Kaisar Dewa

Pedang Darah Berpakaian Merah



Pedang Darah Berpakaian Merah

2"Sembilan Pedang."     0

Tatapan Zhang Ruochen berubah menjadi murung, sebagaimana dia melepaskan teknik pedang dengan segenap kemampuannya.     

Cahaya pedang dan kobaran apinya sama-sama dilepaskan, sebagaimana aura destruktifnya menyebar luas, seolah dapat menghancurkan apapun di sekitarnya.     

Jika tidak sedang berada di dalam Pemakaman Pedang Pluto, maka area dalam radius puluhan ribu mil akan hancur dan tenggelam, akibat benturan serangan mereka.     

Pertempuran di level Supreme Saint dapat menghancurkan planet.     

Bagi dunia-dunia besar, maka pertempuran di level Supreme Saint akan selalu menjadi sebuah bencana.     

Banyak pedang Api Purgatory yang berguguran dari langit, hingga berubah menjadi hujan api, yang dapat melelehkan apapun.     

"Bagaimana?"     

Xiang Chunan dan yang lainnya menatap Zhang Ruochen, karena mereka penasaran dengan keadaannya.     

Zhang Ruochen masih bergeming, sambil menggenggam Pedang Taotian dan menatap Xuetu Shenzi. Sebagian lengan bajunya hilang dan terbakar oleh Api Purgatory.     

Di sisi lain, ekspresi Xuetu Shenzi terlihat murung. Beberapa potongan rambutnya berguguran, setelah terkena tebasan pedang Chi.     

Di permukaan, mungkin posisinya lebih unggul, tapi dia benar-benar masih belum puas. Di depan semut seperti Zhang Ruochen, ternyata pria itu masih sanggup memotong rambutnya. Bukankah dia akan terluka bila Zhang Ruochen berada lebih dekat dengannya?     

Baaaam!!     

Api Purgatory memancar dari tubuh Xuetu Shenzi dan memenuhi angkasa.     

Beberapa helaian rambutnya terbakar dan berubah menjadi abu.     

Infernal Purgatory Tower bergetar hebat, sebagaimana inskripsi-inskripsi mulai bermunculan dan samar-samar melepaskan energi dewa, sambil berusaha membekukan ruang di sekitarnya.     

Jika mereka sedang bertempur di ruang angkasa, mungkin beberapa bintang akan hancur setelah terkena gelombang energinya.     

"Hhhss..."     

Semua yang berada di Pemakaman Pedang Pluto gemetar ketakutan, dan mendadak kaku.     

Padahal di sana tidak ada angin, namun mereka masih bisa merasakan pusaran angin dan aura darah yang memancar dari Purgatory Tower, seakan menara itu akan menindih mereka.     

Legenda menyatakan; Infernal Purgatory Tower menyimpan dunia purgatory di dalamnya. Bahkan senjata itu dapat menekan dewa dan memurnikannya.     

Faktanya, senjata itu memang sanggup menekan dewa. Samar-samar, terdapat energi dewa yang memancari darinya.     

Senjata supreme yang dapat membunuh dewa memang luar biasa. Yang pasti, jumlahnya tidak terlalu banyak.     

Ekspresi Zhang Ruochen terlihat murung. Dia berusaha memaksimalkan kekuatan 16 leluhurnya, sambil mengaktifkan Prinsip Kebenaran.     

Walau Pemakaman Pedang Pluto juga menekan Prinsip Kebenaran, setidaknya dia masih bisa memanfaatkan sebagian kecilnya. Minimal, dia bisa meningkatkan kekuatannya hingga dua kali lipat, dan itu masih cukup signifikan.     

Serangan Xuetu Shenzi begitu mengerikan. Dia perlu mengerahkan segenap kekuatannya. Kalau tidak, maka dia akan berakhir tragis.     

Sambil mengaktifkan True Thunder-fire Sword, maka area di sekitarnya mulai dipenuhi oleh api dan petir.     

Rupanya, teknik pedang ini memang sesuai dengan Zhang Ruochen. Pertama, Kekuatan Batin-nya memang berelemen petir. Kedua, Zhang Ruochen telah memurnikan Divine Fire Jingmie sampai di level Chenyan.     

