Kaisar Dewa

Penghianat dan Junior



Penghianat dan Junior

0Dunia Shatuo lumayan besar, sampai-sampai Saint King harus menghabiskan waktu selama hampir satu bulan bila ingin melintasi dunia tersebut.     
1

Namun, Youshen dan Bloodlord Sijia sudah tiba di sudut wilayah hanya dalam satu detik.     

Mereka pun merasa senang, karena selama mereka bisa keluar dari Dunia Shatuo dan masuk ke dunia lain, maka Dewi Bulan tidak akan berani mengejar mereka.     

Pada mulanya, mereka ingin memanfaatkan peluang itu untuk mengalahkan Permaisuri Chi Yao dan Dewi Bulan, agar Daratan Heaven semakin berjaya. Namun, mereka gagal melakukannya, dan semua itu tidak berjalan seperti yang sudah direncanakan sebelumnya.     

Itu adalah kesalahan mereka sendiri. Mereka baru saja meremehkan musuhnya. Dan kini, mereka harus melarikan diri sambil menahan malu. Mereka benar-benar telah dipermalukan, tapi mereka sangat naif dan tidak terlalu peduli dengan hal tersebut.     

"Apa kalian pikir bisa keluar dan masuk ke Dunia Shatuo seenaknya?"     

Tanpa aba-aba, tiba-tiba Dewi Bulan muncul di depan mereka. Dia sedang berdiri di depan Peti Kristal Sun-moon. Bulan perak mulai membumbung dari belakang punggungnya dan menutupi celah pelarian mereka. Lambat laun, ukuran bulannya juga menjadi semakin besar.     

"Kenapa pergerakannya sangat cepat?"     

Youshen dan Bloodlord Sijia sama-sama terkejut.     

Mereka tidak ingin berakhir seperti Dewa Api. Setelah menukar pandangan satu sama lain, mereka berdua pun mulai menekan harga diri masing-masing, lantas mengatupkan tangannya ke depan.     

"Aku dan Youshen datang kemari untuk menyelamatkan nyawa para Saint King tersebut. Kami tidak bermaksud untuk mengusikmu. Lain kali, apabila kami ingin berkunjung ke tempat ini, maka kami akan memberitahumu dulu," kata Bloodlord Sijia.     

Youshen sangat cantik, walau tidak secantik Dewi Bulan dan Chi Yao. "Karena dewa muda dari Daratan Kunlun itu membunuh orang-orang yang tidak berdosa, maka terpaksa kami harus turun tangan. Aku, Bloodlord Sijia, dan Dewa Api akan membayar kerugian yang diderita oleh Daratan Guanghan," kata Youshen.     

Dewa Api belum mati. Dia cuma terluka parah.     

Tepat sebelum tubuh Dewa Api hancur, Permaisuri Chi Yao sempat menyerap banyak darah dewanya dengan menggunakan Pedang Darah.     

Dewa Api mungkin bisa membentuk tubuh dewanya kembali, tapi setelah itu, kemampuannya akan berkurang setengah. Tanpa Holy Spring atau obat-obatan dewa, mungkin dia tidak akan bisa pulih hingga ratusan tahun lamanya.     

Maka dari itu, dia benar-benar marah. Dia membenci Dewi Bulan, dan juga Chi Yao tentunya.     

Namun, karena dia tidak mampu mengalahkan Dewi Bulan, maka dia tidak boleh berlama-lama di Dunia Shatuo. Oleh karena itu, dia melarikan diri ke arah lain.     

Akan tetapi, kelihatannya Permaisuri Chi Yao tidak ingin melepaskannya begitu saja. Wanita itu pun mulai mengejarnya dan melepaskan pedang Chi, hingga membuat luka-luka Dewa Api bertambah parah.     

Dewa Api menggertakkan giginya, dengan api yang keluar dari mulutnya. "Ini sungguh keterlaluan, Chi Yao! Kalau berani, tunggu sampai aku selesai memulihkan energiku. Setelah itu, kita akan berduel satu lawan satu di bawah bintang."     

"Kau masih belum pantas melawanku," kata Permaisuri Chi Yao.     

Darah menyembur dari mulut Dewa Api, karena dia tidak tahan dihina-hina seperti itu. Berani-beraninya sosok dewa muda meremehkannya?     

