Kaisar Dewa

Jembatan Batu



Jembatan Batu

1Salah satu Death Knight telah dibunuh oleh Zhang Ruochen, bahkan Ten Saint Blood Armor-nya sama sekali tidak berguna. Dia tidak sanggup bertahan dari satu pukulan Zhang Ruochen.      1

Semua Biksu yang hadir pun akhirnya merasa ketakutan, dan mereka menganggap Zhang Ruochen mirip seperti Dewa Kematian.     

Menurut mereka, maka mereka dapat dengan mudah membunuh Zhang Ruochen seperti sedang membunuh seekor semut. Tapi faktanya, dugaan mereka benar-benar salah. Ketiga kelompok itu malah menderita kerugian besar. Apalagi, tidak banyak Biksu yang sanggup bertahan dari banyaknya tantangan di pulau es tersebut. Sekarang ini, Zhang Ruochen telah membunuh sebagian besar dari mereka. Setidaknya sudah ada 15 Biksu yang tumbang di antara ketiga kelompok tersebut.     

Setiap kematian mereka sangat berpengaruh besar. Akibatnya, sisa-sisa Biksu yang masih hidup pun merasa panik, dan mereka melarikan diri ke bawah.     

Zhang Ruochen menggunakan Ruang Pergerakan dan melesat ke arah Death Knight. Sekarang ini, ia sedang bertarung sengit dengannya, sambil menebaskan Pedang Kuno Abyss.     

Jiwa Pedang Kuno Abyss menyeruak dan melayang-layang di gagang pedangnya. Jiwa pedangnya berwujud pria setinggi tiga inci dengan sepasang sayap hitam. Jiwa pedangnya sedang mengendalikan pedang pertempuran dan bertarung melawan Death Knight.     

Setelah Pedang Kuno Abyss menjadi Senjata Saint Seribu Inskripsi, maka jiwa pedangnya telah dibangkitkan dan dapat menampakkan diri. Selain itu, jiwa pedangnya juga bisa berkultivasi sendiri dan menyerap Energi Chi. Yang jelas, Zhang Ruochen tidak perlu membantunya dengan mengalirkan Chi Suci.     

Selama kehendak pedang Zhang Ruochen masih aktif, maka jiwa pedang itu akan mampu mengendalikan pedangnya sendiri dan bertempur melawan musuh-musuhnya. Bahkan, pedangnya sanggup menjangkau area sejauh puluhan ribu mil untuk membunuh musuh-musuhnya.     

Death Knight itu sudah melihat sendiri bagaimana Zhang Ruochen membunuh rekannya. Maka dari itu, ia tahu kalau dirinya bukan tandingan Zhang Ruochen. Oleh karena itu, ketika ia melihat Zhang Ruochen muncul di sebelahnya, maka ia berkata dingin, "Hari ini, aku akan membunuhmu dan menyingkirkan musuh besar kami, Immortal Vampir."     

"Memangnya kau punya kekuatan untuk membunuhku?" Zhang Ruochen memegang gagang Pedang Kuno Abyss. Lelaki itu menyabetkannya, dengan pedang-pedang Chi yang menghujam turun bagaikan hujan.     

"Mudah saja membunuhmu."     

Tatapan dingin memenuhi mata Death Knight. Jimat merah darah di dalam hatinya berputar cepat dan meledak dengan suara boom. Setelah itu, sejumlah besar Light of Death keluar dari tubuhnya seperti gemuruh ombak. Kemudian, energ itu membentuk cincin cahaya darah, lalu mengubah jurang esnya menjadi merah darah.     

Zhang Ruochen menebaskan pedangnya. Namun, saat terpengaruh oleh Light of Death, maka pergerakan pedangnya pun semakin melambat. Bahkan, Thousand Lines of Destruction-nya juga menurun.     

"Oh tidak, Death Knight ingin menggunakan kekuatan terlarang."     

