Kaisar Dewa

Serangga Pemakan Dewa



Serangga Pemakan Dewa

0"Kita adalah para Penjaga Pedang di Pemakaman Pedang Pluto," kata Martial Saint Canglan. "Seharusnya kau paham kenapa aku perlu membawa Zhu Qingyi. Aku sudah kehilangan Pedang Fentian, jadi aku harus mengambilnya kembali."      2

"Kalau kau ingin mengambil Pedang Fentian, maka itu adalah urusanmu sendiri," kata Zhang Ruochen. "Tapi Zhu Qingyi adalah tawananku. Tentu saja, sejak dia sudah berada di tanganmu, maka kau juga punya hak untuk tidak mengembalikannya kepadaku."     

Whoosh!     

Pedang Kuno Abyss terbang dan melesat, hingga melayang-layang di hadapan Zhang Ruochen. Pedang-pedang Chi padat sedang berjajar rapi, dan mengarah tepat di hadapan Martial Saint Canglan.     

Mereka berdua pernah menghadapi musuh bersama, sehingga Zhang Ruochen masih memberinya kesempatan untuk berkompromi. Namun, sekarang ini mereka sedang berdiri di atas keyakinan yang berseberangan. Jadi, lelaki itu tidak perlu bersikap sopan lagi seperti yang sudah-sudah.     

Keenam Biksu wanita sedang merasa gelisah. Sejujurnya, mereka tidak ingin menjadi musuh Zhang Ruochen, apalagi terbunuh atau berada dalam situasi membunuh manusia lain.     

Sorot mata Martial Saint Canglan tampak bercahaya. Ada keragu-raguan di matanya. "Zhang Ruochen, kita bukan musuh. Kenapa kau melakukan ini?"     

"Kau yang menyerang lebih dulu," kata Zhang Ruochen.     

"Baiklah, aku akan mengembalikan Zhu Qingyi kepadamu, tapi kau harus berjanji kepadaku kalau kau akan mengajakku ikut bersamamu ketika kau ingin bertemu dengan Situ Fengcheng."     

Martial Saint Canglan sudah menduga motif Zhang Ruochen, sehingga dia memutuskan untuk bernegosiasi lebih awal.     

"Setidaknya kau harus menunjukkan ketulusanmu bila kau ingin bekerja sama denganku."     

"Aku sudah setuju untuk mengembalikannya," kata Martial Saint Canglan. "Bukankah itu sudah cukup tulus?"     

"Minta maaf," kata Zhang Ruochen dengan dingin.     

Martial Saint Canglan berusaha menahan amarahnya. "Permintaanmu terlalu berlebihan!"     

"Apa itu terlalu berlebihan? Kita pernah bertempur bersama menghadapi para musuh. Kalau kau adalah orang lain, mungkin aku tidak akan banyak bicara seperti ini. Aku pun tidak akan pernah menawarkan kesempatan untuk bekerja sama."     

Martial Saint Canglan menatap Zhang Ruochen dengan mata almond-nya, sambil bersikap seolah dia ingin memangsa pria itu hidup-hidup. Sebab, wanita ini benar-benar tidak mau menundukkan kepala dan meminta maaf.     

Qing Mo telah dihempaskan oleh Martial Saint Canglan, tapi gadis itu tidak terluka. Dia kembali berada di sisi Zhang Ruochen dan mengirimnya pesan.     

"Lord, dia adalah pemimpin Sembilan Dewi Empryan. Dia punya martabat dan otoritas yang tinggi. Memangnya siapa yang bisa membuatnya menundukkan kepala, selain Permaisuri?"     

"Apa kau pikir permintaanku juga terlalu berlebihan?" tanya Zhang Ruochen.     

Qing Mo mengangguk tegas. "Mustahil untuk membuatnya minta maaf," katanya dengan cara rahasia. "Musuh kita sudah banyak. Sebaiknya kita tidak terus-terusan menambah musuh."     

