Kaisar Dewa

Kuali Tangguh



Kuali Tangguh

3Setelah masuk ke ruang hampa, Zhang Ruochen menggunakan Kitab Misteri Ruang dan Waktu untuk melepaskan wilayah ruang, dan melindungi dirinya sendiri dari energi destruktif di sekitarnya.     1

Setelah mengaktifkan Mata Langit, maka dia bisa melihat pulau besar yang melayang-layang di kejauhan.     

Pulaunya berwarna kuning kemerahan, dengan kabut darah tebal yang melingkupinya. Pulaunya memiliki gunung dan sungai, tapi yang mengalir di sana bukanlah air, melainkan darah. Baik sungai, danau dan lautannya berisi darah.     

"Apa ini adalah Infernal Asuran Icon, senjata yang sempat disebutkan oleh Blackheart Demonlord sebelumnya? Setelah scrollnya dibuka, maka itu akan menjadi dunia tersendiri."     

Berdasarkan pada kultivasi Zhang Ruochen sekarang ini, maka dia hanya bisa merasakan riak-riak energi dewa yang memancar dari pulau tersebut. Samar-samar, terdapat banyak inskripsi yang mengalir di sekitarnya.     

Bulan perak sedang melayang di langit Pulau Asuran. Apabila diamati dengan mata telanjang, maka ukurannya mencapai ribuan mil. Sementara itu, Dewi Bulan sedang berdiri di tengahnya.     

Tidak lama kemudian, segumpal kabut darah - yang bentuknya seperti belenggu - membumbung naik dari pulau tersebut. Lantas, belenggunya mulai melilit bulan tersebut - yang melepaskan riak-riak energi di angkasa - sebagaimana dia sedang menyerang Dewi Bulan.     

Walau Zhang Ruochen sedang berada di jarak ribuan mil jauhnya, tapi energi dewa itu masih membuatnya terpental.     

Kemudian, dia mengeluarkan Kuali Rusa Kaiyuan, sambil mencari cara untuk menyerahkannya Dewi Bulan.     

Boom!     

Tiba-tiba, ruangan dalam radius ribuan mil di sekitar Zhang Ruochen bergemuruh, sebagaimana api merah menyeruak dari ruang hampa.     

"Dewi Bulan! Pria tua itu pasti datang untuk membunuhku."     

Ekspresi Zhang Ruochen mendadak berubah. Sambil melompat di atas Kuali Rusa Kaiyuan, maka dia mulai menggerakkannya menuju Pulau Asuran.     

"Kau ingin pergi kemana? Bahkan Dewi Bulan tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Apa kau pikir dia masih bisa menyelamatkanmu?" Yanshen berteriak dari tengah api.     

Padahal suaranya terdengar biasa-biasa saja, tapi gelombang energinya sempat mengguncang Zhang Ruochen. Bukan cuma fisiknya saja yang terluka, tapi jiwa suci dan Chi Suci-nya juga habis.     

Pelindung ruangnya - yang dibentuk melalui Kitab Misteri Ruang dan Waktu - tidak mampu menahan gelombang energi tersebut. Begitu pula dengan kekuatan Dewi Bulan.     

Suara dewa bisa membunuh kultivator di alam manapun.     

Sebelumnya, Zhang Ruochen sempat mengalahkan bayangan iblis dan kembaran dewa, namun itu bisa terjadi karena Chi Yao sedang menghadapi Blackheart Demonlord secara langsung. Oleh karena itu, Blackheart Demonlord tidak bisa membagi-bagi kekuatannya. Selain itu, karena itu adalah bayangan iblis dan kembaran dewa, maka kekuatannya sangat terbatas.     

Tepat ketika Zhang Ruochen hampir kehabisan energi, saat itu dia melihat cahaya hijau yang memancar dari Kuali Rusa Kaiyuan. Setelah itu, beberapa karakter emas mulai bermunculan di atas kualinya. Karakter-karakternya bersinar terang.     

