Kaisar Dewa

Great Success with the Eleventh Palm Technique



Great Success with the Eleventh Palm Technique

3Setelah menghabiskan waktu selama beberapa hari bersama Chi Kongyue, maka timbul perasaan aneh di hati Zhang Ruochen. Dia tidak merasa kesepian seperti sebelumnya.     2

Faktanya, dia enggan meninggalkannya. Sialnya, dia tidak punya pilihan lain.     

Zhang Ruochen sempat mencatat Teknik Pedang Waktu kedua, lantas memberikannya kepada Chi Kongyue.     

Chi Kongyue menerima scroll tersebut. Dia berkata dengan mata yang berkaca-kaca, "Kabarnya, para keturunan dewa dari Dunia Neraka akan menghancurkan Altar Langit dan Bumi di Daratan Kunlun. Kurasa perang akan segera terjadi. Apa kau akan kembali bersama kami untuk melawan musuh-musuh itu?"     

"Bagi kebanyakan kultivator di Daratan Kunlun, maka aku lebih mirip seperti musuh bebuyutan yang layak untuk dibunuh," kata Zhang Ruochen.     

Kelihatannya, Chi Kongyue bisa memahami rasa sakit dan derita yang dialami oleh Zhang Ruochen. Oleh karena itu, dia terdiam.     

Zhang Ruochen melipat tangannya di belakang pinggul, lalu berjalan ke ruang hampa dan membentuk riak-riak lingkaran. Dalam satu langkah, dia menghilang di depan Chi Kongyue.     

...     

Pasar Saint Heavenly Capital, Istana Hundred Flower.     

Zhang Ruochen bertemu dengan Peri Hundred Flower – Ji Fanxin. Kemudian, dia membuka beberapa kotak perunggu yang diletakkan di atas meja dan memeriksa barang pesanannya.     

"The Royal Sacred Chalcedony.     

"The Rootless Cranebloom.     

"The Heavenly Bloodstone. Lumayan, lumayan. Ternyata kau memang bisa diandalkan. Bahkan kau bisa mendapatkan Heavenly Bloodstone."     

Ketika Zhang Ruochen membuka kotak keempat, dia menemukan botol permata di dalamnya. Setelah memeriksa cairan di dalamnya, maka dia sedikit mengernyitkan dahinya dan berkata, "Kenapa cuma 50 tetes? Aku memesan seratus tetes."     

JI Fanxin sedang duduk di balik tirai. Dia terlihat sangat cantik, bagaikan wanita di dalam lukisan. Ketika itu, dia memutar bola matanya kepada Zhang Ruochen. "Satu tetes Tear of Void sangat sulit ditemukan. Aku sudah menghubungi semua kolegaku dan cuma bisa mendapatkan 50 tetes."     

Zhang Ruochen menutup kotaknya dan tersenyum. "Baiklah, 50 tetes juga tak masalah! Semua barang ini, ditambah 12 jiwa gajah di level Saint King, berapa harganya?"     

"800 juta batu suci," kata Ji Fanxin.     

Walau Zhang Ruochen sudah punya gambaran mengenai harganya, tapi dia masih merasa sangat terkejut.     

Harga itu sangat tinggi bagi sebagian besar Saint King. Bahkan setelah menabung selama ribuan tahun lamanya, mustahil untuk mengumpulkan uang sebanyak itu.     

"Aku adalah pelanggan lama. Apa kau bisa memberiku diskon?" tanya Zhang Ruochen.     

Ekspresi Ji Fanxin tidak berubah. Ketika itu, dia berkata, "Mestinya kau paham bahwa Heavenly Bloodstone itu senilai 300 juta batu suci. Berdasarkan pada statusmu sekarang ini, maka kau tidak akan bisa mendapatkannya.     

"Di pasaran, Tears of Void senilai lebih dari 10 juta batu suci per tetesnya. Sehingga, 50 tetesnya sama dengan 500 juta batu suci. Belum lagi ditambah dengan barang-barang lainnya. Di antara barang-barang itu, mana yang harganya di bawah 100 juta?"     

"Karena kita adalah teman, maka aku telah memberimu diskon besar. 800 juta batu suci itu sudah termasuk diskon.     

"Tentu saja, bila kau menganggap harganya terlalu mahal, maka kau bisa membeli barang-barang dengan level yang lebih rendah. Kau bisa memurnikan tubuh jiwa pedangmu dengan bahan yang berkualitas lebih buruk."     

