Kaisar Dewa

Siapapun yang Berani Menghentikanku Akan Mati



Siapapun yang Berani Menghentikanku Akan Mati

0Ada kekuatan misterius yang memancar dari luar istana. Para pertapa di sekitar sana tidak bisa mendengar percakapan Zhang Ruochen dan Huang Yanchen.      3

"Kenapa Zhang Ruochen memuntahkan darah? Apa Yang Agung baru saja melukainya?"     

"Apa kau bodoh? Yang Agung sudah menjadi Dewa. Dia sanggup menghancurkan Zhang Ruochen hanya dengan satu pikiran. Kalau beliau benar-benar melakukannya, maka dia pasti sudah mati sejak tadi."     

 …     

Semua orang sedang bertanya-tanya mengenai apa yang sedang dibicarakan oleh Huang Yanchen dan Zhang Ruochen, hingga lelaki itu sampai muntah darah.     

Di puncak Istana Ziwei terdapat awan dewa. Di antara awan dewa tujuh warna, di sana ada Heavenly Pool.     

Heavenly Pool panjangnya mencapai 30 mil dan sedalam ratusan kaki dengan warna biru.     

Di tengah Heavenly Pool terdapat Istana Saint Yuanchu, tempat Permaisuri Chi Yao tinggal.     

Sembilan Dewi Empryan sedang berdiri di luar Istana Saint Yuanchu bagaikan sembilan bidadari. Mereka menatap Zhang Ruochen dan Huang Yanchen di bawah sana.     

Mereka tidak tahu dengan apa yang baru saja terjadi, tapi mereka bisa menilai kalau Zhang Ruochen telah bersikap begitu ceroboh, hingga berani menentang Dewa.     

Martial Saint Canglan sedang berdiri di sana – dengan armor api – dan berselimutkan api. Ekspresi wajahnya terus berubah, sampai akhirnya dia membulatkan keputusannya. Wanita itu berlutut di depan Istana Saint Yuanchu dan berteriak, "Yang Agung, Zhang Ruochen bukan pria jahat! Dia pernah menyelamatkan saya dan enam Biksu wanita lainnya di Gunung Xianji, dan dia juga telah membunuh lebih dari 10 Biksu Darah. Mestinya semua itu bisa menebus kesalahannya. Tolong, Yang Agung, ampuni nyawanya."     

Sangat sepi di luar Istana Saint Yuanchu, dan semua orang sedang menatap Martial Saint Canglan dengan berempati. Bukankah wanita itu tahu betapa berbahayanya saat dia meminta ampunan untuk Zhang Ruochen?     

Lady Saint jauh lebih tenang daripada Martial Saint Canglan, karena dia paham kalau sesuatu yang terjadi di antara Zhang Ruochen dan Permaisuri adalah urusan pribadi.     

Artinya, Permaisuri mungkin masih ingin membunuhnya, tidak peduli seberapa besar kontribusi yang telah diberikan oleh Zhang Ruochen.     

Walaupun wanita itu paham, tapi dia masih merasa sakit ketika melihat Zhang Ruochen muntah darah.     

Dong!     

Lady Saint berlutut di tanah.     

Dewi Empryan yang lain sontak merasa terkejut, dan sama sekali tidak mengira kalau Lady Saint – yang sangat cerdas itu – rupanya juga tidak bisa menahan emosinya.     

Lady Saint terdiam sejenak. Setelah memikirkan bagaimana cara menyampaikan perkataannya, akhirnya dia berkata "Yang Agung, Zhang Ruochen adalah pahlawan manusia. Kita tidak boleh membunuhnya.     

"Pertama, Zhang Ruochen pergi ke Netherworld dan memasang rune batu peninggalan Permaisuri Seribu Tulang, lantas menjaga Sungai Bangkai dan menyegel para ghost agar tidak masuk ke Daratan Kunlun. Dia adalah pahlawan besar yang telah menyelamatkan banyak nyawa manusia. Kalau Anda membunuhnya, maka semua orang akan protes.     

"Kedua, Zhang Ruochen bukan hanya pernah menyelamatkan ratusan ribu manusia di Dunia Primitif Blue Dragon, tapi dia telah membunuh banyak binatang buas. Dia adalah pahlawan ras manusia, dan tidak ada Dewa manapun dalam sejarah yang pernah membunuh seorang pahlawan di rasnya sendiri.     