Lotus Chaotic Ruang dan Waktu kembali memancarkan cahaya brilian. Cahayanya melesat ke arah Dewa Api. Serangan itu menimbulkan luka besar di punggung Dewa Api. Sehingga, ada lebih banyak darah dewa yang menyembur darinya. Sambil melarikan diri, dewa api berkata geram. "Jika pertempuran di Daratan Kunlun sudah dimulai, maka Daratan Heaven pasti akan menghancurkan kalian semua. Kalian semua akan jatuh ke dasar jurang. Setelah itu, kalian tidak akan bisa bangkit lagi."     

Boom!     

Energi Lotus Chaotic Ruang dan Waktu menghancurkan daratan seluas ribuan mil persegi. Bahkan, energi itu sampai merobek ruang di sekitarnya, dan memperlihatkan ruang hampa yang gelap gulita.     

Dewa Api melarikan diri ke ruang hampa, tapi Permaisuri Chi Yao masih tidak ingin melepaskannya. Wanita itu masuk ke ruang hampa untuk mengejarnya.     

Ruang hampa dapat menghancurkan apapun, tapi wanita itu masih dapat bertahan darinya dengan menggunakan kekuatan dewa.     

Selama tidak ada bahaya besar di dalam sana, maka Chi Yao masih bisa bertahan di dalam sana selama beberapa saat.     

Tentu saja, wanita itu harus keluar dari sana secepat mungkin. Kalau tidak, maka energi ruang akan menggerogoti tubuhnya.     

Di luar Kuil Guanghan di Gunung Dewi Bulan, sebuah bayangan demonic baru saja merobek ruang dan muncul di angkasa.     

Dia adalah salah satu iblis yang membawa Palu Pertempuran Hexagonic di tangan kanannya. Dia memiliki sepasang tanduk di kepalanya. Tubuhnya sangat besar seperti bukit.     

Sambil mengayunkan tangan kirinya, dia menyelamatkan sisa-sisa Saint King dari Daratan Heaven. Setelah itu, tatapan matanya terpaku pada Zhang Ruochen dan para pertapa lainnya, yang sedang berada di balik perlindungan cahaya dewa.     

"Apa kalian pikir cincin dewa kecil itu dapat melindungi kalian semua?"     

Iblis itu mendengus, dan mata hitamnya tiba-tiba berubah menjadi black hole, yang menyerap jiwa suci Zhang Ruochen dan para pertapa lainnya.     

"Sial! Ada satu dewa lagi yang datang kemari..."     

Ketika hal itu terlintas di benaknya, jiwa suci Zhang Ruochen seakan baru saja dihantam oleh sesuatu, hingga kesadarannya mulai goyah.     

Sambil mengamati situasi di sekitarnya, dia melihat jiwa suci milik para pertapa lainnya mulai beterbangan dan keluar dari cincin dewa tersebut.     

Di antara mereka, Supreme Saint Manjian memiliki kultivasi yang paling tinggi. Dia masih bisa bertahan dari tatapan dewa tersebut. Dia membungkukkan badan dan menyentuh inskripsi-inskripsi perlindungan dewa di bawahnya, lantas menyuntikkan kekuatannya ke dalam inskripsi tersebut.     

"The 'Blood Moon Swallowing the Heavens' Grand Formation!" teriak Supreme Saint Manjian     

Dari pusat cincin dewanya, banyak inskripsi yang bermunculan di sekitar Gunung Dewi Bulan. Inskripsi-inskripsinya aktif dan mulai membentuk pola tertentu.     

Gunung Dewi Bulan – yang semula putih – tiba-tiba berubah warna menjadi merah darah.     

Setelah energinya aktif, maka iblis itu pun terpental ke belakang dan mundur dua langkah.     

Saat hal itu terjadi, jiwa suci milik Zhang Ruochen dan pertapa lainnya kembali masuk ke tubuh mereka masing-masing.     

Namun berbeda dengan Zhang Ruochen, Blackie, dan Amazing Little Taoist yang masih berdiri, saat itu para pertapa lainnya sudah tergeletak di tanah.     

Sebenarnya, kondisi Blackie dan Amazing Little Taoist juga tidak lebih baik daripada para pertapa tersebut. Sebab, mereka berdua sedang membenamkan kepala masing-masing di balik lengan baju Zhang Ruochen.     

