Kaisar Dewa

Pembantaian



Pembantaian

2Feng Chengdao merasa terkejut. Seketika itu juga, dia mengaktifkan tameng pelindung saintlynya.     3

Di waktu yang sama, tiga tameng cahaya terlepas dari dahinya. Ketiga tamengnya berputar dan mengitari tubuhnya. Masing-masing tamengnya selebar tiga kaki.     

Bai Yuejun kembali berdiri. Sekujur tubuhnya terasa sakit. Darah keluar dari bibirnya. Dia menuding pria bertopeng dengan jari-jarinya, sambil menahan geram.     

"Berani-beraninya kau menyerangku secara sembunyi-sembunyi. Apa kau sedang cari mati?"     

Pria bertopeng itu tertawa. "Sembunyi-sembunyi? Aku baru saja menghantam kepalamu tanpa trik apapun. Kau sendiri yang tidak sanggup menangkalnya."     

Mendengar itu, tubuhnya gemetar hebat, sambil menelan pil penyembuhan dan mengalirkan Chi Suci-nya. Tiba-tiba, rantai besi yang melingkupi tubuhnya meledak, lalu berhamburan di langit, dan menimbulkan ledakan kencang.     

Ada 10 ribu inskripsi pada rantai tersebut. Beberapa rantainya mirip seperti naga, sedangkan beberapa yang lain terlihat seperti ghost. Sisanya berbentuk seperti pedang…     

Dalam sekejap, kehendak biksu menyeruak darinya.     

Feng Chengdao menatap pria itu dan mengenalinya, karena si pincang itu dapat menggunakan kekuatan ruang, hingga dia memberitahu temannya. "Hati-hati. Dia adalah Zhang Ruochen, sang Keturunan Ruang dan Waktu. Dia bisa mengendalikan ruang."     

Baru saja dia berkata begitu, tiba-tiba prinsip ruang muncul di sekitar Zhang Ruochen dan Bai Yuejun, dan membekukan ruang di sekitarnya.     

Rantai-rantai besinya masih melayang di udara.     

Boom!     

Pukulan Zhang Ruochen mendarat di dada Bai Yuejun. Jubah saintlynya robek bagaikan kertas dan tubuhnya ambles. Garis-garis darah muncul di tubuhnya, yang nyaris hancur seperti keramik.     

Bai Yuejun kembali terhempas dan membentur gunung salju di jarak belasan mil jauhnya.     

Meski begitu, Bai Yuejun memiliki pengalaman yang kaya dan punya banyak kartu andalan di sakunya. Faktanya, walau sudah menggunakan kekuatan ruang dan waktu, tapi Zhang Ruochen tidak akan mudah mengalahkannya.     

Akan tetapi, Bai Yuejun telah meremehkan lawannya. Oleh karena itu, dia sangat rapuh di depan kekuatan ruang Zhang Ruochen.     

Sekarang, dia sudah terluka parah. Sehingga, dia tidak sanggup lagi bertempur melawan Zhang Ruochen.     

Kekuatan ruang dan waktu dapat bekerja secara optimal ketika dilancarkan secara dadakan.     

Jika musuhnya tahu kalau dia bisa mengendalikan ruang dan waktu, maka mereka akan menjadi sangat waspada. Bisa jadi, mereka akan bersiap-siap menanggulangi serangan tersebut. Jika hal itu terjadi, maka Zhang Ruochen akan berada di posisi yang kurang unggul.     

Zhang Ruochen mengapit kedua jarinya dan mengubahnya menjadi pedang. Setelah itu, dia mengeluarkan Pedang Kuno Abyss.     

Whoosh!!     

Pedang Kuno Abyss melepaskan cahaya hitam, sembari terbang ke arah Bai Yuejun, dengan intensitas membunuh yang kental.     

Tamengnya terbang dan menepis pedang tersebut. Alhasil, pedangnya berhasil disingkirkan ke sisi samping.     

Pedang Kuno Abyss membentur sisi gunung salju.     

Boom!!     

Gunung saljunya pun ambruk.     