Zhang Ruochen pernah mendengarnya dari Biksu Pedang Moon-burier. Setiap Death Knight punya harta karun masing-masing di dalam dirinya, yang dapat melepaskan kekuatan mengerikan. Bahkan lelaki itu merasa sedikit ketakutan.     

Namun, harta karun itu telah menyatu dengan tubuhnya. Ketika diaktifkan, maka dia juga akan mati. Oleh karena itu, Death Knight tidak akan menggunakan kekuatan semacam itu, kecuali sudah tidak ada pilihan lain.     

Memangnya jenis kekuatan macam apa yang membuat seorang Biksu Pedang ketakutan?     

Tanpa ragu-ragu, Zhang Ruochen mengaktifkan Ten Saint Blood Armor untuk melindungi diri. Di waktu yang sama, ia menggunakan Ruang Pergerakan dan masuk ke dalam Labu Mercury.     

Kaboom.     

Death Knight menyerang labu itu dengan tombak pertempurannya. Walaupun labu itu terlihat seperti kayu biasa, tapi tombaknya gagal meninggalkan bekas apa-apa. Labu itu berputar dan menghantam dinding es lima warna dengan suara "boom". Sebagian dindingnya pun ambles.     

Zhang Ruochen mendarat di pulau permata di dalam Labu Mercury. Lelaki itu telah mengalami pendarahan. Walaupun ia melarikan diri dengan cukup cepat, serta telah mengaktifkan Ten Saint Blood Armor, namun Chi tombaknya masih mengenai punggungnya. Chi tombak itu hampir menembus tubuhnya.     

"Kekuatan terlarang itu sangat mengerikan. Itu hanya segumpal Chi, tapi aku tidak sanggup bertahan darinya. Pantas saja tidak banyak pertapa yang bisa melarikan diri dari kejaran Death Knight."     

Seandainya itu bukan Zhang Ruochen, tapi seorang pertapa di level Absolute Land atau sosok Biksu di level Heaven Pass, mungkin dia akan terbunuh oleh Death Knight.     

Ledakan kekuatan itu dapat mengancam seorang Biksu sejati. Tentu saja, semakin tinggi kekuatannya, maka semakin besar pula resikonya.     

Zhang Ruochen yakin kalau ia masih belum sanggup melawan Death Knight dengan tingkatannya yang sekarang. Paling-paling ia hanya mampu menangkis beberapa serangan. Setelah itu, energinya akan terkuras dan menjadi jauh lebih lemah daripada sebelumnya, sampai benar-benar mengering habis.     

Boom.     

Death Knight mengerahkan segenap upayanya untuk terus menyerang Labu Mercury, dan berusaha menghancurkannya. Di matanya, itu hanya sebuah labu. Itu sama sekali tidak bisa melindungi nyawa Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen menutup matanya, dan mulai mengoperasikan keterampilan olah raga. Tanpa perlu menggunakan pil atau obat-obatan, maka luka-lukanya berangsur sembuh, bahkan bisa dilihat dengan mata telanjang.     

Serangan-serangan Death Knight pun semakin melemah. Zhang Ruochen tidak ingin berlama-lama. Ia melesat keluar dari Labu Mercury dan kembali muncul di atas Death Knight, "Sekarang," ujarnya, "Giliranku!"     

Whoosh!     

Pilar cahaya hitam menghujam Death Knight.     

Ia sudah menggunakan 90% energinya, hingga tidak mampu lagi bertahan dari Pedang Kuno Abyss. Pedangnya menembus Ten Saint Blood Armor, dan tertusuk ke dalam kepala Death Knight.     

Dengan suara "poof", tubuh Death Knight pun meledak seperti semangka.     

Zhang Ruochen bergerak turun ke dalam jurang es. Beberapa saat kemudian, sebuah jembatan batu kuno sepanjang seratus meter muncul di hadapannya. Jembatan itu menghubungkan jurang es dan melayang-layang di udara. Hanya sebagian kecil dari jembatan yang terlihat, sisanya diselimuti oleh cahaya lima warna.     