Di kejauhan, Martial Saint Canglan menghela nafas panjang. Sambil menggertakkan gigi putihnya, dia berkata, "Zhang Ruochen, kau menang. Kali ini, aku akan menyerah kepadamu, tapi setelah itu aku tidak akan pernah membayar hutangku. Jangan pernah meminta bantuanku, apabila kau sampai ditangkap oleh istana kekaisaran."     

Lantas, Martial Saint Canglan berjalan mendekati Zhang Ruochen. Dengan sorot mata membara, dia melemparkan Zhu Qingyi ke tanah. Kemudian, dia menoleh dan menatap dinding di sisi kanan.     

"Aku minta maaf. Seharusnya aku tidak menyerangmu secara sembunyi-sembunyi dan mencuri tawananmu."     

Qing Mo dan keenam Biksu wanita sama-sama melongo. Mereka sama sekali tidak pernah mengira bahwa Martial Saint Canglan akan rela menyerah dan meminta maaf kepada Zhang Ruochen.     

Bahkan kalau berita ini tersebar luas sekalipun, tidak ada orang yang percaya.     

"Aku masih belum melihat ketulusanmu," kata Zhang Ruochen. "Aku tidak akan menerima permintaan maafmu."     

"Jangan paksa aku. Sekarang ini, kita sedang berada di jarak yang sangat dekat. Apa kau pikir aku tidak sanggup menangkapmu dan menjadikanmu sebagai tawanan?"     

Martial Saint Canglan mengepalkan tangannya dan menggertakkan giginya. Tubuhnya memanas dan terbakar seperti tungku.     

Sekarang ini, dia hanya berada di jarak tiga langkah dari Zhang Ruochen. Bagi seorang Biksu, ini sama sekali bukanlah jarak. Kalau wanita itu ingin menyerangnya, maka dia sangat percaya diri untuk menangkap Zhang Ruochen.     

"Betapapun dekatnya jarak kita, kurasa kau tidak akan sanggup menangkapku."     

Zhang Ruochen bahkan jauh lebih percaya diri. Tanpa kenal takut, lelaki itu malah maju tiga langkah.     

Mereka berdua pun berada di jarak yang sangat dekat. Kini, mereka hanya terpisahkan jarak satu jengkal. Alhasil, lekukan payudara Martial Saint Canglan bahkan hampir menyentuh tubuh Zhang Ruochen.     

Tidak ada seorangpun dari mereka yang bergerak mundur. Mereka sama-sama punya kepribadian yang keras.     

Qing Mo dan keenam Biksu wanita sedang menahan nafas masing-masing, sambil menatap kedua orang tersebut. Mereka merasa kalau pertempuran dahsyat akan segera terjadi.     

Keduanya masih terus seperti itu dalam durasi yang lama. Sorot mata Martial Saint Canglan tampak semakin mengeras. Rasa-rasanya, dia sedang memikirkan sesuatu.     

Pada akhirnya, wanita itu tidak berani mengambil resiko. Setelah menarik kembali kobaran api di luar tubuhnya, maka ia berkata, "Ras manusia sedang menghadapi masalah dari dalam maupun luar. Sekarang ini bukan waktu yang tepat untuk memicu konflik internal. Bahkan, kita harus bekerja sama dan menemukan jalan keluar. Aku minta maaf. Kali ini aku memang telah berbuat salah. Lagipula, kita juga pernah menghadapi musuh bersama. Seharusnya aku tidak menyerangmu secara diam-diam. Jadi, walaupun kita harus bertarung, idealnya kita harus berhadapan secara langsung."     

Zhang Ruochen membalikkan tubuhnya, lantas berjalan mendekati formasi taktis. "Kalau hal ini sampai terulang kembali, maka aku tidak akan pernah memaafkanmu."     

