Kaisar Dewa

Bayangan Biksu Tangguh



Bayangan Biksu Tangguh

2"Memangnya kau siapa?"     
1

Ye Hong memaku matanya ke arah Zhang Ruochen. Kedua pupilnya mengecil sampai seukuran jarum, sebagaimana ia ingin melihat figur Zhang Ruochen. Namun, Kekuatan Batin-nya masih belum mencapai level 50. Jadi, tidak peduli seberapa kerasnya dia berusaha, namun ia tidak akan pernah bisa menembus lapisan Kekuatan Batin yang menyelimuti tubuh Zhang Ruochen.     

"Aku hanya pertapa yang tidak terkenal. Walau aku menjawab pertanyaanmu, tapi kau tidak akan tahu namaku."     

Lelaki itu berjalan ke tengah Istana Naga Suci dengan langkah yang tegas dan pasti. Semua pertapa mulai mengamati pemuda berjubah putih ini. Mereka sama sekali tidak paham dari mana pemuda ini bisa punya nyali sebesar itu, bahkan sampai berani bicara seperti itu di depan kedua utusan naga dewa.     

Alis Ao Xinyan sedikit mengernyit. Wanita itu merasa bahwa pemuda ini sangat familier baginya. Sialnya, Kekuatan Batin pemuda itu sangat tinggi. Sehingga, Ao Xinyan tidak bisa melihat sosoknya dengan jelas.     

Biksu Ye Yun mendengus. "Rupanya kau adalah seorang Biksu Kekuatan Batin, tapi kenapa kau bilang kalau dirimu tidak terkenal. Kurasa kau hanya ingin menyembunyikan identitasmu sendiri. Sebab, aku yakin bila kau adalah pertapa terkenal di dunia manusia. Namun, tidak peduli seberapa terkenalnya dirimu, sebaiknya kau tidak ikut campur ke dalam urusan Ancestral Dragon Mountain. Kalau tidak, maka kau hanya sedang cari mati."     

Biksu itu merasa bahwa aura yang memancar dari tubuh sang pemuda tidak terlalu kuat. Pemuda itu mungkin hanyalah Biksu Kekuatan Batin yang baru saja menembus level 50.     

Selain itu, kalau menimbang dari usianya, maka ia tidak akan terlampau kuat.     

Zhang Ruochen tersenyum. "Aku hanya pihak asing. Sebenarnya, aku tidak ingin terlibat ke dalam urusan ini. Tapi, aku hanya ingin menyampaikan pendapat secara objektif."     

"Pendapat objektif?" kata Biksu Ye Yun.     

Saat berhadapan dengan dua kehendak Biksu, Zhang Ruochen masih mampu bersikap sangat tenang. Wilayah ini masih berada di bawah kekuasaan manusia. Tapi, sikap kalian berdua terlalu berlebihan. Sebaiknya kalian membatasi diri."     

"Wilayah ini berada di bawah kekuasaan manusia?" Sorot mata Biksu Ye Yun berubah menjadi dingin nan berbahaya. "Kau meminta kami untuk membatasi diri?"     

Ia pun langsung tertawa terbahak-bahak, dan mencemooh kebodohan Zhang Ruochen. Setelah itu, ia mendadak berhenti tertawa. Di waktu yang sama, ia memuntahkan Chi dingin, disertai dengan suara badai.     

"Memangnya kau pikir dirimu siapa sampai berani-berani bicara dengan utusan naga dewa dari Ancestral Dragon Mountain seperti ini?"     

Crackle, crackle.     

Lapisan es terbentuk di tanah, pilar-pilar, dan atap bangunan. Kemudian, jarum-jarum es yang runcing mulai bermunculan.     

Ao Yi paham bahwa Zhang Ruochen adalah ahli waris Sekte Yin Yang. Jadi, karena ia takut terjadi apa-apa pada pemuda tersebut, maka ia segera mengeluarkan perintah. "Ao Zhan, cepat bawa tamu kita keluar."     

"Apa kau pikir bisa pergi dengan mudah?"     

Biksu Ye Hong melangkah ke depan. Dengan kakinya sebagai titik pusat, maka riak-riak es memancar darinya dan menghempaskan Ao Zhan.     

Dia sudah menjadi Biksu di level atas. Bahkan, serangan biasa telah mampu melukai Setengah-Biksu di level kesembilan.     

Akibatnya, terdapat lapisan es pada armor Ao Zhan. Ia membentur dinding besi dengan suara "crack". Retakan-retakan mulai bermunculan pada armor Ao Zhan. Darah mengalir keluar dari retakan-retakan tersebut.     

"Berani-beraninya kau melukai orang lain?"     

Chi Suci menyembur keluar dari tubuh Ao Xinyan. Energi itu mengalir menuju pedang saintnya. Di waktu yang sama, wanita itu hendak menyerang Biksu Ye Hong. Namun, tiba-tiba ekspresinya berubah menjadi terkejut. Dengan suara boom, Biksu Ye Hong terpental ke belakang akibat pukulan yang dilancarkan oleh orang lain.     