Baru saat itulah, Zhang Ruochen sadar bahwa Peri Hundred Flower ternyata sangat cermat dalam berbisnis. Sangat sulit untuk mengambil keuntungan darinya.     

"Tidak perlu. Aku akan membayarnya."     

Tanpa berlama-lama, Zhang Ruochen mengeluarkan satu per satu harta karunnya dari dalam Cincin Ruang. Terdapat banyak senjata saint, pil saint, rune-rune dan beberapa harta karun lainnya.     

Semua itu diperoleh dari hasil peperangan di Dojo Xumi.     

Cincin Ruang Zhang Ruochen menyimpan banyak harta karun di dalamnya. Itu membuat mata Ji Fanxin bercahaya, sambil mengamati situasi di sekitarnya. "Ternyata, Daratan Heaven benar-benar telah menderita kerugian besar dan membuatmu mendapatkan banyak keuntungan. Pantas saja para dewa dari Daratan Heaven merasa terkejut dan buru-buru berkunjung ke Wilayah Truth Heavenly dengan tubuh aslinya masing-masing."     

"Memangnya dewa mana yang datang ke Wilayah Truth Heavenly?" Zhang Ruochen pun merasa terkejut.     

Ji Fanxin meminta Qian Liwen untuk menakar harganya, lantas berkata pelan. "Aku sempat mendengar beberapa rumor di luar sana, bagaimana kalau kita bertukar informasi?"     

"Informasi apa yang kau ingin kau ketahui?" tanya Zhang Ruochen.     

Lantas, Ji Fanxin bertanya, "Sebenarnya, apa yang terjadi di Dojo Xumi?"     

Zhang Ruochen pun merasa tersentak. "Bahkan dengan statusmu, kau tidak bisa mendapatkan berita itu?"     

Ji Fanxin menggelengkan kepala dan berkata, "Istana Dewa Kebenaran telah menyegel semua beritanya. Selain para pertapa dari Daratan Kunlun atau Dunia Langit, maka tidak ada seorangpun yang mengetahui informasi tersebut. Pihak luar hanya tahu kalau banyak korban yang mati dalam pertempuran di Dojo Xumi, dan Daratan Heaven baru saja menderita kerugian besar. Namun, detil informasinya disembunyikan, terutama mengenai jumlah korban, dan siapa saja yang terbunuh dalam pertempuran tersebut."     

Zhang Ruochen merasa agak terkejut. Ternyata, peperangan di Dojo Xumi berdampak sangat serius, bahkan hal itu berada di luar dugaannya.     

Dia bisa memahami kenapa Istana Dewa Kebenaran sampai harus memblokir berita tersebut. Lagipula, belum pernah ada peperangan yang menimbulkan banyak korban seperti itu di Wilayah Truth Heavenly sebelumnya.     

Namun, Zhang Ruochen masih merasa penasaran dengan sikap Istana Dewa Kebenaran untuk menangani hal tersebut.     

Apa mereka akan memintanya untuk melepaskan para Saint King yang sudah menjadi tawanan?     

Zhang Ruochen menceritakan gambaran kasar dari peperangan tersebut kepada Ji Fanxin. Selama mendengarnya, ekspresi Ji Fanxin sering berubah-ubah. Pada akhirnya, dia terlihat ketakutan.     

Di sebelahnya, Qian Liwen mengedipkan matanya. Dia ingin pergi dari sana secepat mungkin, karena dia takut terlibat dengan masalah Zhang Ruochen.     

Mindset Ji Fanxin lebih kuat daripada Qian Liwen, hingga dia dapat menenangkan diri dalam waktu singkat. "Tapi kenapa kau melakukannya? Padahal, ini adalah masalah Daratan Kunlun. Kenapa kau sampai harus terlibat di dalamnya? Daratan Heaven telah menderita kerugian besar. Kalau begitu, mereka pasti akan mengincarmu dengan brutal. Ketika mereka melakukannya, maka mereka tidak akan pernah memberimu kesempatan untuk hidup. Banyak kultivator di sekitarmu yang akan terkena dampaknya."     

Zhang Ruochen berkata dengan tampang datar, "Toh, meski aku tidak melibatkan diri, mereka masih akan mengincarku. Memangnya Dewa mana yang datang ke Wilayah Truth Heavenly?"     

"Yanshen," kata Ji Fanxin.     

