Kaisar Dewa

South Cliff



South Cliff

3"Berdasarkan pada kemampuanmu, maka bertempur melawan Biksu sejati tidak ada bedanya dengan cari mati." Zhu Qingyi duduk di tanah sambil mencibir dingin. "Biksu sejati jauh berbeda dibandingkan dengan Biksu Heaven Pass. Mereka yang berada di level ini adalah para figur tua yang telah berkultivasi selama ratusan tahun. Bahkan Biksu Heaven Pass akan membungkuk di hadapan Biksu sejati."     
3

Boom.     

Secercah cahaya merah mendarat dari langit. Cahaya itu mendarat di dekat reruntuhan, dan mengubah dirinya menjadi Martial Saint Canglan.     

Aura yang kuat, agresif dan kental memancar dari tubuhnya secara alamiah. Kalau orang biasa yang melihatnya, maka wanita ini akan tampak seperti gunung suci yang menjulang tinggi.     

"Zhang Ruochen," katanya. "Bagaimana kalau kita bekerja sama lagi?"     

"Kenapa kita harus bekerja sama?" tanya Zhang Ruochen.     

"Ayo kita bertarung melawan Situ Fengcheng bersama. Kau selamatkan temanmu, dan aku akan mengambil Pedang Fentian."     

"Apa kau sudah bisa menjaga Pedang Fentian?"     

Pertanyaan ini menghantam titik terlemah pada diri Martial Saint Canglan. Sorot matanya menjadi dingin, hingga akhirnya dia mendengus. "Saat itu, aku sedang ceroboh. Hal itu tidak akan pernah terulang lagi di kemudian hari."     

Zhang Ruochen mengamatinya dengan seksama. Sambil mengangguk, maka ia berkata, "Baiklah, aku akan percaya kepadamu. Mari kita lihat performamu dalam pertempuran ini, apa kau benar-benar sudah memenuhi persyaratan untuk menjaga Pedang Fentian atau tidak."     

Martial Saint Canglan menggertakkan giginya karena marah. Berdasarkan pada tingkat kultivasinya, tidak ada seorangpun yang berani bicara seperti itu kepadanya, kecuali Zhang Ruochen.     

Namun, kehilangan Pedang Fentian benar-benar telah menjadi salah satu kelemahannya di jalan Seni Bela Diri. Bahkan, masalah itu hampir membuatnya menjadi gila. Jadi, wanita itu hanya bisa menyingkirkan hambatan mentalnya setelah berhasil mengambil kembali Pedang Fentian-nya.     

Zhu Qingyi bisa menilai bahwa Martial Saint Canglan telah menembus Alam Heaven Pass. Apabila menilai dari kemampuan tempurnya – ditunjang dengan Fisik Phoenix Asli – mungkin wanita itu tidak lebih lemah daripada seorang Biksu sejati.     

"Kalian bukan hanya sekedar berhadapan dengan satu Biksu sejati. Kalau kalian ingin menyelamatkan pria dan pedang itu, maka itu sama seperti melempar telur kepada batu." Zhu Qingyi sama sekali tidak percaya dengan kemampuan mereka.     

Bagaimanapun juga, kemampuan kakak seperguruannya setara dengan Martial Saint Canglan. Selain itu, kakak seperguruannya juga memiliki salah satu budak darah di level Biksu Pedang. Jadi, Zhang Ruochen dan Martial Saint Canglan tidak akan mampu menghadapi mereka.     

Tiba-tiba, mata Zhu Qingyi mulai memicing. Samar-samar, dia mendengar suara denting armor dan pasukan berkuda. Rasa-rasanya, suara itu terdengar seperti ribuan tentara yang sedang bergerak bersama. Peristiwa semacam itu sangat mencengangkan.     

Namun, saat dia menoleh menuju sumber suara, wanita itu tidak menemukan ribuan tentara. Sebaliknya, dia hanya melihat seorang pria berarmor hitam berjalan keluar dari balik badai pasir. Ada banyak sekali bayangan-bayangan yang timbul-tenggelam di belakang pria tersebut. Suara-suara pertempuran itu rupanya berasal dari aura yang dilepaskan.     