Sejak belia hingga sekarang, Martial Saint Canglan selalu dipuja oleh orang-orang di sekitarnya, karena punya kemampuan yang hebat. Wanita itu tidak pernah menyerahkan diri di hadapan siapapun, termasuk kakaknya sendiri, yang notabene berada di peringkat pertama Daftar Lima Hero.     

Hari ini, karena berbagai macam alasan, maka ia berusaha menahan egonya sendiri untuk pertama kali. Dan pertama kali itu pula dia dipaksa untuk menundukkan kepala. Yang jelas, dia sama sekali tidak senang dengan perlakuan semacam itu.     

"Zhang Ruochen, dasar kau brengsek. Setelah aku berhasil mendapatkan Pedang Fentian-ku kembali, maka aku pasti akan mengalahkanmu di depan semua orang, supaya kau tahu betapa hebatnya pemimpin Sembilan Dewi Empryan."     

Martial Saint Canglan merasa malu dan sedikit menyesal. Ia merasa kalau tindakannya barusan benar-benar memalukan. Seharusnya dia bersikap tegas dan memilih untuk bertempur ribuan ronde melawannya, dan terus memukuli wajah arogannya sampai bengkak.     

Walau Zhang Ruochen sama sekali tidak bangga dengan hal tersebut, tapi Martial Saint Canglan masih menganggapnya demikian. Akibatnya, ia pun merasa semakin geram.     

Enam Biksu wanita juga bisa merasakan kemarahan Martial Saint Canglan. Sekarang ini, wanita itu tampak seperti seekor naga beringas. Semua orang bergerak menjauhinya dan sama sekali tidak berani bicara dengannya.     

Zhang Ruochen menggunakan kekuatan ruang untuk menciptakan ruang celah dan membelah formasi taktis.     

Whoosh!     

Celah ruang selebar tiga kaki terbuka dari permukaan formasi. Setelah celah ruang itu tertutup, maka lubang pada formasinya juga segera tertutup. Semua orang bergegas masuk dengan kecepatan maksimal.     

Setelah masuk ke dalam formasi, Energi Chi di sekitarnya mulai berkembang beberapa kali lipat. Petir-petir menyambar di langit. Lantas, Energi Chi-nya terkondensasi menjadi cairan dan berguguran seperti hujan.     

"Energi Chi-nya berubah menjadi hujan? Ini terlalu dramatis!" teriak salah satu Biksu wanita. "Bahkan Energi Chi di Pusat Kota Kaisar tidak se-melimpah ini."     

"Kalau aku berkultivasi di tempat ini, maka aku bisa berkembang lebih cepat."     

…     

Setelah masuk ke dalam formasi, Grafik Kayu Yin Yang di Lautan Chi Zhang Ruochen menjadi semakin bergetar. Ada lebih banyak retakan yang muncul. Puluhan retakan terbentuk dari grafiknya.     

Boom.     

Chi Chaotic tumpah dengan energi yang jauh lebih mengerikan. Grafik Kayu Yin Yang akan segera hancur.     

"Kenapa perubahan mendadak terjadi pada Grafik Kayu Yin Yang?" Zhang Ruochen merasa terkejut di dalam hatinya.     

"Awas di bawah kakimu."     

Martial Siant Canglan menggenggam pedang saintly dan menebas ke bawah. Wanita itu menyerang samping kanan kaki seorang Biksu wanita.     

Boom.     

Serangga berwarna cyan merangkak keluar dari balik lumpur dan bergerak mendekati kakinya. Setelah terkena serangan, ia kembali masuk ke dalam tanah.     

Martial Saint Canglan kembali menarik pedangnya. Sambil mengamati ujung bilahnya, saat itu ekspresinya berubah semakin serius. "Dia belum mati. Jenis serangga macam apa itu?"     

Whoosh!     

Serangga berwarna cyan lain terbang dari arah yang berbeda dan menggigit tangan kiri seorang Biksu wanita. Dengan percikan api, sekujur lengan Biksu wanita itu diselimuti api biru. Apinya menyebar ke pundak dan kepalanya.     

