Kaisar Dewa

Mabuk Menimbulkan Masalah



Mabuk Menimbulkan Masalah

1Selama ini, Zhang Ruochen selalu bersikap waspada. Bahkan, lelaki itu jarang mengendurkan kewaspadaan dan tidur dengan santai seperti itu.      2

Setelah minum Dragon Flame Wine dengan penggila alkohol kemarin, maka itu adalah pertama kalinya ia mabuk. Lelaki itu tertidur dan sampai lupa waktu. Ketika ia terbangun keesokan paginya, maka ia benar-benar tidak tahu mengenai apa yang baru saja dilakukan.     

Pada saat ia terbangun, kepalanya tiba-tiba terasa pening.     

Sebenarnya, ia sedang telanjang bersama Ao Xinyan di ranjang yang sama. Bahkan, mereka berdua sedang berpelukan.     

Pakaian Ao Xinyan sudah sangat kacau. Terdapat lubang besar pada bagian dada, perut, dan pahanya. Selain itu, ada jejak-jari jari berwarna merah di tubuhnya, seakan wanita itu baru saja bertempur.     

Ada sebuah tanda berwarna merah di lehernya.     

"Apa ini? Apa yang dia lakukan? Kenapa dia datang ke kamarku?"     

Zhang Ruochen tidak ingin bertanggung jawab atas hal tersebut. Sehingga, ia ingin melarikan diri sebelum Ao Xinyan terbangun.     

Namun, kepalanya terasa sangat pusing, sedangkan tangan dan kakinya masih terasa lemah. Lelaki itu tidak bisa mengumpulkan kekuatannya. Ia sudah berusaha keras, tapi masih gagal bangkit dari ranjang.     

"Hmm…"     

Bulu mata Ao Xinyan bergetar, seraya membuka mata. Wanita itu merasa sedikit kebingungan. Setelah itu, rasa sakit mulai menjalar dari beberapa tempat di tubuhnya. Alhasil, ia terus mengedip-ngedipkan matanya.     

Ada seorang pria telanjang sedang berbaring di sebelahnya. Siapapun pasti bisa memahami apa yang telah terjadi.     

Akhirnya, wanita itu pun berteriak.     

Ao Xinyan benar-benar marah, hingga air mata mengalir turun dari matanya. Kesuciannya baru saja direnggut, tepat ketika ia berada dalam kondisi tak sadarkan diri.     

Kalau begini, bagaimana dia bisa bertemu dengan Zhang Ruochen?     

Apa wanita itu masih layak bertemu dengannya?     

Setelah terpikirkan tentang ini, maka Ao Xinyan pun menjadi semakin geram. Di waktu yang sama, ia melepaskan amarahnya, hingga membuatnya sampai kehilangan akal sehat.     

Memangnya siapa yang berani-berani melakukan ini kepadanya di Klan Naga Setengah Manusia? Wanita itu tidak akan pernah bisa meredam amarahnya, kecuali ia membunuh pria tersebut!     

Sehingga, ia segera melompat bangkit. Kemudian, sambil menggerakkan jarinya, maka ia mengendalikan pedang saint biru – yang terbang keluar dari dahi – dan mulai menebas pria yang berbaring di ranjangnya.     

Namun, setelah melihat wajah pria itu dengan jelas, maka seketika itu pula ia langsung membeku. Pedang saintly – yang sedang terbang – juga membeku di udara.     

"Ketua kelompok..." kata Ao Xinyan. "Zhang Ruochen... kau... bagaimana mungkin kau berada di sini?"     

Zhang Ruochen masih terengah-engah. "Ao Xinyan, apa yang sedang kau lakukan? Kenapa kau datang ke kamarku dan tidur di ranjangku? Kenapa di tubuhmu banyak luka-luka? Kau kenapa?"     

"Ini kamarku!" Ao Xinyan benar-benar tidak habis pikir.     