Zhang Ruochen menoleh ke samping dan melirik Feng Chengdao.     

Feng Chengdao menarik tamengnya dan berkata dengan tampang serius, "Zhang Ruochen. Sebenarnya rahasia apa yang kau sembunyikan di Gunung Kerajaan, sampai-sampai kau dapat berkembang dengan sangat pesat?"     

Feng Chengdao pernah tiga kali bertarung melawan Zhang Ruochen. Setiap kalinya mereka bertempur, selama itu kekuatan Zhang Ruochen selalu meningkat drastis. Padahal terakhir kalinya mereka bertempur, itu cuma satu bulan yang lalu.     

Satu bulan silam, dia masih bisa melukai Zhang Ruochen dengan serangan jarinya.     

Tapi sekarang, walau Zhang Ruochen tidak bergerak, namun itu sudah bisa membuatnya tertekan.     

Oleh karena itu, Feng Chengdao menduga bahwa perkembangan Zhang Ruochen berkaitan dengan Gunung Kerajaan, yang baru saja bangkit.     

"Memang ada rahasia besar di Gunung Kerajaan. Serahkan Godstones-nya kepadaku. Setelah itu, aku akan memberitahumu." Zhang Ruochen melipat kedua tangannya di belakang pinggul. Dia berkata sambil tersenyum.     

Feng Chengdao tertawa dan berkata, "Kelihatannya perkembanganmu itu juga berhubungan dengan Godstones."     

Dengan suara "boom", Bai Yuejun melesat keluar dari gunung salju. Rambutnya acak-acakan. Dia berteriak kencang dengan wajahnya yang mengerikan.     

Di waktu yang sama, Murong Yue meringis kesakitan dan berlutut satu kaki. Wajahnya berwarna hitam dan pucat, sedangkan tubuhnya gemetar hebat.     

Kabut hitam yang masuk ke dalam tubuhnya telah menggerogoti darah, meridian, dan Saintly Meridian.     

"Bagus. Peluang bagus."     

Feng Chengdao merasa kegirangan dan buru-buru berkata, "Jika kau tidak menyelamatkannya, maka Yinjue Demonic Qi akan merusak jiwa sucinya. Apabila dia tidak berubah menjadi iblis gila, maka tubuhnya akan berubah menjadi kolam darah."     

Jika Zhang Ruochen memilih untuk menyelamatkan wanita tersebut, maka dengan kekuatan Bai Yuejun dan Feng Chengdao, mereka dapat dengan mudah membunuhnya.     

Tanpa ragu-ragu, Zhang Ruochen menyentuh luka di bahu kanan Murong Yue, sambil berusaha mengeluarkan kabut hitam dari dalam tubuhnya.     

"Yang Mulia… tidak… Chi Demonic ini sangat kuat… bahkan Demonstone Engravings tidak dapat memurnikannya…" Murong Yue mengkhawatirkan keselamatan Zhang Ruochen. Oleh karena itu, dia tidak membebaninya.     

"Sudah diamlah. Chi Yinjue Demonic tidak akan berpengaruh apa-apa padaku."     

Suara lembut Zhang Ruochen, di mata Murong Yue yang berkaca-kaca, terdengar seperti perintah pangeran, yang tidak bisa dibantah.     

"Zhang Ruochen, kau sendiri yang mencari mati. Jangan salahkan siapapun."     

Bagaimana mungkin Feng Chengdao akan menyia-nyiakan peluang tersebut? Dia pun mulai memobilisasi Prinsip Saintly Way dan menyuntikkannya ke ujung jari. Lantas, dia menudingkan jarinya dan berujar, "Finger of Dawn."     

Finger of Dawn adalah teknik jari level menengah dari Daratan Ruiya. Apabila menimbang dari kultivasi Feng Chengdao, maka dia bisa membunuh Saint King di jarak ribuan mil jauhnya dengan menggunakan teknik tersebut.     

Ketika itu, Zhang Ruochen dan Feng Chengdao hanya terpaut jarak beberapa mil.     

