Kaisar Dewa

Benturan



Benturan

0Banyak garis darah yang bermunculan di tanah. itu mirip seperti puluhan ribu sungai darah. Sungai-sungainya memanjang ratusan mil di permukaan tanah, hingga membuat langitnya berubah merah akibat refleksi warna.     
2

Semua Biksu Darah dari Ras Motian, Qitian, dan Fengtian sama-sama keluar dari dalam sungai darah. Setidaknya mereka berjumlah 20 Biksu Darah.     

Di antara mereka, para pemimpinnya adalah para pertapa tangguh. Setidaknya, rata-rata kemampuan mereka mirip seperti Zhu Qingyi.     

Saat berhadapan dengan kelompok tangguh semacam itu, maka ekspresi Martial Saint Canglan mendadak berubah. Bukannya melancarkan serangan, wanita itu memilih mundur bersama para gadis lainnya menuju ke Gunung Xianji.     

"Sedari dulu, aku selalu ingin menjadikan salah satu di antara Sembilan Dewi Empryan sebagai selirku. Martial Saint Canglan adalah pilihan yang baik, haha."     

Pemimpin Ras Motian adalah Biksu Darah Miefeng. Dia setinggi 30 kaki dan tubuhnya mirip seperti tugu. Ia tertawa terbahak-bahak sembari mengeluarkan pedang peraknya. Ia melesat maju dan menebas Martial Saint Canglan beserta 12 Biksu White Feather lainnya, dan menghentikan mereka agar tidak melarikan diri.     

Pedang Chi mengalir seperti sungai. Pedang itu sepanjang ribuan meter dan menerjang turun. Setiap kali Pedang Chi-nya mendarat, maka itu akan menciptakan jurang di bawah sana.     

Martial Saint Canglan mendengus dingin. Setelah itu, ia menggeliatkan tubuh seksinya, sementara pedang saint di punggungnya terbang dan keluar dari sarungnya. Bagaikan cahaya putih, maka pedang itu langsung berbenturan dengan pedang Biksu Darah Miefeng.     

Boom.     

Kabut putih bergetar hebat. Ada banyak pedang Chi yang membumbung naik, dan menimbulkan suara-suara gesekan angin.     

Pada akhirnya, Biksu Darah Miefeng gagal bertahan dari serangan pedang Martial Saint Canglan. Pedang Chi berguguran ke arahnya bagaikan hujan, dan terus menghujam armornya.     

"Tidak diragukan lagi kalau dia adalah salah satu Dewi Empryan. Rupanya dia sangat tangguh."     

Setelah Biksu Darah Miefeng terhempas ke belakang, maka terdapat banyak goresan di armornya. Chi Darah bergemuruh di dalam dirinya. Kalau pertahanannya tidak kuat, mungkin dia sudah terluka parah.     

Bagaimanapun juga, Biksu Darah Miefeng adalah Jendral Darah Heaven Pass. Di kalangan Immortal Vampir, hanya para Biksu terkuat di level Heaven Pass yang layak menyandang gelar tersebut. Mereka dikenal sebagai para pertapa tangguh di bawah level Biksu sejati.     

Hanya ada beberapa Jendral Darah Heaven Pass di setiap ras. Masing-masing dari mereka adalah pertapa tangguh. Kalau mereka menggunakan kartu andalan masing-masing, mungkin mereka dapat menandingi seorang Biksu sejati.     

"Dia berhasil mengalahkan Biksu Darah Miefeng hanya dalam satu serangan. Dia sama sekali tidak bisa diremehkan."     

Sorot mata Zhu Qingyi menjadi semakin dingin. Ia berubah menjadi asap hitam dan melesat menuju Gunung Xianji. Wanita itu melepaskan Chi membunuh yang kental. Yang jelas, ia tidak akan membiarkan Martial Saint Canglan dan 12 Biksu White Feather melarikan diri.     

Di waktu yang sama, tiga pemimpin dan para Biksu Darah dari keempat ras mulai berubah menjadi garis-garis cahaya. Dengan suara "boom" yang kencang, mereka mengejar dari arah yang berbeda.     

Beberapa saat kemudian, terdengar ledakan pertempuran di Gunung Xianji. Para binatang buas sedang merasa ketakutan, hingga mereka sampai lari tunggang langgang. Beberapa dari mereka keluar dari gunung, sementara sisanya malah masuk di kedalaman gunung.     

Zhang Ruochen, Huang Yanchen, dan Qing Mo melangkah keluar dari balik kabut putih. Mereka sedang mengamati sumber ledakan.     

Sorot mata mereka tampak murung dan serius. Ada banyak Biksu dari istana kekaisaran maupun Immortal Vampir di Gunung Xianji. Kondisi ini benar-benar tidak bagus untuk mereka.     

"Mereka punya tujuan yang sama dengan kita. Mereka datang kemari untuk menemukan Gu Songzi." Sorot mata Huang Yanchen penuh dengan kekhawatiran.     

Biksu Darah yang dibicarakan oleh Penggila Alkohol adalah Gu Songzi.     

