Kaisar Dewa

Biksu Pedang Mingdong



Biksu Pedang Mingdong

3Pedang panjang merah darah terbang dari Gunung Xianji dan mendarat di tanah, hingga menimbulkan suara ledakan yang kencang.      3

Pedang panjang itu menghilang, dan seorang elder sedang berdiri di tempat pedang itu mendarat sebelumnya. Ada empat sayap di punggungnya, dengan secercah pedang Chi di sekitarnya.     

Elder itu menatap Situ Fengcheng dan Zhu Qingyi, lantas berkata, "Sepertinya aku datang terlambat."     

Situ Fengcheng mengamati Zhu Qingyi dan berkata, "Paman Senior, bukankah kau perlu memberiku penjelasan?"     

"Aku datang ke Gunung Xianji demi memenuhi permintaan Kaisar Darah. Aku tidak bermaksud datang terlambat," kata sang elder.     

Qing Xiao mendengar bagaimana Situ Fengcheng memanggil elder tersebut, dan seketika itu pula ia merasa kebingungan. Di waktu yang sama, dia menggunakan teknik bergerak untuk pergi ke samping Zhang Ruochen. Kemudian, dia berteriak, "Tampaknya elder itu adalah adik seperguruannya King Zhong Ying, Biksu Pedang Mingdong. Tak kusangka kalau dia juga akan berada di sini!"     

"Seorang Biksu Pedang!"     

Zhang Ruochen mengamati Biksu Pedang Mingdong, dan ketika itu, sang Biksu juga sedang meliriknya.     

Zhang Ruochen merasa bahwa dua buah pedang saint tiba-tiba terbang menuju matanya.     

Namun, Zhang Ruochen sudah jauh lebih kuat daripada sebelumnya. Bahkan seorang Biksu pedang tidak akan sanggup melukainya hanya dengan tatapan mata.     

Sizzle!     

Zhang Ruochen memobilisasi Divine Fire Jingmie di matanya, lantas berubah menjadi dua pilar cahaya dan berbenturan dengan dua pedang saint Biksu Pedang Mingdong.     

Biksu Pedang Mingdong tidak terkejut. Dia hanya mengangguk dan berkata, "Rupanya itu benar-benar Divine Fire Jingmie. Pantas saja kau sanggup memurnikan God's Destiny. Kalau aku menghisap darahmu, apa aku bisa mengambil God's Destiny-mu?"     

"Tidak semudah itu menghisap darahku," kata Zhang Ruochen.     

"Aku masih akan mencobanya."     

Biksu Pedang Mingdong menuding ke arah depan, dan terdapat sedikit guncangan pada ruang di sekitarnya. Setelah itu, Pedang Chi terlepas dari ujung jarinya.     

Gerakan itu terlihat acak, tapi mengandung pemahaman pedang yang tinggi. Terdapat kekuatan besar di dalamnya.     

"Awas!"     

Qing Xiao paham betapa kuatnya seorang Biksu Pedang. Dia melesat ke arah Zhang Ruochen dan mengaktifkan Heavenly King Stamp, lantas berbenturan dengan pedang Chi yang datang ke arahnya.     

Bang!     

Benturan itu membuat sarung tangan Qing Xiao hancur menjadi beberapa bagian. Pedang Chi-nya membuat tangannya berdarah.     

Energi yang berasal dari pedang Chi itu membuat Qing Xiao merasa terkejut, sedangkan tangannya masih terus mengeluarkan darah.     

Biksu Pedang Mingdong berkata, "Bahkan mastermu, Biksu Pedang Xuanji, bukanlah tandinganku, apalagi dirimu. Sebelum kau menjadi Biksu sejati, sebaiknya kau jangan melawanku."     

Biksu Pedang Xuanji telah berada di Netherworld cukup lama. Semakin lama hal itu berlangsung, maka para pertapa di Daratan Kunlun akan menganggap bahwa "bangkitnya Biksu Pedang Xuanji" adalah kabar hoax yang disebarkan oleh Zhang Ruochen.     

Bahkan Biksu Pedang Mingdong juga berpikir demikian.     

Qing Xiao bukanlah seorang Biksu sejati, tapi dia sudah berada di puncak Heaven Pass. Lalu, dengan Heavenly King Stamp, maka para Biksu sejati level dasar dan menengah bukanlah tandingannya.     

Akan tetapi, gerakan random dari Biksu Pedang Mingdong telah berhasil membuatnya terluka parah.     

Jadi, sudah berada di level mana vampir itu?     