Apabila ditambahkan dengan kemampuan pedangnya, maka dia dapat dengan mudah menguasai True Thunder-fire Sword. Di samping itu, dia telah memahami esensinya sejak lama.     

Untungnya, dia sudah menguasai Divine Fire Jingmie sampai di level yang lumayan tinggi, hingga dia memiliki ketahanan tertentu terhadap Api Purgatory. Bila tidak, mungkin selama ini dia tidak akan sanggup menandingi Xuetu Shenzi.     

Boom!!     

Dua kekuatan besar saling berbenturan dan mengguncang seluruh Pemakaman Pedang Pluto.     

Bam bam bam!! Zhang Ruochen terhempas hingga beberapa mil jauhnya, sambil berusaha menetralisir serangan lawannya.     

Berkas-berkas api memancar dari Infernal Purgatory Tower. Sebagian inskripsinya meredup dan kekuatannya mulai melemah.     

Ekspresi Xuetu Shenzi menjadi semakin murung. Tadinya, dia mengira dapat dengan mudah mengalahkan Zhang Ruochen. Tapi sekarang, situasinya benar-benar berada di luar dugaannya.     

"Aku penasaran, berapa lama kau bisa meminjam kekuatan milik para hantu tersebut?" cibir Xuetu Shenzi, sambil melancarkan serangan lainnya.     

Sekuat apapun dirinya, tapi itu tidak akan bertahan lama. Selama dia tetap melancarkan serangan, lama kelamaan Zhang Ruochen juga akan tumbang dengan sendirinya.     

"Kau memang kuat. Tapi kau tidak akan pernah bisa mengalahkanku di Pemakaman Pedang Pluto."     

Zhang Ruochen menggenggam Pedang Taotian dan mulai membersihkan debu-debu di jubahnya. Lantas, dia melepaskan wilayah pedang, dan melepaskan aura pedang.     

Di kejauhan, kabut darah terbang menuju Pemakaman Pedang, lalu beberapa elit Immortal Vampir mulai bermunculan.     

Nine-eyes Heavenly Lord sedang melipat tangannya di depan dada dan mencibirnya, "Padahal dia sempat menyebut kami sampah. Tapi dia sendiri masih kesulitan untuk mengalahkan Zhang Ruochen."     

Rambut panjang Xia Wenxing bergerai diterpa angin. Dia sedang mengamati medan pertempuran, sambil tersenyum samar. "Baik Xuetu maupun Zhang Ruochen, yang dibantu 16 leluhurnya, tapi mereka sama-sama mampu menandingi Supreme Saint. Sebaiknya kita tidak terlibat ke dalam pertempuran mereka."     

Mereka tidak akan sanggup menahan serangan Supreme Saint.     

Terutama dalam kondisi seperti ini. Apabila mereka berani masuk ke medan pertempuran Supreme Saint, maka mereka akan mati.     

Wangqiu Shenzi, yang tubuhnya bagaikan menara, berkata. "Jika kita bisa mendistraksi Zhang Ruochen, mungkin Xuetu dapat memenangkan pertempuran ini dalam waktu singkat."     

Xia Wenxin menoleh kepada Bao Lie, Ji Fanxin, dan yang lainnya, lantas berkata. "Kalau begitu, pilih lawan kalian!"     

"Aku yang akan memimpin kalian."     

Nine-eyes Heavenly Lord sedang merasa geram dan ingin menghancurkan tempat tersebut.     

Sayap daging di punggungnya terbuka, bagaikan dua awan darah yang terbang di udara. Dia membuka tangan kanannya dan pilar cahaya tiga kaki meledak dari mata di tangannya.     

Sebelum pilar cahayanya mendarat, anginnya sudah lebih dulu bertiup kencang, hingga membentur tanah di depan Bao Lie, Ji Fanxin, dan yang lainnya.     

"Rawr!"     

Bao Lie berteriak dan melepaskan serangan tinju.     

