Kaisar Dewa

Ronde Pertama Pertempuran



Ronde Pertama Pertempuran

2"Memangnya siapa kalian? Kenapa kalian memperlakukan kami seperti ini? Kakakku adalah murid Permaisuri, dan dia pasti akan membunuh kalian semua."     
3

Putri Ketigabelas sedang menangis. Sejak dilahirkan, dia sudah hidup nyaman, sehingga dia sama sekali tidak tahan dengan penghinaan dan penyiksaan seperti ini. Wajahnya berkedut-kedut akibat menahan rasa sakit.     

"Permaisuri sudah mati, apa kau pikir kami masih peduli dengan muridnya? Semua manusia akan menjadi makanan Immortal Vampir."     

Biksu Darah Miefeng mendengus. Lantas, ia menatap Zhang Ruochen dan Huang Yanchen. "Putri Yanchen, jauh-jauh aku datang ke Qianshui Commandery demi membawa kedua orang tuamu kemari. Lantas, dengan cara apa kau mengapresiasi usahaku?"     

"Aku akan membunuhmu!"     

Huang Yanchen sudah tidak kuat lagi menahan amarahnya. Dia mengeluarkan Heir Stamp dan mengaktifkan Chi kaisar, lantas melemparkannya kepada Biksu Darah Miefeng. Biksu Darah Miefeng mencibir dan mengangkat tangannya. Diikuti dengan suara petir, maka jejak-jejak Chi Darah menyembur dari tangannya, hingga membentuk bayangan tangan raksasa sepanjang lebih dari 300 ratus kaki, dan menangkis Heir Stamp tersebut.     

"Heir Stamp memang harta karun yang luar biasa, tapi sayangnya, kau masih belum sanggup menandingiku..."     

Sebelum Biksu Darah Miefeng menyelesaikan kalimatnya, energi Saintly Way telah menembus bayangan tangan merah darahnya.     

Rambut Biksu Darah Miefeng berkibar, dan ia baru bisa menyeimbangkan diri setelah mundur tiga langkah. Setelah itu, dia melihat orang yang menyerangnya. Itu adalah Zhang Ruochen.     

Sejak kapan dia menjadi begitu kuat, hingga mampu menandinginya secara langsung?     

Ketika Biksu Darah Miefeng sedang merenunginya, ledakan dahsyat lain menyeruak dari tubuh Zhang Ruochen dan melesat menuju Biksu Darah Miefeng.     

Bang Bang!     

Tulang-tulang Biksu Darah Miefeng remuk, dan lima luka muncul di tangannya. Dia terhempas ke belakang dan membentur dinding.     

Batu-batu berguguran dari tebing dan mengubur Biksu Darah Miefeng di dalamnya.     

Zhang Ruochen menatap Komandan Pengeran Qianshui, Setengah-Biksu Liuli dan Putri Ketigabelas, lantas melepaskan secercah Chi Suci dan menciptakan pusaran, berusaha membebaskan mereka.     

Ying Huo dan Situ Fengcheng sama-sama terkejut dengan kekuatan Zhang Ruochen.     

Namun, mereka tidak akan membiarkan Zhang Ruochen melepaskan para tawanan begitu saja. Ying Huo tersenyum dan berkata, "Apa kau pikir dirimu sanggup menyelamatkan mereka begitu saja?"     

Biksu Darah yang mengenakan Ten Saint Blood Armor – yang berdiri di belakang Ying Huo – tiba-tiba membuka matanya. Dia tidak punya pupil mata. Sebaliknya, itu hanya dua bola mata merah darah, yang tampak mengerikan.     

Dia menggetarkan tubuhnya dan melesat ke arah Zhang Ruochen bagaikan pusaran Chi darah.     

Bang!     

Ia mengangkat kakinya, dan pusaran air di sekitarnya berubah menjadi chaos. Prinsip-prinsip langit dan bumi muncul. Prinsip-prinsip api membakar, prinsip-prinsip es membentuk garis-garis es, sedangkan prinsip-prinsip petir saling terhubung satu sama lain hingga membentuk jaring-jaring...     

Saat diterjang seperti itu, Zhang Ruochen merasa ruang di sekitarnya runtuh.     

"Tidak!"     

Zhang Ruochen melesat di hadapan Komandan Pangeran Qianshui, Setengah-Biksu Liuli dan Putri Ketigabelas, sambil melepaskan wilayah jiwa suci demi melindungi mereka bertiga.     

Bang!     