Sosok kultivator tangguh. Ini benar-benar seorang kultivator tangguh.     

Ketika Zhang Ruochen dan Huang Yanchen melihat pria ini, maka seketika itu pula ketegangan di wajah masing-masing mulai mereda. Mereka berdua tersenyum dan berkata bersamaan, "Kakak Pertama."     

Pria yang baru saja tiba adalah murid pertama Biksu Pedang Xuanji, Biksu Perang Qing Xiao.     

"Kudengar Adik Ketujuh sedang berada dalam masalah, jadi aku bergegas ke Zhilin Pass. Setelah melihat kalian berdua baik-baik saja, maka aku bisa sedikit lega." Biksu Qing Xiao mengamati Zhang Ruochen lekat-lekat, lantas tersenyum. "Di sepanjang perjalanan, aku sempat mendengar kabar kalau kau sudah membunuh Qi Zhenhuan. Kalau begitu, apa kita bisa bertanding persahabatan untuk menguji kemampuan?"     

"Kita pasti akan punya kesempatan untuk bertanding, tapi sekarang ini ada hal yang jauh lebih penting untuk diselesaikan." Lantas Zhang Ruochen menceritakan kepada Biksu Qing Xiao mengenai kondisi Shi Ren.     

Biksu Qing Xiao berubah menjadi serius. "Aku juga mendengar kabar buruk dari Wilayah Timur. Keluarga kerajaan Qianshui Commandery baru saja dibantai. Orang tua Adik Ketujuh, Komandan Pangeran Qianshui dan Setengah-Biksu Liuli sama-sama menghilang. Mungkin mereka telah ditangkap oleh Immortal Vampir."     

Dia tidak menyembunyikan kabar itu dari Huang Yanchen, karena cepat atau lambat, wanita itu juga akan segera mendengarnya.     

"Bagaimana... mungkin?"     

Ketika Huang Yanchen mendengar berita itu, maka dia merasa seperti baru saja disambar petir. Seketika itu juga, wajahnya memucat dan lemas.     

Zhang Ruochen bergegas mendekat dan memeluknya, sambil merasa semakin bersalah di dalam hati.     

"Sepertinya semua ini memang rencana Situ Fengcheng," kata Biksu Qing Xiao. "Aku pernah bertempur melawannya lebih dari satu kali, jadi aku cukup memahaminya. Pria ini akan melakukan apapun demi mengalahkan musuhnya. Dia adalah musuh yang mengerikan."     

Sorot mata Zhang Ruochen tampak membara. "Pertempuran ini akan menjadi tanggal kematiannya."     

"Situ Fengcheng berani melewati pertahanan dan masuk ke Red River Mansion. Dia sangat arogan dan sudah sepantasnya diberi hukuman. Akan tetapi, dia bertindak dengan sangat waspada. Seorang Heavenly King dari Menteri Peperangan pernah memasang perangkap di seluruh dunia untuknya, tapi dia masih gagal dibunuh. Kalau begitu, aku akan meminta bantuan orang lain untuk mengalahkannya."     

Setelah itu, tubuh Qing Xiao mengerlip dan menghilang dari tempatnya berdiri. Namun, dia masih sempat mengirimkan pesan kepada Zhang Ruochen; bahwa dia pasti akan tiba di Tebing Selatan Gunung Xianji tepat waktu.     

Kemunculan Qing Xiao membuat Zhu Qingyi kehilangan rasa percaya diri. Apalagi, pria itu benar-benar sanggup menandingi Situ Fengcheng, bahkan banyak Biksu Darah yang akan merasa ketakutan setelah mendengar namanya.     

Zhang Ruochen merasa bahwa tubuh Huang Yanchen agak dingin. Karena khawatir kalau wanita itu tidak akan sanggup menanggung beban ini, maka ia berkata dengan penuh kepedulian, "Serahkan semuanya kepadaku. Lebih baik kau beristirahat di Dunia Semesta!"     