Kalau dilihat dari permukaan, maka jurang itu berdiameter lebih dari 100 mil. Namun, semakin turun ke dalam, maka jurang esnya pun menjadi semakin lebar. Artinya, jembatan ini panjangnya pasti lebih dari 100 mil. Hanya dengan membayangkannya, tapi itu telah membuatnya takjub.     

Bahkan seorang Biksu tidak akan sanggup membangun jembatan batu raksasa di pusat Yin Lautan Yin Yang.     

Zhang Ruochen mendarat di salah satu sisi jembatan batu. Seketika itu juga, ia langsung merasakan aura kuno di sana. Aura ini terasa sangat aneh. Hal itu tiba-tiba membuatnya seakan ditarik kembali ke era lampau.     

Setiap inskripsi pada jembatan batu menyimpan kekuatan saintly misterius. Kalau seseorang mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, samar-samar ia bisa melihat teknik-teknik dari Tingkatan Taja.     

Walaupun ia sedang berada di dalam jurang es, tapi Zhang Ruochen tiba-tiba merasakan banyak hal, seperti sedang berada di pusat semesta. Akan tetapi, perasaan ini tidak bertahan lama. Sebab, tiba-tiba ia merasa sesak. Rasa-rasanya, ia seperti berada di tengah badai pasir, dan membuatnya kesulitan bernafas.     

Sekarang ini, para Biksu dari Immortal Vampir, Ancestral Dragon Mountain dan Istana Nine Li sedang berdiri di atas jembatan. Dengan ekspresi riang, mereka sedang mengaktifkan teknik masing-masing, sembari menyerap Chi lima warna di jembatan tersebut.     

"Ini adalah... Chi Chaotic. Rupanya banyak Chi Chaotic di tempat ini."     

Zhang Ruochen merasa terkejut. Sebuah pikiran aneh melintas di dalam benaknya. Apa mungkin cahaya lima warna yang keluar dari jurang es adalah campuran antara Chi Chaotic dan Chi Naga Extreme Yin?     

Keduanya sama-sama berharga.     

Jembatan batu itu adalah tempat yang sangat spesial. Terdapat Chi Chaotic di jembatannya, namun tidak ada Chi Naga Extreme Yin. Jadi, siapapun bisa datang kemari untuk menyerapnya.     

Bahkan segaris Chi Chaotic punya manfaat yang besar bagi para pertapa. Selain itu, sisa-sisa Taigu seperti Sky-swallowing Demonic Dragon dan Pangeran White Li pun tidak akan melewatkannya.     

Kemunculan Zhang Ruochen sontak membuyarkan ketenangan di jembatan batu.     

Sky-swallowing Demonic Dragon sedang berdiri di atas jembatan dengan tubuh manusia. Ratusan bayangan naga sedang terbang mengitarinya. Chi Chaotic terus diserap masuk ke dalam tubuhnya. Kala itu, ia membuka mata demonicnya dan berkata dingin, "Zhang Ruochen, kau berani masuk ke dalam sini sendirian. Apa kau sedang cari mati?"     

Para Biksu di atas jembatan pun sontak melepaskan Chi membunuh dingin. Mereka sangat intens, bahkan sampai berhasil menciptakan awan merah darah. Samar-samar, Zhang Ruochen bisa melihat ribuan bayangan prajurit berkuda di balik awan tersebut, sekaligus ribuan pedang dan senjata lain.     

Chi membunuh semacam itu seakan mampu mengintimidasi para Biksu.     

Namun, Zhang Ruochen sama sekali tidak takut. Berbekal pedang di tangannya, maka ia melangkah maju menyusuri jembatan batu. "Di mana Huang Yanchen dan Qing Mo?"     

