Kaisar Dewa

Bunuh Mereka Semua, Jangan Beri Ampun



Bunuh Mereka Semua, Jangan Beri Ampun

0Su Jing melihat halo besar yang membumbung di atas Dojo Tebing Jingxiang, hingga membuat ekspresinya berubah-ubah. Jika seseorag telah berada di levelnya, maka dia akan paham betapa sulitnya melatih Halo Kematian seperti itu.     
0

"Tidak, meski aku dihukum oleh Istana Dewa Kebenaran tapi aku masih harus menyelamatkan mereka."     

Mereka yang masuk ke dalam dojo membawa harapan bagi Daratan Guanghan. Oleh karena itu, dia tidak boleh membiarkan mereka mati di tempat tersebut.     

Saat Su Jing hendak masuk ke dalam dojo, tiba-tiba halo raksasanya hancur. Setelah itu, terdengar suara teriakan memilukan. "Ruh pedang... ternyata kau telah menguasai ruh pedang..."     

Di dalam dojo.     

King Yi menggenggam kepalanya dengan dua tangan dan sedang menahan sakit. Dia sama sekali tidak bisa mengendalikan energinya. Alhasil, Halo Kematiannya hancur, bahkan sebelum teknik itu sempat terbentuk sempurna.     

Ketika itu, Ling Feiyu menggunakan ruh pedangnya untuk menyerang jiwa suci King Yi, dan melukainya dengan sangat parah.     

Apabila jiwa sucinya terluka, maka itu akan beresiko besar. Resiko yang paling ringan akan membuatnya lumpuh, sedangkan resiko yang paling parah akan menghancurkan mentalnya.     

King Yi berteriak memilukan, sementara kaki emas tumbuh di tubuhnya. Sebagian kulitnya berubah menjadi tempurung keras. Beberapa saat kemudian, dia berubah menjadi sosok setengah manusia dan setengah serangga yang aneh.     

Yang jelas, setelah jiwa sucinya terluka, maka dia tidak bisa lagi mengendalikan bentuk fisiknya.     

Kultivator dari Ras Serangga bergegas ke sisinya. "King Yi, ada apa?"     

"Mu... mundur... pergi..."     

King Yi sudah tidak sanggup lagi menahan mereka, hingga dia mulai melepaskan sayap emasnya dan pergi meninggalkan dojo.     

Selama dia melarikan diri, maka Zhang Ruochen dan Ling Feiyu akan memilih untuk mempelajari Prinsip Kebenaran di Istana Dewa Kebenaran. Mereka tidak akan membunuhnya.     

Namun, Zhang Ruochen dan Ling Feiyu paham jika King Yi adalah musuh yang tangguh. Bagaimana mungkin mereka akan melepaskannya begitu saja? Jadi, mereka mulai menggunakan teknik bergerak dan mengejarnya.     

Para kultivator di luar dojo sama-sama terkejut. Mereka tidak tahu dengan apa yang terjadi.     

Halo Kematian baru saja muncul. Tapi kenapa tiba-tiba hancur?     

"Lihat, ada yang keluar dari dojo. Siapa itu?" seorang Biksu Kekuatan Batin – yang telah mengaktifkan Mata Langit-nya – tiba-tiba berteriak, sambil menuding tangga yang mengarah ke dojo.     

Setelah itu, ada banyak pasang mata yang tertuju ke arah itu.     

Sosok setengah manusia setengah serangga baru saja keluar dari balik cahaya dewa pohon Osmanthus.     

"Itu adalah King Yi dari Ras Serangga Bersayap-emas."     

"Dia benar-benar King Yi. Dia memiliki darah kerajaan dan sering datang kemari untuk berkultivasi. Dia adalah salah satu pertapa elit dari Daratan Cloud dan punya potensi untuk menjadi Supreme Saint."     

"King Yi tidak lebih lemah dari Bai Ran di Alam setengah Saint King."     

"Dia sudah berada di Alam Saint King selama 60 tahun. Dengan fisik dan talentanya, seharusnya dia bisa mencapai level yang lebih tinggi."     

Para kultivator di luar dojo cukup familier dengan Daratan Cloud dan mulai mendiskusikan latar belakang King Yi.     

Tapi setelah cahaya dewa di luar dojo meredup, akhirnya mereka melihat King Yi berdarah dan... melarikan diri dengan segenap upayanya, seolah sedang dikejar oleh musuh bebuyutan.     

"Aku tidak salah lihat, kan? King Yi sedang terluka parah!"     

"Keenam kultivator dari Daratan Guanghan mampu menekan King Yi hingga sampai seperti ini? Bagaimana mungkin? King Yi kuat sekali..."     

Mereka tak percaya dengan peristiwa tersebut. Sebab, hasil pertempuran itu benar-benar berada di luar prediksi mereka.     

