Kaisar Dewa

Undangan Lan Sibai



Undangan Lan Sibai

1Seseorang di sebelahnya berteriak, "Pemimpin semesta barat, Daratan Heaven."     0

"Ternyata dia berasal dari Daratan Heaven. Aku tidak menyadarinya."     

"Apa kau tidak melihat dua pasang sayap putih di punggungnya? Hanya Ras Angel, ras terbesar di Daratan Heaven, yang punya sayap malaikat seperti itu."     

…     

Setelah mendengar teriakan dan kekaguman mereka terhadapnya, Lin Sibai pun tersenyum tipis.     

Ketika Lan Sibai menatap Phoenix Heavenly Girl, dia melihat sesuatu yang aneh di matanya, dan gadis itu malah bicara dengan pria manusia di sebelahnya.     

Lan Sibai pun merasa kesal dengan hal tersebut.     

Dia adalah malaikat bersayap empat dari Daratan Heaven, dan berasal dari keluarga bangsawan. Bukankah dia jauh lebih menarik dibandingkan pertapa manusia itu?     

Beberapa saat kemudian, Mu Lingxi menoleh ke arah Lan Sibai dan tersenyum. "Anda sudah paham kan, Tuan. Saya bukan gadis Phoenix Heavenly seperti yang lainnya. Omong-omong, terima kasih sudah menjawab pertanyaan saya."     

Lan Sibai sangat tertarik dengan senyuman di mata Mu Lingxi. Seketika itu juga, dia kembali tenang dan tersenyum. "Apa kau bisa menyebutkan namamu?"     

Mu Lingxi menoleh ke arah Zhang Ruochen dan berkata, "Terserah suami saya."     

Semua orang yang ada di sana pun sontak kebingungan. Mereka mulai menghembuskan nafas masing-masing, karena ternyata wanita itu sudah menikah.     

Lin Sibai tidak percaya kalau phoenix secantik itu – di level Saint King – telah menikah dengan manusia biasa. Dia menduga bahwa Mu Lingxi sedang menggunakan manusia itu sebagai tamengnya.     

"Aku adalah putra salah satu kaisar dari Daratan Heaven. Tak kusangka, ternyata aku masih kurang menarik di hadapan gadis phoenix ini. Sungguh phoenix yang luar biasa."     

Lin Sibai selalu mendapatkan apapun yang diinginkannya sejak belia.     

Terutama karena dia selalu dihormati oleh para pertapa dari dunia-dunia lemah. Jika dia menginginkan sesuatu dari para pertapa itu, maka mereka akan langsung menyerahkannya.     

Itulah bentuk tekanan dan eksploitasi yang sering dilakukan oleh dunia besar kepada dunia lemah.     

Setelah itu, Lan Sibai menoleh ke arah Zhang Ruochen dan berkata, "Apa kita bisa bicara berdua di tempat lain?"     

Zhang Ruochen berkata, "Tentu saja."     

Mereka pun berjalan ke haluan Cloud Boat.     

Tiba-tiba, Lan Sibai memasang ekspresi serius dan melepaskan aura Saint King di level dua. Lantas, dia berkata, "Dari mana kau berasal?"     

Biasanya, para setengah Saint King akan ketakutan dengan auranya, dan mereka akan langsung menuruti permintaannya.     

Akan tetapi, Zhang Ruochen masih menjawab dengan tenang. "Sebuah dunia besar, tapi berada di peringkat rendah. Mungkin kau belum pernah mendengarnya. Jadi, aku tidak perlu menyebutkannya."     

Lan Sibai merasa agak kecewa setelah melihat ketenangan Zhang Ruochen. Setelah itu, dia bertanya, "Apa kau tahu Daratan Heaven?"     

"Tentu saja. Duniamu adalah pemimpin di semesta barat."     

Lan Sibai berkata dengan arogan, "Aku adalah putra ketiga Gu Po, Six-wing Emperor. Seharusnya kau pernah mendengar nama Shang Ziyan kan, sosok pemimpin di generasi baru Istana Merit Dewa? Aku sepupunya."     

Pada akhirnya, Zhang Ruochen mulai memasang ekspresi terkejut.     

Setelah melihat perubahan ekspresinya, Lan Sibai pun mengangguk puas, lalu membatin, "Tampaknya identitasku telah membuatnya khawatir. Kalau begitu, aku akan memperingatkannya sekarang juga. Lagipula, dia masih berada di level setengah Saint King. Dia pasti paham dengan apa yang harus dilakukan."     

