Kaisar Dewa

Undangan dari Bottomless Abyss



Undangan dari Bottomless Abyss

2Kelopak-kelopak bunga berguguran di langit seperti hujan.     
3

Setiap kelopak bunga yang menyentuh tanah, akan menumbuhkan bunga baru. Hanya dalam satu kedipan mata, maka area di sekitarnya sontak berubah menjadi lautan bunga.     

Ji Fanxin turun dari langit dan mendarat di sisi Zhang Ruochen. Wanita itu sedang memperlihatkan wujud aslinya. Tidak ada yang bisa menandingi kecantikannya, kecuali Peri Tianchu yang sedang berdiri di hadapannya.     

Kedua peri yang masuk ke dalam Nine Angels Beauty Scroll muncul di waktu bersamaan. Jika kabar ini sampai tersebar luas, maka itu akan menimbulkan kegaduhan. Yang jelas, para pria akan segera berkumpul di sana bagaikan lebah.     

Ji Fanxin sedang membawa Sacred Cauldron of Blood Sacrifice di tangannya.     

Yang jelas, wanita itu baru saja membunuh Qi Xiaotian.     

Zhang Ruochen tidak berani berlama-lama di sana, karena dia khawatir bila identitasnya akan terbongkar.     

"Aku sudah menyegel kultivasi dan Kekuatan Batin Qi Sheng dan Ying Huo, tapi ternyata mereka masih berhasil melarikan diri. Mereka pasti punya beberapa teknik rahasia. Aku harus mengejar mereka.'     

"Kau tidak perlu khawatir. Aku sudah meninggalkan serbuk sari di tubuh mereka. Aku bisa menemukan mereka, asalkan mereka masih berada di jarak seribu mil jauhnya." kata Ji Fanxin dengan percaya diri, seolah dia benar-benar telah mengendalikan nyawa mereka.     

Tanpa disadari oleh wanita tersebut, tapi ketika dia berdiri di depan Peri Tianchu, tiba-tiba Ji Fanxin menjadi lebih tegas daripada biasanya.     

"Kalau begitu, kita akan mengejar mereka dengan Kereta Naga Emas. Jangan sampai mereka lolos."     

Zhang Ruochen mengeluarkan Kereta Naga Emas dan meletakkannya di tanah.     

Qi Sheng dan Ying Huo benar-benar memahami Zhang Ruochen. Apabila mereka sampai tertangkap, maka nasib mereka akan berakhir buruk.     

Ji Fanxin naik dan duduk di dalam Kereta Naga Emas. Setelah Zhang Ruochen naik ke sana, maka sembilan naganya mulai menarik kereta tersebut dan terbang ke langit.     

Si bodoh mengamatinya dan terlihat takjub. "Mereka adalah pasangan yang sempurna. Siapa sangka, ternyata sang Keturunan Ruang dan Waktu Zhang Ruochen pergi bersama Peri Hundred Flower?"     

Senyuman muncul di wajah kasar si jagal. "Mereka berdua sama-sama cerdas dan bertalenta. Salah satu dari mereka adalah murid Dewi Datura Flower, sedangkan satu lainnya adalah Priest Daratan Guanghan. Jika mereka berlatih bersama, maka masa depan mereka akan luar biasa. Bisa jadi, mereka akan menjadi dewa nantinya."     

Peri Tianchu masih terdiam, sampai Kereta Naga Emas menghilang di balik cakrawala. "Jika kalian berdua punya waktu, maka berkunjunglah ke Planet Nine Chorus di kedalaman Luoshui." katanya dengan pesan telepati.     

Di dalam Kereta Naga Emas, Zhang Ruochen dan Ji Fanxin sama-sama mendengar suara merdunya.     

"Tampaknya kau sedang menghindarinya," kata Ji Fanxin kepada Zhang Ruochen.     

Kata-kata itu membuatnya terkejut. Zhang Ruochen pun memaksakan senyuman. "Tak kusangka, ternyata kau bisa menyadarinya!"     

