Kaisar Dewa

Kawan Lama



Kawan Lama

3Seratus ribu tahun silam, ketika Bloorlord Erjia masih muda dan berada di level Saint King, saat itu dia pernah menjadi sosok bintang di eranya. Alhasil, Dewi Bulan pun percaya dengan potensinya.     
0

Seselektif itulah Dewi Bulan. Selama ini, dia hanya mau mengakui kemampuan lima junior, dan salah satunya adalah Zhang Ruochen.     

Sosok bertalenta seperti Bloodlord Erjia – yang sudah menembus Alam Dewa dan berkultivasi selama ratusan ribu tahun lamanya – jelas merupakan sosok yang mengerikan.     

"Aku hanya perlu mengerahkan satu pertiga kekuatanku untuk mengalahkanmu," kata Dewi Bulan.     

"Kau terlalu percaya diri, Dewi Bulan! Sekarang ini sudah bukan lagi seperti di masa 100 ribu tahun silam. Semuanya sudah berubah. Kelompok yang paling kuat sudah hancur. Dewa-dewa baru mulai bermunculan dan menggantikan mereka. Aku adalah salah satunya. Sekarang ini, aku cuma perlu satu pertempuran lagi. Setelah itu, aku akan berdiri di puncak Dunia Langit."     

Bloodlord Erjia sedang berdiri di pusat pusaran. Setelah itu, dia maju satu langkah. Namun, satu langkah itu telah membuatnya melintasi jarak yang sangat jauh dan berada di Dunia Shatuo.     

Saat Bloodlord Erjia berkata bahwa dia hanya memerlukan satu pertempuran lagi, secara natural, maksudnya adalah bertempur melawan Dewi Bulan. Selama dia bisa mengalahkan Dewi Bulan, maka dia akan semakin dipercaya oleh Jiatianxia, hingga dia bisa menjadi sosok yang paling berpengaruh di Dunia Langit.     

Dia memutar kemoceng di tangannya, dan setiap helai kainnya seolah mampu mengguncang langit dan bumi. Lantas, tanah di bawah kaki Dewi Bulan berubah menjadi ruang hampa.     

Prinsip-prinsip di langit dan bumi terlepas dari ruang hampa tersebut, sebagaimana ribuan pilar energi mulai menerjang Dewi Bulan.     

Sambil merentangkan satu jari cantiknya, Dewi Bulan menuding ke arah depan dan melepaskan cincin-cincin cahaya dari ujung jarinya.     

Bloodlord Erjia bisa merasakan energi yang terkandung di balik cahaya tersebut. Sehingga, dia mulai menggerakkan kemocengnya dengan segenap kekuatan. Prinsip-prinsip energi yang memancar dari tubuhnya memenuhi ruang di sekitarnya, lantas berkumpul ke dalam senjatanya.     

Boom!     

Namun, prinsip-prinsipnya terbelah dan membuat kemocengnya hancur. Di waktu yang sama, tangan Bloodlord Erjia bersimbah darah. Kemudian, dia buru-buru bergerak mundur, dan ekspresinya terlihat ketakutan.     

Setelah mengaktifkan tameng kunonya dan terhempas hingga ribuan mil, barulah dia bisa menetralisir energi Dewi Bulan.     

"Whoa, kuat sekali!"     

Ekspresi Bloodlord Erjia mendadak berubah setelah dia membalikkan badannya dan melihat Peti Kristal Sun-moon yang melesat arahnya. Petinya mirip seperti matahari panas dan bulan dewa     

"Bloody war in the Heavens!"     

Bloodlord Erjia berputar cepat dan berubah menjadi pilar darah. Ketika pilar darahnya membumbung ke angkasa, maka area di sekitarnya sontak berubah lautan darah. Ribuan tangan raksasa – yang muncul dari balik lautan darah itu – sedang berusaha menghalau Peti Kristal Sun-moon, hingga mengguncang dunia di sekitarnya.     

Boom!     

Setelah menghantamnya beberapa kali, akhirnya peti itu berhasil membelah lautan darahnya dan merobeknya menjadi dua.     

Dewi Bulan sedang berdiri di atas Peti Kristal Sun-moon, di tengah belahan lautan darah tersebut. Sambil menekan tubuh asli Bloodlord Erjia, maka energinya mulai ditekan ke dalam ruang hampa di bawahnya dan menghilang dari pandangan semua orang.     

Para kultivator itu pun merasa takjub saat melihatnya, sebagaimana belahan langitnya mulai kembali tertutup.     

Sebelum dia menghilang, saat itu Dewi Bulan sempat terlihat sangat heroik, sambil menekan Bloodlord Erjia di bawah kakinya.     

Dewa Api dan Youshen sama-sama mendesah lega setelah keluar dari Dunia Shatuo. Sebab, mereka sangat paham dengan kemampuan Bloodlord Erjia. Namun, di hadapan Dewi Bulan, Bloodlord Erjia bagaikan domba yang tak berdaya.     

