 gerakan, Mu Lingxi berhasil menghancurkan pertahanan wanita tersebut. Sayap phoenixnya menebas dada dan merobeknya.     

Wanita bersayap kupu-kupu berteriak dan terhempas ke belakang.     

"Dia berhasil mengalahkan Die Yu dalam 13 gerakan. Tampaknya, sayap phoenixnya sangat kuat." Bai Ran pun tidak berani lagi meremehkan Mu Lingxi, karena dia tahu kalau wanita ini sulit ditangani.     

Warisan Ice and Fire Phoenix tersimpan di dalam sayap Mu Lingxi. Artinya, sayapnya telah menjadi senjata kuno Supreme Saint, dan berada di level yang sama seperti Sarira Buddha.     

"Extreme Yin Pluto Ice Power."     

Mu Lingxi membuka tangannya, dan melepaskan energi Ice Pluto, hingga membuat suhu di sekitarnya menurun drastis.     

Darah saintly yang menetes dari dada wanita bersayap kupu-kupu mulai membeku, sedangkan Ice Pluto masuk ke dalam tubuhnya seperti belatung. Energi itu merasuk ke dalam meridian, otot-otot dan Saintly Meridian-nya, hingga membuatnya berteriak memilukan.     

Extreme Yin Pluto Ice dan Divine Fire Jingmie berada di level yang sama.     

Bedanya, Divine Fire Jingmie sangat beringas, hingga dapat menghancurkan apapun di dunia. Selain itu, ampir tidak ada satupun pertapa yang sanggup menahannya.     

Sebaliknya, Extreme Yin Pluto Ice sangat dingin. Saat mereka menyentuhnya, maka mereka akan langsung membeku. Extreme Yin Pluto Ice sangat lembut, dan hanya akan menyebar di area sekitarnya, bukannya menusuk secara langsung.     

Artinya, para pertapa yang sedang terluka akan mati setelah terkena Extreme Yin Pluto Ice, terutama saat mereka terlambat menyembuhkan diri.     

Sizzle!     

Wanita bersayap kupu-kupu telah membeku, hingga meridian, otot-otot dan Saintly Meridian-nya mulai bermunculan. Dia tergeletak di tanah dan tak lagi bernyawa.     

"Pantas saja dia berani bertarung melawanku. Ternyata dia punya Extreme Yin Cold Ice."     

Bai Ran tertawa kencang. Setelah itu, dia berteriak, "Jangan ada yang bergerak sampai aku berhasil menangkapnya."     

Whoosh!     

Bai Ran melesat ke arah Mu Lingxi bagaikan secercah cahaya putih, sambil berusaha menusuknya dengan pedang panjang.     

Bai Ran ingin menyelesaikan pertempuran itu secepat mungkin, tapi dia tidak tahu jika seekor phoenix terkenal dengan kecepatannya.     

Alhasil, pergerakan Mu Lingxi jauh lebih cepat daripada Bai Ran. Dia muncul di belakangnya dan menyerang dengan Extreme Yin Pluto Ice.     

Bai Ran sama kuatnya seperti Wu Hao. Dia menggunakan teknik misterius dan menghindari serangan Mu Lingxi. Setelah itu, dia menebaskan pedangnya ke arah wanita tersebut.     

Yang jelas, pengalaman bertempur Mu Lingxi berada di bawah Bai Ran.     

Setelah serangan tersebut, Mu Lingxi tidak dapat memindahkan serangannya. Sehingga, dia harus menyimpan kembali sayapnya, lantas menggelinding seperti bola untuk melindungi diri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.