"Kamarmu?" Zhang Ruochen mengangkat kepalanya dan mengamati sekitar. Setelah itu, ia menepuk dahinya sendiri. Setelah memahami gambaran umumnya, maka ia langsung berteriak di dalam hati, "Oh tidak!"     

Ao Xinyan bukanlah wanita sembarangan. Dia adalah Putri Klan Naga Setengah Manusia. Dia adalah seorang ahli waris klan.     

Jika Zhang Ruochen sampai sekarang masih hidup, sesungguhnya itu adalah keberuntungan.     

Bagi Ao Xinyan, rasa-rasanya Zhang Ruochen sedang berpura-pura bersikap bodoh. Lelaki itu bukan Cuma tidak ingin bertanggung jawab, tapi malah menyalahkan dirinya.     

Bagaimana mungkin dia bertindak seperti itu?     

Ao Xinyan menggigit bibirnya. "Kenapa kau masuk ke dalam kamarku tadi malam? Apa yang sudah kau lakukan kepadaku?"     

"Aku tidak tahu."     

"Bagaimana mungkin kau tidak tahu?"     

"Aku benar-benar tidak tahu..." Zhang Ruochen sedang berpikir keras. "Oh, aku ingat! Semalam aku minum dengan penggila alkohol. Aku terlalu banyak minum dan hanya ingin beristirahat di dalam kamar. Aku sangat mabuk dan tak sadarkan diri setelah berbaring. Kurasa... aku tidak melakukan apa-apa.     

Rasa sakit menjalar dari dada Ao Xinyan, sementara ia melihat tanda merah pada bagian lengan, paha dan pinggulnya. Bagaimana mungkin pria ini tidak melakukan apa-apa kepadanya?     

Dia pasti sudah menindih dan menggigitnya.     

"Kalau kau masih terus mengelak, maka hari ini kita akan mati bersama."     

Kedua mata Ao Xinyan berubah menjadi merah, seraya menggenggam pedangnya. Sekarang ini, emosinya sedang tidak stabil.     

Wanita itu menyukai Zhang Ruochen, tapi lelaki itu malah tidak ingin bertanggung jawab atas perbuatannya. Lelaki itu sudah melakukannya, tapi dia tidak ingin mengakuinya.     

Ketika melihat banyak tanda merah di tubuh Ao Xinyan, seketika itu juga Zhang Ruochen langsung lemas. Bahkan, lelaki itu curiga kalau ia telah melakukan sesuatu kepada wanita ini ketika dirinya mabuk.     

Mabuk memang memicu masalah.     

"Tenanglah. Aku akan mengingat-ingatnya."     

Zhang Ruochen benar-benar khawatir kalau Ao Xinyan akan menebaskan pedangnya. Sebab, ketika berada dalam kondisi seperti ini, mungkin lelaki itu tidak akan mampu menangkisnya. Seraya berpikir, ia segera mengalirkan Chi Suci untuk menyingkirkan alkohol di sekujur tubuhnya.     

Di luar pintu, terdengar suara seorang pelayan. "Putri, pemimpin muda klan telah mengutus seseorang untuk menjemput Lord Zhang. Beliau ingin bicara dengan Lord Zhang secara pribadi."     

"Aku tahu," kata Ao Xinyan dengan nada dingin. "Pergi sekarang juga."     

Pelayan itu pun merasa sedikit ketakutan. Padahal, biasanya sang putri selalu ramah. Tapi sekarang, kenapa beliau marah-marah?     

Walau begitu, pelayan itu tidak berani bertanya dan hanya cepat-cepat pergi dari sana.     

Beberapa saat kemudian, Zhang Ruochen telah berhasil menyingkirkan sebagian besar alkohol di tubuhnya. Ia sudah bisa mengendalikan kekuatan dan bangkit berdiri. Kemudian, ia mengambil jubahnya dari dalam cincin ruang.     

Selama ini, Ao Xinyan berdiri di samping ranjang tanpa perlu merasa malu. Namun, pedangnya masih menuding ke arah Zhang Ruochen.     