Para manusia berhenti bertarung melawan Immortal Vampir. Putri Li Putih, Guoguo, Monster Kera, Huang Yanchen dan Qing Mo sedang berkumpul di sekitar Zhang Ruochen.     

Kerusuhan di medan pertempuran itu mendadak berubah menjadi hening.     

Pada saat ini, terdengar suara yang memecah keheningan. "Apa kau pikir sanggup bertarung melawan masterku?"     

Itu adalah suara Zhang Ruochen.     

Biksu Pedang Mingdong mengepalkan tangannya, sementara jejak-jejak pedang Chi terbentuk darinya. Lantas, dia berkata, "Apa yang kau bilang, nak?"     

"Kubilang kau tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan masterku. Jangan terlalu percaya diri," kata Zhang Ruochen.     

Qing Xiao sudah terluka parah. Bahkan dia sama sekali tidak sanggup mengangkat tangannya, karena organ-organ dalamnya telah dilukai oleh pedang Chi. Lantas, ia menyadari bahwa ada Chi dingin yang menyeruak dari Biksu Pedang Mingdong. Setelah itu, ia berkata, "Adik seperguruan, jangan gegabah. Dia sudah berkultivasi selama hampir seribu tahun. Kau masih belum mampu menandinginya."     

Namun, Biksu Pedang Mingdong sudah lebih dulu melancarkan serangan. Dia melepaskan teknik Human Sword dan melesat bagaikan cahaya.     

Biksu Pedang Mingdong telah mendengar kabar dari Kuil Immortal baru-baru ini, dan dia sudah mendapatkan perintah untuk menangkap Zhang Ruochen hidup-hidup. Yang jelas, dia harus melukai Zhang Ruochen lebih dulu agar lelaki itu tidak menggunakan kekuatan ruang untuk melarikan diri.     

Kekuatan yang memancar dari Biksu Pedang Mingdong sangat besar. Dia bergerak dengan sangat cepat, bahkan Ghost King Bloodmoon sampai merasa tertejut. Chi Ghost memancar dari jari-jarinya.     

Tepat setelah wanita itu bergerak, dia menatap Zhang Ruochen. "Pria itu memobilisasi kekuatan Dunia Semesta... menarik..."     

Selain Zhang Ruochen, semua orang terhempas karena kekuatan Biksu Pedang Mingdong.     

Zhang Ruochen menebaskan pedangnya dan berbenturan dengan pedang Biksu Pedang Mingdong.     

"Kekuatan itu..."     

Permukaan tanahnya ambles, sedangkan debu-debu berterbangan di udara. Pedang Chi memenuhi ruang di sekitarnya, dan membuat suasana di sekitarnya terlihat sangat kacau.     

Setelah segala sesuatunya kembali normal, semua orang melihat Zhang Ruochen masih berdiri di tempatnya. Bahkan ketika tanahnya ambles, lelaki itu masih berdiri di sana.     

Sedangkan bagi Biksu Pedang Mingdong, dia sudah terhempas ke tanah, dengan jubahnya yang compang-camping. Ada banyak luka kecil di sekujur tubuhnya, dan kedua tangannya tampak gemetar.     

Semua pertapa merasa tertegun dengan pemandangan tersebut. Semua orang menatap Zhang Ruochen seperti melihat monster, termasuk Qing Xiao dan Pei Yutian.     

Dia berhasil mengalahkan Biksu Pedang Mingdong?     

"Kau bahkan tidak sanggup mengalahkanku, apalagi masterku," kata Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen hanya memobilisasi kekuatan Dunia Semesta.     

Kali ini, dia berencana menggunakan semua kekuatan Dunia Semesta demi membunuh Biksu Pedang Mingdong. Akan tetapi, tidak peduli seberapa keras dia mencoba, tapi tidak ada reaksi apa-apa.     

Ini adalah pertama kalinya Zhang Ruochen menggunakan kekuatan Dunia Semesta untuk bertempur, sehingga ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.     

"Aku harus mempelajarinya setelah pertempuran ini," pikir Zhang Ruochen.     

Biksu Pedang Mingdong merangkak di tanah. Dia kembali menatap Zhang Ruochen, tapi kali ini, dia merasa terintimidasi. Kekuatan yang baru saja dilepaskan jauh lebih besar darinya.     

"Apa yang baru saja terjadi? Tidak peduli seberapa tangguh dirinya, tapi dia masih seorang Biksu level atas. Bagaimana mungkin dia melepaskan kekuatan semacam itu?"     