Serangannya melesat bagaikan cahaya matahari.     

Zhang Ruochen sedang menekan luka Murong Yue dengan menggunakan salah satu tangannya, dan menggunakan tangan yang lain untuk melancarkan serangan pukulan. 13 jiwa naga terbang dari tangannya dan melesat ke depan.     

13 jiwa naganya pun bergabung bersama dan berubah menjadi seekor naga raksasa.     

Setelah ditambahkan dengan Prinsip Kebenaran, maka naganya kembali terpecah menjadi enam bagian, lantas berbenturan dengan serangan jari lawannya.     

Kedua serangan itu pun hancur secara bersamaan.     

"Bagaimana mungkin?" mata Feng Chengdao membelalak lebar.     

Perlu diketahui, Feng Chengdao bukanlah Saint King di level sembilan biasa. Dia sudah berada di puncak level sembilan. Padahal, dia sudah mengerahkan segenap kekuatannya dalam serangan jari barusan, tapi pemuda itu masih berhasil menangkisnya.     

Di sisi lain, Xie Chengzi sedang mengendalikan dua mayat pertempuran - di Alam Saint king level sembilan - dan berusaha menangkis serangan Bai Yuejun.     

Zhang Ruochen menarik tangannya dan kembali menekan bahu Murong Yue. Setelah itu, dia menghirup nafas dalam-dalam.     

Kabut hitam mengalir ke dalam tubuhnya. Beberapa saat kemudian, kabut hitamnya masuk ke dalam tubuh Zhang Ruochen. Akan tetapi, karena dia telah menguasai Fisik Chaotic Lima Elemen, maka Chi Demonic itu tidak berpengaruh apa-apa kepadanya.     

Feng Chengdao memasang ekspresi murung. Dia buru-buru mengirimkan pesan telepati kepada Bai Yuejun. "Karena situasinya makin memburuk, sebaiknya kita pergi dari sini sekarang juga."     

"Dia cuma Zhang Ruochen, kenapa harus takut? Jika kau ingin melarikan diri, silahkan. Tadinya aku cuma lengah, hingga membuatku terluka. Seandainya kami bertempur sungguhan, maka aku bisa mengalahkannya dengan satu tangan," umpat Bai Yuejun.     

Feng Chengdao beranggapan bahwa Bai Yuejun sudah terbakar oleh amarah. Apabila mereka kembali bertempur, maka konsekuensinya akan fatal.     

Tanpa basa-basi, Feng Chengdao mengirimkan Signal Flare kepada salah satu figur hebat Daratan Ruiya di Kota Suci Wilayah Timur. Kultivasinya sudah berada di puncak level sembilan.     

Apabila figur hebat itu sudah tiba di sana, mungkin Zhang Ruochen tidak akan bisa melarikan diri.     

Namun, ketika Signal Flare-nya baru saja diterbangkan, tiba-tiba Signal Flare-nya berhenti, karena baru saja direbut oleh Zhang Ruochen dengan Pergerakan Ruang.     

"Tampaknya masih ada sosok yang lebih tangguh di Kota Suci."     

Zhang Ruochen membaca isi pesan tersebut. Seketika itu juga, dia tahu kemana arah tujuan pesannya. Ternyata, dia mengirim pesan kepada Enam Elit Daratan Ruiya, sang Drifter.     

Apabila sosok elit seperti Drifter, sampai datang ke Kota Suci Wilayah Timur, maka itu sangat tidak lazim. Zhang Ruochen pun mengernyitkan dahinya.     

Ketika itu, Feng Chengdao merasa semakin ketakutan. Dia tidak lagi mempedulikan Bai Yuejun. Di waktu yang sama, dia mengaktifkan teknik melarikan diri dan terbang ke angkasa.     

Jika Saint King di level sembilan ingin melarikan diri, maka biasanya, dia tidak akan terlalu kesulitan. Walau musuhnya sudah berada di tingkatan tertinggi, namun itu masih belum cukup untuk menghentikannya.     

Oleh karena itu, Feng Chengdao sangat yakin dapat melarikan diri.     