Huang Yanchen menggelengkan kepalanya dengan tegas. Sorot benci dan tajam memancar dari matanya. "Aku tidak serapuh yang kau pikirkan. Aku harus terlibat dalam pertempuran ini."     

Kelompok mereka pergi dari sana dan mengarah menuju Tebing Selatan Gunung Xianji. Ketika para kultivator manusia – yang berada di kejauhan – melihat kemunculan Martial Saint Canglan dan Biksu Qing Xiao, maka seketika itu pula mereka menyadari kalau bakal ada peristiwa besar yang akan terjadi. Oleh karena itu, mereka juga bergegas menuju ke Gunung Xianji.     

Tebing Selatan, Gunung Xianji.     

Situ Fengcheng sedang berdiri di puncak menara berselimut awan. Sorot matanya tampak berbinar. Dia menatap lautan awan di bawahnya, sambil tersenyum. "Mereka sudah tiba!"     

"Tidak diragukan lagi mengenai sosok Zhang Ruochen. Rupanya dia benar-benar punya nyali. Dia sungguh-sungguh datang kemari." Ying Huo berdiri di atas gugusan awan. Senyumannya tampak sangat keji.     

"Kalau dia berani datang, artinya dia sudah mempersiapkannya baik-baik. Kita harus waspada."     

Situ Fengcheng melangkah keluar. Dia melompat dari atas menara setinggi ribuan kaki dan mendarat di tanah. Lantas, dia segera menyusun rencana dan mengatur segalanya.     

Tebing Selatan Gunung Xianji adalah sebuah situs kuno. Terdapat banyak bangunan kuno di tempat itu. Permukaan tanahnya penuh dengan tulang-belulang. Ada beberapa formasi pertahanan kuno di bawah tanahnya. Namun, beberapa formasi pertahanan itu sudah rusak, dengan kekuatan yang terbatas.     

Zhang Ruochen, Huang Yanchen, Qing Mo dan Guoguo sedang berdiri di pundak Monster Kera. Mereka menuju situs kuno dan bergerak mendekati Tebing Selatan.     

Ketika mereka berada semakin dekat, maka aroma darah di sekitarnya menjadi semakin menguat.     

Beberapa saat kemudian, terdengar suara kencang dari balik kabut. "Zhang Ruochen, aku benar-benar tak menyangka bila kau akan datang untuk mencari mati."     

Di dalam kabut, Zhang Ruochen bisa melihat sosok tinggi Biksu Darah Miefeng. "Masih belum dipastikan siapa yang akan hidup dan siapa yang akan mati nantinya," katanya dengan suara datar.     

Biksu Darah Miefeng hanya tertawa, tanpa berkata apa-apa.     

Monster Kera mempercepat lajunya, sampai akhirnya tiba di bawah tebing. Ketika Immortal Vampir menyaksikan figur raksasa Monster Kera, maka seketika itu pula mereka merasa terkejut.     

"Dia adalah seekor Demonic Ape."     

Bagaimanapun juga, ada beberapa binatang buas di era lampau yang sanggup menandingi naga dewa.     

Di Tebing Selatan, jumlah Immortal Vampir-nya hanya sedikit. Secara keseluruhan, mereka hanya berjumlah 400 sampai 500 orang, tapi masing-masing dari mereka cukup kuat. Masing-masing dari mereka memiliki peranan penting di medan pertempuran.     

Sambil mengamati situasi di sekitar, mata Zhang Ruochen akhirnya terpaku pada salah satu titik di tengah tebing. Shi Ren sedang digantung di sana. Setelah melihatnya, kedua mata Zhang Ruochen menjadi semerah darah.     

Whoosh!     

Zhang Ruochen memanipulasi kekuatan ruang dan melesat maju. Dia ingin melintasi ruang dan menyelamatkan pria di tebing tersebut.     

"Tunggu."     

Dengan ayunan tangannya, Ying Huo mengirimkan 12 tulang saintly. Mereka mendarat di 12 arah yang berbeda-beda.     

Ketika mereka mendarat, itu tampak seperti 12 gunung yang baru saja menghantam tanah. Suara boom dan guncangan-guncangan hebat terjadi di bawah sana.     