Lantas, tinjunya berubah menjadi leopard berukuran raksasa. Kemanapun tinjunya bergerak, maka itu akan membuat debu-debu beterbangan.     

Boooom!!!     

Kedua serangan mereka bertemu di satu titik. Gelombang energinya mengguncang area di sekitarnya.     

Volcano di dekatnya hancur dan menyemburkan magma, hingga membuat area seluas ratusan mil berubah merah.     

Kemudian, Nine-eyes Heavenly Lord melayang di atas Bao Lie dan tertawa kencang, hingga kembali memancarkan pilar cahaya lain dari matanya.     

Ji Fanxin mengeluarkan mahkota bunga seperti kristal dan mengepalkannya erat di tangan, sambil berkata, "Berani-beraninya kau masuk ke tempat ini, Nine-eyes Heavenly Lord... sombong sekali."     

Whoosh!!     

Bunga ungu beterbangan, lantas terbagi menjadi dua, empat, dan delapan... akhirnya berubah menjadi hujan kelopak bunga.     

Itu bukan kelopak bunga biasa, tapi merupakan serangan Kekuatan Batin.     

Jika terkena kelopak bunganya, maka jiwa suci lawannya akan terluka parah.     

Namun, sebelum hujan kelopak bunga berguguran dari Nine-eyes Heavenly Lord, itu terserap oleh energi tertentu dan berubah menjadi pusaran.     

Rambut darahnya terbang, sebagaimana Xia Wenxin menggunakan scroll bambu untuk menyegel mahkotanya.     

"Tidak diragukan lagi, Peri Hundred Flower memang cantik." Xia Wenxin menatap Ji Fanxin, sambil mengapresiasinya.     

"Awas. Bahkan Immortal Ming tidak sanggup menandinginya. Karena mawar selalu memiliki duri, berhati-hatilah bila ingin memetiknya," kata Nine-eyes Heavenly Lord, sambil bertempur melawan Bao Lie.     

Setelah itu, Xia Wenxin dan Ji Fanxin sama-sama saling melancarkan serangan. Mereka berdua bergerak dengan sangat cepat dan menghilang di depan semua orang.     

Wangqiu Shenzi memimpin beberapa pangeran dan putri yang tersisa, bersama beberapa pasukan Immortal Vampir, mulai mengepung Xiang Chunan dan yang lainnya.     

Whooosh!!     

Amazing Little Taoist mengeluarkan Tujuh Planet Dewa dan memasangnya di tujuh tempat yang berbeda-beda, hingga banyak inskripsi yang mulai bermunculan dan berubah menjadi formasi taktis level sembilan.     

Berkat formasi taktis level sembilan dan bantuan Xiang Chunan, Sikong One, Sikong Two dan yang lainnya, mereka pun sanggup menahan Wangqiu Shenzi dan pasukannya.     

Pada saat ini, Shi Qiankun belum bergabung ke dalam pertempuran. Dia menatap kejauhan dan melihat Immortal Vampir yang bergerak menuju ke volcano es.     

"Tidak, volcano es adalah tempat Zhang Ruochen membentuk tubuh Pedang Kuno Abyss. Aku tidak boleh membiarkan mereka masuk ke dalam sana."     

Shi Qiankun mengeluarkan rune dan menempelkannya di dada. Seketika itu juga, tubuhnya diselimuti cahaya putih, sebagaimana dia terbang mendekat.     

Setelah mengejar Immortal Vampir, Shi Qiankun melemparkan Blood Repression Rune dan Rune Mountain Chain, hingga dia berhasil membunuh 700 Immortal Vampir yang ada di bawah volcano es.     

Sambil berdiri di puncak volcano es, Shi Qiankun menyeka keringat di dahinya dan mendesah lega.     

"Ternyata di dunia ini masih ada rune yang dapat menandingi Immortal Vampir? Apa aku boleh melihatnya?" terdengar suara aneh di dekat sana.     

Mendengar itu, ekspresi Shi Qiankun mendadak berubah.     

Segumpal kabut hitam menyeruak dari ruang hampa dan berubah menjadi tubuh Immortal Ming.     

Ketika itu, dia masih berada di bawah gunung.     