"Ketiga, ketika Anda pergi, Immortal Vampir telah membunuh begitu banyak orang. Zhang Ruochen bukan hanya memberi kami "Buku Rahasia Vampir", tapi dia juga membunuh banyak Immortal Vampir lainnya. Kalau kita membunuhnya, maka itu akan memicu kekacauan."     

Para Dewi Empryan lainnya merasa terenyuh dengan apa yang dilakukan oleh Lady Saint, tapi mereka juga menganggap kalau wanita itu terlampau berani. Di permukaan, dia sedang menyebutkan kontribusi-kontribusi Zhang Ruochen, tapi siapapun yang masih punya otak pasti bisa menilai dengan jelas kalau wanita ini sedang mengancam Permaisuri.     

Sang Permaisuri telah menjadi Dewa, sekaligus merupakan satu-satunya Dewa di Daratan Kunlun. Jadi, mengancamnya sama saja seperti bunuh diri.     

Dong!     

Wajah dan tubuh Qing Mo telah berubah drastis, tapi dia masih terlihat cantik dan penakut. Dia juga berlutut di tanah, tapi dia tidak tahu apa yang harus diucapkannya.     

Dia adalah Dewi Natty, salah satu dari Sembilan Dewi Empryan.     

Permaisuri akhirnya membuka mulutnya. "Aku tidak perlu lagi membunuh seseorang, tapi kalau orang itu sampai mengusikku, bagaimana mungkin aku membiarkannya hidup? Kalau kalian masih terus berlutut seperti itu, silahkan saja."     

…     

Zhang Ruochen berhenti menangis dan kembali muntah darah. Setelah itu, dia berubah menjadi semakin kejam dan berkata, "Minggir. Aku ingin bertemu Chi Yao. Aku ingin bertanya kepadanya secara langsung."     

Huang Yanchen berdiri di depan pintu istana, lantas menggelengkan kepala dan berkata, "Kau tidak bisa bertemu beliau. Mundur dari sini."     

Zhang Ruochen mengeja kata-katanya sendiri dengan nada penuh kebencian. "Siapapun yang berani menghalangiku akan mati!"     

"Berani-beraninya kau menerobos Istana Ziwei?"     

Sosok tangguh muncul di depan pintu istana. Dia sedang membawa Tombak Qilin Panjang, sambil menapakkan kakinya di tanah dan mengenakan sepatu boots besi.     

Setelah itu, Chi Wansui memperlihatkan wajahnya dan berjalan mendekati Huang Yanchen.     

Beigong Lan, Xue Wuye, Biksu Lidi, Ouyang Huan, Sui Han, Gai Tianjiao dan para pertapa tangguh lain juga sama-sama melangkah keluar.     

Mereka berdiri dan berbaris di hadapan Zhang Ruochen. Mereka adalah para figur bertalenta.     

Sosok yang mengenakan jubah hitam itu bertubuh tinggi dan membawa tongkat hitam. Dia adalah seorang wanita, tapi tidak ada seorangpun yang pernah melihat wajah aslinya, hingga membuatnya menjadi Ahli Waris yang paling misterius. Semua orang menyebutnya sebagai "Mi Yingzi."     

Ahli Waris itu akan menjadi tak terkalahkan di era lain, dan setiap mereka layak disebut sebagai legenda. Mereka sanggup membunuh para pertapa yang berada beberapa level di atasnya. Walaupun mereka kalah bersinar dari Zhang Ruochen, tapi mereka masih merupakan para legenda manusia.     

Bukan tugas yang mudah untuk berhadapan dengan satu Ahli Waris, apalagi sembilan orang sekaligus, sehingga itu memicu keributan di Pusat Kota Kaisar.     

"Amitabha! Tuan Zhang, hari ini aku tidak ingin membunuh siapapun. Selama kau tidak masuk ke Istana Ziwei, maka aku akan mengampunimu," kata Biksu Lidi.     

Gai Tianjiao punya tubuh yang berotot dan terlihat maskulin. Akan tetapi, ketika dia menatap Zhang Ruochen, dia langsung marah dan berkata, "Kau punya urusan apa dengan Yang Agung? Pergi sekarang juga! Aku tidak ingin bertarung melawanmu."     

Beigong Lan juga sedikit kesal. Dia berkata, "Pergi. Jangan paksa kami untuk melawanmu."     

"Siapapun yang berani menghalangiku akan mati!"     

Pada saat ini, Zhang Ruochen hanya ingin membunuh orang lain. Dia mengangkat Pedang Kuno Abyss dengan satu tangan, hingga pedang itu menimbulkan suara gesekan pedang.     