Mata Dewa Api terpaku ke arah kuali tersebut. Ketika itu, dia meliha tangan cantik raksasa yang muncul dari kualinya. Kemudian, dia merentangkan tangannya ke arah bulan, yang memanjang hingga ribuan mil jauhnya.     

Dewa Api tidak tahu kenapa hal itu bisa terjadi, tapi tiba-tiba dia mendadak ketakutan.     

"Merits Unbounded!"     

Dewa Api melancarkan serangan dan mengaktifkan kekuatan Merit. Ketika itu, tangannya berubah menjadi awan lima warna. Dia mengejar Kuali Rusa Kaiyuan dan ingin mencurinya dari Dewi Bulan.     

Tanpa Bloodlord Erjia dan Infernal Asuran Icon yang menekan Dewi Bulan, maka Dewa Api tidak terlalu percaya diri saat menghadapinya, walau dia sudah mengaktifkan Kekuatan Merit.     

Namun, kini segalanya sudah berbeda. Dewa Api merasa lebih percaya diri, karena dia bermaksud untuk mencuri kuali tersebut.     

Dengan bantuan Kekuatan Merit, maka kekuatan Dewa Api dapat meningkat beberapa kali lipat. Sekarang ini, bahkan dia lebih unggul dan mampu mendorong Dewi Bulan.     

"Kekuatan Merit tidak boleh diaktifkan seenaknya. Menurut aturan di Istana Dewa Merit, Supreme Saint dan Dewa hanya boleh mengaktifkan kekuatan itu saat berperang melawan Dunia Neraka. Kau sudah melanggar aturan Istana Dewa Merit dan Dunia Langit, Dewa Api," kata Dewi Bulan.     

"Apa kau ingin mengancamku dengan menggunakan aturan-aturan itu, di saat kau tidak mampu menandingiku?" cibir Dewa Api.     

"Kau terlalu percaya diri! Aku hanya ingin menegaskan bahwa Kekuatan Merit adalah milik Dunia Langit. Itu bukan kekuatan pribadimu. Karena kau sudah menggunakan sesuatu yang bukan milikmu, maka kau memang pantas untuk dihukum."     

Boom!     

Bulan yang melayang-layang di langit Pulau Asuran tiba-tiba terbelah, bagaikan supernova.     

Dewa Api mengira bila Bloodlord Erjia sudah mengalahkan Dewi Bulan, hingga dia memperlihatkan senyuman kemenangan. Tapi setelah itu, senyuman di wajahnya mendadak beku.     

Pilar cahaya putih menyeruak dari bulan perak dan mulai bergerak ke arahnya.     

Itu adalah Peti Kristal Sun-moon.     

"Ini buruk!"     

Mata Dewa Api berubah menjadi serius, sebagaimana dia mulai mengangkat tangannya dan melepaskan Kekuatan Merit, yang sebesar bintang dan memancarkan cahaya lima warna. Gelombang energinya hampir mampu mengimbangi kekuatan Dewi Bulan. Namun, dia tidak menyangka bila Peti Kristal Sun-moon dapat meredam serangannya dengan mudah.     

"Bagaimana mungkin? Kenapa kau bisa mengalahkan Kekuatan Merit-ku dalam satu kedipan mata?" wajahnya benar-benar tak percaya.     

Setelah itu, terdengar suara Dewi Bulan di telinga Dewa Api. "Bagi seorang dewa, maka kultivasi dewa hanyalah bekal dasar. Tapi, Kebenaran Misterius akan membuatmu berdiri di puncak semesta."     

Setelah berkata demikian, maka cahaya terang muncul di depan Dewa Api, dan merobek seperempat bagian tubuhnya. Baik kaki dan tangan kirinya sama-sama terbelah oleh serangan Dewi Bulan.     

Dewa Api pun terhempas ke udara. Lagi-lagi, tubuhnya nyaris hancur.     