Kemudian, tiba-tiba dia sudah berdiri di sisi gunung.     

Shi Qiankun paham kalau dia bukanlah tandingan Immortal Ming. Oleh karena itu, dia membalikkan badan dan melompat ke dalam volcano es.     

"Heh, selain Big Dipper Portrait, kurasa masih ada harta karun lain yang bisa kudapatkan."     

Itulah kenapa Immortal Ming menghampiri Shi Qiankun, karena dia ingin mendapatkan Big Dipper Portrait.     

"Hmm? Kelihatannya volcano esnya agak aneh."     

Immortal Ming menghentakkan kakinya pelan dan menimbulkan banyak retakan di tanah, hingga membuat gunungnya ambruk dan memperlihatkan kondisi bagian dalamnya.     

Di perut gunung, Pedang Kuno Abyss sedang melayang di atas sundial, sebagaimana pemuda berubah hitam sedang duduk di pedangnya. Dia mirip seperti Zhang Ruochen dan sedang berkultivasi.     

Kadang-kadang, tubuhnya terlihat nyata, kadang terlihat mirip seperti ilusi.     

Setelah menghabiskan waktu selama bertahun-tahun, proses pembentukan tubuh materi Pedang Kuno Abyss telah berada di momen kritis, dan hampir berhasil.     

Shi Qiankun sedang berdiri di seberang Sundial. Setelah melihat Immortal Ming turun ke dalam sana, dia menghembuskan nafas panjang. Matanya terlihat putus asa.     

Musuhnya terlalu kuat. Sia-sia saja bila ingin melawannya.     

Immortal Ming sedang berdiri tegak, sambil melipat tangannya di belakang pinggul. Sembari mengamati Sundial-nya, dia mendengar suara aliran air. Seketika itu juga, dia tertarik dengan benda tersebut.     

"Arus waktunya terdengar seperti aliran air. Ternyata harta karun waktu ini memang luar biasa."     

Setelah itu, tatapan matanya terjatuh pada Pedang Kuno Abyss di atasnya. Bahkan, matanya mulai membara. "Hei, pedangnya terbuat dari Besi Alami. Jiwa sucinya sedang berkultivasi. Walau aku gagal menemukan Big Dipper Portrait, tapi kurasa kedua harta karun itu juga mahal. Luar biasa. Luar biasa."     

Jiwa senjata Pedang Kuno Abyss mendongak. Matanya terlihat gelisah. "Bahkan Immortal Vampir sampai harus melibatkan Netherking. Apa Pemakaman Pedang Pluto telah ditaklukkan?"     

Immortal Ming menatap jiwa senjata Pedang Kuno Abyss dan berkata. "Aku bersedia membantu mereka demi mendapatkan keuntunganku sendiri. Lagipula, kehancuran tempat ini hanya perkara waktu. Ketika sudah ditakdirkan untuk hancur, maka tidak ada seorangpun yang dapat menghentikannya."     

"Jika Zhang Ruochen masih berada di sini, maka kalian tidak akan mudah menaklukkanPemakaman Pedang Pluto," kata jiwa senjatanya.     

Immortal Ming melipat tangannya dan mencibir. "Karena mastermu terlalu lemah, akhirnya kau menjadi katak di dalam tempurung. Sekarang ini, Zhang Ruochen sedang berhadapan dengan Xuetu. Walau dia punya keunggulan di tempat ini, pada akhirnya dia akan tetap kalah.     

"Seekor burung yang baik akan mencari pohon untuk berkembang biak. Apa gunanya mengikuti tuan yang akan segera mati? Sebaiknya kau ikut denganku. Dengan sumber daya dan kekuatanku, maka kau bisa menjadi pedang yang tak tertandingi di kemudian hari."     

Jiwa pedang tertawa dan berkata. "Tuan yang akan segera mati... ya... benar sekali."     

Jiwa pedangnya sangat tenang. Suara tertawanya terdengar tidak lazim, hingga membuat Immortal Ming merasa kebingungan.     