Sky-swallowing Demonic Dragon tertawa keji. "Kau terlambat. Mereka sudah mati!"     

"Kalau mereka sudah mati, maka kalian semua harus menguburkannya."     

Setiap kata-kata Zhang Ruochen memancarkan Chi dingin. Chi membunuh di dalam dirinya juga membentuk ribuan pasukan berkuda. Bayangan mereka pun saling berbenturan di atas jembatan tersebut, hingga menimbulkan suara bergemuruh.     

Para Biksu di atas jembatan mencibirnya, dan menganggap Zhang Ruochen terlalu arogan. Apalagi, berdasarkan pada kultivasi mereka, maka mereka hanya perlu menyerang Zhang Ruochen bersama-sama, dan seketika itu pula pemuda ini akan mati, tidak peduli seberapa tangguh dirinya.     

Ekspresi Qi Sheng masih terlihat datar. "Kami tidak akan menemani mereka. Kau adalah orang yang akan menemani mereka. Aku benar-benar terkejut, rupanya kau mampu membunuh dua Death Knight, tapi kemampuan seseorang masih ada batasnya. Kau tidak akan pernah menggapai langit. Para Biksu yang hadir di sini juga bukan para pertapa lemah. Kita tidak perlu menyerangmu bersama-sama. Sebab, dua atau tiga Biksu di tempat ini pasti mampu menghancurkanmu. Walaupun kau menggunakan kekuatan ruang, tapi kau tidak akan bisa melarikan diri."     

Yang jelas, Qi Sheng baru saja mengakui kalau dirinya bukan tandingan Zhang Ruochen saat mereka berada dalam pertempuran satu lawan satu. Yang jelas, ia perlu bekerja sama dengan orang lain untuk membunuh lelaki tersebut.     

Ying Huo sedang mengenakan tudung kepala merah. Ia terlihat cantik. Wanita itu berdiri di tengah awan darah, dengan kulit putihnya yang timbul-tenggelam dalam pandangan. Dia sangat memikat dan misterius. Para pria pasti akan tergoda untuk melangkah masuk demi menyingkap tudung kepala merahnya.     

Hanya segelintir pria yang mampu bertahan dari godaannya.     

Matanya yang bercahaya sedang menatap Zhang Ruochen. Sembari tertawa genit, ia berkata, "Sky-swallowing Demonic Dragon tidak bohong. Tunanganmu memang sudah mati."     

Lalu, Ying Huo merentangkan jari rampingnya dan menuding sisi kanan jembatan batu.     

Seketika itu juga, hati Zhang Ruochen langsung tersentak. Dengan firasat buruk, ia menoleh ke arah yang dituding oleh Ying Huo. Di sana, ia benar-benar melihat Huang Yanchen dan Qing Mo.     

Sebuah gunung es melayang-layang 500 meter di sisi kanan jembatan. Tubuh Huang Yanchen dan Qing Mo telah hancur dan bersimbah darah. Mereka berdua tersegel di dalam es. Pemandangan itu benar-benar tragis. Bahkan itu membuat hati Zhang Ruochen menjadi sedingin es.     

Sementara itu, es di dalam jurang lima warna memang beberapa kali lipat lebih dingin daripada di Abandoned Deep Sea. Ketika sudah tersegel di dalamnya, maka artinya orang itu sudah mati.     

"Tidak..."     

Zhang Ruochen menggertakkan giginya. Lelaki itu mengepalkan tangannya erat-erat, dan benar-benar kesulitan mendeskripsikan kesedihan di dalam hatinya.     

Setelah mendengar Huang Yanchen dan Qing Mo terjatuh ke dalam jurang es, sebenarnya ia sudah bersiap-siap dengan kemungkinan terburuknya. Namun, setelah melihatnya dengan mata kepala sendiri, maka seketika itu pula ia merasa patah hati. Lelaki itu benar-benar tidak bisa menerima semua ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.