Kaisar Dewa

Tiba di Pusat Kota Kaisar



Tiba di Pusat Kota Kaisar

0Zhao Qilin paham betapa tangguhnya Kekuatan Batin Zhang Ruochen, sehingga dia tidak berani menyembunyikan apapun darinya. Ketika itu, ia berkata, "Salah satu dari tiga cabang Sekte Seribu Buddha – Kuil Life-death – dan Pasar Gelap, mereka berdua yang melakukannya.     
0

"Tapi yang seharusnya paling pantas disalahkan adalah Ras Ancient Kultivasi Ghost dan Ras Ancient Necromancer. Mereka menggunakan nama sekte kami dan ingin membalas dendam kepadamu dengan menggunakan Selir Lin di Pusat Kota Kaisar."     

Zhang Ruochen melepaskan secercah Chi dingin dan berkata, "Menggunakan nama Sekte Setan?"     

Zhao Qilin khawatir bila Zhang Ruochen akan salah paham dengannya, sehingga dia cepat-cepat menjelaskan maksudnya.     

Ternyata para mata-mata dari Ras Ancient Kultivasi Ghost dan Ras Ancient Necromancer yang melakukan hal tersebut, dan mereka berusaha memanfaatkan dendam di antara Putra Dewa Sekte Setan dengan Zhang Ruochen demi menyesatkan publik.     

"Tenang saja, Lord Zhang. Biksuni sekte sudah berangkat ke Pusat Kota Kaisar dan bertarung melawan mereka. Selir Lin akan baik-baik saja."     

Zhao Qilin adalah salah satu pemimpin istana Dark Knight yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan informasi, sehingga dia tahu banyak informasi.     

"Ras Ancient Kultivasi Ghost dan Ras Ancient Necromancer."     

Zhang Ruochen berusaha mengendalikan emosinya. Lantas, dia bertanya, "Sekarang ini, apa Biksuni sektemu masih berada di Pusat Kota Kaisar?"     

"Seharusnya begitu," kata Zhao Qilin.     

Zhang Ruochen menutup matanya dan berkata tenang. "Baiklah, kau boleh pergi sekarang!"     

"Apa kau benar-benar akan melepaskanku?"     

"Pergi saja dari sini! Kenapa kau masih banyak bicara? Apa perlu kuhancurkan tulangmu dan kutendang dari sini?"     

Guoguo mengangkat tinju berbulunya dan bicara dengan nada kejam.     

Zhao Qiling sedikit ketakutan dengan binatang buas yang mirip seperti naga maupun kelinci. Seketika itu juga, dia bangkit berdiri dan melarikan diri secepat mungkin.     

Semilir angin berhembus ke arah Zhang Ruochen.     

Putri Li Putih menatap kepergian Zhao Qilin, sambil berkata, "Apa kau benar-benar akan melepaskannya?"     

"Walau dia adalah seorang Biksu, tapi dia tidak punya mindset yang kuat. Mungkin melepaskannya adalah pilihan yang baik," kata Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen tidak senang dengan seorang pecundang. Namun, sosok semacam itu punya fungsi yang penting, apalagi saat berada di pihak yang berseberangan.     

"Mungkin ini waktunya pergi ke Pusat Kota Kaisar sebelum tahun baru."     

Zhang Ruochen mengamati langit yang berkabut dan mulai mengingat tentang Selir Lin.     

Dia bukan hanya Pangeran Mahkota Pusat Kekaisaran Suci, tapi juga Pangeran Kesembilan Yunwu Commandery. Di masa itu, Zhang Ruochen mendapatkan kehangatan cinta pertamanya dari Selir Lin, dan sejak saat itu dia sudah menganggapnya sebagai ibu.     

Mereka sudah lama tidak berjumpa dan menghabiskan makan malam tahun baru bersama.     

Ketika semua orang sedang berkumpul dengan keluarga masing-masing, mereka semua sendirian.     

Zhang Ruochen selalu bersembunyi dari buruan istana kekaisaran. Kalau tidak bersembunyi di Sekte Yin Yang, maka dia akan bersembunyi di Sekte Dewa Darah. Dia sudah melewati begitu banyak marabahaya demi mendapatkan sumber daya dan mengembangkan kultivasi.     

Selir Lin hanya manusia biasa yang tidak punya mindset seperti Zhang Ruochen. Mungkin bagi Selir Lin, Zhang Ruochen adalah segalanya.     

Wanita itu pasti sedang merasa khawatir dan menangis seperti ibu-ibu kebanyakan setelah mendengar Zhang Ruochen berada dalam bahaya.     

Bukan karena Zhang Ruochen tidak ingin menemuinya, tapi dia tidak berani melakukannya.     