Setelah itu, tubuhnya mulai bersinar. Awan lima warna terbentuk di atas kepalanya. Dia menghentakkan kakinya ke tanah dan melesat menuju pintu Istana Ziwei.     

Sembilan Ahli Waris, selain Ouyang Huan dan Huang Yanchen, sama-sama mengeluarkan Heir Stamp masing-masing.     

Ketujuh Heir Stamp itu tampak seperti gunung permata – yang melepaskan Chi Kaisar – hingga berubah menjadi bayangan Permaisuri raksasa, dan menghantam Zhang Ruochen.     

Setelah melihat bayangan Chi Yao, Zhang Ruochen pun menjadi semakin geram. Lelaki itu langsung menebaskan pedangnya.     

Boom!     

Ketujuh bayangan Permaisuri itu telah dihancurkan, dan ketujuh ahli warisnya terhempas ke dinding.     

Mereka bukanlan tandingan Zhang Ruochen.     

Chi Wansui berlutut di tanah, sambil memegangi dadanya dan menatap Zhang Ruochen dengan ketakutan. Setelah itu, dia berkata, "Kuat sekali..."     

Whoosh!     

Sembilan jejak cahaya dewa tujuh warna menyeruak dari Istana Saint Yuanchu, dan merasuk ke dalam tubuh sembilan Ahli Waris.     

Seketika itu pula, kultivasi mereka meningkat dan berada di level yang sama dengan Zhang Ruochen.     

Chi Wansui bangkit berdiri dan menghilang dari sana. Ketika ia kembali muncul, dia sudah berada di depan Zhang Ruochen, sambil menyabetkan Tombak Panjang Qilinnya.     

Howl!     

Bayangan Qilin sepanjang lebih dari 100 kaki tiba-tiba muncul dan melesat ke arah Zhang Ruochen, diiringi dengan suara teriakan kencang.     

Zhang Ruochen tidak berhenti melangkah maju. Dia berbenturan dengan bayangan itu menggunakan tubuhnya sendiri. Dia menggenggam pedangnya dengan tangan kanan dan mengepalkan tangan kirinya, lantas membenturkannya dengan tombak secara langsung.     

Boom!     

Zhang Ruochen mencengkram Tombak Qilin Panjang di tangannya.     

Chi Wansui pun merasa terkejut. Ketika dia mundur beberapa langkah, dia melihat Zhang Ruochen telah menebaskan pedang ke arah kepalanya. Sudah terlambat baginya untuk menghindar dan dia hanya bisa berusaha melindungi kepalanya.     

Clack!     

Zhang Ruochen menebas pundak kanan Chi Wansui dengan Pedang Kuno Abyss, hingga berhasil memotong empat tulang rusuknya. Pedang itu baru berhenti setelah mencapai jantungnya.     

Bukannya Zhang Ruochen sengaja membiarkan Chi Wansui seperti itu dan/atau tidak berani membunuhnya, tapi karena pergerakannya dihentikan oleh Beigong Lan.     

Zhang Ruochen melirik Beigong Lan. Dia melepaskan Pedang Kuno Abyss dan membuka ketujuh lubang di tangannya, lantas melepaskan awan darah dan memukul wanita tersebut.     

Beigong Lan merasa kebingungan. Dia menarik kembali pedang saint-nya dan menusuk tangan Zhang Ruochen.     

Walau begitu, wanita itu masih dihempaskan oleh Zhang Ruochen.     

Tangan Zhang Ruochen baru saja berbenturan dengan pedang saint, tapi dia bertingkah seperti tidak terjadi apa-apa. Lelaki itu menepis pedangnya.     

"Kau..."     

Beigong Lan sama sekali tidak menyangka kalau Zhang Ruochen akan bersikap cukup keji pada dirinya.     

Boom!     

Zhang Ruochen menampar Beigong Lan ke tanah dan membuatnya berdarah. Wanita itu tidak bisa lagi bangkit berdiri.     

Lantas, Zhang Ruochen mengangkat tangannya dan menghantam kepala Chi Wansui, lalu menghancurkan separuh kepala dan membuatnya terhempas ke belakang, hingga membentur dinding.     

Zhang Ruochen terus melangkah maju.     

Ring!     

Xue Wuye muncul di hadapan Zhang Ruochen entah darimana, tapi sebelum tubuhnya muncul, pedang saint transparan sudah lebih dulu melesat darinya, sedangkan ribuan jejak pedang Chi akhirnya terkonsentrasi pada satu titik.     

Pergerakan pedangnya lebih cepat daripada pergerakan bayangannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.