Kaisar Dewa

Pulau Kongling



Pulau Kongling

3Memahami prinsip kebenaran di lukisan pertama berarti masuk ke ranah yang berbeda. Yang jelas, itu akan meningkatkan kultivasi Zhang Ruochen.      2

Prinsip kedua, ketiga...     

Hanya dalam kurun waktu 7 hari, dia telah menemukan sembilan prinsip di lukisan pertama.     

Dia sedang duduk bersila dan berusaha memahami Prinsip Kebenaran. Sesuai dugaan, Zhang Ruochen berhasil memahami beberapa di antaranya.     

"Pukulan Naga dan Gajah Prajna." Zhang Ruochen bangkit dan melancarkan salah satu teknik pukulan. Dia menambahkan Prinsip Kebenaran demi menguji kekuatan teknik pukulannya.     

Jejak-jejak pukulan muncul di sekitarnya, seolah berubah menjadi tangan seribu Buddha.     

Boom.     

Pukulannya membentur dinding.     

Dindingnya ambles dan bergetar seperti gelombang, seakan dindingnya berusaha mengurai pukulan Zhang Ruochen. Beberapa saat kemudian, dindingnya kembali normal seperti semula.     

Demonic Sound terbangun akibat gelombang energi pukulan tersebut, hingga dia cepat-cepat bertanya, "Master, apa Anda telah berhasil memahami lukisan pertama?"     

"Tampaknya aku telah menguasainya."     

Zhang Ruochen berdiri di bawah dinding dan mengamati tangannya. Pukulan sebelumnya telah meningkat dua kali lipat.     

Sebelum-sebelumnya, saat dia sedang berhadapan dengan Wang Xu, Zhang Ruochen harus meminum Dragon Spirit Mad Oxen Wine untuk meningkatkan fisiknya. Setelah memahami Prinsip Kebenaran, maka dia bisa meningkatkan kekuatannya tanpa perlu meminum wine.     

Zhang Ruochen telah menambal sisi lemahnya.     

Demonic Sound masih belum percaya dengannya. Cepat sekali! Ini baru tujuh hari. Bahkan, wanita itu belum berhasil memahami satu prinsip pun.     

Sebenarnya, Zhang Ruochen dapat memahaminya dengan sangat cepat, karena sebelumnya dia pernah berhadapan dengan Prinsip Kebenaran.     

Selanjutnya.     

Zhang Ruochen duduk di depan lukisan kedua dan mulai memfokuskan tatapan matanya.     

Terdapat dua titik-titik kecil di lukisannya. Saat Zhang Ruochen menyuntikkan Kekuatan Batin-nya, kedua titiknya mulai berenang bagaikan dua ekor ikan. Hampir mustahil untuk mengamati keduanya dengan seksama.     

Zhang Ruochen ingin mempelajari salah satunya, tapi semua itu sia-sia.     

Saat dia sedang berusaha memahami satu titik, maka titik yang lain akan turut bergabung dan mengganggunya. Sehingga, dia sama sekali tidak bisa fokus.     

Waktu berlalu, dan dia masih terus mempelajarinya seperti itu. Tiga hari berlalu dengan cepat.     

"Apa mungkin, aku belum menggunakan metode yang tepat? Kalau begitu, bagaimana aku bisa mempelajarinya?"     

Zhang Ruochen tidak ingin menyia-nyiakan waktunya. Dia ingin segera kembali ke Dojo di Tebing Jingxiang dan mempelajari lukisan peninggalan Dewa Pohon. Dia akan kembali lagi ke lukisan yang kedua setelah menemukan metode yang tepat.     

"Apa kalian berdua berhasil?" Zhang Ruochen bertanya pada Demonic Sound dan jiwa pedang.     

Demonic Sound tampak agak kecewa dengan dirinya sendiri. Dia menggelengkan kepalanya. "Itu sangat sulit. Tampaknya saya lebih mahir menyerap prinsip Saintly Way milik orang lain."     

"Aku berhasil memahami empat Prinsip Kebenaran," kata jiwa pedang.     

Zhang Ruochen merasa agak terkejut. Bagaimanapun juga, apabila jiwa pedangnya berhasil memahami empat prinsip, maka dia pasti bisa memahami semuanya. Itu hanya perkara waktu.     

Tapi sesaat setelahnya, Zhang Ruochen tidak lagi merasa aneh.     

Apalagi, Pedang Kuno Abyss terbuat dari besi dewa. Bagaimana mungkin jiwa pedangnya sama seperti jiwa pedang biasa? Oleh karena itu, normal saja bila dia punya kecerdasan yang tinggi.     

