Kaisar Dewa

Pedangnya Menebas Semua Orang



Pedangnya Menebas Semua Orang

0Angin berhembus di luar Tebing Jingxiang, dan satu per satu penonton tiba di tempat itu.     
1

Kebanyakan dari mereka terkejut dengan Zhang Ruochen – sosok di peringkat pertama Ranking Merit Biksu – rupanya berasal dari Daratan Guanghan.     

Apalagi, dunia yang lebih kuat selalu punya sumber daya dan harta warisan yang lebih baik, sehingga mereka dapat mengembangkan para pertapa bertalentanya dengan lebih maksimal. Sebaliknya, hampir mustahil bagi seorang pertapa dari dunia lemah untuk menduduki peringkat tertinggi di Ranking Merit Biksu.     

Sebab, hampir semua pertapa yang masuk ke dalam ranking, umumnya memang berasal dari dunia besar.     

"Kudengar Zhang Ruochen bisa menduduki peringkat pertama karena dia sedang beruntung. Kata beberapa orang, dia berhasil mengumpulkan banyak merit setelah bekerja sama dengan Putri Luosha.     

"Aku tahu mengenai pertempuran merit di Tujuh Dunia Shatuo. Ternyata, Zhang Ruochen hanya bisa menang melawan dunia-dunia lemah. Menurutku, kemampuannya masih tidak layak masuk ke dalam top sepuluh ribu.     

"Kita akan membuktikannya hari ini. Jika dia berhasil merebut dojo itu, artinya dia memang setara dengan putra-putri dewa dari dunia besar."     

…     

Semua orang sedang mendiskusikannya.     

Mereka berusaha mengamati pertempuran di dalam dojo.     

Akan tetapi, cahaya dewa dari Pohon Osmanthus membuat Tebing Jingxiang remang-remang. Mereka hanya bisa mendengar suara ledakan pertempuran di dalamnya.     

Su Jing sedang berdiri beberapa mil jauhnya dari Tebing Jingxiang, sambil merasa gelisah.     

Dewi Bulan pernah berkata, "Karena aku sudah kembali, maka sekarang adalah saatnya Daratan Guanghan bangkit."     

Mungkin bagi Dewi Bulan, Zhang Ruochen merupakan kartu andalannya, yang dapat membawa Daratan Guanghan kembali ke puncak kejayaannya. Oleh karena itu, hasil pertempuran hari ini akan teramat penting.     

Jika mereka menang, mereka dapat membangkitkan moral Daratan Guanghan.     

Tapi jika mereka kalah, maka Daratan Guanghan akan kembali ditelan oleh kegelapan.     

Dalam catatan sejarah, daratan lemah bisa kembali bangkit bukan karena mereka memiliki Dewa yang kuat, tapi karena mereka juga memiliki talenta muda yang bisa memimpin para generasi mudanya.     

Apa Zhang Ruochen adalah talenta muda tersebut?     

Zhang Ruochen – yang sedang mengenakan Hundred Saint Blood Armor – menggenggam Pedang Kuno Abyss dan Tongkat Tulang Kaisar Yi, lantas melesat ke arah Bai Ran bagaikan Dewa Pembantai.     

Dia harus membunuh pertapa yang paling kuat dulu.     

Bang Bang!     

Bai Ran mengaktifkan Prinsip Kebenaran, sembari melepaskan mantra suci untuk menghentikan serangan Zhang Ruochen.     

Akan tetapi, setelah menghalau tujuh serangan Zhang Ruochen, maka semua jimat pertahanannya telah hancur. Sekarang ini, dia sedang terluka, dan salah satu tangannya terpenggal.     

"Jika bukan karena "Semua Menjadi Setara", maka aku pasti telah menggunakan Rune Figur Biksu untuk membunuhmu," teriak Bai Ran.     

"Walau tanpa "Semua Menjadi Setara", aku masih bisa menebas Rune Figur Biksu dan membunuhmu."     

Zhang Ruochen melangkah maju. Bukannya menggunakan Teknik Pedang Waktu atau menenggak Dragon Mad Oxen Wine, saat itu dia ingin menggunakan pertempuran ini untuk melatih Delapan Pedang.     

Apalagi, dia masih berada di level pertama. Dia masih harus sering menggunakannya dan mengasahnya lagi.     

"Berani-beraninya kau bertingkah sangat arogan, Zhang Ruochen. Di sini ada banyak pertapa dari Daratan Cloud, dan kau tidak akan sanggup menandingi kami semua."     

