Kaisar Dewa

Cihang and Zhen Yuan



Cihang and Zhen Yuan

1Dunia-dunia seperti Daratan Kunlun – yang dapat bertahan hingga ratusan juta tahun – mampu menciptakan "tekanan" tersendiri. Bahkan tekanan semacam itu dapat menghentikan dewa, dan membuatnya tak bisa bergerak.     0

Namun, Dunia Semesta jauh lebih lemah dibandingkan Daratan Kunlun, tapi itu masih efektif untuk menekan jiwa suci Saint King di level sembilan.     

Di bawah Dunia Semesta, jiwa suci Amber Ash perlahan-lahan hancur.     

"Siapa... kau... kenapa kau menyimpan... dunia di dalam tubuhmu..." terdengar suara Amber Ash dari bawah Dunia Semesta. Suaranya terdengar tidak rela.     

Salah satu jiwa Zhang Ruochen muncul di Lautan Chi-nya. "Bahkan kau tidak tahu siapa aku, tapi kau masih berani mencuri tubuhku. Aku benar-benar tidak paham, kau ini bodoh atau terlalu percaya diri dengan kemampuanmu?"     

Mendengar itu, Amber Ash menjadi geram. Sebelum-sebelumnya, tidak ada seorangpun yang berani bicara dengannya seperti ini.     

Jika dia masih berada di puncak kejayaannya, maka Saint King level empat hanyalah seperti semut. Dia tidak akan pernah meliriknya.     

Zhang Ruochen menyerang Amber Ash dengan Divine Fire Jingmie. Dia tidak lagi mempedulikan suara Amber Ash. Sebab, dia harus bisa segera pergi dari tempat ini.     

Sementara itu, akibat ledakan Planet Destruction Saint Rune, maka dunia di depannya hancur. Situasinya mirip seperti kiamat.     

Namun, kelompok Shang Ziyan masih membawa harta karun level tinggi, yang dapat menyegel area di sekitarnya. Alhasil, runenya cuma menghancurkan wilayah seluas beberapa mil. Tanah di kejauhan masih utuh.     

"Ternyata Thousand Star Maiden memang punya banyak harta karun. Rune-runenya sangat kuat. Jika kondisiku stabil, mungkin aku dapat melukai Gong Ziyan dan yang lainnya, bahkan mungkin membunuh mereka." Zhang Ruochen merasa agak menyesal.     

Energi misterius memancar dari segala penjuru.     

Di sisi timur, ada sosok wanita cantik yang memancarkan Chi Yin. Dia sedang berdiri di ufuk langit, sambil membawa manik darah di tangannya. Cahaya yang memancar dari maniknya mirip seperti matahari terbit. Warnanya merah dan melepaskan riak-riak Kekuatan Batin.     

Di sisi selatan, Shang Ziyan membawa tugu merit lima warna sebesar gunung. Dia berjalan mendekatinya, layaknya dewa yang turun ke dunia mortal.     

Di sisi barat, Xun Ya – pemimpin Istana Divine Blood War – membawa pedang besar. Tubuhnya diselimuti pedang Chi.     

Di sisi utara, di sana ada sosok pria tampan dengan empat sayap putih. Dia bersama First dan Second Death Emissary. Intensitas membunuh yang memancar darinya bahkan sampai berubah menjadi awan merah darah.     

Aura yang dilepaskan oleh mereka berempat pun semakin kuat. Masing-masing dari mereka dapat mengguncang dunia. Zhang Ruochen tidak akan mampu menghadapi mereka semua. Apalagi, struktur ruangnya juga disegel. Yang jelas, Gong Ziyan juga sedang membantu mereka dari balik kegelapan.     

Akan tetapi, Zhang Ruochen tidak merasa terintimidasi. "Shang Ziyan," katanya dengan tenang. "Kali ini, akhirnya kau sendiri yang turun tangan! Tapi kenapa kau mengundang banyak orang ke tempat ini? Apa kau kurang percaya diri dengan kemampuanmu? Apa kau tidak bisa mengalahkanku sendirian?"     

Shang Ziyan terkekeh. "Sejujurnya, kau memang patut dikagumi. Karena sampai sekarang pun, kau masih bisa bertahan dengan kekuatanmu sendiri, tanpa mengandalkan bantuan dari orang lain. Jika aku berada di posisimu, mungkin aku sudah mati dari tadi."     

Shang Ziyan punya latar belakang yang luar biasa. Dia adalah pemimpin Istana Dewa Kebenaran. Ada banyak kultivator yang ingin menjadi temannya. Bahkan, dia punya koneksi dan kekuatan, melebihi para Supreme Saint dari dunia lemah.     

Tapi sebaliknya, hanya sedikit orang yang berani berteman dan membantu Zhang Ruochen.     