"Jangan khawatir. Bloodlord Erjia pasti telah mempersiapkan sesuatu. Karena dia berani menantang Dewi Bulan, artinya dia telah membawa senjata supreme dari Istana Dewa Bloody War. Dengan senjata itu, maka dia tidak akan kesulitan untuk mengalahkan Dewi Bulan," kata Bloodlord Sijia.     

Walau dia berkata seperti itu, tapi dia tidak berani lagi masuk ke Dunia Shatuo, kalau-kalau Dewi Bulan akan kembali menyerangnya setelah mengalahkan Bloodlord Erjia. Apabila hal itu sampai terjadi, maka dia tidak akan bisa membayangkan konsekuensinya. Karena Bloodlord Erjia dan Blackheart Demonlord sudah berada di sana, maka mereka tidak perlu lagi mengambil resiko.     

Di Gunung Dewi Bulan, Blackheart Demonlord mengeluarkan bayangannya, hingga berubah menjadi bayangan-bayangan demonic. Setelah menyerang lebih dari 30 kali, akhirnya dia mampu merobek cincin-cincin dewa.     

"Tidak!"     

Supreme Saint Manjian pun berteriak penuh penyesalan.     

Boom!     

Energi dewa menerobos masuk ke dalam cincin dan mengarah menuju Supreme Saint Manjian.     

Pedang besar milik Supreme Saint Manjian – yang ada di punggungnya – tiba-tiba terbang secara otomatis dan berbenturan dengan energi dewa tersebut. benturan serangan itu membuatnya terhempas ke belakang, sebelum akhirnya Supreme Saint Manjian membentur dinding Kuil Guanghan.     

Iblis itu mendengus. "Kelihatannya aku masih meremehkan kemampuan cincin dewa, dan Blood Moon Swallowing Heaven Formation. Keduanya membuatku mengalami kesulitan."     

Saat energi dewa menerjang cincin cahaya tersebut, wajah Zhang Ruochen mendadak pucat. Seluruh ototnya menjadi kaku dan seakan nyaris meledak.     

Jauh di bawah tanah, pedang Supreme Saint Manjian bergetar hebat dan terbang ke angkasa, karena salah satu bayangan iblis itu menariknya secara paksa.     

Setelah itu, dia melapisi pedangnya dengan energi dewa dan menyegel jiwa pedang tersebut.     

Pedang besarnya pun melesat cepat dan mengarah ke leher Supreme Saint Manjian. Pedangnya berhasil memenggal kepala dan menancap di dinding Kuil Guanghan. Sementara itu, tubuh tanpa kepalanya terjatuh di samping Zhang Ruochen.     

Setelah itu, bayangan iblisnya mulai memfokuskan diri kepada Zhang Ruochen. Dia memicingkan mata dan tersenyum kepadanya. "Ketika aku merasakan aura yang familier darimu, saat itu aku menjadi semakin penasaran. Ternyata, aura itu berasal dari Phoenix milik Permaisuri Seribu Tulang. Hei, kawan lama. Kenapa kau masih bersembunyi di sana?"     

Blackie menyembulkan kepalanya dari balik lengan baju Zhang Ruochen. "Teman lama kentutmu! Permaisuri sudah berbuat baik padamu. Tapi kau sama sekali tidak pernah bersyukur atas hal tersebut. Seandainya aku tidak disegel selama seratus tahun belakangan, maka aku pasti bisa mengalahkanmu dengan mudah."     

"Aku selalu takjub dan menghargai Permaisuri. Jika bukan karena bantuannya, mana mungkin aku bisa bergabung dengan Daratan Kunlun dan mendengarkan ajaran-ajaran Pohon Suci Utama. Sayang sekali, sekeras apapun aku mencobanya, tapi aku tidak pernah bisa menandingi Permaisuri. Kemampuanku sangat jauh darinya," kata bayangan iblis tersebut.     

"Selama itu, dia memperlakukanku seperti temannya sendiri, tapi dia tidak ingin hubungan kita berkembang lebih jauh. Aku pun tahu bahwa di dalam hatinya, sebenarnya dia meremehkanku." Bayangan iblis menjadi emosional. Wajahnya berkedut-kedut dan berubah menjadi muram setelah teringat tentang Permaisuri Seribu Tulang.     

"Lebih baik kau berkaca diri. Bisa-bisanya kau menaruh hati pada Permaisuri! Bahkan kau masih belum layak untuk menyentuh salah satu jarinya. Jika dia masih hidup, dan dengan kemampuannya yang hebat, maka dia bisa membunuhmu sampai ratusan kali, meski cuma menggunakan tatapan matanya."     

"Memangnya dia masih hidup?" tanya bayangan iblis.     

"Sembah aku. Setelah itu, aku akan memberitahumu," kata Blackie dengan nada arogan.     