Apalagi, Zhang Ruochen punya begitu banyak musuh, dan kalau musuh-musuhnya sampai mengincar Selir Lin, maka itu adalah bencana baginya.     

Sekarang, segala sesuatunya telah berbeda, dan karena musuh-musuhnya memang sudah mengincar Selir Lin, maka dia harus ke sana.     

Dunia Semesta sudah menjadi dunia yang aman dan stabil. Sekarang adalah waktu yang pas untuk membawa Selir Lin ke dalam sana.     

Zhang Ruochen meninggalkan Gunung Xianji dan pergi menuju Pusat Kota Kaisar.     

Pusat Kota Kaisar pernah menjadi ibu kota Kekaisaran Pusat Qingchi, dan setelah Kaisar Qing bersama Chi Yao menyatukan dunia, maka kota itu menjadi kota pertama Kekaisaran Pusat Pertama.     

Setelah Chi Yao menduduki singgasana, dia memimpin para Biksu dan mengubah spiritual meridian di seluruh Daratan Kunlun.     

Semua meridian itu berkumpul di Pusat Kota Kaisar, dan membuat Pusat Kota Kaisar dipenuhi dengan Energi Chi dari seluruh Daratan Kunlun. Semua pertapa berkumpul di kota ini, hingga membuatnya jauh lebih makmur daripada ibukota Qing.     

Pusat Kota Kaisar adalah cermin kemakmuran manusia, sekaligus tempat lahirnya keajaiban besar.     

Bagi Zhang Ruochen, Pusat Kota Kaisar adalah tempat yang berbahaya. Namun, sejak Immortal Vampir, Sekte Death Zen, dan Ibu Kota Ghost Yi sudah membuat kerusuhan, maka sebagian besar Biksu istana tidak sedang berada di Pusat Kota Kaisar.     

Ini adalah waktu terbaik untuk mengunjungi Pusat Kota Kaisar.     

Ada lubang cacing di sekitar Hongchuan Mansion di utara dan mengarah langsung menuju Pusat Kota Kaisar.     

Baik Zhang Ruochen dan Huang Yanchen telah melatih 36 Perubahan Bentuk. Mereka mengubah tubuh, wajah dan kekuatan mereka, lantas berubah menjadi seorang kakek dan nenek.     

Rambut Huang Yanchen telah memutih, dan wanita itu berjalan bungkuk. Dia berkata dengan suara seraknya, "Maaf, seharusnya aku tidak menyembunyikan kabar ini darimu, tapi semua itu terjadi ketika meridianmu hancur. Aku takut kalau kau mungkin akan..."     

"Tidak perlu menjelaskan apa-apa. Aku benar-benar memahamimu."     

Zhang Ruochen menganggeng tangan Huang Yanchen erat-erat dan tersenyum. "Tidak banyak orang di dunia ini yang tulus berbuat baik kepadaku. Aku akan menyenangkan hati mereka yang melakukannya."     

Huang Yanchen membenamkan kepalanya ke dada Zhang Ruochen, lantas tersenyum manis dan getir.     

Zhang Ruochen menyadari kalau wanita itu telah menjadi sangat emosional, hingga akhirnya dia berkata, "Apa yang terjadi?"     

"Tidak ada."     

Huang Yanchen berusaha mengendalikan emosinya, sambil mengusap dada Zhang Ruochen dengan lembut, lantas berkata, "Aku hanya penasaran, apa kau akan jijik dengan wajah tuaku atau tidak."     

"Kenapa aku harus jijik?"     

Zhang Ruochen mengusap wajah keriput Huang Yanchen dan berkata, "Kau telah memberikan masa muda dan masa-masa cantikmu kepadaku. Di dalam benakku, maka kau selalu tampil muda dan cantik."     

"Saat aku benar-benar tua dan menjadi jelek, dan saat itu kau masih muda, mungkin kau tidak akan berkata seperti ini lagi." Kata Huang Yanchen.     

"Kalau kau menua selama satu tahun, maka aku juga akan menua selama satu tahun. Selama kau tidak meninggalkanku, maka aku akan mengikutimu kemanapun." Zhang Ruochen menggenggam tangannya lebih erat.     

Terdengar suara familier dari kejauhan. "Cinta masih teramat kuat di usia mereka. Menggemaskan sekali."     

Martial Saint Canglan masuk ke dalam lubang cacing, diikuti enam Biksu wanita.     

Martial Saitn Canglan dan Biksu Liuli yang mengatakan hal tersebut, dan mereka menganggumi Zhang Ruochen dan Huang Yanchen yang masih berpelukan.     

Zhang Ruochen takut kalau mereka akan mengenalinya, sehingga dia menarik Huang Yanchen ke dalam kelompok tersebut.     