"Saya pernah mendengar kalau Gu Songzi punya formula untuk membuat Divine Pill Hua," kata Qing Mo."Divine Pill Hua adalah salah satu Pil Dewa legendaris. Itu sama seperti Holy Source. Selama Setengah-Biksu menelan Divine Pill Hua, maka dia punya potensi yang besar untuk menembus Alam Biksu."     

Secara natural, Zhang Ruochen paham mengenai nilai Divine Pill Hua. Rupanya, Sekte Pil di Abad Pertengahan mampu memproduksi pil ini dan membuat sekte itu menuju pada era keemasan. Alhasil, satu sekte semacam itu dapat memproduksi ribuan Biksu.     

Sayangnya, semakin bagus barang tersebut, maka hal itu akan mengundang bahaya yang semakin besar. Divine Pill Hua begitu berharga, hingga membuat orang-orang merasa iri. Pada akhirnya, sekte itu dihadapkan pada bencana dan dihancurkan oleh kekuatan misterius.     

Setelah sektenya dihancurkan, maka formula Divine Pill Hua juga menghilang.     

"Aku tidak tahu dari mana mereka bisa mendapatkan informasi ini," kata Zhang Ruochen. "Tapi, kalau formulanya memang benar-benar muncul, maka banyak kelompok di luar sana yang akan segera bergerak setelah mendengar berita tersebut. Kita harus menemukan Senior Gu Songzi terlebih dahulu, sebelum mereka berhasil menemukannya."     

"Tapi banyak Biksu Immortal Vampir di Gunung Xianji," kata Qing Mo, dengan sedikit khawatir. "Kalau kita bertemu dengan mereka, maka kita akan mati."     

"Immortal Vampir ingin membunuhku, tapi aku juga ingin membunuh mereka. Seharusnya Keluarga Shi telah selesai memproduksi Blood Repression Rune."     

Intensitas membunuh memancar di matanya.     

Sebelum pergi ke Lautan Yin Yang, Zhang Ruochen telah menaruh 10 juta tetes darah dewa di Keluarga Shi, sehingga mereka bisa memproduksi Blood Repression Rune. Kalau pesanan itu sudah selesai, maka Zhang Ruochen mampu membunuh Immortal Vampir manapun.     

Lelaki itu bahkan bisa menekan kultivator tangguh seperti Zhu Qingyi.     

"Yanchen," katanya. "Pergilah ke Pemakaman Pedang Pluto untuk mengambil Blood Repression Rune-ku."     

Huang Yanchen benar-benar paham mengenai situasi yang terjadi sekarang ini. Setelah memikirkannya sejenak, maka ia berkata, "Aku akan pergi ke sana sendirian. Qing Mo tetap berada di sini untuk menjagamu. Dengan kondisimu sekarang ini, jangan memaksakan diri bila sedang berhadapan dengan bahaya."     

"Jangan khawatir. Aku tidak akan memaksakan diri." Zhang Ruochen tersenyum.     

Huang Yanchen berpaling pergi.     

"Yanchen," panggil Zhang Ruochen.     

Lantas, lelaki itu berjalan mendekat dan mengelus pipi putihnya. Kemudian, ia memberikan ciuman tipis pada bibir wanita tersebut.     

Huang Yanchen pun merasa malu sekaligus gugup. Wanita itu menahan nafas, dengan bulu mata panjangnya yang bergetar. Mereka berdua saling memandang satu sama lain, dipenuhi emosi.     

Beberapa saat kemudian, bibir mereka terpisah.     

"Kau juga harus hati-hati," Zhang Ruochen mengingatkannya. "Pertempuran terjadi di mana-mana. Tidak ada tempat yang aman."     

Setelah Huang Yanchen pergi, Zhang Ruochen dan Qing Mo juga masuk ke Gunung Xianji.     

Tempat itu bukan cuma satu gunung. Sebaliknya, Gunung Xianji adalah jajaran pegunungan dan hutan. Tempat itu membentang sangat luas. Bahkan para Biksu akan kesulitan masuk ke dalamnya.     

Suara-suara pertempuran terdengar dari segala arah. Yang jelas, empat Ras Immortal Vampir dan Martial Saint Canglan, beserta 12 Biksu Feather bertempur di lokasi yang berbeda-beda.     

Atau, salah satu kelompok sedang mengepung kelompok lain.     

Zhang Ruochen tidak ingin terlibat ke dalam pertempuran tersebut. Dengan jubah putihnya, maka ia mirip seperti salah seorang cendekiawan lemah, yang sedang berjalan dengan tergesa-gesa di jalanan.     

Qing Mo mengikutinya di belakang tanpa aura Biksu. Gadis itu tidak ada bedanya dengan gadis pelayan bertubuh mungil.     

Setelah mendengar suara-suara pertempuran, gadis itu merasa gelisah. Sorot matanya melirik kesana-kemari, dengan bibirnya yang bergetar. Sampai akhirnya, gadis itu sudah tidak bisa menahannya lagi. "Lord, Martial Saint Canglan dan 12 Biksu White Feather bukanlah tandingan Immortal Vampir. Apa kita perlu membantu mereka?"     