Iblis itu tersenyum getir. "Aku mengerti sekarang. Rupanya cincin dewa itu merupakan kunci untuk mengaktifkan Blood Moon Swallowing Heaven Formation. Pantas saja Dewi Bulan sangat percaya diri untuk mengejar Youshen dan Bloodlord Sijia, sementara kalian ditinggalkan di tempat ini. Tapi sayang sekali. Kalau yang menopang formasi itu cuma Supreme Saint, maka dia tidak akan bisa mengaktifkan kekuatan maksimalnya."     

Iblis itu mengangkat Palu Pertempuran Hexagonic, lantas melompat ke udara dan menimbulkan getaran hebat setelah dia mendarat di Gunung Dewi Bulan. Seketika itu juga, Palu Pertempurannya menghantam cincin dewa dan menimbulkan ledakan kencang.     

Berkas-berkas cahaya pun mulai berhamburan dari cincin dewa tersebut. Gelombang energi dahsyat menyeruak ke segala penjuru, hingga ribuan mil jauhnya.     

Iblis itu menghentikan serangannya. Tapi di dalam cincin dewa tersebut, Supreme Saint Manjian mulai memuntahkan darah.     

Sebelum dia sempat bereaksi, iblis itu sudah lebih dulu melompat dan kembali melancarkan serangan.     

Kedatangannya ke Gunung Dewi Bulan bukan cuma untuk menyelamatkan para Saint King dari Daratan Heaven, tapi juga membuat mereka menderita kerugian besar. Kuncinya terletak pada Zhang Ruochen.     

Ketika iblis itu muncul di Gunung Dewi Bulan, maka ekspresi Permaisuri Chi Yao dan Dewi Bulan sama-sama berubah. Di waktu yang sama, mereka sadar kalau sudah terkecoh oleh Daratan Heaven.     

Permaisuri Chi Yao mengeluarkan Lotus Chaotic Ruang dan Waktu, sambil berusaha mengaktifkan lompatan ruang, agar dia bisa menempuh jarak sejauh ratusan ribu mil dan kembali ke Gunung Dewi Bulan dalam waktu singkat. Tapi sayangnya, sesaat setelah dia mengaktifkannya, tiba-tiba tangan raksasa sudah lebih dulu menghantam tubuhnya dan membuatnya terpental ke belakang.     

Tidak lama kemudian, tubuh raksasa muncul di depan Permaisuri Chi Yao.     

Iblis itu mirip seperti iblis yang ada di Gunung Dewi Bulan, namun ukuran tubuhnya 10 kali lipat lebih besar. Aura yang memancar darinya jauh lebih kuat daripada Dewa Api. Iblis itu mirip seperti gunung kuno raksasa, dengan kepala menembus langit dan kaki yang menyentuh tanah.     

Faktanya, itu adalah tubuh aslinya. Sebaliknya, iblis di Gunung Dewi Bulan hanya merupakan kehendak dewanya.     

Setelah melihat iblis itu, maka ekspresi Chi Yao menjadi semakin dingin. "Tak kusangka, ternyata itu adalah kau Blackheart Demonlord. Kau adalah penghianat Daratan Kunlun. Aku benar-benar terkejut. Ternyata, sosok sepertimu masih berhasil selamat dari Yuanhui Calamity, dan menjalani Yuanhui Calamity kedua."     

"Aku tidak pernah menjadi penduduk Daratan Kunlun. Secara natural, kau tidak bisa menyebutku sebagai penghianat." Blackheart Demonlord menatap Permaisuri Chi Yao yang berada di bawahnya. Rasa-rasanya, wanita itu bagaikan butiran debu di matanya. Setiap kata-katanya terdengar kencang dan mengintimidasi.     

"Jika Daratan Kunlun tidak mengajarimu teknik-teknik bela diri, bagaimana mungkin kau bisa menjadi dewa? Bagaimana bisa Daratan Blackdemon menjadi bagian dari Dunia Langit? Tanpa Daratan Kunlun, Dunia Neraka pasti sudah menemukan dunia kalian dan menjadikan kalian sebagai santapan makan malam mereka. Ketika itu, seluruh duniamu pasti sudah hancur" kata Permaisuri Chi Yao.     

"Aku bisa menjadi seperti ini karena perjuanganku sendiri. Bantuan yang diberikan oleh Daratan Kunlun hanyalah stimulus belaka. Kalau diingat-ingat lagi, selama aku berkultivasi di Daratan Kunlun, bukankah aku selalu dihina-hina dan masih sanggup bertahan darinya? Aku sudah berjuang keras sejak lama, dan pencapainku hari ini adalah buah dari kerja kerasku," kata Blackheart Demonlord.     

