Kaisar Dewa

Teman Hidup dan Mati



Teman Hidup dan Mati

1Belasan anggota inti dari Istana Dewa Kematian sedang menghalangi jalannya.     0

Qin Kai berjalan di barisan depan dengan mengenakan jubah Dewa Kematian. Dia setinggi 6.6 kaki dengan tangan dan kaki yang kecil. Terdapat enam ekor naga di jubah hitamnya, yang memancarkan cahaya merah, seolah mereka ingin terbang.     

Ketika dia berdiri di hadapan Zhang Ruochen, tanahnya bergetar. Seketika itu juga, tulang-tulang Zhang Ruochen bergemeretak. Aura itu juga mampu mengintimidasi para pertapa di sekitarnya.     

Zhang Ruochen memicingkan matanya. Dia melihat bayangan Blood Demon dengan empat tangan di atas kepala Qin Kai. Tingginya lebih dari 12 kaki.     

Blood Demon bertangan empat itu terbentuk dari Chi membunuh. Itu dikenal sebagai Bayangan Biksu Chi Membunuh.     

Namun, Bayangan Biksu Chi Membunuh bukanlah bayangan biksu yang sesungguhnya. Tapi kadang-kadang, itu jauh lebih mengerikan dibandingkan bayangan biksu sungguhan. Bagi sosok pembunuh papan atas seperti Qin Kai, maka dia hanya perlu melepaskan Bayangan Biksu Chi Membunuh untuk menakuti banyak pertapa.     

Sementara itu, para pembunuh lainnya – yang terlihat kejam – mendadak diam, seolah mereka baru saja melihat kedatangan rajanya.     

Zhang Ruochen mengamati situasi di sekitarnya. Lantas, dia menemukan Ji Fanxin dan Xie Chengzi sedang berdiri di dekat sana.     

Zhang Ruochen merasa sangat senang setelah melihat Ji Fanxin tidak melarikan diri.     

Setelah itu, dia melepaskan secercah Kekuatan Batin-nya – yang berubah menjadi segaris energi tak kasat mata – dan hendak bicara dengan Ji Fanxin.     

Namun, rupanya Qin Kai sangat teliti. Dia mengernyitkan alisnya dan menudingkan jarinya.     

Bang!     

Dia menghancurkan segaris Kekuatan Batin Zhang Ruochen.     

Qin Kai berusaha mencari kemana perginya Kekuatan Batin tersebut, namun dia tidak menemukan siapapun, karena Ji Fanxin dan Xie Chengzi sama-sama bersembunyi.     

"Kelihatannya kau tidak sendirian. Dan sepertinya, mereka berdua punya kultivasi tinggi." Qin Kai baru saja melepaskan Kekuatan Batin-nya, namun dia tidak bisa menemukan mereka berdua, hingga membuatnya terkejut.     

Padahal, Kekuatan Batin-nya sudah berada di level 59. Sebentar lagi, dia akan menjadi Supreme Saint Kekuatan Batin. Oleh karena itu, mestinya cuma segelintir pertapa di bawah Alam Supreme Saint yang dapat bersembunyi darinya.     

Ketika itu, Zhang Ruochen terkejut dengan kemampuan Qin Kai, namun dia tidak panik. Sebaliknya, dia berkata tenang. "Elder Qi ingin membunuhku lebih dulu. Jadi, aku terpaksa harus melindungi diri."     

Pembunuh Heavenly King – yang tadinya mengantar Zhang Ruochen dan Ji Fanxin untuk bertemu dengan Elder Qi – sedang berdiri di belakang Qin Kai. Kelihatannya di organisasi itu, statusnya juga tinggi. Ketika itu, dia berkata dengan suara seraknya, "Omong kosong. Elder Qi cuma ingin meminta uang muka. Kenapa dia malah ingin membunuhmu? Aku berani bertaruh, Elder Qi memilih untuk menyerangmu karena kau tidak bisa membayar uang mukanya, kan? Dan kau berusaha melarikan diri dari tempat ini?"     

Zhang Ruochen melepaskan Mata Langit dan menatap pembunuh Heavenly King. Seketika itu juga, dia menemukan bahwa teknik yang dikuasai olehnya, ternyata mirip dengan Immortal Demonic Technique-nya Elder Qi. Rasa-rasanya, pembunuh itu juga berasal dari Daratan Black Demon. Bisa jadi, dia adalah tangan kanan Elder Qi.     

"Tidak bisa membayar uang muka?"     

Zhang Ruochen mengeluarkan tas penyimpanan dan melemparkannya kepada Qin Kai. "Kabarnya, Istana Dewa Kematian selalu peduli reputasinya sendiri dan kalian akan selalu bersikap netral. Sebab, kalian tidak akan pernah ikut campur ke dalam urusan dunia lain. Tapi hari ini, aku sangat kecewa dengan kalian.     

"Elder Qi adalah salah satu pertapa dari Daratan Black Demon, kan? Apa dia benar-benar tulus bekerja untuk Istana Dewa Kematian? Apa kalian yakin bahwa dia tidak akan pernah menghianati organisasi demi membela dunianya sendiri?"     

