Kaisar Dewa

Para Kultivator Hebat



Para Kultivator Hebat

3"Di mana Pan Ruo?"      1

Karena dia tidak bisa menemukannya, Yuanmo Shenzi pun bertanya kepada rekan-rekannya.     

"Shenzi, setelah menemukan Serangga Pemakan Dewa, maka Yang Mulia Pan Ruo masuk ke ruang bawah tanah. Beliau pasti sedang menjinakkan Serangga Pemakan Dewa, dan mungkin sudah mendapatkan batang Pohon Suci Utama," kata priest berjubah putih berambut hijau.     

Yuanmo Shenzi tersenyum. "Bagus. Kuyakin Pan Ruo bisa mendapatkan Pohon Suci Utama. Kalau begitu, kita hanya perlu berjaga di luar."     

Ketiga priest berjubah putih saling menukar pandangan. Ekspresi mereka tampak ketakutan, namun mereka masih ragu untuk mengungkapkannya.     

Melihat ekspresi mereka, tiba-tiba Yuanmo Shenzi mendapatkan firasat buruk. "Ada apa?"     

"Zhang Ruochen dan Peri Hundred Flower juga masuk ke sana. Kekuatan ruang Zhang Ruochen sangat hebat dan tidak ada seorangpun yang dapat menghentikannya." Kata priest berjubah putih berambut hijau dengan intonasi penuh sesal.     

Yuanmo Shenzi mengernyitkan dahinya. "Lagi-lagi Zhang Ruochen? Kalian tunggu di sini. Aku akan menghabisinya."     

Yuanmo Shenzi telah bersiap untuk melompat ke dalam lubang hitam dan ingin membantu Pan Ruo. Di saat-saat seperti ini, mungkin dia bisa mengambil hati wanita tersebut.     

Bagaimana mungkin dia bakal menyia-nyiakan peluang tersebut?     

Tepat pada saat itu, terjadi sesuatu.     

Retakan-retakan bermunculan dari lubang hitam, dan membuat area di sekitarnya ambles.     

Dalam satu kedipan mata, dunia bawah tanah muncul di depan semua orang.     

Setelah itu, pasukan Deathkin tidak bisa menghentikan semua orang yang hendak masuk ke sana.     

Beberapa dari mereka pun langsung bergerak turun.     

Resiko besar selalu mendatangkan peluang yang besar pula. Demi mendapatkan batang Pohon Suci Utama, mereka rela melakukannya.     

Beberapa kultivator lain cenderung lebih hati-hati dan memilih untuk mengamati situasinya terlebih dahulu.     

"Aah! Lari!"     

Beberapa saat kemudian, terdengar teriakan dari dalam dimensi gelap.     

Mereka yang baru saja masuk, tiba-tiba kembali keluar, karena mereka sedang dikejar oleh cahaya-cahaya biru dari arah belakang.     

Mereka yang tidak sempat melarikan diri pun langsung terbakar menjadi abu.     

Dalam situasi genting semacam itu, bahkan beberapa dari mereka tidak akan ragu untuk memotong tangan atau kakinya sendiri, yang telah digigit oleh Serangga Pemakan Dewa.     

Banyak Serangga Pemakan Dewa yang keluar dari bawah tanah. Mereka terlihat cantik, namun sangat mematikan. Para kultivator itu tidak akan berani menyentuhnya.     

Berkat cahaya api biru, samar-samar mereka bisa melihat kondisi di bawah sana. Terdapat bangunan-bangunan hijau yang cukup kompleks. Beberapa bangunannya masih utuh, dan beberapa yang lain sudah hancur.     

"Bangunan-bangunan itu pasti berasal dari era kejayaan Gunung Xianji. Tapi kenapa bangunan-bangunannya bisa berada di bawah tanah?" Pei Yutian kebingungan.     

Dia dilahirkan di Wilayah Utara, hingga dia lumayan paham dengan situasi di Wilayah Utara. Dia pernah mengeksplorasi Gunung Xianji, dan menemukan banyak hal yang misterius di tempat itu. Tapi, karena dulu ada beberapa tempatnya yang tersegel, maka dia belum pernah melihat fenomena ini.     

Saint King di level delapan baru saja menghancurkan Serangga Pemakan Dewa sebesar kuku. "Dasar serangga!"     

Melihat itu, para kultivator lain mulai bertempur melawan serangga-serangga tersebut.     

Dalam waktu singkat, mereka nyaris membunuh ratusan serangga. Namun, banyak korban yang berjatuhan dari pihak Dunia Neraka maupun Dunia Langit.     

Karena mereka semakin berani, mereka pun akhirnya masuk ke dunia bawah tanah.     

"Ayo kita turun ke sana."     

Xuanyuan Liekong melesat turun.     

Mereka semua ingin mendapatkan batang Pohon Suci Utama. Sedangkan menghancurkan Altar Kematian bisa dilakukan setelahnya.     