"Berdasarkan pada kemampuanku, maka aku punya 90 persen peluang untuk membunuhmu," kata Shang Ziyan. "Tapi kali ini, aku ingin meningkatkan peluangku hingga 100 persen. Maka dari itu, aku mengundang beberapa teman kemari."     

"Tidak ada yang 100 persen di dunia ini."     

Sambil bicara dengannya, Zhang Ruochen sedang memikirkan cara untuk pergi dari sana.     

Peri Traceless mengirimkan pesan pada Shang Ziyan. "Aku baru saja kehilangan kontak dengan Amber Ash. Mungkin Zhang Ruochen sudah menekannya."     

"Bagaimana mungkin?" ekspresi Shang Ziyan berubah serius.     

Apa Zhang Ruochen masih punya kartu andalan lain?     

Tapi kartu macam apa itu, sampai-sampai jiwa suci Amber Ash mengalami tekanan? Ini mustahil!     

"Hati-hati," kata Peri Traceless. "Ternyata Zhang Ruochen jauh lebih menyusahkan dari yang kita perkirakan."     

Sebenarnya, mereka tidak tahu kalau sekarang ini, Zhang Ruochen sedang merasa putus asa. Bahkan dia berpikir kalau hari ini dirinya akan mati. Namun, intensitas bertempurnya sama sekali tidak meredup. Walau dia mati sekalipun, tapi dia juga harus membawa mereka untuk mati bersamanya.     

Peri Traceless menuding manik merahnya. Kabut ghost menyeruak dan membuat sisi timur Zhang Ruochen menjadi gelap. Sisi sebelah sana seperti ditutupi oleh kabut.     

Ratusan ruh melayang-layang dari balik kabut. Mereka adalah ruh manusia, naga, burung, gajah... masing-masing ruhnya sangat kejam dan kuat.     

Zhang Ruochen mengeluarkan Tongkat Tulang Kaisar Yi. Sarira di ujung tongkatnya memancarkan cahaya emas, dan memurnikan Chi ghost.     

Tapi rupanya, ratusan ruh itu tidak takut dengan sarira. Itu menegaskan betapa kuatnya ruh-ruh itu semasa hidup.     

"Wanita ini pasti Peri Traceless, pemimpin Daratan Soul. Walau dia sendirian, mungkin aku tidak akan bisa menghadapinya." Zhang Ruochen mengernyitkan dahinya. Dia telah bersiap untuk membakar darahnya dan bertempur sampai mati.     

Tepat setelah itu, cahaya Buddha bersinar dari sisi timur.     

Terdengar mantra-mantra sansekerta. Suaranya sangat kencang, seperti ribuan orang sedang melafalkannya secara bersamaan.     

Mata Peri Traceless, Shang Ziyan, Xun Ya, dan Liancheng Baili sama-sama mengeras. Di waktu yang sama, mereka menoleh ke sisi timur.     

"Dia datang. Sekte Buddha akhirnya terlibat." Peri Traceless agak mengernyitkan dahinya.     

Selama ini, Peri Traceless hanya punya satu kompetitor.     

Dia bertemu dengan kompetitornya satu tahun silam di Wilayah Truth Heavenly. Orang itulah yang menghentikannya. Sehingga, Zhang Ruochen dapat berkembang sampai seperti ini.     

Selanjutnya, dia dan Shang Ziyan pun kembali menganalisis situasinya. Lantas, mereka beranggapan bahwa ada kelompok lain yang sengaja menghentikan mereka, agar Zhang Ruochen bisa kembali berkembang.     

Lagipula, Biksu Suci Xumi pernah membantu Sekte Buddha sebelumnya. Mereka punya hubungan yang dalam.     

Sosok gadis berpakaian Buddhist keluar dari horizon. Dia membawa botol permata dan melangkah di atas lapisan cahaya Buddha.     

Tampaknya dia berusia 17 atau 18 tahun. Dia memiliki titik merah di dahinya. Wanita itu sama cantiknya seperti Peri Traceless, tapi auranya lebih suci dan murni.     

"Ternyata benar-benar dia, Peri Cihang," kata Peri Traceless.     

Peri Cihang juga bagian dari Nine Angels Beauty Scroll. Teknik Buddha-nya sangat luar biasa, hingga dia mampu mengimbangi Peri Traceless. Dia adalah kompetitornya Peri Traceless.     

Peri Cihang mengeluarkan batang willow dari botolnya. Setelah itu, dia melambaikannya ke udara.     

Percik-percik air emas berhamburan. Mereka berubah menjadi ratusan bayangan Buddha. Mereka bergerak ke arah kabut ghost dan memurnikan ratusan ruh jahatnya.     