"Jika aku bisa menyadarinya, maka hal yang sama juga berlaku padanya. Jangan remehkan intuisi wanita."     

"Kau benar. Dia sangat cerdas. Sepertinya mustahil untuk menyembunyikan sesuatu darinya," kata Zhang Ruochen.     

"Sebenarnya ada apa?"     

"Itu cukup rumit. Aku sendiri masih tidak tahu bagaimana harus menghadapinya. Mungkin dikarenakan alasan yang sama, maka dia tidak ingin membongkar kedokku." desahnya pelan.     

Ji Fanxin paham bahwa Zhang Ruochen dan Peri Tianchu pasti memiliki hubungan spesial di masa lalu. Oleh karena itu, dia tidak lagi bertanya terlalu jauh. "Semoga dia tidak salah paham. Karena aku tidak ingin menambah musuh gara-gara masalah ini."     

"Dia punya ratusan, bahkan ribuan penggemar di luar sana. Dia selalu punya pilihan yang lebih baik. Kenapa dia sampai harus bermusuhan denganmu gara-gara aku?"     

Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya dan terdiam.     

Ada banyak putra dan keturunan dewa yang mengejar wanita tersebut. Beberapa dari mereka sangat tampan, hebat, bertalenta dan punya latar belakang luar biasa.     

Namun, apakah wanita itu akan memilih salah satu dari mereka?     

Apabila itu benar-benar terjadi, sebenarnya Zhang Ruochen akan merasa cemburu. Lagipula, para pria biasanya posesif.     

Akan tetapi, masih ada satu hal yang tidak diketahuinya. Ternyata, Peri Tianchu juga cemburu setelah melihatnya pergi bersama Ji Fanxin. Apa wanita juga posesif?     

…     

Tadinya, gelombang suara kelelawar berkepala tiga sempat melukai jiwa suci Qi Sheng dan Ying Huo. Sehingga, mereka merasa sangat kesakitan.     

Tapi mereka tidak mengindahkannya. Setelah pulih, mereka segera mengepakkan sayap masing-masing dan kembali melarikan diri.     

Mereka tahu bahwa siapapun pemenang dalam pertempuran tersebut - entah Zhang Ruochen ataupun Qi Xiaotian - namun mereka tidak akan pernah melepaskannya.     

Lari…     

Lari adalah satu-satunya pilihan.     

Namun, segala sesuatunya ternyata tidak seperti yang direncanakan. Sesaat setelah tiba di Luoshui, mereka melihat Kereta Naga Emas sudah berada di sana dan menghalangi mereka.     

Qi Sheng memaksakan senyuman, karena dia paham, hari ini dia akan mati. "Lumayan, huh? Kau menang, Zhang Ruochen! Aku mengaku kalah."     

Zhang Ruochen keluar dari Kereta Naga Emas. Dia berdiri tegak, sambil mengamati mereka berdua. "Katakan padaku, kenapa kalian masih bisa terbebas dari segelku?"     

"Sederhana saja, karena ada darah dewa yang mengalir di Lautan Chi kami. Aku bisa menghancurkannya dengan darah dewa tersebut."     

Zhang Ruochen mengangguk. "Baiklah. Itu sudah cukup untuk menjawab rasa penasaranku. Sekarang, aku akan mencabut nyawa kalian. Semua itu akan berlangsung cepat."     

Qi Sheng dan Ying Huo saling memandang satu sama lain. Kedua mata mereka terlihat tegas.     

Setelah itu, mereka buru-buru mengaktifkan Chi Suci, dan hendak meledakkan diri, agar mereka juga bisa membunuh Zhang Ruochen.     

"Tunggu sebentar!"     

Terdengar suara lembut dari permukaan Luoshui.     

Perahu yang terbuat dari mawar, tiba-tiba keluar dari kabut dan muncul di depan semua orang. Saat kapalnya perlahan berlabuh, maka kabut merah darahnya mulai memenuhi udara.     

