Kaisar Dewa

Tumbang



Tumbang

0Serangan Xue Wuye penuh dengan Tao Pedang level tinggi. Bukan hanya itu, baik kecepatan, ketajaman dan penetrasinya sama halnya seperti gabungan 10 prinsip Saintly Way.      3

Ketika pria itu menusukkan pedangnya, cahaya dingin bersinar dari segala penjuru. Bunga-bunga salju yang ada di sekitarnya sedikit bergetar.     

Sorot mata Zhang Ruochen terlihat keji. Kehendak pedangnya meledak dari dalam tubuh dan sama sekali tidak lebih lemah daripada milik Xue Wuye. Lelaki itu menggenggam gagang Pedang Kuno Abyss dengan kedua tangannya. Lantas, ada banyak prinsip Saintly Way yang berkumpul di pedangnya. Kemudian, lelaki itu menebaskan pedang dan berbenturan dengan serangan Xue Wuye.     

Boom, boom.     

Mereka berdua sama-sama merupakan seorang jenius Tao Pedang. Alhasil, serangan mereka begitu cepat. Walaupun yang bertempur hanya dua orang, tapi ada ratusan bayangan yang terbentuk. Pedang-pedang Chi mereka menjadi semakin padat. Bagaikan lautan pedang, maka pedang-pedang Chi itu memenuhi ruang di sekitarnya, hingga tidak ada seorangpun yang bisa mendekat.     

Tiba-tiba, aliran waktu di sekitarnya mendadak berhenti. Bayangan-bayangan, pedang Chi, dan bunga-bunga saljunya tampak membeku. Hanya ada satu cahaya pedang yang melintas di udara.     

"Oh tidak, itu adalah pedang waktu."     

Xue Wuye memicingkan matanya. Sorot matanya penuh dengan sinar pedang. Alhasil, dia segera mengaktifkan jejak pedang di tangannya dan juga melepaskan pedang waktu, lalu berhadapan dengan sinar pedang yang datang ke arahnya tersebut.     

Tangan kiri dan tangan kanan Xue Wuye sama-sama menyimpan jejak ruang dan waktu. Biksu Suci Xumi pernah memberikan itu kepadanya.     

Poof!     

Pedang Kuno Abyss menembus tubuh Xue Wuye. Di waktu yang sama, pedang Xue Wuye juga berhasil menembus tubuh Zhang Ruochen.     

Mereka berdua sama-sama bersimbah darah.     

Xue Wuye sontak membeku. Dia tidak menyangka bila Zhang Ruochen akan melukainya, bukannya minggir dari sana. Apa lelaki itu sudah tidak mengenal rasa sakit?     

Dalam sekejap, Zhang Ruochen bergerak cepat. Jari-jarinya terlepas dari gagang pedang, dan Zhang Ruochen mendorong Pedang Kuno Abyss dengan segenap kekuatan.     

Crack.     

Pedang Kuno Abyss benar-benar menembus tubuh Xue Wuye sampai ke gagangnya. Energi yang terlepas dari pedang itu menghempaskan Xue Wuye. Sehingga, Pedang Kuno Abyss berhasil memaku tubuh Xue Wuye di dinding.     

"Bahkan Xue Wuye juga dikalahkan."     

"Selama ini, Xue Wuye tidak pernah kalah. Pertempurannya melawan Biksu Lidi berakhir imbang. Selain itu, dia pernah mengalahkan Biksu Pedang Wuji dari ras Immortal Vampir. Bahkan Kaisar Pedang masih lebih lemah darinya di usia muda."     

"Tapi Zhang Ruochen baru saja mengalahkannya. Dia sangat kuat."     

…     

Ketiga Ahli Waris baru saja dilukai berturut-turut. Pemandangan ini begitu mengerikan. Banyak orang yang melongo. Mereka mulai berpikir bahwa mungkin, tidak ada seorangpun di dunia ini yang tidak tertandingi. Tidak peduli seberapa bertalentanya mereka, namun suatu hari nanti mereka akan tumbang juga.     

Dan Zhang Ruochen adalah sosok yang mampu mengungguli para legenda dan mengalahkan para pertapa tangguh itu.     