Kemudian, Dewi Bulan terlihat sudah berada di dekat Kuali Rusa Kaiyuan. Gaun putihnya berkibar di udara, sedangkan tubuh rampingnya terlihat seperti batang pohon willow.     

Namun, batang pohon willow ini nyaris kembali menghancurkan Dewa Api.     

Zhang Ruochen sedang bersimbah darah, hingga Dewi Bulan memasukkannya ke dalam Peri Kristal Sun-moon. Ketika dia menoleh ke belakang, dia menemukan bahwa Dewa Api ingin melarikan diri.     

"Padahal kau sudah berada di sini, kenapa kau masih ingin melarikan diri?"     

Karena dia sudah membawa Kuali Rusa Kaiyuan, maka kualinya mulai berputar dan melepaskan karakter-karakter emas. Setelah itu, kualinya berubah menjadi garis-garis emas, yang bergerak menuju kegelapan. Lambat laun, garis-garis emasnya mengenai tubuh Dewa Api.     

Karakter-karakter emas itu seakan mengandung kekuatan yang mengerikan, karena dapat membuat Dewa Api tak berkutik.     

"Ini… ini adalah…"     

Pada akhirnya, Dewa Api sadar dengan Kuali Rusa Kaiyuan.     

Pada mulanya, dia sangat percaya diri, dan cukup yakin bila dia bisa melarikan diri dari Dewi Bulan, walau dia bukan tandingan wanita tersebut.     

Namun, pada saat ini, sorot matanya terlihat ketakutan.     

Sebab, dia sadar jika kuali di tangan Dewi Bulan dapat membunuh para dewa.     

Tapi, ada satu hal yang masih membuatnya kebingungan. Kenapa kuali semacam itu bisa jatuh ke tangan Saint King?     

Dewa Api berusaha memperingatkan Bloodlord Erjia, tapi karakter-karakter emasnya membuatnya tak berkutik. Dewa Api pun tak bisa bersuara, bahkan juga menggunakan Kekuatan Batin dan kehendak dewa.     

Ketika itu, Dewi Bulan melihat Pulau Asuran di kejauhan dan mengacuhkan Dewa Api untuk sementara waktu. Di waktu yang sama, pulaunya tiba-tiba membumbung naik dan mulai menerjang Dewi Bulan.     

Rambut hitam panjangnya diterpa angin. Matanya berbinar seperti bintang. Di tengah tangannya, Kuali Rusa Kaiyuan terbang secara perlahan. Sembari berputar, lama kelamaan kualinya pun menjadi semakin besar. Beberapa saat kemudian, Dewi Bulan terlihat seperti butiran debu di depan kuali tersebut.     

Boom!     

Kuali Rusa Kaiyuan dan Pulau Asuran sama-sama berbenturan di satu titik, hingga mengguncang ruang hampa di sekitarnya.     

Benturan itu sampai berdampak pada dunia-dunia di sekitarnya, hingga menimbulkan retakan ruang berukuran besar di Dunia Shatuo selebar jutaan mil persegi.     

Jika pertempuran ini masih tetap berlanjut, maka Dunia Shatuo mungkin akan menjadi wilayah tandus.     

Untungnya, Kuali Rusa Kaiyuan sudah lebih dulu meredam Pulau Asuran, dan membuatnya terguncang hebat.     

Bloodlord Erjia dan Infernal Asuran Icon terjatuh dari Pulau Asuran, tapi Dewi Bulan buru-buru menangkap scrollnya.     

Setelah itu, dia melemparkan karakter-karakter emasnya ke arah Bloodlord Erjia.     

"Tidak! Hari ini, aku akan memecahkan mitos mengenai sosok Dewi Bulan yang tak tertandingi!"     

Bloodlord Erjia berusaha untuk menangkalnya. Dia mengaktifkan kekuatan dewa di tubuhnya dan berusaha menangkis karakter-karakter emas tersebut. Namun, retakan-retakan kembali muncul di tubuh dewanya.     

