Kaisar Dewa

Panggung Sudah Diatur



Panggung Sudah Diatur

2Setelah melihat Bintang Dewa dan Tuan Godcliff yang terbang di sekitarnya, Zhang Ruochen pun merasa terkejut.     
2

Pada mulanya, dia ingin menghentikan krisis di istana Wilayah Timur sesegera mungkin, supaya Jueyan Hu dan yang lainnya tidak sempat mengendalikan Great Orbital Array. Setelah itu, dia akan membantu Murong Yefeng dan Jiang Yunchong untuk membunuh Tuan Godcliff.     

Namun, ternyata kemampuan bertempur Tuan Godcliff berada di luar dugaan Zhang Ruochen. Bahkan Murong Yefeng dan Jiang Yunchong gagal menghentikannya.     

Ada raut kebahagiaan di mata King Daxi.     

"Tuan Godcliff ditugaskan untuk membenahi inskripsi di Kota Suci Wilayah Timur, bersama dengan sekelompok master array lainnya. Jika dia berhasil menghentikan inskripsi kunonya, jangan sampai menyalahkanku," kata King Daxi.     

"Jangan mimpi diselamatkan oleh Tuan Godcliff. Toh, dia belum tentu bisa masuk ke Menara Api."     

Zhang Ruochen mengamati kota di bawahnya. Di bawah sana, muncullah sebuah pedang suci. Cahaya brilian yang memancar dari sisi kiri pedang meninggalkan bayangan panjang, sembari menerjang Tuan Godcliff di sisi samping.     

Pedang itu milik si Jagal.     

Pedangnya melepaskan energi supreme, seakan mampu membelah langit dan bumi menjadi dua.     

"Ternyata masih ada pertapa elit di Daratan Kunlun?"     

Tuan Godcliff merasa terkejut setelah melihat pedang tersebut. Lantas, dia menggerakkan Bintang Dewa dan mulai menahan pedang tersebut.     

Di waktu yang sama, si Bodoh melancarkan pukulan. Bayangan pukulan sepanjang ribuan kaki - dengan banyak prinsip di dalamnya - terlihat seperti gunung dan mulai menerjang Tuan Godcliff.     

"Mereka bukan pertapa dari Daratan Kunlun. Ternyata Tianchu Civilization juga ingin terlibat ke dalam urusan ini. Rupanya mereka sedang cari masalah."     

Tuan Godcliff pun mulai gelisah. Di waktu yang sama, dia menjadi marah. Dia melepaskan Bintang Dewa dan membuatnya berbenturan dengan bayangan pukulan, lantas melemparkan dua bintang lainnya ke arah Menara Api dan Peri Tianchu.     

Lapis demi lapis tameng cahaya muncul di permukaan Menara Api, dengan banyak inskripsi yang mengalir di dalamnya.     

Boom!     

Energi yang memancar dari Bintang Dewa setara dengan meteor yang menghantam bumi. Tameng cahaya itu tidak ada gunanya.     

"Tuan Godcliff mengerikan!"     

Zhang Ruochen mengeluarkan Azuresky Pagoda dan mengaktifkan seluruh kekuatannya.     

Zhang Ruochen tidak takut bila serangan musuhnya dapat menghancurkan Menara Api. Sebaliknya, dia khawatir jika gelombang energinya dapat mempengaruhi menara tersebut. Jika formasinya sampai berhenti satu detik, maka konsekuensinya akan fatal.     

Azuresky Pagoda berputar secara perlahan. Lama kelamaan, pagodanya menjadi sebesar gunung, lantas berbenturan dengan Bintang Dewa tersebut.     

Benturan serangan itu menghancurkan bangunan-bangunan di sekitarnya.     

Zhang Ruochen mengenggam Azuresky Pagoda yang terbang kembali ke arahnya. Namun, tubuhnya sempat terhuyung sejenak dan membentur dinding menara.     

Diam-diam, King Daxi mengamati Zhang Ruochen. Dia pun kecewa setelah melihat pria itu cuma terluka ringan.     

Setidaknya, Zhang Ruochen berhasil menghentikan Bintang Dewa dan mengulur-ulur waktu.     

Murong Yefeng dan Jiang Yunchong tiba di sana dan langsung menyerang Tuan Godcliff.     

"Six Harmonies of Heaven and Earth: Resplendent Radiance!"     

Jiang Yunchong mengerahkan segenap kemampuannya. Bahkan dia sampai melepaskan Holy Source dan membuatnya melayang di atas kepalanya.     

Ketika itu, Chi Suci dan Prinsip Saintly Way menyebar ke enam kota suci dan masuk ke dalam enam tubuh Supreme Saint, hingga berhasil menekan enam Bintang Dewa.     

Yang jelas, itu sangat melelahkan baginya. Lama kelamaan, wajahnya terlihat semakin pucat, dan tak sanggup bertahan lagi.     

"Nine Phoenixes Out of Void!"     