Lan Sibai menaruh tangannya di pundak Zhang Ruochen dan berbisik, "Katakan padaku, dari mana gadis phoenix itu berasal? Apa kau adalah pelayannya?"     

Zhang Ruochen menatap tangan di pundaknya, lantas berkata, "Dia sudah memberitahukannya kepadamu. Aku adalah suaminya."     

"Dasar manusia bodoh. Aku harus memberinya pelajaran sekarang juga," pikir Lan Sibai. Setelah itu, tangannya – yang berada di pundak Zhang Ruochen – menjadi semakin berat, bahkan sampai mengeluarkan suara bergemeretak.     

Lan Sibai ingin memaksa Zhang Ruochen agar dia berlutut di tanah.     

Namun, sekuat apapun energi yang dilepaskannya, Zhang Ruochen masih tetap berdiri di sana. Bahkan pria itu juga menatapnya sambil tersenyum.     

Di waktu yang sama, Zhang Ruochen menggerakkan jarinya dan menciptakan tanda waktu.     

Whoosh!     

Dia melepaskan tanda waktu ke arah Lan Sibai, tanpa disadari oleh pria tersebut.     

Setelah itu, tiba-tiba, Lan Sibai – yang sedang menekan Zhang Ruochen – merasa lemah. Ketika itu, dia kembali menarik tangannya. Tubuhnya goyah, hingga membuatnya mundur tiga langkah.     

Kaki Lan Sibai terasa lemah, kepalanya mulai berkunang-kunang.     

Apa karena kultivasiku meningkat dengan sangat cepat, sehingga itu menimbulkan efek samping?     

Lan Sibai pun merasa ketakutan. Dia tidak lagi sanggup mengganggu Zhang Ruochen. Seketika itu juga, dia duduk bersila dan mulai memobilisasi tekniknya.     

Zhang Ruochen dapat memotong ratusan tahun umur seseorang dengan menggunakan tanda waktu.     

Setelah kehilangan umur selama ratusan tahun, rasanya aneh saja bila Lan Sibai tidak menjadi lemas.     

Sekembalinya Zhang Ruochen, Mu Lingxi bertanya, "Ada apa?"     

Zhang Ruochen tersenyum. "Karena dirimu. Setelah menekan kultivasi dan mengubah penampilanku, kupikir aku bisa tampil sederhana dan tidak menarik perhatian orang lain. Tapi ternyata, selalu saja terjadi masalah ketika aku sedang bersama dengan wanita cantik."     

"Apa kau menyesal menjadi kekasihku?"     

Mu Lingxi berpura-pura sedih.     

Zhang Ruochen paham kalau Mu Lingxi hanya berpura-pura sedih, tapi dia masih tersenyum kepadanya. "Selama wanitanya adalah kau, maka aku tak peduli bila harus terlibat ke dalam masalah."     

Cloud Boat-nya bergerak dengan sangat cepat. Beberapa saat kemudian, mereka sudah bisa melihat bangunan megah Istana Dewa Kebenaran di batas cakrawala.     

Satu jam kemudian, Cloud Boat berhenti di dermaga.     

Lan Sibai – yang sedang duduk di lantai – bangkit berdiri dan kembali tampil prima. Rasa lemah di tubuhnya sudah hilang.     

Namun, dia masih sangat kebingungan, karena dia tidak bisa mengidentifikasi sumber kelemahan itu.     

Pria yang mengenakan Kylin Blue Cloud Cape sedang berdiri di dermaga. Setelah melihat pria itu, maka semua pertapa yang turun dari Cloud Boat mulai menyapanya dengan ekspresi terkejut.     

Jika pria itu mengenakan Kylin Blue Cloud Cape, artinya dia adalah murid kelas pertama di Istana Dewa Kebenaran.     

Semua orang pun mulai kebingungan. Kenapa murid kelas pertama sampai berdiri di dermaga Cloud Boat?     

Lu Qian – yang sedang mengenakan Kylin Blue Cloud Cape – terlihat angkuh. Bahkan dia tidak menoleh ke arah para pertapa yang menyapanya.     

Setelah melihat Lan Sibai turun dari Cloud Boat, Lu Qian akhirnya tersenyum dan bergerak mendekatinya. "Saudara Lan Sibai, aku sudah menunggumu sejak tadi."     