Serangan Biksu Darah Miefeng berhasil menghancurkan wilayah jiwa suci Zhang Ruochen.     

Sementara itu, dia melancarkan pukulan sambil melompat.     

Howl!     

Bayangan delapan Chi ular muncul. Bayangan ular itu punya delapan kepala dan ekor.     

Delapan kepala ularnya menyatu menjadi satu pukulan.     

"Pukulan Darah Seven-Apertures."     

Zhang Ruochen merespon dengan sangat cepat. Ketujuh lubang di tangan kanannya terbuka sekaligus, seakan sedang membawa tujuh bintang di tangannya.     

Bayangan Lord Pluto merah darah raksasa muncul di belakangnya, dan tampak sangat mendominasi.     

Boom!     

Tinju dan pukulan itu berbenturan dengan beringas, hingga menimbulkan suara seperti dua bintang yang berbenturan.     

Pertarungan mereka masih imbang.     

Permukaan tanah di bawah mereka mengalami keretakan, seperti jaring laba-laba yang rapuh.     

Baik Komandan Pangeran Qianshui maupun Setengah-Biksu Liuli belum pernah menyaksikan pertempuran dahsyat semacam itu sebelumnya, dan mereka merasa bahwa kekuatan itu berasal dari Zhang Ruochen.     

Beberapa tahun silam, Zhang Ruochen hanyalah seorang remaja biasa. Mereka merestui Huang Yanchen agar menikah dengan remaja ini, karena mereka tahu kalau pemuda itu punya potensi yang besar.     

Namun, hanya beberapa tahun berlalu setelah peristiwa itu, kini Zhang Ruochen sudah menjadi sangat tangguh, hingga mereka sampai harus mendongak menatapnya.     

Bahkan para Biksu dari Keluarga Chen di Wilayah Timur tidak setangguh Zhang Ruochen.     

Sedangkan bagi Putri Ketigabelas, dia benar-benar mengagumi pria di hadapannya, dan seharusnya dia menikah dengan Zhang Ruochen waktu itu.     

Sialnya, dia menganggap Zhang Ruochen hanyalah seorang pangeran dari commandery level rendah, sehingga dia memohon pada Komandan Pangeran Qianshui agar tidak menikah dengan Zhang Ruochen. Tapi sekarang, akhirnya dia menyadari kalau waktu itu, rupanya dia berpikiran sempit.     

Sorot mata Ying Huo tampak berbinar, lantas bergumam pada dirinya sendiri. "Dia hanya seorang Biksu level atas, tapi dia sudah mampu menandingi Death Knight. Kenapa dia bisa begitu tangguh?"     

Walaupun Death Knight belum berada di level Biksu sejati, tapi mereka masih jauh lebih kuat daripada para Jendral Darah Heaven Pass, dan merupakan sosok tangguh di bawah level Biksu sejati.     

Boom!     

Biksu Darah Miefeng melesat keluar dari balik bebatuan dan berteriak, "Aku akan membunuhmu!"     

Ratusan pedang angin muncul di hadapannya, lantas terhubung dengan satu sama lain, lalu membentuk tinju raksasa, dan menerjang Zhang Ruochen di hadapannya.     

Zhang Ruochen menggunakan tangan kirinya untuk melepaskan Pukulan Naga dan Gajah Prajna. Tangannya tampak seperti besi panas, dengan auman naga yang kencang, sebelum akhirnya berbenturan dengan tinju Biksu Darah Miefeng.     

Walaupun telah menggunakan kekuatan fisik dan Seni Bela Diri, tapi Zhang Ruochen tidak mampu bertarung melawan Biksu Darah Miefeng dan Death Knight sekaligus. Alhasil, ia terus bergerak mundur.     

Setiap langkahnya selalu meninggalkan lubang yang dalam di tanah.     

Sedangkan untuk Guoguo, Monster Kera, Qing Mo dan Huang Yanchen, mereka bergegas menuju Tebing Selatan. Namun, mereka segera dihentikan oleh Ying Hou dan keempat Elder Berjubah Perak. Mereka pun tidak bisa terus melangkah maju.     

Zhang Ruochen menarik tangan dan kekuatannya.     

Biksu Darah Miefeng menduga kalau Zhang Ruochen telah kelelahan, sehingga dia menjadi semakin bersemangat. Dia bergerak maju dan menampar kepala Zhang Ruochen.     

Death Knight itu juga menyerang. Tinjunya tampak seperti matahari, dan delapan bayangan Chi ular terlepas dari tinju dengan aura destruktif.     