"Apa kau sudah ingat atau belum?"     

Zhang Ruochen sedang memasang ekspresi menimbang-nimbang. Lalu, sambil menatap mata wanita tersebut, maka ia berkata, "Kurasa ini adalah kesalahpahaman. Saat aku mabuk, sepertinya aku tidak melakukan apa-apa!"     

"Artinya, kau tidak ingin mengakui atau bertanggung jawab atas perbuatan ini, kan?"     

"Mungkin kau sempat melihat kalau aku saat itu aku sudah benar-benar mabuk," Zhang Ruochen masih berusaha menjelaskan. "Bagaimana mungkin aku bisa melakukan hal-hal lainnya?"     

Ao Xinyan pun langsung merasa patah hati. Sambil menggertakkan gigi, maka ia mulai menusuk dada Zhang Ruochen. "Kalau begitu, mari kita mati bersama!"     

Whoosh!     

Zhang Ruochen masih berdiri di tempatnya tanpa bergerak, tapi puluhan pilar pedang Chi segera memancar darinya. Kemudian, pedang-pedang Chi itu membentuk sebuah tameng dan menghentikan pergerakan pedang saint milik Ao Xinyan.     

Ketika menyaksikan kalau ia tidak sanggup membunuh Zhang Ruochen, maka seketika itu pula Ao Xinyan langsung membuang pedangnya. Di waktu yang sama, ia bersimpuh di tanah, dengan matanya yang basah oleh air mata. Wanita itu mulai menangis.     

Zhang Ruochen adalah tipikal pria yang mudah terenyuh. Jadi, ketika menyaksikan Ao Xinyan sampai seperti ini, maka ia merasa bersalah.     

Pintu kamar itu terbuka dengan suara "bang".     

Penggila alkohol cepat-cepat masuk ke dalam, sambil berseru. "Zhang Ruochen, ayo kembali minum... Hey... apa yang terjadi di sini?"     

Blackie juga bergegas masuk. Kucing itu melompat dan mendarat di atas ranjang. Mata bulatnya mulai menyisir segala penjuru.     

"Zhang Ruochen, pantas saja kau berhenti di tengah-tengah minum. Rupanya kau ingin bersenang-senang dengan Putri Yan. Aku benar-benar kagum denganmu."     

Tiba-tiba, penggila alkohol berubah menjadi serius, "Zhang Ruochen, bagaimana mungkin kau membuatnya menangis? Apa kau baru saja bercinta dengannya ketika mabuk dan menolak bertanggung jawab?"     

"Tidak mungkin. Aku pun tidak tahu mengenai apa yang terjadi tadi malam." Zhang Ruochen menyadari bahwa kemunculan penggila alkohol dan Blackie telah membuat situasinya menjadi semakin rumit.     

Penggila alkohol pun menjadi semakin serius. "Rupanya kau benar-benar bercinta ketika sedang mabuk. Zhang Ruochen, kalau kau tidak memperlakukannya dengan baik, artinya kau punya sikap yang buruk. Kalau begitu, aku tidak mau lagi berteman denganmu."     

Zhang Ruochen masih merasa tidak bersalah, tapi kata-kata penggila alkohol membuatnya hatinya terkejut. Mungkin lelaki itu tidak tahu apa yang terjadi, tapi hal itu benar-benar berdampak besar bagi Ao Xinyan.     

Sebab, hanya tanda jari di tubuhnya sudah membuktikan kalau wanita itu tidak suci.     

"Di kemudian hari, aku juga akan memutuskan tali pertemanan kita kalau kau kembali mengajakku minum."     

Zhang Ruochen menatap tajam ke arah penggila alkohol. Kemudian, ia berjalan mendekati Ao Xinyan dan membisikkan beberapa kata.     

Lambat laun, Ao Xinyan mengatupkan bibirnya dan berhenti menangis. Wanita itu mendongak dan berkata, "Benarkah?"     