Lebih dari 10 pertapa tangguh melesat maju, sambil melepaskan teknik masing-masing dan menyerang Zhang Ruochen secara bersamaan.     

Mereka semua adalah para pertapa bertalenta, bagaikan para Supreme Saint muda.     

Bai Ran terlihat puas. Dia mengeluarkan botol permata, lantas menelan cairan di dalamnya, hingga membuat lengannya kembali tumbuh.     

"Lihat di belakangmu, Zhang Ruochen. Para pertapa dari Daratan Guanghan telah dikepung oleh 17 talenta muda dari Daratan Cloud. Tidak lama lagi, mereka akan terbunuh. Apa kau sanggup melindungi mereka semua?"     

Sebenarnya, Bai Ran sedang berkomunikasi dengan dua pertapa dari Daratan Cloud, tapi dia seolah sedang bicara dengan Zhang Ruochen. Ketika itu, dia ingin mengaktifkan Pedang Saint Reflection-nya bersama mereka, dan mengaktifkan Second Yao.     

Selama Zhang Ruochen terdistraksi dan berusaha untuk menyelamatkan rekan-rekannya, maka mereka akan menggunakan pedang itu untuk membunuhnya.     

Dua pertapa dari Daratan Cloud – yang sedang berdiri di belakang Bai Ran – sama-sama sedang menggunakan teknik menghilang. Bahkan aura mereka tidak terdeteksi.     

Sialnya, Zhang Ruochen seperti tidak termakan oleh umpan mereka. Sebaliknya, dia melepaskan Divine Fire Jingmie, lantas melingkupi para pertapa dari Daratan Cloud yang sedang mengepungnya.     

"Angin, Hujan, Petir, Guntur."     

"Bintang, Bulan, Awan, Cahaya."     

Zhang Ruochen bergumam, sambil bergerak seperti hantu. Dia menyabetkan pedangnya dan melepaskan badai guntur di Tebing Jingxiang.     

Dia sedang berusaha memahami catatan Delapan Pedang yang ditulis oleh Kaisar Pedang, Xue Hongchen.     

Delapan Pedang Xue Hongchen dapat disederhanakan dengan delapan kata. "Angin, Hujan, Petir, Guntur, Bintang, Bulan, Awan, Cahaya." Walau hanya memahami makna luarnya, tapi itu sanggup menghancurkan bumi.     

Seorang pertapa dari Daratan Guanghan sedang menggunakan kuali raksasa – Senjata Saint Sepuluh Ribu Inskripsi – untuk menghalau serangan Zhang Ruochen.     

Pedang Kuno Abyss terbang dari tangannya, hingga membentur kuali dan menghempaskannya.     

Pertapa itu terkena pedang Chi. Akibatnya, semua jimat pertahanannya hancur menjadi debu.     

Pertapa itu pun merasa ketakutan.     

"Kenapa dia sangat kuat?"     

Saat terpikirkan tentang hal itu, Zhang Ruochen sudah kembali muncul di belakangnya, lantas menebaskan Pedang Kuno Abyss ke arahnya.     

Whoosh!     

Darah menyembur, dan potongan dagingnya berguguran di udara.     

Setelah membunuh pertapa tangguh dari Daratan Cloud, Zhang Ruochen melesat ke arah pertapa tangguh lainnya. Pergerakannya sangat cepat, hingga dia menahan lebih dari 10 pertapa dengan mudah.     

"Bintang dan Bulan!"     

"Naga Angin, Pedang Hujan!"     

…     

Zhang Ruochen masih berusaha melepaskan Delapan Pedang, dan masing-masing gerakannya dapat memanipulasi cuaca, hingga itu semakin meningkatkan penetrasi pedangnya.     

Dalam beberapa gerakan, dia berhasil membunuh tiga pertapa dari Daratan Cloud. Sebaliknya, para pertapa yang sedang mengepungnya benar-benar gagal menyentuh dirinya.     

Para pertapa itu merasa ketakutan, hingga mereka pun semakin sadar dengan kemampuan Zhang Ruochen. Jika mereka terus bertempur seperti ini, mereka pasti akan dimusnahkan.     

Bai Ran tidak pernah menyangka jika Zhang Ruochen akan begitu tangguh.     

Saat dia melihat medan pertempuran lain, dia menjadi semakin terkejut.     

17 pertapa tangguh dari Daratan Cloud – yang sedang mengepung lima pertapa dari Daratan Guanghan – rupanya hanya tersisa 12, karena lima lainnya telah meregang nyawa.     

Wanita berpakaian ungu adalah orang yang membunuh mereka semua. Tampaknya, pedang wanita itu jauh lebih mengerikan dibandingkan Zhang Ruochen.     