Ao Xinyan cepat-cepat menyeimbangkan diri dan menghindar ke sisi kanan.     

Biksu Ye Hong terbang melewati wanita tersebut. Sang Biksu terlempar keluar dari Istana Naga Suci dan membentur lantai di luar.     

Apa yang baru saja terjadi?     

Para petinggi Klan Naga Setengah Manusia menoleh pada pemuda berjubah putih di tengah istana.     

Dia baru saja menghempaskan Biksu Naga dengan satu pukulan? Dari mana dia mendapatkan keberanian semacam itu? Dari mana dia mendapatkan kekuatannya?     

Biksu Naga lainnya, Ye Yun, juga merasa tersentak.     

Zhang Ruochen menarik tangannya kembali. Garis-garis Chi Suci kembali mengalir masuk ke dalam tujuh lubang di tangannya.     

"Berani-beraninya kau menyerangku secara diam-diam? Kau memang cari mati."     

Biksu Ye Hong melesat dari luar istana. Cahaya hitam memancar dari tubuhnya. Ia menggenggam tombak hitam dan hendak menusuk jantung Zhang Ruochen.     

Roar!     

Bayangan flood dragon muncul pada tombak hitamnya, sambil mengeluarkan auman yang memekakkan telinga.     

Para petinggi Klan Naga Setengah Manusia sama-sama mundur ke sudut istana. Mereka segera mengaktifkan formasi pertahanan dan bersembunyi di baliknya.     

Hanya para Biksu yang lebih kuat masih berada di istana. Mereka mengamati Biksu Ye Hong – yang sedang menerjang Zhang Ruochen – dengan perasaan gugup. Namun, mereka tidak berani melancarkan serangan. Apalagi, pemuda itu mampu menghempaskan Biksu Ye Hong hanya dalam satu kali pukulan. Bisa dibilang kalau pemuda itu jauh lebih kuat daripada mereka semua dan mungkin memang mampu mengimbangi Biksu Ye Hong.     

Bentuk asli Biksu Ye Hong adalah seekor Winged Dragon. Dia adalah seekor naga murni. Oleh karena itu, dia sangat kuat.     

Zhang Ruochen masih berdiri tegak di tengah istana. Lalu, sambil mencengkram udara, maka ia berkata pelan, "Aku pinjam pedangmu."     

Tiba-tiba, pedang Ao Xinyan terlepas dari tangan wanita tersebut. Pedang itu terbang dan muncul di tangan Zhang Ruochen.     

Bukannya memegang gagang pedang, Zhang Ruochen hanya mendorong pedang saintnya dengan menggunakan Kehendak Pedang.     

Clang!     

Pedang saint itu berputar cepat, dan menciptakan banyak suara mendesing. Pedang itu berbenturan dengan tombak hitam lawannya.     

Dua senjata itu berbenturan di satu titik. Karena gelombang energinya terlalu besar, maka banyak Biksu di tempat itu yang melangkah mundur dan bersembunyi di dalam formasi pertahanan.     

Kehendak Biksu di Istana Naga Suci bergemuruh seperti air mendidih. Hanya Ao Yi yang masih bersikap tenang, sambil duduk di singgasana.     

"Benar-benar pemuda yang tangguh. Dia mampu mengimbangi Biksu Naga."     

Baru pertama kali itu mereka bertemu, tapi Ao Yi sudah memuji Zhang Ruochen berkali-kali. Padahal, Ao Yi sudah mengagumi kemampuan Zhang Ruochen sedari awal, tapi sekarang, ia menyadari bahwa dirinya masih meremehkan lelaki tersebut.     

Ao Zhan sedang terluka parah. Sambil duduk di tengah formasi pertahanan, maka ia menatap Zhang Ruochen dan terkekeh canggung. "Jadi, dia juga tangguh dalam hal Tao Pedang. Aku benar-benar tertinggal jauh darinya.     

"Dia masih sangat muda tapi sudah begitu kuat. Siapa dia sebenarnya?" Ao Jing – sang pemimpin muda klan – juga merasa terkejut. Bagaimana mungkin sosok setangguh dirinya tapi tidak terkenal?     

Ao Xinyan menggigit bibirnya sendiri. Semakin lama ia menatap punggung Zhang Ruochen, maka semakin familier pula pemuda tersebut. "Kenapa punggungnya bisa sangat mirip?" gumamnya pada diri sendiri. "Dia... dia tidak mati karena petir ujian? Pasti itu adalah dia!"     

Sekarang ini, Ao Xinyan sedang merasa gugup, sekaligus bersemangat karena alasan tertentu. Jantungnya pun berdegup kencang. Ia benar-benar ingin berlari ke sana dan merobek lapisan Kekuatan Batin di sekitar Zhang Ruochen, agar ia bisa melihat seperti apa sosoknya.     