Ternyata dia menunggu Lan Sibai.     

Semua orang pun akhirnya sadar. Semuanya menjadi masuk akal.     

Lan Sibai adalah malaikat bersayap empat dari Daratan Heaven. Dia berasal dari keluarga bangsawan. Oleh karena itu, wajar saja jika dia berteman dengan murid kelas pertama di Istana Dewa Kebenaran.     

Hal itu semakin menegaskan statusnya. Lan Sibai juga menyapa Lu Qian, dan mereka mulai berbincang satu sama lain.     

Lu Qian berkata, "Saudara Lan Sibai, kau datang di waktu yang kurang tepat. Sekarang ini, Istana Dewa Kebenaran sudah penuh. Tidak ada lagi aula kultivasi yang bisa digunakan untuk berlatih. Istana akan kembali dibuka tujuh hari lagi."     

"Tujuh hari?" Lan Sibai mengernyitkan dahinya.     

Lu Qian tersenyum dan berkata, "Sebenarnya, kau tidak perlu pulang. Kau bisa tinggal di residen kultivasiku selama tujuh hari."     

Semua pertapa yang baru saja turun dari Cloud Boat mulai berdiskusi.     

"Istana akan kembali dibuka dalam tujuh hari? Kenapa kita tidak mendapatkan pemberitahuan sebelumnya?"     

"Bahkan dengan naik Cloud Boat, aku masih memerlukan waktu selama tiga hari untuk datang kemari. Aku sudah mengeluarkan banyak batu suci."     

"Apa kita benar-benar akan menunggu di luar Istana Dewa Kebenaran?"     

…     

Lan Sibai muai memikirkannya sejenak. Setelah itu, dia tersenyum, sambil mengamati kerumunan, hingga akhirnya menemukan Ice Phoenix bersama manusia setengah Saint King.     

Dia segera berjalan mendekati mereka, diikuti oleh Lu Qian, yang sedang kebingungan.     

Lan Sibai masih terlihat sopan. Dia berkata, "Kau pasti sudah dengar, Istana Dewa Kebenaran akan kembali dibuka tujuh hari lagi. Walau istana sudah dibuka, hanya segelintir pertapa yang boleh masuk ke sana sebagai kelompok pertama. Kemungkinan besarnya, kau akan menunggu selama satu bulan bila ingin berkultivasi di istana."     

"Kalau begitu, aku akan kembali ke tempat ini bulan depan."     

"Tunggu."     

Lan Sibai tersenyum dan berkata, "Tidak perlu repot-repot. Kau juga tidak perlu menunggu sampai satu bulan ke depan. Temanku adalah murid kelas pertama di Istana Dewa Kebenaran. Dia adalah murid kelas pertama. Jika kau mau, kita bisa tinggal di residen kultivasinya. Dengan koneksi temanku, maka kita bisa masuk ke Istana Dewa Kebenaran sebagai kelompok pertama."     

Lu Qian menatap Mu Lingxi – yang sedang mengenakan tudung kepala. Seketika itu juga, dia sadar dengan maksud Lan Sibai.     

Lantas, Lu Qian berjalan mendekati mereka dan tersenyum. "Saya Lu Qian, murid kelas pertama di Istana Dewa Kebenaran. Anda boleh menginap di residen kultivasi saya sampai tujuh hari ke depan. Mari, saya antar.     

"Anda boleh melakukan apapun di tempat saya.     

"Murid-murid di Istana Dewa Kebenaran dan para pertapa bertalenta dari dunia besar juga sering berkumpul di sana. Mereka sering berdiskusi mengenai teknik-teknik bela diri dan menukar sumber daya kultivasi. Di tempat saya, Anda bisa berteman dengan banyak pertapa bertalenta dari dunia lain. Saya jamin Anda akan mendapatkan banyak manfaat selama tinggal tujuh hari di tempat saya.     

"Apabila Anda tidak menyukai pesta, maka Anda bisa membawa token saya untuk berkunjung ke Zhenyuan Saint Pavillion, salah satu di antara 10 paviliun terbaik yang menyimpan banyak buku. Di sana, Anda bisa membaca buku-buku yang hanya dapat ditemukan di istana dewa. Kesempatan seperti ini hanya datang satu kali seumur hidup!"     

Lan Sibai mengangguk puas. Ternyata Lu Qian benar-benar teman yang baik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.