Qi Sheng dan Ying Huo sama-sama melihat secercah harapan, hingga membuat mereka kegirangan. Aura yang memancar dari perahunya sama seperti aura mereka. Yang jelas, ada sosok Immortal Vampir di atas perahu tersebut.     

"Bantu kami, kami berasal dari Ras Qitian!"     

Qi Sheng dan Ying Huo sama-sama mengatupkan kedua tangannya ke depan. Mereka ingin meminta bantuan kepada sosok yang ada di dalam kapal.     

Creak!     

Kelambu kapalnya terbuka. Dua figur muncul dan berdiri di samping kelambu.     

Salah satu dari mereka berjubah biksu, sambil menggenggam manik-manik tengkorak.     

Sedangkan satu yang lain berkepala buaya, dengan armor hitam magis.     

Kalau menilai dari auranya, maka mereka adalah Saint King di level sembilan.     

Kelihatannya, Ji Fanxin bisa merasakan sesuatu yang tidak biasa dari kedua orang tersebut. Wanita itu keluar dari Kereta Naga Emas, dan memancarkan auranya.     

Saint King berjubah saintly merentangkan tangannya ke arah Zhang Ruochen. "Yang Mulia Pangeran Mahkota, master kami ingin bertemu dengan Anda."     

"Jangan ke sana. Di kapal itu ada energi jahat. Sosok yang berada di dalam kapal sudah berada di Alam Saint King level sembilan. Kurasa, master mereka adalah salah satu kultivator elit Immortal Vampir," kata Ji Fanxin dengan pesan telepati.     

"Jangan khawatir. Biar aku memeriksanya."     

Zhang Ruochen melompat dan mendarat di atas kapal mawar. Setelah itu, dia masuk ke dalam kabin.     

Ji Fanxin mengernyitkan dahinya, dan bertanya-tanya, kenapa Zhang Ruochen sampai harus mengambil resiko seperti itu?     

Akan tetapi, dia paham bila Zhang Ruochen bukanlah pria yang sembrono. Oleh karena itu, dia tidak menghentikannya.     

Setelah berada di dalam kabin, Zhang Ruochen melihat seorang wanita sedang berbaring di atas sofa. Kulitnya seputih salju. Dia mengenakan topeng es. Dia adalah wanita berpakaian kerajaan - yang pernah membantunya - ketika dia sedang menyerang Dojo Xumi.     

Wanita itulah yang membawa delapan Saint King di level sembilan untuk menekan Shang Ziyan, hingga Zhang Ruochen berhasil menduduki Dojo Xumi.     

Yang pasti, sulit dijelaskan, apakah wanita ini adalah teman atau musuh?     

Zhang Ruochen duduk di dalam sana. "Siapa kau?"     

"Karena Anda penasaran, Yang Mulia, maka saya akan memberitahu Anda."     

Wanita berjubah kerajaan mencopot topeng esnya, dan memperlihatkan wajah cantiknya.     

Setelah melihat wajahnya, Zhang Ruochen menghirup nafas dalam-dalam. Dia pun merasa terkejut. "Ternyata kau, istri Leluhur Sekte Dewa Darah?"     

"Saya merasa tersanjung. Ternyata, Anda masih mengingat saya. Ketika masih berada di Sekte Dewa Darah, saat itu saya masih belum tahu mengenai identitas Yang Mulia. Saya minta maaf atas kekurangajaran saya."     

Wanita berjubah kerajaan bangkit berdiri, dan meletakkan topeng esnya di atas meja. Siapapun yang melihat matanya pasti akan terpedaya.     

Wanita itu adalah Qiu Yichi, istri Leluhur Sekte Dewa Darah, sosok yang mengendalikan sekte dari balik bayangan.     

Zhang Ruochen pernah menganggap Qiu Yichi sebagai iblis. Terutama ketika dia bertempur melawan Chu Siyuan. Hal itu masih terngiang jelas di benak Zhang Ruochen.     