Tatapan mata Peri Traceless menjadi dingin. Chi Suci yang memancar darinya membuat tanahnya beku.     

"Amitabha!"     

Mata Peri Cihang sama dalamnya seperti danau. Suaranya sangat lembut dan memberikan kedamaian. "Kalian berani membunuh orang lain di Wilayah Truth Heavenly. Apa kalian tidak takut dihukum?"     

Ketika itu, ekspresi Shang Ziyan berubah murung. Kemunculan Peri Cihang memang telah mengejutkannya.     

Karena Peri Cihang dapat menemukan tempat itu, bukankah dia juga akan melaporkannya pada murid-murid dewa di Istana Dewa Kebenaran? Jika murid-murid dewa itu datang kemari, maka konsekuensinya akan sulit dibayangkan.     

Namun, Shang Ziyan tidak ingin kehilangan peluang terbaik untuk membunuh Zhang Ruochen, hingga dia pun menjadi kebingungan.     

Tiba-tiba, terdengar suara dari langit. "Salam Sejahtera."     

Secercah cahaya putih membelah langit merah.     

Sosok pemuda berjubah Taoist turun dari langit. Terdapat simbol Bagua yang berotasi di bawah kakinya. Setelah tiba di sana, struktur tanahnya sontak berubah.     

"Zhen Yuan." Shang Ziyan memicingkan matanya.     

Zhen Yuan tersenyum. "Saudara Ziyan, ternyata kau sudah melewati batas. Apa kau pikir Wilayah Truth Heavenly akan tetap tinggal diam?"     

Zhang Ruochen tampak kebingungan. Diam-diam, dia mengamati Zhen yUan dan Peri Cihang. Kenapa dua figur tangguh dari Sekte Buddha dan Taoist datang kemari?     

Apa mereka datang untuk menyelamatkanku? Tapi, aku tidak punya hubungan dengan mereka. Aku juga tidak mengenal mereka." Meski begitu, Zhang Ruochen tidak bersikap ceroboh. Dia pun kembali mengamati mereka.     

Hubungan di antara kelompok-kelompok di Dunia Langit ternyata jauh lebih rumit dari yang diperkirakannya.     

Setelah Zhen Yuan tiba di sana, Shang Ziyan paham bahwa percobaan pembunuhan itu sudah gagal. Oleh karena itu, dia mengirimkan pesan kepada Peri Traceless, Xun Ya, Liancheng Baili dan Gong Ziyan. Dia meminta mereka agar pergi dari sana.     

Tapi ketika mereka ingin pergi dari sana, rupanya masih ada aura lain yang membelah langit merah.     

Feng Xi muncul di atas langit. "Kalian telah melanggar hukum Wilayah Truth Heavenly dan kalian ingin pergi begitu saja?" katanya dengan suara kencang. "Kalian semua ikut aku ke Istana Dewa Kebenaran. Biar mereka menilai kalian."     

Liancheng Baili mendengus dingin. "Ternyata banyak yang tidak takut mati. Apa gara-gara statusmu sebagai murid dewa, maka kau pikir dirimu luar biasa? Bahkan dewa akan mati jikalau mereka berani mengusik Organisasi Heavenly Kill. Tunggu apa lagi? Ayo kita serang mereka dan mencari jalan keluarnya."     

Dia mengeluarkan pedang dari sarungnya. Ilmu Pedang Xuangang berubah menjadi secercah cahaya, yang melesat ke udara.     

Kehendak saintlynya memancar keluar. Dengan aura yang mengerikan, dia melesat ke arah Feng Xi, dan hendak membunuh murid dewa itu. Setelahnya, dia akan melarikan diri.     

Zhang Ruochen menghembuskan nafasnya. "Kuat sekali. Pantas saja dia bisa mengendalikan First and Second Death Emissary. Kalau menilai dari kemampuannya, kurasa sulit untuk mencari tandingannya di bawah Aam Supreme Saint."     

Zhang Ruochen pun mengkhawatirkan keselamatan Feng Xi. Tapi, dia tidak bisa melakukan apa-apa.     

Akan tetapi, Feng Xi tidak menyerang, atau bahkan mengaktifkan Chi Suci-nya. Sebaliknya, wanita itu cuma menggelengkan kepalanya.     

Saat Liancheng Baili sedang merasa kebingungan, tiba-tiba telapak tangan raksasa melesat dari balik awan merah dan langsung menghujam tubuhnya. Tangan itu menamparnya seperti sedang menampar lalat.     

Kaboom!     

Lubang tangan sepanjang ratusan meter terbentuk di tanah.     

Liancheng Baili sedang tergeletak di bawahnya. Tubuhnya bersimbah darah. Dia tidak bisa berdiri lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.