Pembunuh Heavenly King itu mendengus. "Elder Qi sudah bergabung dengan kami sejak 700 tahun silam. Kenapa dia harus menghianati Istana Dewa Kematian?"     

Zhang Ruochen berkata, "Aku baru saja memesan jasa kalian, dengan nilai sekitar 1.4 milyar batu suci. Dengan begitu, mestinya aku akan menjadi tamu kehormatan kalian, kan? Bukankah tindakan Elder Qi bisa saja merusak reputasi kalian?"     

"Kau cuma mengarang cerita."     

"Cukup..." bisik Qin Kai. Setelah itu, si pembunuh Heavenly King sontak menutup mulutnya.     

Qin Kai kembali melemparkan tas penyimpanannya kepada Zhang Ruochen dan berkata, "Batu suci di dalamnya memang cukup untuk membayar uang muka. Karena semuanya masih belum jelas, maka kita perlu menginvestigasinya dulu."     

Pembunuh itu berkata, "Kakak Qin, kita tidak boleh membiarkan kematian Elder Qi sia-sia. Bagaimana dengan harga diri kita?"     

"Harga diri kita memang penting, tapi reputasi kita jauh lebih penting. Jika salah satu tamu yang memesan jasa dengan nilai lebih dari 1 milyar itu mati di Istana Dewa Kematian, maka di kemudian hari, tidak akan ada lagi yang mau berbisnis dengan kita."     

Qin Kai menatap si pembunuh Heavenly King dan berkata, "Bisnis dengan angka 1 milyar batu suci seharusnya diarahkan langsung kepada pemimpin istana. Ini adalah urusan besar. Kita tidak berhak untuk memutuskannya."     

Mendengar itu, maka si pembunuh langsung membungkuk dan menundukkan kepalanya. Dia setuju.     

Di waktu yang sama, Zhang Ruochen merasa agak lega, lalu membatin, "Ternyata uang dan kekuatan adalah elemen dasar untuk bertahan hidup. Jika bukan karena bisnis senilai 1.4 milyar itu, mungkin mereka sudah membunuhku.     

Qin Kai masuk ke dalam Weapon-refining Paviliun untuk memeriksa sisa-sisa pertempuran.     

Demonic Sound mengirimkan telepati kepada Zhang Ruochen. "Apa yang harus kita lakukan sekarang, master? Apa kita akan menggunakan kesempatan ini untuk melarikan diri?"     

Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya dan berkata, "Qin Kai mungkin setara dengan 10 murid dewa. Jadi, tampaknya mustahil bila kita ingin lari darinya. Selain itu, pemakaman ini adalah tempat yang menakjubkan. Kurasa kita tidak akan bisa keluar dari sini."     

"Lalu, apa kita hanya akan menunggu di sini?" Demonic Sound menjadi semakin khawatir.     

Zhang Ruochen berkata, "Jejak-jejak pertempuran itu dapat membongkar banyak hal. Kita hanya bisa berharap supaya Qin Kai menemukan petunjuknya."     

Namun, Demonic Sound masih mengkhawatirkannya. "Walau Qin Kai bisa menemukan petunjuknya, tapi Elder Qi adalah salah satu senior di Istana Dewa Kematian. Jadi, Qin Kai akan menutupi kesalahannya, agar skandal itu tidak sampai tersebar luas. Pada akhirnya, mereka masih akan mengincar kita."     

Yang jelas, Zhang Ruochen juga sempat memikirkan kemungkinan tersebut. Apabila itu benar-benar terjadi, maka Zhang Ruochen akan menggunakan Tongkat Priest dan memberitahu Dewi Bulan. Selama Dewi Bulan datang ke sana, maka Istana Dewa Kematian akan melepaskannya demi menghargai sang dewi.     

Tentu saja, dia tidak akan meminta bantuan Dewi Bulan, kecuali sudah tidak ada pilihan lain.     

Jika dia selalu mengandalkan Dewi Bulan setiap kali terlibat ke dalam masalah, maka lama kelamaan dia tidak akan ada harganya di mata dewi.     

Beberapa saat kemudian, Qin Kai keluar dari bangunan tersebut dan menghampiri Zhang Ruochen.     

Demonic Sound paham bahwa Zhang Ruochen telah terkena racun, hingga kondisinya sangat lemah. Oleh karena itu, dia langsung pasang badan dan menghentikan Qin Kai.     

Namun, Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya.     

Setelah itu, menggenggam tangan kiri Zhang Ruochen dan memeriksanya.     

Setelah melepaskan tangannya, Qin Kai berkata, "Ternyata kau benar-benar telah terkena Racun Mirage. Tak kusangka, kau masih bisa bertahan hingga sekarang dan tidak berubah transparan. Ayo ikuti denganku!"     

"Kemana?" tanya Demonic Sound.     

"Tidak perlu bertanya. Ikut saja denganku."     

Qin Kai berjalan menuruni tangga dan mengambil Weapon-refining Paviliun Elder Qi – yang berubah menjadi benda sekepalan tangan – lantas dia menyimpan benda tersebut.     