Apa Daratan Guanghan benar-benar dibuli?     

"Serangga Shiyin, Serangga Qiyin, ayo kita gunakan Pedang Saint Reflection untuk membunuh Zhang Ruochen."     

Bai Ran berhenti mencari peluang bagus. Kedua pertapa tangguh – yang tubuhnya transparan – mulai menyuntikkan Chi Suci masing-masing ke dalam Pedang Saint Reflection, hingga membuat inskripsi-inskripsinya menyala dan membentuk satu lingkaran Chi Suci.     

Whoosh!     

Setelah 20 ribu inskripsinya diaktifkan, lingkaran keduanya muncul.     

Second Yao memenuhi Dojo di Tebing Jingxiang, dan beberapa energinya memancar hingga ratusan mil jauhnya. Semua Biksu – yang sedang menyaksikan pertempuran itu – merasa takjub.     

"Mereka sedang mengaktifkan Second Yao. Menarik sekali pertempuran ini."     

"Tampaknya Zhang Ruochen memang sangat kuat. Bai Ran sampai harus dipaksa mengaktifkan senjatanya."     

Pada umumnya, hanya Saint King yang sanggup mengaktifkan Second Yao. Meski begitu, Saint King di level pertama - yang lebih lemah - juga belum tentu dapat melepaskan kekuatan semacam itu.     

Bahkan di kalangan pertapa yang masuk ke dalam Ranking Merit Biksu, hanya segelintir dari mereka yang sanggup melepaskan Second Yao sendirian. Sisanya, mereka masih memerlukan bantuan dari pertapa lain.     

Second Yao sanggup menghancurkan siapapun di bawah Alam Saint King.     

Zhang Ruochen merasakan energi berbahaya setelah dia menusuk jantung salah satu pertapa dari ras serangga tersebut.     

"Apa mereka pikir sanggup membunuhku dengan Second Yao?"     

Zhang Ruochen mengeluarkan batu ungu, lantas menyuntikkan Chi Suci dan membuat batunya semakin membesar. Pada akhirnya, batu itu berubah menjadi gunung dewa yang menjulang tinggi.     

Batu ungunya berasal dari bintang ungu di dekat black hole. Menurut Ling Xiu, seharusnya benda itu berkaitan dengan Dewa dari Ras Batu, hingga membuatnya semakin misterius.     

"Matilah kau, Zhang Ruochen!"     

Bai Run mengerahkan segenap upayanya, sambil menyabetkan Pedang Saint Reflection ke arah Zhang Ruochen, hingga meninggalkan sungai pedang Chi.     

Akan tetapi, ketika dia menyabetkan pedangnya, gunung batu dewa juga melesat ke arahnya.     

"Tidak..." teriak Bai Ran.     

Serangga Shiyin dan Serangga Qiyin juga sama-sama ketakutan. Seketika itu juga, mereka langsung berubah menjadi serangga dan berusaha melarikan diri.     

Boom!     

Gunung batunya bukan hanya berhasil menekan pedang tersebut, tapi juga menghempaskan Bai Ran ke tanah, hingga menghancurkan tubuhnya. Jiwa sucinya juga dihancurkan oleh energi misterius tersebut.     

Sementara itu, dua serangga yang lain juga tidak berhasil selamat. Cahaya saintly mereka semakin meredup, dikarenakan mereka sedang ditekan oleh gunung ungu, hingga akhirnya mereka juga meregang nyawa.     

Dia baru saja membunuh tiga pertapa tangguh dalam satu serangan.     

Para pertapa dari Daratan Cloud – yang masih hidup – mulai merasa ketakutan. Itu membuat mereka ingin mundur dari sana.     

Akan tetapi, bukannya melarikan diri, mereka malah menatap belukar Osmanthus, seakan sedang mengharapkan sesuatu.     

Boom!     

Energi emas menyeruak dari belukar tersebut, hingga membuat Zhang Ruochen terhuyung-huyung.     

"Sosok Saint King di Dojo Tebing Jingxiang."     

Zhang Ruochen merasa terkejut, tapi dia tidak takut.     

Apalagi, Dewa Pohon telah mengaktifkan Semua Menjadi Setara, hingga seorang Saint King akan berubah menjadi sosok setengah Saint King. Mereka hanya punya keunggulan dalam pemahaman Saintly Way, mantra suci, dan Prinsip Kebenaran.     

Tapi dalam kondisi seperti ini, mungkin Zhang Ruochen masih sanggup mengalahkan Saint King yang paling kuat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.