"Kenapa kau tertawa? Padahal, kau cuma jiwa senjata saint Seven Yao. Aku bisa membunuhmu dengan sangat mudah dan menggantikanmu dengan jiwa senjata lainnya." Mata Immortal Ming terlihat murung dan dingin.     

Tiba-tiba, Immortal Ming merasakan sesuatu yang dingin di punggungnya sampai dia merasa merinding. Di waktu yang sama, dia merasa terancam dan tak bisa bergerak.     

"Tap... Tap..."     

Terdengar suara langkah kaki.     

"Siapa itu?"     

Immortal Ming terkejut dan menoleh ke belakang.     

Ternyata, sosok itu sangat mengerikan, sampai-sampai dia tidak menyadari kehadirannya.     

Sosok wanita cantik berpakaian merah tiba-tiba keluar dari balik bayangan. Tubuhnya tinggi, berambut hitam dan berkulit mulus. Baik leher dan pinggulnya sama-sama kurus dan putih. Tatapan matanya dingin, bibirnya merah, dan mirip seperti Chi Yao.     

Sosok itu bukan hanya mirip dari segi penampilan, tapi juga temperamennya.     

Siapapun yang berhadapan dengannya akan merasa tertekan, dan ingin segera berlutut untuk menyembahnya.     

"Permaisuri Chi Yao."     

Shi Qiankun tidak sanggup bertahan dari tekanan tersebut, hingga dia buru-buru berlutut di tanah.     

"Permaisuri Chi Yao... bagaimana mungkin?"     

Immortal Ming membelalakkan matanya. Dia benar-benar tidak percaya, bahwa sosok yang ada di hadapannya merupakan dewa dari Daratan Kunlun.     

"Tidak... kau adalah jiwa senjata."     

Immortal Ming bukanlah kultivator biasa. Oleh karena itu, dia bisa melihat wujud asli wanita berpakaian merah.     

"Benar, aku adalah jiwa senjata Pedang Darah."     

Wanita berpakaian merah sedang menggenggam pedang api. Sambil melangkah maju, intensitas membunuhnya pun semakin kentara.     

Mungkin, Pedang Darah-nya telah menghisap banyak darah, hingga membuat intensitas membunuhnya menjadi semakin mengerikan. Rasa-rasanya, Immortal Ming seperti sedang melihat korban-korban pertempuran pada pedang tersebut.     

Wanita berpakaian merah masih terdiam, namun intensitas membunuhnya berubah menjadi puluhan ribu pedang yang menerjang Immortal Ming.     

Jiwa suci Immortal Ming seakan baru saja dirobek oleh intensitas membunuh tersebut.     

"The Stygian Array."     

Immortal Ming menekan rasa takut di hatinya dan mulai menggertakkan gigi, sambil mengaktifkan formasi taktis dan mengaktifkan Stygian World, sembari berusaha menangkis serangan wanita tersebut.     

Stygian Array merupakan kartu andalannya. Formasi taktisnya dapat bertahan dari 3 serangan Supreme Saint di level Netherwilt.     

Tapi...     

Dushhh!     

Pedang di tangan wanita itu berubah menjadi pilar darah. Seketika itu juga, pedangnya menembus formasi taktis dan mendarat di dada Immortal Ming secepat kilat.     

Baaaam!!!     

Immortal Ming terhempas ke belakang dan terpaku pada bongkahan batu besar di belakangnya.     

"Bagaimana mungkin..."     

Immortal Ming benar-benar tak habis pikir.     

Ternyata, masih ada sosok di bawah Alam Supreme Saint yang sanggup menghancurkan formasi taktisnya.     

Selanjutnya, Chi Darah-nya mulai diserap oleh Pedang Darah, hingga membuatnya berubah menjadi mayat kering.     

Wanita berpakaian merah tidak menggubris immortal Ming, dan malah menatap jiwa senjata Pedang Kuno Abyss. Rasa dingin di matanya menghilang dan tergantikan dengan tatapan lembut.     

Pedang Darah dan Pedang Abyss adalah sepasang kekasih.     

Walau master mereka sedang bermusuhan, tapi perasaan kedua pedang itu masih tetap sama.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.