Zhang Ruochen kembali melancarkan serangan, tapi kali ini, ada Blood Repression di masing-masing tangannya.     

"Awas."     

Situ Fengcheng memperingatkan mereka.     

Ketika mereka kembali bertempur, Biksu Darah Miefeng dan Death Knight tidak sanggup menarik tangan masing-masing, hingga membuatnya berbenturan dengan dua Blood Repression Rune level Biksu.     

Bang!     

Bang!     

Setelah dua Blood Repression Rune itu meledak, maka keduanya langsung berubah menjadi dua berkas cahaya putih dan membentuk rantai-rantai putih, sambil berusaha membelenggu Biksu Darah Miefeng dan Death Knight.     

Zhang Ruochen melepaskan kekuatan itu dari tangannya dan menghujam mereka berdua. Ketika mereka ingin menyerangnya, dia melihat Situ Fengcheng melesat ke arahnya bagaikan secercah cahaya.     

Walaupun masih ada jarak di antara Situ Fengcheng dan Zhang Ruochen, tapi dia sudah lebih dulu merasakan energi berbahaya yang menerjangnya seperti bintang, hingga membuatnya merasa tertekan.     

Zhang Ruochen harus berhenti menyerang Biksu Darah Miefeng dan Death Knight, lantas bergegas menuju Komandan Pangeran Qianshui, Setengah-Biksu Liuli, dan Putri Ketigabelas demi melindungi mereka.     

Situ Fengcheng menggenggam Pedang Fentian, lalu melepaskan lengkungan pedang Chi, dan menyerang Zhang Ruochen.     

Bang!     

Martial Saint Canglan mengangkat pedang saint dan menusukkannya ke dalam tanah, hingga mengubahnya menjadi gunung pedang setinggi lebih dari lima ribu kaki, lalu menangkis serangannya.     

Pada akhirnya, Zhang Ruochen berhasil melarikan dari, lantas bergabung bersama Huang Yanchen dan yang lainnya.     

Situ Fengcheng melirik Biksu Darah Miefeng dan tidak mengejarnya. Dia mundur ke tebing selatan dan menebaskan pedangnya guna memotong tangan Shi Ren.     

Shi Ren berusaha keras agar tidak bersuara.     

"Kau menyelamatkan tawanan dengan paksa dan menghianati aturan mainnya. Zhang Ruochen, hari ini kau akan membayar dengan harga yang mahal," kata Situ Fengcheng.     

Situ Fengcheng sudah kehilangan tiga tawanan di ronde pertama, yang merupakan kerugian besar baginya, hingga membuatnya geram.     

"Pergi dengan mereka saja, Zhang Ruochen! Mereka hanya ingin memancingmu datang kemari... mereka sama sekali tidak ingin bernegosiasi denganmu. Mereka hanya ingin..."     

Biksu Darah dengan tubuh berotot menampar wajah Shi Ren, hingga membuatnya kembali muntah darah. Akibatnya, Shi Ren tidak lagi bisa berkata-kata.     

"Kau sudah keterlaluan!"     

Zhang Ruochen mencengkram tangan Zhu Qingyi dan melemparkannya ke tanah, hingga membuat tanahnya ambles. Lantas, dia menusukkan pedangnya ke jantung wanita tersebut.     

Zhang Ruochen menekan pedangnya, sehingga jantung Zhu Qingyi mulai berdarah, dan membuat pakaiannya berwarna merah.     

Zhu Qingyi punya vitalitas yang tinggi, sehingga dia masih akan selamat walaupun jantungnya dilukai.     

"Hentikan!"     

Situ Fengcheng berteriak dan meletakkan pedangnya di leher Shi Ren.     

"Kau mau bernegosiasi atau tidak?"     

Situ Fengcheng berkata, "Ya! Tapi kau telah melanggar aturannya, dan aku hanya bisa memberikan Shi Ren kepadamu. Sedangkan untuk Pedang Fentian, kau harus merebutnya kembali dengan paksa."     

Zhang Ruochen paham kalau Situ Fengcheng memang sangat percaya diri dan sanggup membunuh mereka semua. Kalau tidak, maka dia tidak akan rela menyerahkan semua tawanan.     

Namun, Zhang Ruochen sudah tidak peduli lagi. Sekarang ini, apa yang ingin dilakukannya adalah menyelamatkan Shi Ren dan menghentikan penderitaannya, bahkan walau akhirnya dia terkepung, tapi dia masih akan menghadapinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.