Biksu Pedang Mingdong tidak berani kembali melancarkan serangan. Sebaliknya, dia mengaktifkan Kekuatan Batin-nya. "Wang Beilie, periksa pria ini dan identifikasi tekniknya."     

Wang Beilie melesat, sambil membawa pedang saint dan diselimuti oleh 64 cahaya suci.     

Putri Li Putih mengernyitkan dahi dan berkata, "Biksu Pedang lain? Tunggu, bukan... dia adalah seorang budak darah."     

Huang Yanchen berkata, "Dia pernah menjadi pemimpin Ras Ancient Prison Guardian, dan pernah menjadi seorang Biksu Pedang. Sayang sekali, dia ditangkap oleh Kaisar Darah Qingtian dan diubah menjadi budak darah."     

Putri Li Putih menoleh ke arah Zhang Ruochen. "Kurasa Zhang Ruochen baru saja menggunakan kekuatan Dunia Semesta untuk melukai Biksu Pedang Mingdong, tapi ada sesuatu yang salah pada dirinya. Mungkin dia tidak akan mampu bertarung melawan budak darah."     

Putri Li Putih melesat ke arah Wang Beilie dan berusaha menghentikannya. Akan tetapi, sosok berpakaian abu-abu sudah lebih dulu menyerang Wang Beilie, bahkan sebelum wanita itu sempat mengenainya.     

Sosok berpakaian abu-abu itu adalah Pei Yutian.     

Pedang batu yang digunakan oleh Pei Yutian terbuat dari sebuah batu raksasa. Dikatakan bahwa ketika batu raksasa itu ditemukan, saat itu itu seluruh Wilayah Utara menjadi ricuh, karena batu itu begitu besar. Dikatakan bahwa itu adalah batu terbesar di Wilayah Utara. Selain itu, inskripsi-inskripsi di dalam batunya mewakili gunung dan sungai-sungai di utara.     

Walau batu itu telah diubah menjadi pedang, tapi inskripsi-inskripsinya masih merefleksikan gunung dan sungai.     

Setiap pergerakan Pei Yutian mengandung kekuatan yang besar. Dia sanggup menandingi Wang Beilie.     

Ghost King Bloodmoon sudah kehilangan minat setelah mengamati pertempuran tersebut. Wanita itu menatap Biksu Pedang Mingdong dan berkata, "Kalau aku bisa membunuhmu, maka pertempuran ini akan segera berakhir, kan?"     

Zhang Ruochen bergerak mundur, lantas melewati Ghost King Bloodmoon dan berkata, "Seharusnya kau serang sejak tadi."     

"Kukira kau sanggup menandingi mereka. Tapi rupanya cuma seperti itu kemampuanmu." Ghost King Bloodmoon melirik Zhang Ruochen dari samping dan memasang ekspresi menghina.     

Zhang Ruochen memasang ekspresi sedikit murung. Dia tidak ingin berdebat dengan Ghost King Bloodmoon. Sebaliknya, dia menggunakan Kekuatan Batin untuk mempelajari kekuatan Dunia Semesta.     

Biksu Pedang Mingdong mulai memperhatikan Ghost King Bloodmoon. "Ghost King di tahapan ketiga. Rupanya kau adalah sosok tangguh."     

Tanda bulan sabit di dahi Ghost King Bloodmoon mulai memancarkan sinar merah. Lantas, wanita itu berkata, "Apa kau akan menyerahkan jiwa sucimu, atau aku harus mengambilnya sendiri?"     

"Memangnya kenapa? Sejak kau sudah muncul, maka aku akan menghancurkanmu hari ini."     

Biksu Pedang Mingdong memberi hormat ke arah Gunung Xianji, lantas berkata, "Elder sekte kematian, Lord Kaisar Darah akan mengikuti perintahmu. Tolong bunuh musuh kami, namun kau harus membiarkan sang Keturunan Ruang dan Waktu hidup."     

Whoosh!     

Seketika itu juga, langit berubah menjadi gelap.     

Jejak-jejak energi dingin menyeruak dari Gunung Xianji – yang membuat para Biksu ketakutan – hingga mengguncang gunung di sekitarnya.     

Tampaknya ada begitu banyak bayangan yang terbang di sekitar gunung dan bergerak di sekitar Tebing Selatan. Rasa-rasanya, seluruh Gunung Xianji telah diselimuti oleh kegelapan, dan bayangan-bayangan itu tampak seperti ombak, yang ditakdirkan untuk menghancurkan segala sesuatunya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.