Zhang Ruochen dipaksa mundur sesaat setelah dia melompat ke udara. Ruang di sekitarnya menjadi solid. Bahkan sang Keturunan Ruang dan Waktu tidak bisa mengendalikan ruang itu dengan leluasa.     

Ying Huo adalah sosok wanita yang sangat cantik. Dia mendarat dari langit dan tertawa genit. "Masing-masing tulang saintly itu telah diukir dengan inskripsi-inskripsi rumit. Kalau digabungkan, maka mereka dapat membekukan ruang. Ketika aku sedang berhadapan dengan sang Keturunan Ruang dan Waktu, bagaimana mungkin aku tidak mempersiapkan apa-apa?"     

Zhang Ruochen mengepalkan tinjunya, dan berusaha bersikap tenang. "Tak kusangka Dewi Immortal juga datang ke Red River Mansion."     

"Aku merindukanmu!" suara Ying Huo terdengar sangat lembut. Bahkan suara itu sanggup melemaskan tulang-tulang pria.     

Situ Fengcheng melangkah keluar. Dia berdiri di tempat yang lebih tinggi sambil melipat tangan di belakang pinggul. "Zhang Ruochen, mana Qingyi?"     

"Kalau kau ingin melihatnya, kau harus melepaskan dia lebih dulu."     

"Tentu."     

Situ Fengcheng tidak menunda-nunda. Dia segera mengeluarkan perintah kepada dua Biksu Darah untuk menurunkan Shi Ren dari tebing.     

Di waktu yang sama, kobaran api merah muncul di langit. Martial Saint Canglan berdiri di tengah bola api merah. Sambil membawa Zhu Qingyi, dia menatap Situ Fengcheng di bawahnya.     

"Aku bukan hanya ingin membebaskan pria itu, tapi aku juga ingin mengambil kembali pedangku."     

Situ Fengcheng sama sekali tidak terkejut melihat kehadiran Martial Saint Canglan. Dia hanya tersenyum dan mengangguk. "Pedang dan pria itu akan menjadi milik kalian setelah kalian melepaskan Qingyi."     

Clang!     

Terdengar suara gesekan pedang. Detik setelahnya, Pedang Fentian berada di tangan Situ Fengcheng. Kobaran api tampak menyelimuti pedangnya.     

"Kalau aku tidak salah," kata Zhang Ruochen. "Kau juga punya beberapa tawanan lain, selain Shi Ren, kan?"     

"Sebenarnya aku ingin memberimu sebuah kejutan," kata Situ Fengcheng, dengan nada komplain. "Tapi rupanya kau sudah mendengar berita itu. Memangnya siapa yang membocorkan kabar itu?"     

"Ternyata kau benar-benar pelakunya!"     

Huang Yanchen tidak lagi bisa bersikap tenang. Dia ingin melesat maju dan bertempur melawan Situ Fengcheng. Namun, wanita itu masih dihentikan oleh Zhang Ruochen.     

Secara keseluruhan, ada tiga orang yang telah ditangkap. Mereka adalah ayah Huang Yanchen, Komandan Pangeran Qianshui, ibunya, Setengah-Biksu Liuli, dan adiknya, Putri Ketigabelas.     

Mereka bertiga sudah dipatahkan kakinya. Di leher mereka masing-masing telah diikat dengan rantai besi. Biksu Darah Miefeng menggenggam ketiga rantai dengan tangannya yang besar, lalu menyeret mereka bertiga keluar dari gua. Ada banyak luka berdarah di tubuh mereka.     

Luka fisik bukanlah kabar buruk. Tapi, bagi Komandan Pangeran Qianshui dan Setengah-Biksu Liuli – yang selalu berada di posisi tinggi – maka penghinaan semacam itu membuat mereka ingin mati.     

Seorang raja dan ratu baru saja dipatahkan kakinya, dan mereka sedang ditarik dengan rantai di lehernya. Jenis penghinaan macam apa ini? Seandainya mereka tidak diatur sedemikian rupa agar tidak bisa bunuh diri, mungkin mereka sudah melakukannya sejak lama.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.