"Apa mungkin itu adalah ulah Zhang Ruochen?" pertanyaan itu muncul di kepala mereka masing-masing.     

Su Jing pun berhenti, sambil merasa sedikit tersentak, tapi dia cepat-cepat tersenyum. Bahkan King Yi sampai terluka parah dan melarikan diri. Tampaknya, Daratan Guanghan berhasil memenangkan pertempuran tersebut.     

Ketika King Yi nyaris keluar dari Dojo di Tebing Jingxiang, saat itu terdengar auman kencang di belakangnya.     

"Kau ingin pergi kemana?"     

Zhang Ruochen menggunakan Pergerakan Ruang dan kembali muncul di hadapan King Yi. Dia melayangkan batu ungunya dan membuat lawannya berdarah. Tubuh raksasanya pun terhempas ke belakang.     

Ling Feiyu menyusul dari belakang. Dia menggunakan Ilmu Pedang Xuangang dan mengubahnya menjadi pedang pelangi, lantas menusuk tubuh King Yi.     

Thud.     

Tubuhnya tersungkur keras di tanah, hingga dia tidak sanggup berdiri. "Zhang Ruochen!" teriaknya. "Aku adalah cucu pertama Supreme Saint Golden-winged. Jika kau berani membunuhku, maka kakekku akan membalaskan dendam dan menghancurkanmu hingga berkeping-keping."     

Demi mencegah King Yi agar tidak bunuh diri dan membunuh mereka semua, maka Zhang Ruochen pun bereaksi cepat. Dia melepaskan celah ruang dan membunuh King Yi.     

Para kultivator yang berada di luar dojo melihat peristiwa tersebut, dan mereka semua sontak mematung. Mereka sedang merasa tercengang.     

Zhang Ruochen baru saja membunuh Saint King di level empat. Selain itu, dia adalah cucunya Supreme Saint tangguh.     

Puluhan pertapa dari Daratan Cloud – yang masih selamat – baru saja keluar dari dojo dan melihat Zhang Ruochen membunuh King Yi. Wajah mereka sontak berubah pucat. Bahkan mereka juga tidak berani bergerak.     

Zhang Ruochen telah menenggak Dragon Spirit Mad Oxen Wine, hingga membuat intensitas membunuhnya semakin kental. Dia mengamati para pertapa itu dan berteriak, "Siapapun yang telah masuk ke Dojo di Tebing Jingxiang akan dibunuh. Mereka semua tidak boleh lolos!"     

"Brengsek, Zhang Ruochen benar-benar telah menjadi gila. Dia tidak akan pernah melepaskan kita semua. Ayo, mari kita lawan mereka sampai titik darah penghabisan!"     

Pria botak dari Ras Serangga berteriak dan mulai menggunakan teknik terlarang. Darah Saintly-nya terbakar, hingga kekuatannya meningkat pesat.     

Para kultivator dari Daratan Cloud sedang menggunakan teknik terlarang untuk membakar darah masing-masing dan meningkatkan kekuatannya.     

"Zhang Ruochen, kau telah memaksa kami untuk mengambil jalan ini. Jadi, kau harus siap menanggung konsekuensinya."     

"Kau tidak memberi kami kesempatan untuk bertahan hidup. Oleh karena itu, sebaiknya kita mati bersama-sama."     

Beberapa kultivator dari Daratan Cloud sedang berusaha mencari peluang untuk meledakkan Holy Source-nya masing-masing. Mereka ingin mati bersama Zhang Ruochen dan menyingkirkan musuh terbesar Daratan Cloud.     

Puluhan pertapa itu melesat maju dengan beringas.     

Zhang Ruochen berdiri di bawah tangga. Bukannya bergerak mundur, dia malah mengeluarkan Tiangang Purple Fire Rune dan mengaktifkan inskripsinya. Lalu, dia melemparkan runenya.     

Di waktu yang sama, dia menggunakan gunung dewa sebagai tamengnya.     

Boom!     

Gelombang energi menyapu separuh dojo di Tebing Jingxiang. Kobaran api memenuhi ruang di sekitarnya, hingga melelehkan tanah dan bangunan di banyak tempat.     

Saat Zhang Ruochen memindahkan gunung ungunya, para kultivator dari Daratan Cloud telah berguguran di tanah dengan kondisi yang berantakan. Tubuh mereka meletup-letup seperti bunga-bunga api unggun.     

"Sayang sekali," kata Zhang Ruochen. "Aku kembali menggunakan rune itu."     

Beberapa kultivator berkumpul di luar dojo. Sebelum-sebelumnya, mereka sedang berdiskusi hangat, tapi sekarang, mereka mulai terdiam.     

Hanya terdengar suara hembusan angin di kerumunan tersebut.     