Murong Yefeng juga melepaskan segenap kekuatannya. Dia melepaskan dua pukulan dan menimbulkan ledakan kencang. Akibatnya, tangan kirinya menjadi tulang-belulang.     

Darah di tangannya berubah menjadi awan darah, dan masuk ke dalam Nine Phoenix Cauldron.     

Ketika awan-awannya terkumpul, maka area di sekitarnya pun berubah menjadi redup. Nine Phoenix Cauldron melayang di udara dan melepaskan energi supreme, yang dapat menekan para Saint King.     

Melihat itu, ekspresi Tuan Godcliff berubah. Dia buru-buru mengeluarkan 13 rune.     

Rune-runenya sangat mahal. Masing-masing runenya dapat digunakan untuk menghentikan Supreme Saint. Jika nyawanya belum terancam, maka dia tidak akan mengeluarkan rune tersebut.     

Tuan Godcliff mengeluarkan 13 runenya secara bersamaan. Hal itu menegaskan bahwa kemampuannya memang sangat mengerikan, apalagi jika sedang diburu oleh Supreme Saint.     

Sembilan phoenix terbang dari kuali dan berputar-putar di sekitarnya, sebelum akhirnya menyerang Tuan Godcliff.     

Rune pertamanya hancur setelah berubah menjadi tameng sepanjang seribu kaki dan selebar 70 kaki, dan membentur Nine Phoenix Cauldron.     

Bang! Bang! Bang!     

Setelah tiga kali benturan, tamengnya pun meledak hingga berkeping-keping.     

Seketika itu juga, Tuan Godcliff mengaktifkan rune kedua dan mengubahnya menjadi tameng cahaya.     

"Bunuh Zhang Ruochen. Hancurkan inskripsi kunonya!" teriak Tuan Godcliff.     

Si Han, Jueyan Hu dan para Biksu lainnya sama-sama paham dengan gentingnya situasi tersebut. Mereka pun sadar bila ingin menang, maka mereka harus membunuh Zhang Ruochen dan mengambil alih inskripsi kunonya.     

Si Han - yang sedang berdiri di tengah lingkaran besi - melesat ke Menara Api.     

Zhang Ruochen menembakkan Shining Sun Arrow. Namun, sebelum anak panahnya sempat mendekati tubuh Si Han, rantainya sudah lebih dulu menghalanginya.     

Jueyan Hu membawa potongan senjata supreme dan menyerang Menara Api dari arah lain.     

Namun, karena dia sudah terluka parah, maka kemampuan bertempurnya agak berkurang. Bukan perkara mudah baginya untuk mengalahkan inskripsi kuno tersebut.     

Tiba-tiba, segaris cahaya tipis membumbung dari tanah dan menusuk tubuh kelima kultivator.     

Cahaya itu sempat bergetar sejenak, diiringi dengan teriakan kelima Biksu tersebut. Tidak lama kemudian, tubuh mereka meledak dan berguguran di tanah.     

Ternyata, cahaya itu adalah pedang.     

"Rain Sword! Berani-beraninya kau ikut campur ke dalam urusan kami, Luo Ji! Apa kau ingin cari masalah?" Jueyan Hu mengenal pedang yang mirip seperti cahaya. Dia tahu siapa pemiliknya.     

"Memangnya kenapa? Ini bukan pertama kalinya aku mencampuri urusan Daratan Heaven."     

Peri Tianchu menggenggam Rain Sword dan langsung melesat ke arah Jueyan Hu. Pedang Chi-nya menyelimuti Jueyan Hu - yang mirip seperti jaring - hingga membuat lawannya sibuk menghindari serangannya dan tidak sempat menyerang Menara Api.     

Zhang Ruochen melirik Peri Tianchu dan tersenyum tipis.     

Mau tidak mau, Zhang Ruochen harus mengakui, bahwa Peri Tianchu memang berani menantang Daratan Heaven. Wanita itu memiliki rasa persahabatan yang kuat. Mungkin dia ingin membalas budi.     

Namun, perihal perasaannya kepada Zhang Ruochen, tidak ada yang tahu.     

Zhang Ruochen paham dengan tingkat kultivasinya sendiri. Sekarang ini, dia masih belum bisa menandingi Si Han. Oleh karena itu, dia mengeluarkan Kitab Misteri Ruang dan Waktu.     

Ruangan multi dimensi mulai bermunculan dan menyelimuti Menara Api.     

"Celah Ruang!"     

"Ruang Runtuh!"     

"Pusaran Ruang!"     

…     

Berbekal Kitab Misteri Ruang dan Waktu, Zhang Ruochen melepaskan teknik ruang dan menyerang Si Han.     

Dia ingin mengulur-ulur waktu, walau dia paham, dia tidak akan bisa menghentikan Si Han.     