Demonic Sound mengirimkan gelombang suara kepada Zhang Ruochen. "Anda tidak boleh mengikutinya, Master. Sebaiknya kita bertempur melawannya sampai mati. Dengan Kitab Misteri Ruang dan Waktu, mungkin kita masih akan punya peluang untuk keluar dari sini."     

Namun, Zhang Ruochen menolak sarannya dan masih mengikuti Qin Kai.     

Sebab, bila Qin Kai ingin membunuh mereka berdua, maka dia tidak akan perlu bersusah payah untuk melakukannya. Tapi, dia masih belum melakukannya. Kelihatannya, dia sudah menemukan bukti untuk membelanya.     

Dan itu membuat Zhang Ruochen sangat penasaran. Apa Qin Kai sudah tahu mengenai latar belakang Elder Qi?     

Atau, apa masih ada alasan lainnya?     

Qin Kai berjalan di depan. Dia mengangguk ke arah Zhang Ruochen yang mengikutinya dari belakang. Setelah itu, dia bergumam. "Pantas saja pria itu sangat menghargainya. Ternyata dia memang luar biasa."     

Qin Kai berhenti di depan gerbang gua.     

Boom!     

Pintu batunya terbuka secara otomatis.     

Qin Kai menoleh ke belakang, dan berkata, "Masuklah. Seseorang sudah menunggumu di dalam sana."     

"Siapa?" tanya Zhang Ruochen.     

"Setelah masuk ke dalam, maka kau akan mengetahuinya!"     

Qin Kai lebih dulu masuk ke dalam gua batu.     

Zhang Ruochen mengikutinya. Setelah itu, maka semuanya sontak menjadi jelas. Ternyata, Zhang Ruochen melihat sosok familier di dalam sana. Dia sedang mengenakan pakaian abu-abu dan membawa pedang besi.     

Mereka berdua saling berpandangan.     

Pada saat itu, Zhang Ruochen tersenyum. Semua kebingungannya mendadak hilang. Dia pun bertanya, "Sejak kapan kau bergabung dengan Istana Dewa Kematian?"     

Pria yang membawa pedang besi itu tersenyum tipis kepadanya, lantas berkata, "Saya cuma pembunuh bayaran di Istana Dewa Kematian. Saya bisa pergi dari sini kapanpun."     

Qin Kai mendekati meja batu dan melepaskan topeng kristalnya. "Pemimpin istana selalu ingin menjadikannya sebagai murid dan mengangkatnya sebagai anggota inti organisasi. Namun, selama ini dia selalu menolak tawaran beliau. Bahkan para Kaisar Pembunuh tidak ada yang pernah berani melakukannya."     

Ternyata sosok yang membawa pedang besi itu adalah Le.     

Le menatap Zhang Ruochen dan berkata, "Pusat Kekaisaran Suci telah kehilangan banyak orang setelah diserang oleh para pembunuh dari Organisasi Heavenly Kill. Bahkan Paviliun Penjaga Naga kehilangan dua anggotanya. Oleh karena itu, Wakil Pemimpin Paviliun meminta saya dan Han Qiu untuk bergabung dengan Istana Dewa Kematian, sehingga kami dapat mengimbangi Daratan Heaven. Tentu saja, kami hanya membunuh para pertapa dari Daratan Heaven."     

Zhang Ruochen melirik Qin Kai yang sedang duduk di sebelah mereka.     

Le paham dengan maksud Zhang Ruochen, hingga dia berkata, "Jangan khawatir, saya dan kakak Qin Kai adalah teman hidup dan mati. Dia tidak akan membongkar rahasia yang baru saja saya ungkapkan."     

Zhang Ruochen berkata, "Artinya, kau memintanya untuk membantuku?"     

Le mengangguk dan berkata, "Ketika Anda memesan kematian Shang Ziyan, Yan Xi, Xun Ya, dan Gong Ziyan, maka saya sudah menduga kalau mungkin itu adalah Anda. Dan setelah mutiara kehidupan Elder Qi hancur, maka saya menjadi semakin yakin."     

"Kenapa? Apa selama ini kalian sudah tahu kalau Elder Qi sedang bekerja sama dengan Daratan Black Demon?" tanya Zhang Ruochen.     

"Apa yang kau ketahui masih belum separuhnya," kata Qin Kai.     

Le berkata, "Sistem intelegensi Istana Dewa Kematian telah tersebar luas di seantero Dunia Langit, termasuk organisasi kami sendiri. Elder Qi bukan cuma pertapa dari Daratan Black Demon, tapi dia juga bergabung dengan Organisasi Heavenly Kill sejak lama. Kami tidak membunuhnya, karena kami ingin menggunakannya untuk memancing ikan yang lebih besar."     

"Ternyata begitu."     

Zhang Ruochen bertanya, "Katamu, Han Qiu juga bergabung dengan Istana Dewa Kematian? Lantas di mana dia sekarang?"     

"Setelah mendengar kalau Elder Qi ingin membunuh Anda, maka dia menjadi sangat marah. Sekarang ini, dia sedang menghabisi anak buah Elder Qi," kata Le. "Tidak ada seorangpun yang bisa menghentikannya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.