"Kau perlu berapa lama untuk memahami semua prinsipnya?" tanya Zhang Ruochen.     

"Paling lama tiga hari," balasnya.     

"Baiklah, aku akan memberimu waktu tiga hari," kata Zhang Ruochen.     

Dalam tiga hari ke depan, Zhang Ruochen tidak lagi mempelajari lukisan kedua. Sebaliknya, dia mengeluarkan prinsip senjata kaisar dan mempelajari ilmu pukulan.     

Di dalam ruangan itu bukan cuma dipenuhi dengan Prinsip Kebenaran, tapi juga banyak prinsip Sainly Way lainnya.     

Di tempat ini, dia lebih cepat memahami Ilmu Pukulan dibandingkan di tempat lain. Sekarang, dia punya 12 prinsip pukulan di dalam tubuhnya.     

"Lingkungan kultivasi ini sangat menakjubkan. Tapi, alangkah lebih baik jika aku bisa tinggal di Istana Dewa Kebenaran selamanya. Dengan demikian, maka aku pasti akan berkembang pesat dan segera menembus Alam Saint King."     

Bahkan Zhang Ruochen tertarik untuk bergabung dengan Istana Dewa Kebenaran.     

Apalagi, jika dia menjadi murid Istana Dewa Kebenaran, maka dia bisa berkultivasi di dalam istana dewa. Dia akan mendapatkannya banyak manfaat.     

Tentu saja, dalam hal ini, selalu ada pro dan kontra yang menyertainya.     

Jika dia menjadi murid di istana, maka dia pasti akan menghadapi banyak tekanan. Dia harus bekerja untuk istana dan tidak bisa hidup bebas seperti sekarang.     

Selain itu, Zhang Ruochen punya banyak masalah. Walau dia ingin menjadi murid di Istana Dewa Kebenaran, tapi mungkin mereka tidak akan menerimanya.     

Jiwa Pedang Kuno Abyss telah memahami lukisan pertama. Setelah itu, dia kembali menyimpan Demonic Sound dan jiwa pedangnya. Lantas, mereka keluar dari ruangan tersebut.     

"Aku telah berjanji pada Mu Lingxi dan yang lainnya untuk berkultivasi selama 10 hari," pikir Zhang Ruochen. "Tapi, 13 hari telah berlalu. Aku penasaran, di mana mereka menungguku."     

Banyak kultivator dari Daratan Cloud yang sedang menunggu di luar Dojo Tebing Jingxiang. Tanpa Space Transfer Formation, maka mereka tidak akan bisa kembali ke dojo.     

Oleh karena itu, Zhang Ruochen mengira jika teman-temannya sedang menunggunya di Istana Dewa Kebenaran.     

Sesaat setelah dia keluar dari ruang kultivasi, Zhang Ruochen melihat murid kelas dua sedang berdiri di luar. Tampaknya dia sedang menanti seseorang.     

Murid kelas dua itu adalah seorang Biksu mutlak. Setelah melihat Zhang Ruochen keluar, dia pun tersenyum. "Saya Feng Yezi, murid kelas dua Istana Dewa Kebenaran. Saya sedang menunggu Pangeran Mahkota Ruochen atas perintah master."     

Pangeran Mahkota Ruochen.     

Zhang Ruochen merasa tertarik dengan nama tersebut.     

Hal itu membuktikan bahwa orang lain diam-diam telah mencari tahu mengenai latar belakangnya. Mereka tahu jika dia adalah Pangeran Mahkota Pusat Kekaisaran Suci.     

"Siapa mastermu?" tanyanya.     

"Feng Yan," kata Feng Yezi.     

Zhang Ruochen tidak terkejut. "Apa kau melihat para kultivator dari Daratan Guanghan?"     

"Master telah mengundang mereka untuk mengunjungi Pulau Kongling sejak tiga hari silam," kata Feng Yezi.     

Zhang Ruochen tidak tahu apakah mereka teman atau bukan, hingga dia pun bersikap waspada. "Di mana Pulau Kongling?"     

"Pangeran Mahkota Ruochen, tolong ikut saya."     

Feng Yezi tersenyum dan berjalan menuruni tangga.     

Tidak ada pilihan lain. Mu Lingxi dan yang lainnya telah pergi ke Pulau Kongling. Walau itu sebuah perangkap, Zhang Ruochen masih harus ke sana.     

Akan tetapi, dia percaya jika murid Istana Dewa Kebenaran tidak akan menyerangnya di Wilayah Truth Heavenly. Sebab, apabila berita itu tersebar luas, maka itu akan menurunkan reputasi Istana Dewa Kebenaran.     