"Karena aku sudah mengatakannya," kata Zhang Ruochen dengan lembut, "Maka aku tidak akan pernah menarik kata-kataku sendiri."     

Selama ini, Zhang Ruochen telah berusaha menjauhi gadis-gadis dan tidak ingin terlibat dengan mereka. Akan tetapi, ketika ia berada dalam situasi semacam ini, maka ia masih harus memberikan penjelasan.     

Setelah mendengar janji Zhang Ruochen, maka Ao Xinyan pun segera menenangkan diri. Bahkan, wanita itu terlihat bangga.     

Dia bukan gadis berusia 3 tahunan. Oleh karena itu, setelah emosinya stabil, maka ia mulai memeriksa tubuhnya. Yang jelas, ia menemukan bahwa Zhang Ruochen memang tidak melakukan apa-apa kepadanya.     

Namun, lelaki itu memang telah melakukan sesuatu yang di luar batas wajar sebagai teman, dan membuatnya menjadi tidak suci. Maka dari itu, ia masih harus bertanggung jawab.     

Untungnya, pria itu adaah Zhang Ruochen. Kalau itu adalah pria lain, maka Ao Xinyan pasti akan menghancurkannya sampai berkeping-keping, tidak peduli bagaimana dia menjelaskan.     

"Kalau begitu, ayo pergi! Kita akan ke Lautan Yin Yang."     

Zhang Ruochen tidak ingin bertemu dengan pemimpin muda klan. Apalagi, ia telah tidur dengan putri Ao Jing tadi malam. Maka dari itu, kalau ia bertemu dengannya sekarang, maka suasananya akan menjadi canggung.     

"Tunggu, beri aku harta karun ruang terlebih dulu," kata penggila alkohol.     

Zhang Ruochen bukan orang pelit. Ia segera mengeluarkan cincin ruang dan memberikannya pada pria tersebut. Setelah menerimanya, penggila alkohol memainkan cincinnya dengan hati-hati, sambil merasa riang. Setelah itu, ia menghilang entah kemana.     

Ao Xinyan telah berkemas. Kemudian, ia membawa Zhang Ruochen dan Blackie menuju ke lubang cacing yang mengarah ke Lautan Yin Yang.     

Di sepanjang perjalanan, Blackie berbisik kepada Zhang Ruochen, "Apa yang kau bilang kepadanya? Kenapa wanita itu tiba-tiba berhenti menangis dan malah terlihat bahagia?"     

"Apa dia terlihat bahagia?" Zhang Ruochen sedang berusaha menyingkirkan alkohol di tubuhnya, hingga ia tidak mengamati hal-hal lainnya.     

"Apa kau tidak melihat kalau dia sedang merasa bahagia?" tanya Blackie.     

Zhang Ruochen melirik punggung Ao Xinyan. "Aku hanya menjanjikan satu hal kepadanya."     

"Untuk melakukan apapun?"     

"Ya."     

Blackie mendesah. "Pantas saja dia sangat gembira. Kali ini, kau benar-benar sudah masuk ke dalam perangkap. Jangan lagi minum-minum dengan penggila alkohol. Dia sering memicu masalah."     

"Ya."     

Zhang Ruochen mengangguk, dan mencamkannya baik-baik.     

Lubang cacing itu tidak berada di Divine Dream Marsh. Sebaliknya, itu terletak di tengah hutan lebat dan luas. Tempat itu tidak jauh dari Divine Dream Marsh, tapi sangat tersembunyi. Selain para petinggi Klan Naga Setengah Manusia, maka tidak ada seorangpun yang tahu lokasi pastinya.     

Tepat ketika Zhang Ruochen, Ao Xinyan dan Blackie masuk ke dalam hutan, dan bergerak mendekati lubang cacing, saat itu Sky-swallowing Demonic Dragon dan sekelompok binatang buas akhirnya tiba di Divine Dream Marsh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.