Satu jam kemudian, lubang cacing itu terbuka. Zhang Ruochen, Huang Yanchen, Martial Saint Canglan, dan keenam Biksu wanita masuk ke dalamnya.     

Ketika mereka keluar dari lubang cacing, maka mereka sudah tiba di Pusat Kota Kaisar, dan tiba di sebuah lapangan.     

"Martial Saint."     

Sekelompok prajurit berarmor emas kerajaan sedang menunggu di lapangan, dan mereka semua membungkuk setelah melihat Martial Saint Canglan.     

Para pertapa di sekitarnya merasa ketakutan. Mereka berlutut di tanah dan tidak berani mengangkat kepala masing-masing.     

Zhang Ruochen melirik Martial Saint Canglan, dan langsung menyadari kenapa selama ini wanita itu bersikap arogan. Bisa dibilang, mungkin tidak ada seorangpun di Pusat Kota Kaisar yang berani mengusiknya.     

Ketika itu, Zhang Ruochen melihat sosok cantik, dan dia segera menurunkan kepalanya.     

Lady Saint sedang mengenakan jubah Confucius dan melangkah keluar dari pasukan berarmor emas kerajaan. Rambutnya diikat bundar dan mengenakan pakaian laki-laki, walaupun wajahnya sangat cantik.     

Akan tetapi, Kekuatan Batin-nya sangat tinggi, hingga hampir tidak ada seorangpun yang bisa melihat wajahnya.     

Lady Saint tersenyum dan berkata, "Selamat, Kakak Canglan, karena sudah menembus level Heaven Pass dan mendapatkan kembali Pedang Fentian."     

Martial Saint Canglan hanya tersenyum kepada Lady Saint. Kemudian, ia berkata, "Kenapa kau datang kemari, Nalan?"     

"Aku datang kemari untuk menyambut dan memberimu selamat. Apa kau terkejut?" kata Lady Saint.     

Martial Saint Canglan sadar bila Lady Saint memang agak aneh hari ini, tapi karena wanita itu telah mencapai banyak hal di Wilayah Utara, maka dia tidak terlalu memikirkannya.     

Sambil dikelilingi oleh para pasukan berarmor emas kerajaan, Martial Saint Canglan dan Lady Saint pergi bersama dan mengarah menuju Istana Ziwei.     

Sementara itu, secercah Kekuatan Batin masuk ke dalam benak Zhang Ruochen. "Tengah malam ini, Paviliun Qinghong."     

Zhang Ruochen tersenyum kecut, sambil mengamati kepergian Lady Saint. Ketika itu, Lady Saint sempat menoleh ke belakang dan juga menatapnya.     

"Ternyata aku sudah ketahuan! Artinya, dia tidak sedang menunggu kepulangan Martial Saint Canglan. Sebaliknya, dia sedang menunggu kedatanganku. Apa sebenarnya dia sudah tahu kalau aku akan pergi ke Pusat Kota Kaisar? Aku sudah mengenakan jimat Buddha Master Yintuolo demi menyembunyikan auraku. Kenapa dia bisa tahu kalau aku akan datang kemari?"     

Zhang Ruochen pun menjadi semakin khawatir.     

Kalau Lady Saint benar-benar paham mengenai tujuannya datang kemari, apakah para Biksu Confucius lain juga tahu hal tersebut?     

Huang Yanchen bertanya, "Apa dia tahu keberadaan kita?"     

"Ya. Dia ingin bertemu denganku malam ini." Zhang Ruochen tidak menyembunyikan apapun darinya.     

Huang Yanchen berkata, "Kalau begitu, pergilah!"     

"Kau tidak marah?" Zhang Ruochen tersenyum.     

"Aku memang harus bertarung melawan moral Lady Saint dan prinsipmu. Kurasa wanita itu punya hal penting yang memang harus dibicarakan malam ini," kata Huang Yanchen.     

Zhang Ruochen pun tidak sabar lagi untuk bertemu dengan wanita itu malam ini. Lantas, dia berkata, "Kalau begitu, kita pergi ke mansion ahli waris dulu."     

Setiap Ahli Waris punya mansion masing-masing, dan Selir Lin tinggal di Mansion Huang Yanchen.     

Zhang Ruochen dan Huang Yanchen berhasil masuk ke dalam sana tanpa diketahui oleh para penjaga mansion..     

Ketika itu, Zhang Ruochen melihat punggung bungkuk Selir Lin. Wanita itu sedang duduk di serambi, sambil menatap langit.     

Setelah melihatnya, Zhang Ruochen merasa sedih, dan tanpa disadari, lelaki itu menitikkan air mata. Lantas, dia memanggilnya, "Ibu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.