Pulau Kongjing tidaklah terlalu jauh dari istana. Itu adalah pulau yang melayang-layang di udara.     

Jika seseorang berdiri di atas pulau dan menatap Istana Dewa Kebenaran, maka istananya akan terlihat sangat dekat.     

"Dalam radius 10 ribu mil persegi di sekitar Istana Dewa Kebenaran, ternyata prinsip Saintly Way begitu aktif," pikir Zhang Ruochen. "Karena ada pulau yang melayang di tempat ini, maka Feng Yan pasti bukan orang biasa. Aku harus mencari tahu tentangnya setelah kembali dari sini."     

Paviliun megah berdiri di tengah pulau. Pagoda dan menara-menara tersebar di sekitarnya. Banyak tumbuhan dan obat dewa yang ditanam di sana.     

Selain itu, ada banyak pelayan berbaju putih yang sedang mengurus taman. Mereka tampak muda, bersih, dan cantik. Mereka adalah para Biksu.     

Walau mereka adalah pelayan, tapi mereka bukan sosok rata-rata. Jika ini adalah Daratan Kunlun, maka hanya para Saintess yang setara dengan mereka.     

Dari kejauhan, Zhang Ruochen bisa mendengar suara pertempuran. Sambil merasa gugup, dia pun mulai mempercepat langkah kakinya.     

Terdapat lapangan bela diri di sisi timur paviliun.     

Sekarang ini, ada dua figur yang sedang berduel di sana. Salah satunya adalah Feng Yan.     

Dia sedang berdiri di tengah lapangan bela diri, dengan pancaran energi yang seperti ombak. Tubuhnya bagaikan gunung yang berdiri di lautan. Seagresif apapun serangan lawannya, tapi semua serangan itu tidak sanggup melukainya.     

"Extreme Yin Nether Ice memang begitu kuat, tapi Nona Lingxi, kekuatanmu masih belum sepenuhnya terkumpul. Sehingga, kau masih belum menjadi ancaman bagiku. Tapi, jika kau memahami Prinsip Kebenaran, maka kau akan menjadi lebih kuat.     

"Bulu Ice and Fire Phoenix memang kuat, tapi kau masih belum menguasai Phoenix Dance Nine Skies. Bulu aslinya dapat melepaskan kekuatan terbesarnya setelah kau menguasai Phoenix Dance Nine Skies."     

…     

Selama berduel, Feng Yan memberikan nasihat kepada Mu Lingxi, sambil menunjukkan di mana letak kelemahannya dan cara untuk menambalnya.     

Zhang Ruochen berdiri di samping lapangan bela diri, sambil mengamati mereka berdua, yang sedang berduel dan bicara.     

Entah kenapa, percakapan normal mengenai Saintly Way seolah membuat perasaannya rumit.     

Perasaan ini agak aneh.     

Zhang Ruochen bukan orang yang berpikiran sempit, tapi dia merasa tidak nyaman saat melihat sosok pemuda lain sedang mengajari Mu Lingxi untuk berkultivasi.     

"Apa karena aku terlalu peduli dengannya? Atau, karena aku telah kehilangan banyak hal, dan benar-benar tidak ingin kehilangannya lagi?"     

Zhang Ruochen menutup matanya, sambil berusaha menyingkirkan perasaan aneh tersebut. Seharusnya dia bisa mengendalikan emosinya.     

Karena sedang banyak pikiran, dia tidak sadar jika Mu Lingxi sudah berjalan mendekatinya. Terdengar suara tawa renyah di telinganya. "Zhang Ruochen, apa yang kau pikirkan? Kenapa kau selalu mempelajari Saintly Way dimanapun kau berada?"     

Zhang Ruochen kembali membuka matanya dan menatap wajah cantik itu. Senyumannya begitu cantik. Bagaikan bintang di angkasa, gadis ini telah menerangi kegelapan dan malam-malam sepi.     

"Xingling."     

Tanpa disadari, dia menyebut namanya, dengan sorot mata yang kebingungan. Setelah itu, karena terkejut dengan kehadirannya, maka dia membuka tangannya dan memeluknya erat-erat.     

Erat sekali.     

Mu Lingxi merasa terkejut. Bagaikan disambar petir, ekspresinya sontak kebingungan.     

Sudah lama sekali Zhang Ruochen tidak menyebutnya sebagai "Xingling".     

Dan... Zhang Ruochen memang mengambil inisiatif untuk memeluknya. Ini benar-benar tak terduga!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.