"Aku tidak ada hubungannya dengan mereka. Kenapa aku harus mempertaruhkan nyawa untuk membantu mereka?" Zhang Ruochen bertanya balik tanpa menoleh ke belakang.     

Martial Saint Canglan dan 12 Biksu White Feather adalah para penjaga Chi Yao, tapi Zhang Ruochen tidak menyalurkan kebenciannya terhadap Chi Yao kepada mereka. Sama halnya seperti dia tidak membenci Lady Saint – salah satu di antara Sembilan Dewi Empryan – bahkan mereka berdua adalah teman dekat.     

Namun, kenapa ia tidak ingin membantu mereka, karena dirinya sendiri memang sedang terluka parah. Bahkan, ia tidak sanggup melindungi dirinya sendiri, sehingga dia tidak akan membantu orang lain, kalau-kalau malah akan membuatnya bermasalah.     

"Sekarang ini, kita harus segera mencari Senior Gu Songzi agar beliau menghubungkan kembali meridian-meridianku."     

Qing Mo ingin membujuk Zhang Ruochen, "Tapi Saintess dari ras manusia akan dipermalukan di tangan Immortal Vampir," tambahnya. "Terutama Martial Saint Canglan, salah satu di antara Sembilan Dewi Empryan. Kalau beliau sampai tertangkap, maka hal ini akan mempengaruhi moral seluruh manusia. Bila Benteng Zhilin ditembus, maka Immortal Vampir akan menduduki Red River Mansion. Lantas, berapa banyak manusia yang meregang nyawa? Berapa banyak di antara mereka yang akan dijadikan makanan Immortal Vampir?     

"Lord, Anda selalu peduli dengan umat manusia. Anda bukanlah orang yang sedingin itu. Apa Anda benar-benar tega melihat Immortal Vampir mempermalukan manusia?"     

Zhang Ruochen berhenti berjalan dan menoleh. Lelaki itu menatap mata Qing Mo. Seketika itu juga, Qing Mo cepat-cepat menundukkan kepala dan tidak berani melihat mata Zhang Ruochen.     

"Siapa yang mengajarimu berkata seperti itu? Yanchen?"     

Zhang Ruochen tidak yakin kalau Qing Mo akan bicara sebijak itu. Tapi tiba-tiba saja, dia bukan hanya sanggup menganalisis segala sesuatunya, melainkan juga membawa-bawa nasib umat manusia.     

Qing Mo tidak membalasnya.     

Kaboom.     

Di atas langit, Chi Suci yang dahsyat melingkupi seluruh gunung. Bayangan hitam melintas di atas kepala Zhang Ruochen dan Qing Mo. Lantas, bayangan itu mengeluarkan suara teriakan wanita.     

Darah saintly bercucuran seperti hujan.     

Dengan suara thud, Biksu wanita berarmor putih terjatuh ke dalam hutan tidak jauh dari lokasi Zhang Ruochen dan Qing Mo. Pepohonan di sekitarnya tumbang, dan berubah menjadi lumpur.     

Biksu wanita itu sedang terluka parah. Ia memegang perutnya yang terkena sayatan panjang dan berdarah. Senjata macam apa yang baru saja melukainya?     

Chi iblis hitam menyeruak dari luka-lukanya, dan melingkupi tubuh mungilnya. Wajahnya putih pucat dan tampak sangat kesakitan.     

Whoosh!     

Biksu wanita berjubah putih lain terbang turun, sambil mengepakkan sayapnya. Wanita sedang menggenggam pedang saint. Dia membantu wanita yang terluka parah dan berkata, "Yuansu, aku akan membawamu pergi dari sini."     

"Kalian ingin pergi?" terdengar suara tawa dingin yang melengking.     

Kemudian, Biksu Darah dengan wajah yang beringas keluar dari balik kabut putih. Ia membawa arit yang bersimbah darah dan punya sepasang sayap darah. Biksu Darah itu menghalangi jalan pelarian mereka.     

Beberapa saat kemudian, Biksu Darah botak datang dari arah lain. Tatapan matanya penuh dengan nafsu, sambil mencibir dan berkata, "Kabarnya kalian berjumlah 72 gadis dan semuanya tinggal di Istana Ziwei. Kalian adalah orang-orang yang paling dekat dengan Permaisuri. Biasanya, ketika kalian berada di istana, maka kalian punya derajat dan wibawa yang tinggi. Bahkan para pemimpin county dan mansion akan menghormati kalian. Kalau begitu, aku penasaran mengenai bagaimana pendapat para manusia itu, apalagi setelah mendengar kalau dewi mereka akan segera kutangkap dan kujadikan sebagai budak seks. Haha."     

Ada tiga Biksu Darah lain yang bergerak mendekat.     

Secara keseluruhan, mereka berjumlah 5 Biksu Darah dan sedang mengepung dua Saintess. Mereka sedang tertawa lebar, seakan sedang merayakan kemenangan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.