"Karena Zhang Ruochen datang ke Kota Suci, ditunjang dengan perkembangannya yang pesat, kurasa dia memang sanggup mengimbangi Saint King di level sembilan. Aku harus memberitahu Drifter dan Wayfarer. Sebab, salah satu dari mereka pasti bisa mengalahkannya."     

Tiba-tiba, hati Feng Chengdao mendadak kaku.     

Energi supreme tiba-tiba menerjang tubuhnya. Energi itu membuatnya tertekan dan tidak bisa bergerak. Akibatnya, dia terjun bebas ke tanah.     

Setelah Feng Chengdao terjatuh ke tanah, dia pun mendongak.     

Dia menemukan Azuresky Pagoda yang jatuh dari langit. Pagoda itu memancarkan energi dahsyat dan sedang menghujamnya dari atas. Pagoda itu menjadi satu-satunya benda yang terakhir kali dilihat oleh Feng Chengdao.     

Boooomm.     

Gempa besar terjadi dan hampir membelah separuh Benua Hailrun.     

Zhang Ruochen kembali menarik pagodanya. Di bawah pagoda tersebut, terdapat bekas darah dan daging hancur.     

Bukan cuma tubuh Feng Chengdao, tapi senjata-senjata di tubuhnya juga hancur berkeping-keping. Semua itu tidak mampu menahan hantaman serangan senjata supreme.     

Setelah melihat kekuatan Azuresky Pagoda, Bai Yuejun mendadak ketakutan. Dia pun berpaling dan hendak melarikan diri.     

Itu mengerikan!     

Ternyata, Zhang Ruochen membawa senjata supreme? Kalau begitu, bagaimana cara mengalahkannya?     

Zhang Ruochen menggunakan Pergerakan Ruang dan mengejar Bai Yuejun. Di waktu yang sama, dia menutupi arah pelariannya. Sambil menggenggam Azuresky Pagoda, dia berkata dingin, "Menyerah atau mati."     

"Jika kau ingin membuatku tunduk, maka itu cuma mimpi."     

Bai Yuejun memuntahkan darah saintly ke dalam mangkuk perak di tangannya. Ketika itu, cincin-cincin saintly muncul dari mangkuknya, dan membuat energinya semakin besar.     

Mangkuknya terbang ke arah Zhang Ruochen. Dalam setiap pergerakannya, mangkuknya akan menggetarkan Prinsip Saintly Way di langit dan bumi.     

Bai Yuejun baru saja melepaskan tekniknya, Frost Phoenix. Setelah berubah menjadi Ice Phoenix and Snow, maka dia mengepakkan sayapnya dan melarikan diri hingga ratusan mil jauhnya.     

Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya pelan. Sekali lagi, dia mengaktifkan Azuresky Pagoda.     

Bam!!!     

Azuresky Pagoda mulai menghantam mangkuk peraknya, lantas memburu Frost Phoenix dan mengubahnya menjadi kabut darah.     

Setelah terkena hantaman tersebut, maka Saint King dengan latar belakang yang luar biasa meregang nyawa dan berubah menjadi debu.     

Zhang Ruochen mengambil Holy Source milik kedua lawannya. Dia juga sempat mengamati area di sekitar kematian mereka dengan seksama. Setelah tidak menemukan Godstones, dia pun mendesah dan merasa agak kecewa.     

Pertempuran itu telah mengguncang Kota Suci Wilayah Timur.     

Terutama energi yang memancar dari senjata supreme tersebut. Sebab, energi itu bisa dirasakan dari jarak puluhan ribu mil jauhnya. Karena terlalu terang-terangan, maka banyak pertapa yang tertarik untuk memeriksanya.     

Oleh karena itu, Zhang Ruochen membawa Murong Yue dan Xie Chengzi, lantas melarikan diri dari sana.     

Entah sampai kapan, tapi untuk sekarang ini, Zhang Ruochen masih tidak ingin membiarkan orang lain tahu, kalau dia sedang berada di Kota Suci Wilayah Timur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.