Tanpa diperintah oleh Xuanyuan Liekong, Bi Yunhai sudah lebih dulu bergerak. Pan Ruo dan Zhang Ruochen sudah masuk ke bawah sana. Jika dia menunggu terlalu lama, mungkin dia tidak akan mendapatkan apa-apa.     

Bahkan Zhen Yuan, Yuan Xianzi, Ten-eyed Qiankun Insect, dan yang lainnya juga turun ke sana, apalagi pasukan Deathkin.     

Kecuali tiga priest berjubah putih yang menjaga Altar Kematian. Selain mereka, kultivator lain masuk ke sana.     

Di salah satu sudut gelap, Feng Yan, Xiang Chunan, Pei Yutian, dan Ruh Jahat-nya sedang mengamati situasinya. Mereka pun kembali teringat dengan perkataan Zhang Ruochen. Sebesar apapun hasrat mereka untuk masuk ke sana, tapi mereka masih bisa menahan diri.     

Sekarang ini, situasinya telah berubah menjadi semakin kacau. Demi mendapatkan batang Pohon Suci Utama, banyak dari mereka yang akan meregang nyawa. Bahkan petarung elit pun berpeluang kecil untuk bisa mendapatkannya.     

Di dalam bangunan hijau, Zhang Ruochen dan Ji Fanxin sama-sama bergerak bagaikan pusaran angin. Pada mulanya, mereka sedang mengejar Pan Ruo. Namun, ternyata Pan Ruo bergerak secepat kilat, hingga akhirnya menghilang dari radar penglihatan mereka.     

Zhang Ruochen merasa bahwa sekarang ini, terjadi banyak perubahan pada bangunan-bangunan hijau di sekitarnya. Bangunan-bangunannya menjadi semakin besar dan membingungkan. Di tempat itu, siapapun bisa tersesat.     

Banyak Serangga Pemakan Dewa yang mengitari Ji Fanxin. Ukuran mereka sebesar jari, dan beberapa lainnya berukuran sekepalan tangan.     

Namun, mereka sudah dijinakkan oleh Ji Fanxin dengan menggunakan teknik-teknik khusus.     

Berkat serangga-serangga di sekitarnya, maka Ji Fanxin dapat mendeteksi keberadaan Serangga Pemakan Dewa lainnya. Sehingga, dia bisa menurunkan resiko untuk diserang oleh para serangga tersebut.     

"Mestinya dulu tempat ini disegel. Kita tidak akan bisa masuk ke sini dengan mudah, begitu pula dengan Serangga Pemakan Dewa. Mereka tidak akan bisa keluar dengan mudah. Kurasa Altar Kematian telah merusak segelnya, dan setelah terkena guncangan hebat sebelumnya, maka segelnya benar-benar hancur. Lantas, setelah bangunan-bangunan hijau dan serangga-serangganya terusik, mereka pun mulai berhamburan keluar," kata Zhang Ruochen.     

"Serangga Pemakan Dewa tidak sama seperti serangga atau binatang buas pada umumnya. Mereka sangat sulit dikendalikan. Bahkan teknik-teknik kuno tidak selalu berhasil digunakan di tempat seperti ini," kata Ji Fanxin.     

Teknik kuno atau Witchcraft merupakan teknik-teknik purbakala, yang sudah hilang. Ji Fanxin pernah hidup di era itu, hingga dia pernah mendengar dan mempelajari beberapa macam tekniknya.     

"Lebih baik kita mencari batang Pohon Suci Utama. Karena Bi Yunhai telah mengumumkan eksistensi pohonnya, kurasa banyak petarung dari Dunia Langit dan Dunia neraka yang sama-sama mengincarnya. Jadi, kita harus buru-buru ke sana." kata Zhang Ruochen, dengan nada agak khawatir.     

Ji Fanxin mengangguk setuju. "Kita hampir sampai. Setelah tiba di tempat itu, maka aku akan menahan Pan Ruo. Saat itu, kau harus mengambil batang Pohon Suci Utama."     

"Baiklah."     

Dia tidak ingin bertempur melawan Pan Ruo. Maka dari itu, sebaiknya Ji Fanxin yang menahannya.     

Beberapa saat kemudian, Zhang Ruochen dan Ji Fanxin tiba di tempat berkabut hijau.     

Kaburnya terbentuk dari Chi Pohon Dewa. Energinya sangat kental, dan karena saking solidnya, bahkan energinya nyaris menggumpal.     

Zhang Ruochen dan Ji Fanxin tidak masuk ke dalamnya, karena ada seseorang yang berdiri di hadapan mereka. Tentu saja, orang itu adalah Pan Ruo.     

Wanita itu sedang berdiri di depan kabut hijau, sambil mengeluarkan pintu cahaya, yang terbuat dari Prinsip Takdir. Dia mengeluarkan Gerbang Takdir.     

Kabut hijaunya berada di dalam Gerbang Takdir. Tapi entah kenapa, Serangga Pemakan Dewa-nya menjadi penurut.     