Pada saat itu, Chu Siyuan adalah seorang kultivator tanggu, tapi pria itu masih dikalahkan oleh wanita tersebut.     

Tentu saja, berdasarkan pada kultivasi Zhang Ruochen sekarang ini, maka dia tidak takut dengan wanita tersebut. Pria itu masih terlihat tenang dan santai.     

"Setelah meminum ini, maka kita akan mulai membicarakan bisnis. Bagaimana?'     

Qiu Yichi mengangkat cangkir wine di atas meja dan menyerahkannya kepada Zhang Ruochen, dengan gestur meminta maaf.     

Winenya berwarna merah dan beraroma darah.     

Zhang Ruochen tidak menerima cangkirnya. "Dengan kultivasi di Alam Saint King level enam, tapi kau sanggup mengendalikan pasukan Saint King di level sembilan. Ternyata kau memang kuat. Mungkin cuma Beguiler Demon yang dapat menandingimu."     

"Anda benar. Saya adalah Beguiler Demon."     

Qiu Yichi menenggak winenya.     

Padahal Zhang Ruochen sudah menduganya sejak lama. Namun, setelah mendengar kebenarannya, dia masih merasa terkejut.     

Tapi sekali lagi, ketika Qiu Yichi masih berada di Alam Biksu, dia sudah bisa mengendalikan pemimpin Sekte Dewa Darah, padahal sang pemimpin sudah berada di Alam Saint King.     

Kalau menilai dari kultivasinya sekarang ini, mestinya dia tidak bisa mengendalikan Saint King di level sembilan.     

Qiu Yichi tersenyum tipis. "Apa Yang Mulia pernah mendengar tentang Ilmu Pikiran?"     

Jantung Zhang Ruochen berhenti berdetak. Dia menghentakkan kakinya dan ingin bergerak mundur.     

Tentu saja, dia pernah mendengarnya sebelumnya. Kabarnya, kultivator dengan Ilmu Pikiran dapat membaca dan mengendalikan pikiran orang lain.     

Lantas, Qiu Yichi menambahkan. "Apa Yang Mulia juga pernah mendengar Soul Bewitching Blood Art?"     

"Ternyata aku sempat meremehkanmu sebelumnya."     

"Tenang, Yang Mulia. Meskipun saya menguasai Ilmu Pikiran dan Soul Bewitching Blood Art, tapi saya tidak akan berani menggunakannya pada Yang Mulia," kata Qiu Yichi.     

"Kau tidak perlu basa-basi lagi. Ada apa kau menemuiku?"     

"Seseorang ingin bertemu dengan Anda. Semoga Anda berkenan menemui beliau di Bottomless Abyss." senyumannya memudar, dan tergantikan dengan ekspresi serius.     

"Bottomless Abyss…"     

Sesuatu melintas di pikiran Zhang Ruochen. Seketika itu juga, dia merasa penasaran. "Siapa?"     

"Setelah tiba di sana, maka Yang Mulia pasti akan mengetahuinya."     

Zhang Ruochen menggertakkan giginya. "Kenapa aku harus ke sana?" teriaknya.     

Qiu Yichi mengeluarkan pita brokade emas dan menyerahkannya kepada Zhang Ruochen dengan kedua tangannya. "Kata beliau, setelah Anda menerima pita ini, maka Anda akan mengetahuinya."     

Terdapat bordiran "Chen" pada pita brokade emas tersebut.     

Dulu, Kaisar Ming pernah berkata padanya, bahwa ibunya pernah membuat pita brokade emas tersebut. Oleh karena itu, Zhang Ruochen selalu mengenakannya sepanjang waktu. Mestinya, pita itu masih menempel di tubuhnya ketika dia mati di kehidupan sebelumnya. Tapi sekarang, kenapa pita itu bisa berakhir di tangan Qiu Yichi?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.