Setelah Murong Yefeng dan Jiang Yunchong membunuh Tuan Godcliff, maka dia akan memenangkan pertempuran tersebut. Sekarang ini, kedua belah pihak sedang mengerahkan segenap upaya masing-masing dan mencari siapa yang sanggup bertahan lebih lama.     

Bang, bang!     

Kemampuan bertempur Si Han berada di atas rata-rata Saint King level sembilan. Oleh karena itu, dia masih bisa menghindari beberapa teknik ruang dan muncul di sudut ruang multi dimensi.     

"Kalahkan dia!"     

36 rantai terbang dari lingkarannya. Mereka terhubung satu sama lain dan berubah menjadi satu rantai panjang, yang menerjang ruang multi dimensi lawannya.     

"Gawat!"     

Setelah itu, Zhang Ruochen mengaktifkan Pergerakan Ruang dan bergeser ke sisi samping, demi menghindari rantai tersebut.     

Akan tetapi, pergerakannya masih agak lambat.     

Dia masih terkena gelombang energinya, hingga perutnya terluka. Setelah terkena gelombang energi tersebut, Word Armor-nya penyok.     

Apabila sedang bertempur melawan Saint King di level sembilan, sebenarnya Word Armor tidak terlalu efektif.     

"Untungnya, aku dibekali inskripsi dewa, yang sanggup menetralisir 9 per 10 serangan Si Han. Kalau tidak, mungkin tubuhku sudah terbelah menjadi dua."     

Zhang Ruochen buru-buru menyeimbangkan diri dan bersiap melancarkan serangan balik. Namun, dia melihat 36 rantainya mengikat tubuh King Daxi dan membawanya keluar dari Menara Api.     

Zhang Ruochen dan King Daxi saling menatap satu sama lain, sampai akhirnya wanita itu semakin menjauh.     

Sekarang ini, sebenarnya Zhang Ruochen bisa mengaktifkan serangga api di dalam tubuh King Daxi dan membakarnya sampai menjadi abu. Namun, ribuan pikiran sedang melintas di benaknya. Pada akhirnya, dia tidak mengaktifkannya.     

Sebab, kepergian King Daxi mungkin bisa menjadi berkah di balik musibah.     

Pertama, bukan perkara mudah untuk menyingkirkan serangga api di tubuhnya. Oleh karena itu, Zhang Ruochen masih bisa mengendalikannya.     

Kedua, King Daxi menggunakan inskripsi kuno untuk membunuh banyak kultivator dari Daratan Heaven. Dia sudah merekam semuanya. Zhang Ruochen juga bisa menggunakan cara itu untuk mengendalikannya.     

Terlebih lagi, dia juga telah mengambil semua harta karun King Daxi.     

Beberapa harta karunnya sangat penting bagi wanita tersebut.     

Jika wanita itu ingin mengambilnya, maka dia harus berkompromi dengan pria tersebut.     

Apa dia pikir bisa kabur begitu saja?     

Kabur hanyalah opsi sementara. Bila kultivasi Zhang Ruochen kembali meningkat, maka dia bisa menghancurkan wanita itu dengan lebih mudah. Setelahnya, King Daxi akan semakin belajar mengenai arti putus asa.     

Dan mulai sekarang ini, Zhang Ruochen resmi menjadi mimpi buruknya.     

Selama Zhang Ruochen masih hidup, maka dia akan selalu ketakutan.     

Tanpa King Daxi, api menaranya pun padam.     

Inskripsi-inskripsi yang melingkupi Kota Suci Wilayah Timur mulai meredup.     

Si Han memperlihatkan wajah aslinya. Ternyata, dia lumayan tampan, dengan wajah tegas dan sepasang mata dingin. "Yang Mulia, saya harus membunuh Zhang Ruochen dengan cara yang seperti apa?"     

Sebelum King Daxi sempat mengucapkan sesuatu, terdengar suara ledakan kencang di kejauhan.     

Di bawah kendali Murong Yefeng, Nine Phoenix Cauldron telah menghancurkan 13 rune Tuan Godcliff. Murong Yefeng berhasil melukai dan menghempaskan ketujuh Bintang Dewa-nya.     

Situasi pertempurannya nyaris berbanding terbalik.     

Tubuh Murong Yefeng bersimbah darah. Dia membawa Nine Phoenix Cauldron dan bergegas mendekati Menara Api. "Bila kau ingin melukai Yang Mulia, langkahi dulu mayatku! Ini berlaku kepada siapapun!" teriaknya.     

Basis kultivasi Murong Yefeng lebih tinggi dibandingkan Si Han. Apalagi, dia juga membawa senjata supreme. Sehingga, dia bisa membunuh siapapun dengan mudah.     

Setelah Tuan Godcliff dikalahkan, mereka pun tidak akan bisa berbuat apa-apa. Oleh karena itu, Si Han tidak akan kembali melanjutkan pertempurannya.     

Sekarang ini, dia harus kabur dan menyelamatkan dirinya dari Kota Suci Wilayah Timur, bukannya membunuh Zhang Ruochen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.