"Pencapaianmu sekarang ini hanya membuktikan satu hal; bahwa Daratan Kunlun pernah mengangkat derajatmu sebagai manusia, tapi kau malah memilih menjadi anjing di Daratan Heaven," kata Permaisuri Chi Yao.     

Blackheart Demonlord mendengus dan melancarkan pukulan ke arah Chi Yao. Ketika dia baru saja melancarkan serangannya, tiba-tiba tablet batu sebesar bintang muncul di udara, hingga membuat Dunia Shatuo mendadak hening.     

Pada bayangan tablet batu itu, di sana terdapat inskripsi-inskripsi abstrak, yang berasal dari Omen Litograph.     

...     

Di sisi lain, Dewi Bulan menjadi geram. Dia mendorong kedua tangannya, lantas menyerang Youshen dan Bloodlord Sijia, sebelum akhirnya kembali ke Gunung Dewi Bulan.     

Tepat setelahnya, terdapat pusaran darah di angkasa yang menghalanginya.     

Pusaran darah itu sangat besar dan mengandung energi destruktif. Energi semacam itu bisa menggulung gunung dan memicu ombak di lautan.     

Dewi Bulan mengernyitkan dahinya dan mendongak ke langit. Di waktu yang sama, ekspresinya terlihat murung.     

Pada pusat pusaran tersebut – di jarak ribuan mil jauhnya – dia melihat pria paruh baya dengan delapan sayap darah di punggungnya. Dia sedang menggenggam kemoceng dan menggerakkan tangannya pelan.     

Pria itu adalah Bloodlord Erjia dari Istana Dewa Blood War.     

"Ternyata kau sudah menembus Alam Dewa. Mengejutkan sekali!" kata Dewi Bulan.     

Pria itu mencibirnya. "Kita hanya pernah bertemu satu kali. Kalau begitu, aku merasa tersanjung, karena sosok sepertimu masih mengingat junior sepertiku, Senior Dewi Bulan. Suatu ketika, kau pernah bilang padaku, bahwa aku punya potensi untuk menembus Alam Dewa. Kata-katamu telah memberiku motivasi dan inspirasi. Bahkan di masa-masa terburuk dalam hidupku, di masa-masa aku merasa putus asa, akhirnya aku kembali menemukan kekuatan untuk bangkit, setelah kembali mengingat kata-katamu. Setelah seratus ribu tahun berlalu, akhirnya sekarang aku bisa berkata padamu, Dewi Bulan. Aku berhasil, aku telah menjadi dewa!"     

Dia tidak lagi memanggil Dewi Bulan sebagai senior pada akhir kalimatnya. Yang jelas, dia sedang berbangga diri, karena sekarang ini, levelnya sudah setara dengan Dewi Bulan.     

"Kau? Jika kau mengira dapat mengalahkanku, artinya kau sedang bermimpi. Bahkan mastermu, Jiatinxia, masih belum sanggup mengalahkanku."     

Jiatinxia adalah sosok yang paling tangguh di Istana Dewa Bloody War.     

Ketiga pertapa tangguh berikut adalah orang-orang yang berhasil menembus alam dewa dan berhak mendapatkan gelar sebagai Bloodlord. Mereka adalah Bloodlord Erjia, Bloodlord Sanjia, dan Bloodlord Sijia. Mereka bertiga merupakan murid Jiatianxia.     

"Seratus ribu tahun silam, kau dan masterku memang pernah berada di level yang sama. Tidak ada seorangpun yang berani mengklaim tentang mana yang lebih baik di antara kalian berdua. Tapi selama seratus ribu tahun belakangan, selama itu kau sedanghibernasi, sedangkan masterku terus meningkatkan kemampuannya, hingga akhirnya berhasil mengungguli pencapaianmu. Faktanya, salah satu di antara kalian sedang berjalan ke depan, sedangkan satu lainnya mundur ke belakang. Dengan begitu, apa kau masih mampu menandingi masterku, Dewi Bulan? Bahkan, kurasa aku sendiri sudah cukup untuk menjajal kemampuanmu." kata Bloodlord Erjia.     

Dewi Bulan melirik Gunung Dewi Bulan. Seketika itu juga, dia seperti baru saja merasakan sesuatu, hingga dia tidak lagi buru-buru ke sana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.