"Brengsek, ternyata kau memang cari mati! Apa kau pikir sekarang ini kita sedang berada di masa seratus ribu tahun silam? Sekarang ini, aku sudah menjadi dewa dan diakui oleh seluruh dunia. Memangnya kau ini siapa? Berani-beraninya kau bicara seperti itu di depanku? Padahal, aku masih bisa mendapatkan semua informasi yang kubutuhkan setelah aku menghisap jiwa sucimu."     

Bayangan iblisnya melangkah maju dan merentangkan cakar demonicnya untuk mencengkram Blackie.     

Sebelum cakar demonicnya tertutup, Blackie sudah lebih dulu merasa tertekan. Meski begitu, Blackie masih berdiam diri di sana, walau serangan mematikan itu sedang bergerak ke arahnya.     

Blackie menggumamkan sesuatu, hingga matanya memancarkan kobaran api.     

Zhang Ruochen sempat mendengar beberapa kalimat yang digumamkan oleh Blackie. Blackie sempat menyebut nama Pohon Suci Utama dan Permaisuri Seribu Tulang.     

Apa iblis itu ada hubungannya dengan Pohon Suci Utama yang pernah ditebang di masa seratus ribu tahun silam?     

Namun, kelihatannya tidak demikian. Ketika itu, bahkan Permaisuri Seribu Tulang masih belum menembus Alam Dewa. Jadi, iblis itu tidak akan mampu menebang Pohon Suci Utama.     

Karena Blackie akan diserang, maka Zhang Ruochen melesat maju dan berdiri di hadapannya.     

"Karena kau juga keras kepala, maka aku tidak akan segan-segan untuk mengirimmu ke neraka." Bayangan iblisnya menyerang kepala Zhang Ruochen dengan tangannya.     

Saat semua kultivator beranggapan bahwa Zhang Ruochen akan meregang nyawa, tiba-tiba dia mengangkat tangannya dan menghadapi serangan iblis tersebut.     

Boom!     

Apa-apa yang ada di sekitar Gunung Dewi Bulan mendadak runtuh, tepat setelah cahaya hitam dan putihnya bertemu di satu titik. Bahkan, gelombang energinya juga menyebar hingga ribuan mil jauhnya.     

"Bagaimana... bagaimana mungkin?" banyak kultivator yang merasa terkejut.     

"Itu adalah kekuatan Dewi Bulan."     

Salah satu kultivator sempat melihat tongkat kayu di tangan Zhang Ruochen. Cahaya brilian memancar dari tongkatnya dan menyelimuti tubuh Zhang Ruochen.     

"Dewi Bulan telah mengangkat Zhang Ruochen sebagai Priest-nya? Bukankah Priest harus berada di Alam Supreme Saint?"     

"Apa Zhang Ruochen mampu menghadapi kekuatan dewa dengan tubuh dan jiwa suci di level Saint King?"     

Tongkat Priest-nya akan aktif bila serangan lawannya berada di atas level Saint King. Sambil membawa tongkat di tangannya, Zhang Ruochen bisa meminjam beberapa kekuatan Dewi Bulan.     

"Mungkin aku telah meninggalkan Daratan Kunlun, tapi aku sangat benci dengan penghianat. Walau aku tidak tahu kesalahanmu di masa seratus ribu tahun silam, tapi semenjak Blackie menganggapmu sebagai penghianat, maka kau memang layak mati."     

Zhang Ruochen melancarkan serangan dan melepaskan banyak energi dewa dari tongkatnya. Serangan itu mendarat di dada bayangan iblis, hingga membuatnya terpental di angkasa.     

Namun, serangan itu juga melukai Zhang Ruochen. Terdapat garis-garis darah di tangannya, dan tangannya terasa sakit. Mau bagaimana lagi, toh kekuatan Dewi Bulan memang masih berada di luar kemampuannya.     

"Aku harus menyelesaikannya secepat mungkin."     

Zhang Ruochen melompat ke angkasa dan menyerang bayangan iblis dengan Tongkat Priest. Dia kembali berhasil menghempaskan lawannya. Lantas, sebuah scroll terjatuh dari tubuh bayangan iblisnya. Para Saint King dari Daratan Heaven disegel dalam scroll tersebut.     

Zhang Ruochen melayangkan tinju dan mengincar scrollnya     

Apabila serangannya berhasil, maka semua Saint King dari Daratan Heaven akan mati.     

Boom!     

Sebelum tinjunya mengenai scroll, energi dewa sudah lebih dulu menyeruak dan menghancurkannya sampai berkeping-keping. Para Saint King itu meledak dan berubah menjadi kabut darah.     

Tidak lama kemudian, suasana di sekitarnya mendadak hening. Semua kultivator dari Dunia Shatuo terdiam di tempat masing-masing. Kelihatannya mereka sedang ketakutan.     

Para Dewa dari Daratan Heaven datang ke sana untuk menyelamatkan para Saint King tersebut, tapi Zhang Ruochen malah membunuh Saint King itu di depan dewa-dewa mereka.     

Itu adalah tamparan keras untuk mereka. Itu bukan cuma membuat mereka malu, tapi juga stress.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.