Rasa jijik memancar dari mata Zhang Ruochen. "Dia cuma anjing tua. Apa yang dia lakukan di tempat ini?"     

Shang Ziyan sudah mencoba segala cara untuk membunuh Zhang Ruochen. Yanshen pasti merupakan orang yang ada di belakangnya. Secara natural, Zhang Ruochen membencinya.     

Kaki Qian Liwen gemetar hebat. Menurutnya, Zhang Ruochen terlalu berani dalam menentang dewa. Lebih jauh, sekarang ini, dewa itu sedang berada di Wilayah Truth Heavenly. Karena dia sudah menjadi dewa, maka dia bisa mendengar ucapan Zhang Ruochen.     

Punggung Qian Liwen pun dibanjiri oleh keringat dingin. Dia mendongak dengan tampang ketakutan, karena dia khawatir bila Yanshen dapat mendengar perkataan Zhang Ruochen, lantas membunuh semua orang yang ada di dalam sana.     

Ji Fanxin masih tampil tenang dan melirik Qian Liwen. "Elder Qian, kau tidak perlu gugup seperti itu. Ini adalah Dojo Dewi Datura. Yanshen tidak akan bisa mendengar ucapan kita."     

Wanita itu buru-buru menambahkan. "Mungkin, Yanshen datang kemari karena ingin menyelamatkan para Saint King dari Daratan Heaven. Tapi karena semua sudah terlanjur terjadi, walau Yanshen ingin menyelamatkan mereka, tapi dia masih harus membayarnya dengan harga mahal."     

"Master Ruochen, jika Daratan Heaven dan Istana Dewa Kebenaran sama-sama membuat kesepakatan dan mereka akan memintamu untuk melepaskan para tahanan, apa kau akan melepaskan mereka?"     

Zhang Ruochen cuma tersenyum dan tidak menjawab pertanyaannya. Sebaliknya, dia berkata, "Elder Qian, menurutmu, kira-kira berapa harga semua harta karun ini?"     

Qian Liwen berjalan menghampirinya dengan hati-hati. Ketika dia menatap Zhang Ruochen, matanya terlihat takjub. Dia tidak lagi menganggapnya sebagai junior muda. "Master Ruochen, semua harta karunnya senilai 570 juta batu suci."     

"Kalau begitu, aku masih punya hutang 30 juta batu suci?"     

Zhang Ruochen hendak mengeluarkan lebih banyak harta karun dari Cincin Ruang-nya, tapi tiba-tiba terdengar suara Ji Fanxin. "Lupakan saja 30 jutanya! Master Ruochen, jangan lupa dengan janjimu kepadaku. Setelah kau tiba di Daratan Kunlun, maka aku akan mencarimu."     

Setelah Zhang Ruochen kembali ke Dojo Dewi Bulan, dia pergi menemui Su Jing.     

Namun, walau sudah menghubungi semua koleganya, tapi Su Jing hanya bisa mengumpulkan lima tetes Tears of Void dan beberapa Royal Sacred Chalcedony. Sedangkan untuk Heavenly Bloodstone atau Rootless Cranebloom, maka dia tidak bisa mendapatkannya.     

Zhang Ruochen agak kecewa dengan hasil tersebut. Oleh karena itu, dia akan menunda proses pembentukan tubuh jiwa pedangnya.     

"Kalau begitu, sebaiknya aku melatih gerakan kesebelas Pukulan Naga dan Gajah Prajna."     

Zhang Ruochen mengeluarkan 12 jiwa naga dan gajah Saint King di bawah tanah Dojo Dewi Bulan. Dia sedang berada di tepi Danau Yin Yang.     

Daratan Yin Yang pernah membangun Danau Yin Yang di bawah tanah Dojo Dewi Bulan. Danau itu menyimpan banyak Chi Yin dan Yang, hingga membuatnya menjadi surga kultivasi.     

Gerakan kesebelas Pukulan Naga dan Gajah Prajna membutuhkan banyak Chi Maskulin. Oleh karena itu, Danau Yang adalah tempat yang sangat cocok.     

Danau Yang berdiameter 13 m. Airnya lebih panas dibandingkan magma, dan memancarkan cahaya merah.     

"Aku pernah memasukkan jiwa naga dan gajah di kedua tanganku. Jika aku kembali memasukkan 12 jiwa naga dan gajah ini, maka kekuatanku akan meningkat drastis. Setelahnya, maka teknik ini akan menjadi mantra suci level menengah."     