Pan Ruo tidak menoleh ke belakang. "Ternyata kalian berdua sangat cepat. Tapi, sebaiknya kalian segera pergi dari sini. Kalian cuma punya satu kesempatan." Suaranya terdengar agak getir.     

"Tentu kami akan pergi dari sini setelah mendapatkan batang Pohon Suci Utama. Jadi, kau tidak perlu repot-repot mengancam kami. Tunjukkan saja kemampuanmu. Aku penasaran, setangguh apa kandidat Nona Istana Takdir," kata Ji Fanxin dengan tampang datar.     

Kali ini, Pan Ruo menoleh ke belakang. Matanya menatap Zhang Ruochen dan Ji Fanxin. "Kalian berdua memang pasangan yang serasi."     

Mendengar itu, Zhang Ruochen kembali linglung. Dia punya banyak pertanyaan di benaknya, tapi tenggorokannya mendadak tercekat.     

Pada akhirnya, dia tidak berkata apapun.     

Setelah itu, Ji Fanxin melancarkan serangan. Dia menciptakan bunga-bunga, dan mengubahnya menjadi kain ungu, yang digunakan untuk menyerang Pan Ruo.     

Pada saat kain ungu hendak mendekati targetnya, tiba-tiba bunganya terbakar, dan kain ungunya berubah menjadi seekor naga api ungu.     

Pan Ruo tersenyum tipis. Sambil melambaikan tangannya, dia melepaskan energi kematian dan menghadapi naga api ungu.     

Bang!     

Naga api ungunya berubah menjadi hujan bunga, yang melingkupi Pan Ruo.     

Pan Ruo membuat gerakan aneh di tangannya, sambil membaca mantra khusus. Lantas, Will of Death terlepas darinya dan menghancurkan bunga-bunga lawannya.     

Melihat itu, Ji Fanxin menudingkan jarinya ke depan dan melepaskan pilar cahaya saint. Cahayanya terlihat suci, seolah dapat memurnikan hal-hal jahat di dunia.     

Tapi Pan Ruo masih tampil tenang. Energi kematian menyeruak dari tubuhnya – sama pekatnya seperti tinta – hingga memenuhi ruang di sekitarnya.     

Selama Ji Fanxin bertempur melawan Pan Ruo, Zhang Ruochen buru-buru mengambil batang Pohon Suci Utama.     

Ketika dia mendekati kabut hijaunya, ekspresinya mendadak berubah.     

Menurutnya, ada energi aneh yang melingkupi batang Pohon Suci Utama, hingga membuatnya tidak bisa dijamah oleh dunia luar. Zhang Ruochen tidak bisa mendekati pohonnya.     

Oleh karena itu, dia buru-buru memberitahu bibit baru Pohon Suci Utama melalui pesan telepati. "Tuan, bagaimana caranya agar saya bisa mengambil batang pohonnya?"     

Bagaimanapun juga, dia masih perlu mengandalkan bibit baru Pohon Suci Utama demi mendapatkan batang tersebut. Apalagi, mereka berasal dari sumber yang sama.     

"Bawa aku mendekat kepadanya. Biarkan aku berbicara dengan sisa-sisa kesadarannya," kata bibit pohon.     

Mendengar itu, Zhang Ruochen pun merasa terkejut. Pertanyaannya adalah, bagaimana dia bisa mendekati batang pohon tersebut?     

Ada energi khusus yang sedang menghentikannya. Bukan perkara mudah untuk melewatinya.     

Mungkin karena itulah, Pan Ruo hanya berdiri di luar kabut.     

Beberapa saat kemudian, dia melihat kultivator dari Dunia Neraka dan Dunia Langit.     

"Berani-beraninya kau melukai Pan Ruo!"     

Yuanmo Shenzi memancarkan intensitas membunuh dari matanya.     

Setibanya di tempat itu, dia menyerang Ji Fanxin dengan kekuatan penuh.     

"Berani-beraninya kau!" kali ini, Bi Yunhai yang berteriak kepadanya.     

Namun, pergerakannya agak terlambat. Sehingga, dia tidak sempat menghentikan serangan Yuanmo Shenzi.     

Dalam kurun waktu satu detik, Zhang Ruochen muncul di samping Ji Fanxin, lantas melemparkan Azuresky Pagoda dan melepaskan energi supremenya.     

Secercah kesadaran di dalam pagoda telah siuman, hingga membuat energinya meningkat beberapa kali lipat.     

Boom!     

Azuresky Pagoda terhempas ke belakang akibat benturan tersebut. Tapi setidaknya, senjata itu masih sempat menangkis sepersekian pukulan Yuanmo Shenzi.     

Ji Fanxin melangkah mundur dan buru-buru menghentikan pertempurannya dengan Pan Ruo.     

Dengan banyaknya petarung elit di tempat ini, dia tidak ingin lagi bertempur melawan Pan Ruo, karena dia tidak ingin pihak lain memetik keuntungannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.