Dewi Bulan menatap Bloodlord Erjia dengan ekspresi jijik. Lantas, Dewi Bulan memasukkan Bloodlord Erjia dan Dewa Api ke dalam Kuali Rusa Kaiyuan.     

Kemudian, dia melompat dari ruang hampa dan kembali ke Gunung Dewi Bulan. "Para Dewa dari Daratan Heaven. Jika kalian tidak keluar dari persembunyian masing-masing, maka hari ini, Bloodlord Erjia dan Dewa Api akan mati," dia berkata dengan suara dewanya, sambil berdiri di depan Kuil Guanghan. Suaranya pun terdengar hingga ke seantero Dunia Langit.     

Kuali Rusa Kaiyuan melayang di atas Gunung Dewi Bulan. Bloodlord Erjia dan Dewa Api bisa mendengar suara teriakan di dalamnya. Seketika itu juga, mereka merasa kesakitan, seolah mereka sedang menjalani ujian dewa.     

Youshen dan Bloodlord Sijia mendengar suara itu dan mereka mulai menahan nafas masing-masing. Karena merasa merasa tidak aman berada di sudut Dunia Shatuo, mereka pun bergegas pergi dari sana. Semakin jauh, maka itu akan semakin baik.     

Sementara itu, Blackheart Demonlord jauh lebih tangguh dibandingkan mereka berdua. Meski begitu, dia juga pergi meninggalkan Dunia Shatuo, karena dia tidak ingin berhadapan dengan Dewi Bulan.     

Tidak ada seorangpun di Dunia Shatuo yang berani bicara. Beberapa di antara mereka sedang berlutut di tanah, beberapa yang lain membungkuk ke Gunung Dewi Bulan, sedangkan sisanya gemetar ketakutan.     

Sekarang ini, semua orang tahu jika Dewi Bulan memang punya kemampuan untuk membunuh Dewa.     

Hari ini, dewa mana lagi yang akan menemui ajalnya?     

Jarang-jarang ada dewa yang mati dalam pertempuran di Dunia Langit. Tapi bila itu sampai terjadi, maka dampaknya akan sangat besar, dan bisa mempengaruhi banyak makhluk hidup.     

Walau kematian dewa bukan akhir dari segalanya, tapi hal itu dapat menciptakan reaksi berantai, yang akan berujung pada hancurnya sebuah dunia.     

Beberapa saat kemudian, langit di atas Dunia Shatuo berubah menjadi hitam kemerahan.     

Semua orang mendongak dan melihat kuil raksasa. Kuilnya memancarkan cahaya merah dan berselimutkan awan darah. Sekilas, kuilnya berada di jarak ribuan mil jauhnya, tapi setelah diamati lekat-lekat, kuil itu ternyata berada di ruang dan waktu lainnya, seolah jaraknya masih jutaan mil jauhnya dari Dunia Shatuo.     

Setelah melihat kuil tersebut, ekspresi murung mulai tergambar di wajah Dewi Bulan. "Jiatianxia!"     

"Lama tak berjumpa."     

Terdengar suara kencang di udara.     

"Apa kau datang untuk menyelesaikan tugas kotor ini, Jiatianxia?"     

Sosok yang ada di dalam kuil itu terdiam sangat lama, seolah dia sedang memikirkan sesuatu di dunianya sendiri.     

"Harus kuakui, kau telah berkembang pesat selama seratus ribu tahun terakhir. Mungkin aku tidak akan bisa mengunggulimu lagi seperti di zaman dulu. Tapi dengan kuali ini, aku bisa masuk ke Daratan Heaven dengan mudah. Selain itu, aku bisa membunuh siapapun yang ada di sana, kecuali dirimu. Aku bisa membunuh para kultivator di Istana Dewa Bloody War dan memusnahkan seluruh ras di Daratan Heaven. Jadi, apa kau masih ingin menguji kemampuanku?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.