"Rupanya kau cukup tangguh, huh? Ayo kita bertukar teknik."     

Biksu Ye Yun melihat pertempuran di antara Biksu Ye Hong dan Zhang Ruochen berakhir imbang. Jadi, bukannya terus-terusan menunggu di sana, karena ia juga ingin terlibat ke dalam pertempuran.     

"Thunder God Tripod."     

Sebuah kuali terbang keluar dari dahinya dan muncul di tangannya. Terdapat lebih dari 100 sambaran petir di sekitar kuali tersebut. Dengan energi yang bergemuruh, maka petir-petir itu melesat ke arah Zhang Ruochen.     

Dengan sorot mata bercahaya, Zhang Ruochen menoleh ke belakang. "Bayangan Biksu Pedang," pikirnya.     

Whoosh!     

Puluhan ribu prinsip-prinsip pedang mulai bermunculan dari balik punggung Zhang Ruochen. Prinsip-prinsip itu membentuk bayangan pedang dan menebas Biksu Ye Yun.     

Kaboom!     

Biksu Ye Yun terhempas ke belakang. Sisik-sisik naga bermunculan di tangannya yang terbelah oleh Pedang Chi. Darah menyembur keluar darinya.     

"Bagaimana mungkin? Bayangan Biksu-nya berbentuk pedang..." Biksu Ye Yun merasa sedikit terkejut.     

Sekali lagi, Zhang Ruochen kembali mengendalikan Bayangan Biksu untuk menebas lawannya, dan membuat Biksu Ye Hong terhempas. Pedang Chi tajam meninggalkan goresan di dada Ye Hong.     

Zhang Ruochen telah melukai kedua Biksu Naga sendirian. Kemampuan bertempurnya pun membuat semua pertapa yang hadir di sana merasa tercengang.     

Biksu Ye Hong pun menjadi geram. "Tempat ini terlalu sempit bagiku. Kalau kau berani, ayo kita bertarung di luar!"     

"Bertarung di luar?" tanya Zhang Ruochen. "Bagaimana kalau kau bukan tandingaku dan malah kabur melarikan diri?"     

"Melarikan diri?" Biksu Ye Hong berteriak. "Konyol sekali. Ras naga yang terhormat tidak pernah melarikan diri."     

Ye Yun mendengus dingin. Sambaran-sambaran petir mulai memancar ke segala penjuru. "Ayo kita bertempur di luar!" katanya dengan nada tinggi. "Siapa yang melarikan diri adalah pecundang. Bagaimana?"     

"Baiklah! Ayo bertarung di luar."     

Zhang Ruochen terlihat sangat santai. Sambil berubah menjadi bayangan blur, maka ia pergi dari Istana Naga Suci terlebih dulu.     

Biksu Ye Hong dan Ye Yun saling menukar pandangan dan tersenyum jahat. Mereka meminta bertarung di luar karena mereka tidak bisa berubah menjadi naga raksasa di dalam istana.     

Tanpa diragukan lagi, seekor naga jauh lebih tangguh ketika mereka berubah menjadi bentuk aslinya.     

"Berani-beraninya dia menentang kekuasaan Ancestral Dragon Mountain. Aku akan merobeknya hingga hancur dan memangsanya."     

Biksu Ye Hong bersikap seperti dirinya pasti menang. Sambil mengeluarkan auman naga, maka ia melesat keluar dari istana dan mengejar Zhang Ruochen.     

Biksu Ye Yun mengikuti di belakangnya.     

Ao Xinyan berjalan keluar dari formasi pertahanan. Wanita itu pergi keluar dari istana dan melihat pertempuran tersebut. "Kakek, apa yang harus kita lakukan?"     

Ao Yi tampak sangat tenang. "Aktifkan formasi pertahanan. Apapun hasilnya, kita tidak boleh membiarkan dua utusan naga dewa itu lolos dari tempat ini hidup-hidup."     

"Kenapa kita tidak membunuh mereka secara langsung dengan menggunakan formasinya?" tanya Ao Xinyan.     

Ao Yi menggelengkan kepalanya. "Kita tidak akan melakukannya, kecuali sudah tidak ada jalan lain. Kalau kita membiarkan ahli waris dari Sekte Yin Yang itu menyingkirkan mereka, maka itu akan bermanfaat bagi kita."     

"Sekte Yin Yang memang aliansi kita. Dapi bagaimana kalau tidak mampu menandingi kedua utusan naga dan akhirnya meregang nyawa?"     

Ao Xinyan khawatir dengan keselamatan pemuda itu, karena ia curiga bahwa pemuda tersebut adalah sosok yang ada di pikirannya.     

Mereka berdua terlampau mirip!     

"Sekarang ini, kita hanya bisa berharap; semoga ahli waris dari Sekte Yin Yang itu cukup kuat untuk membantu kita mengatasi situasi krisis." Ao Yi mendesah. "Kalau diperlukan, aku sendiri yang akan membunuh kedua utusan naga dewa tersebut."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.