Crack!     

Zhang Ruochen mengayunkan pedang dan menebas tangannya. Biksu wanita itu berteriak kencang, dengan darah yang menyembur dari pundaknya. Lantas, wanita itu beringsut menuju ke punggung Martial Saint Canglan.     

"Apa yang kau lakukan?" teriak Martial Saint Canglan.     

Zhang Ruochen tidak membalasnya. Dia hanya mengamati potongan tangan yang tergeletak di tanah. Kini, potongan tangannya sudah terbakar menjadi debu.     

Martial Saint Canglan pun akhirnya tersadar dengan apa yang terjadi. Sambil menahan nafasnya, ekspresinya menjadi semakin tidak nyaman.     

Biksu wanita yang baru saja dipotong tangannya telah memucat. Wanita itu menyadari bahwa dirinya baru saja diselamatkan dari kematian.     

"Apa serangga ini adalah Serangga Pemakan Dewa legendaris?" otot-otot di wajah Zhang Ruochen mulai membengkak. "Ini bukan tempat yang aman," katanya. "Keluarkan mereka sekarang juga."     

Martial Saint Canglan sama sekali tidak paham dengan Serangga Pemakan Dewa, tapi dia memahami bahwa tempat ini terlalu berbahaya bagi keenam Biksu wanita. Bahkan hanya dengan kesalahan kecil di tempat ini, mungkin mereka akan meregang nyawa.     

"Qing Mo, kau juga kurang teliti," kata Zhang Ruochen dengan tegas. "Bawa mereka keluar bersamamu."     

Lutut Qing Mo telah lemas karena merasa ketakutan. Setelah mendengar perkataan Zhang Ruochen, maka ia pun merasa terselamatkan. "Lord, bagaimana kalau kita keluar dari sini? Tempat ini terlalu berbahaya?"     

Kalau tidak ada perubahan drastis pada Grafik Kayu Yin Yang, maka Zhang Ruochen pasti akan bergerak mundur. Tapi sekarang, ia harus menemukan jawabannya. Mungkin, Dunia Semesta bisa lahir di tempat ini.     

Setelah mengirim mereka keluar, hanya Zhang Ruochen dan Martial Saint Canglan yang masih menyusuri tempat tersebut. Ada bola cahaya biru yang menyelimuti seluruh tempat. Cahaya itu bukan cuma memancarkan Energi Chi, tapi juga menyerapnya.     

Sambil tetap bersikap waspada, Martial Saint Canglan bertanya, "Sebenarnya apa itu Serangga Pemakan Dewa?"     

Wanita itu gagal menembus tubuh serangga cyan sebelumnya, meski telah mengerahkan segenap kekuatan. Martial Saint Canglan pun merasa tidak nyaman dan kurang yakin.     

"Menurut legenda," kata Zhang Ruochen, "Serangga Pemakan Dewa berasal dari Pohon Suci Utama. Serangga itu lahir bersama pohon dan tinggal di dalam batangnya. Karena mereka memakan batang Pohon Suci Utama, maka mereka disebut sebagai Serangga Pemakan Dewa. Jadi, bukan berarti mereka pernah memakan dewa."     

"Bukankah Pohon Suci Utama adalah dewa?" tanya Martial Saint Canglan. "Kalau Serangga Pemakan Dewa tinggal di dalam Pohon Suci Utama dan memakan batang pohonnya, bukankah itu sangat mengerikan?"     

"Kalau kau takut, belum terlambat jika kau ingin keluar dari sini."     

Memangnya siapa yang tidak takut dengan makhluk macam Serangga Pemakan Dewa? Martial Saint Canglan benar-benar ingin pergi dari sana, tapi setelah mendengar kata-kata Zhang Ruochen, ia pun menjadi kurang puas. "Kau saja tidak takut, kenapa aku harus takut?"     

Wanita itu segera mempercepat lajunya, bahkan sampai menyalip Zhang Ruochen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.