Tidak lama kemudian, Zhang Ruochen duduk di tepi Danau Yin Yang dan mulai memurnikan jiwa naga dan gajahnya.     

Zhang Ruochen memerlukan waktu selama 2 jam untuk memasukkan jiwa naga dan gajah. Namun, ketika dia baru saja memasukkan 9 ekor naga dan gajah, dia sudah menghadapi kesulitan.     

Lagipula, tubuh manusia juga punya batasan. Rasa-rasanya, batasan itu bisa menjadi senjata makan tuan.     

Di masa lalu, Zhan Yu, sosok Supreme Saint jenius dari Daratan Black Demon pernah memurnikan 12 jiwa naga di tubuhnya. Sebaliknya, Zhang Ruochen sedang memurnikan 12 jiwa naga ke tangan kirinya. Sehingga, tingkat kesulitannya meningkat beberapa kali lipat.     

Ketika dia memurnikan jiwa naga dan gajah kesepuluh, maka rasa sakitnya menyebar ke sekujur tangan, dan membuatnya berdarah-darah.     

Tampaknya, kedua tangannya terasa seperti nyaris meledak.     

Zhang Ruochen menggertakkan giginya, sambil mengaktifkan Kitab Empryan Kaisar Ming. Dia menekan kedua jiwa binatang itu dengan menggunkan Chi Suci-nya. Dia memasukkan mereka ke dalam tangannya secara paksa, agar mereka menyatu dengan kulit, daging, tulang, dan meridian-meridiannya.     

"Masih ada dua lagi. Lanjutkan."     

Zhang Ruochen melompat ke Danau Yang dan menimbulkan cipratan besar.     

Karena suhunya teramat panas, maka jubah saintnya pun berubah menjadi abu.     

Sambil menahan suhu panas Danau Yang, Zhang Ruochen menggenggam jiwa naga dan mulai memurnikannya. Di waktu yang sama, Chi Yang merasuk ke dalam pori-pori dan tubuhnya.     

Setiap partikel Chi Yang terasa bagaikan bola api.     

Bam! Bam!!     

Ketika Zhang Ruochen memurnikan jiwa-jiwa itu, dia juga melatih Pukulan Naga dan Gajah Prajna. Dia melatih pukulan itu untuk meningkatkan kekuatan daging dan tulang-tulangnya, sekaligus membantu proses pemurnian jiwa naganya.     

Proses pemurnian jiwa naga dan gajah ke-11 memerlukan waktu selama 6 jam. Selama itu, tangannya hancur lebih dari puluhan kali. Setiap kalinya, dia akan merasakan sakit yang luar biasa. Bahkan dengan mindset-nya yang tinggi, ketika itu dia hampir pingsan.     

Meski begitu, dia masih berjuang keras dan tidak ingin menyerah.     

Faktanya, dia cuma perlu memurnikan 1 jiwa naga dan gajah di level Saint King, apabila dia cuma ingin menguasai gerakan kesebelas Pukulan Naga dan Gajah Prajna.     

Namun, setelah bertempur dengan Shang Ziyan, maka Zhang Ruochen semakin sadar bahwa ternyata, banyak pertapa di luar sana yang lebih hebat darinya.     

Oleh karena itu, dia berjuang lebih keras dari orang lain dan tidak gampang menyerah.     

"Jiwa naga dan gajah yang terakhir."     

Zhang Ruochen masih sangat gigih, sebagaimana Chi Maskulin di tubuhnya menjadi semakin tebal. Kini, tubuhnya berubah menjadi berwarna merah keemasan, sedangkan kedua matanya memancarkan bola api.     

Tidak ada seorangpun yang tahu sudah berapa kali tangannya hancur, bahkan darahnya pun juga telah tercampur dengan air danau.     

Setengah hari kemudian, terdengar suara ledakan kencang dari Danau Yang.     

"Rawrrrr!!"     

Tidak lama setelahnya, terdengar suara auman naga.     

Seekor naga ungu – yang diselimuti api panas – sedang meliuk di atas Danau Yang. Kedua cakarnya sempat menggores atap aula bawah tanah. Sehingga, serangan itu mengaktifkan formasi pertahanannya.     

Boom!!     

Di atas permukaan tanah, seantero Dojo Dewi Bulan terguncang hebat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.