Mungkin mereka sedang menahan nafas masing-masing. Beberapa saat kemudian, semua orang mulai menghembuskan nafasnya.     

"Terlalu jahat, terlalu ekstrim, terlalu banyak darah."     

Pemuda dengan tanda demonic di dahinya sontak berteriak, "Siapa bilang Zhang Ruochen tidak layak berada di peringkat pertama? Kau hampir saja membuatku terbunuh! Untungnya, King Yi dan para kultivator dari Daratan Cloud telah menguji kemampuannya lebih dulu. Jika tidak, mungkin aku akan bertindak bodoh dan menantangnya. Dengan taktik jahat semacam itu, maka aku pasti akan mati!"     

Bukan cuma pemuda itu yang ingin menantang Zhang Ruochen sebelumnya.     

Tapi setelah melihat keberanian, kekejaman, dan kegilaannya Zhang Ruochen, memang siapa yang masih berani menantangnya? Tidak perlu dipertanyakan lagi, pria itu seperti iblis yang kejam.     

"Aku pernah melihat refleksi pertempuran Zhang Ruochen di Daratan Zuling," kata kultivator lain. "Dia pernah membunuh banyak Luosha sendirian, hingga mereka harus melarikan diri seperti anjing. Dan kalian masih berani mengusiknya? Apa kau sudah bosan hidup?"     

Sekitar 120 mil jauhnya dari Tebing Jingxian, di sana ada seorang pria dan wanita. Mereka mengenakan jubah berwarna biru. Kata "benar" tertulis di kerahnya.     

Selain itu, gambar bangau juga dibordir di lengan tangannya.     

Dengan jubah biru dan bordiran bangau, artinya mereka adalah murid-murid Istana Dewa Kebenaran. Mereka memiliki latar belakang yang kuat, dan biasa berpatroli di Wilayah Truth Heavenly. Karena mereka kuat, maka mereka tidak bisa dibandingkan dengan murid kelas pertama, kedua, maupun ketiga.     

Sang pria masih terlihat muda, sekitar 20 tahunan. "Sesaat setelah tiba di Wilayah Truth Heavenly, Zhang Ruochen langsung menumpahkan darah. Kurasa dia ingin membangun reputasi dan menakuti semua orang."     

"Sudah kuduga."     

Sang wanita sedang mengenakan penutup kepala dan tubuhnya memancarkan aura suci. Dia terlihat misterius, bagaikan bulan di balik awan, atau bunga di dalam cermin.     

Setelah mengambil jeda sejenak, dia berkata, "Mungkin ini baru permulaan."     

Sang pria mengangguk. "Daratan Guanghan telah dibuli selama lebih dari 100 ribu tahun. Dendam kebencian mereka telah menumpuk seperti air di lautan. Mereka harus melepaskannya. Sedangkan kemunculan Zhang Ruochen, sang Keturunan Ruang dan Waktu, kurasa dia akan memicu badai di Wilayah Truth Heavenly."     

"Apa kata Master Dewa?"     

Suara wanita itu terdengar lembut seperti aliran air.     

"Master Dewa bilang," kata pria itu, "Kalau ini adalah perpanjangan konflik sejak 100 ribu tahun silam. Istana Dewa Kebenaran tidak akan pernah ikut campur dalam urusan mereka. Selama situasinya masih terkendali, dan mereka tidak melanggar aturan, maka kita hanya akan menonton dari samping."     

"Lawannya Shang Ziyan. Apa Zhang Ruochen sanggup mengalahkannya?" wanita itu bertanya tanpa emosi apapun.     

Setelah mengambil jeda sejenak, pria itu terkekeh. "Bukankah Shang Ziyan sempat dikalahkan beberapa hari yang lalu? Lagipula, Zhang Ruochen adalah pewaris Biksu Suci Xumi. Dia sanggup mengendalikan ruang dan waktu. Mungkin dia bisa memotong jalan di kegelapan.     

"Selain itu, musuh-musuh Zhang Ruochen bukan cuma berasal dari Dunia Langit. Aku baru saja membaca catatan sejarah dari masa 100 ribu tahun silam dan menganalisisnya. Pewaris Taoist mungkin akan berkomunikasi dengannya. Garis keturunan Buddha juga bisa mendapatkan manfaat dari Biksu Suci Xumi. Sebaliknya, Istana Dewa Waktu dan Istana Dewa Ruang, mereka sulit diprediksi."     

"Saat gelombang besar itu terjadi, maka di sana akan dipenuhi oleh gunungan mayat dan lautan darah," kata wanita itu. "Ketika api kebencian telah menyala, hanya darah yang dapat membasuhnya."     

Angin berhembus.     

Pria dan wanita itu memudar, lantas menghilang di balik hutan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.