Karena lelaki itu pula, cahaya kepopuleran Sembilan Ahli Waris sontak meredup.     

Sisa-sisa Ahli Waris lainnya menyadari bahwa mereka tidak berada di level yang sama dengan Zhang Ruochen, dan mereka tidak akan bisa mengalahkan Zhang Ruochen dalam pertempuran satu lawan satu.     

"Sudah tidak diragukan lagi kemampuan sang Keturunan Ruang dan Waktu. Aku akan menantangmu!"     

Suara Gai Tianjiao terdengar sangat maskulin. Wanita itu berteriak dan mengaktifkan Fisik Extreme Yang-nya. Kobaran api dan cahaya emas memancar darinya.     

Di kejauhan, itu tampak seperti cahaya emas yang menyinari api. Tubuhnya mengandung daya destruktif yang tinggi.     

Otot-otot di tubuhnya berubah menjadi merah seperti lembaran logam. Setelah melancarkan pukulan, terdapat berkas-berkas api. Bahkan ruang di sekitarnya juga bergetar.     

Cahaya lima warna menyeruak dari tubuh Zhang Ruochen. Dia melayangkan pukulan, dan berbenturan dengan tinju api Gai Tianjiao. Gelombang panas terhempas keluar.     

Di sisi lain, Sui Han berdiri di luar istana. Dia mengeluarkan guqin sepanjang 6 kaki.     

Dia memasang guqin itu secara vertikal di atas tanah. Sui Han menggenggamnya dengan satu tangan, sedangkan tangan yang lain mulai memainkan senarnya.     

Note-note musik keluar dari senarnya, hingga membentuk bayangan pedang. Itu penuh dengan pedang Chi dan menyerang Zhang Ruochen bagaikan ribuan ahli pedang.     

Di waktu yang sama, bayangan misterius berjubah hitam mengengenggam tongkat hitam dan mengarahkannya pada Zhang Ruochen.     

Whoosh!     

Seketika itu juga, Energi Chi terhubung bersama di atas kepala Zhang Ruochen dan membentuk formasi lingkaran.     

Formasi itu berputar cepat. Lingkaran cahaya menyeruak dari formasi dan mendarat pada Zhang Ruochen. Tiap kali lingkaran cahaya itu mengenainya, maka ia akan semakin tertekan. Kakinya terus tenggelam ke dalam tanah.     

Setiap note musik Sui Han yang mendarat pada tubuh Zhang Ruochen membuatnya seperti baru saja terkena tusukan pedang atau luka-luka lainnya. Alhasil, kondisinya menjadi semakin parah.     

Ketiga Ahli Waris menyerang bersamaan, hingga Zhang Ruochen kesulitan bergerak. Lelaki itu terus terkena serangan.     

"Kau masih belum menyerah?"     

Sui Han menggelengkan kepalanya.     

Detik berikutnya, ada banyak bayangan yang muncul di jari-jarinya. Mereka menekan senar itu secara bersamaan dan memainkan ribuan note musik sekaligus.     

Ribuan note musik itu mulai bermunculan dan beresonansi. Seketika itu juga, terdengar suara yang memekakkan telinga.     

Guqin itu bergetar, begitu pula dengan tangan Sui Han. Bahkan hal itu membuat gendang telinganya pecah dengan darah yang mengalir darinya.     

Ribuan note musik membentuk pedang semi transparan sepanjang lebih dari puluhan kaki. Note itu berputar di udara dan tiba-tiba menebas kepala Zhang Ruochen.     

Semua orang paham kalau momen ini akan menentukan hidup dan matinya Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen menghirup nafas dalam-dalam. Dadanya membuncah dan terasa sesak.     

Boom!     

Divine Fire Jingmie keluar dari 144 lubang di tubuh Zhang Ruochen. Dalam sekejap, lengan Gai Tianjiao terbakar menjadi keripik. Selain tulang-tulangnya, maka semua dagingnya telah terbakar menjadi abu.     

Gai Tianjiao telah menguasai Fisik Extreme Yang. Jadi, wanita itu tidak terlalu takut dengan api. Bahkan Wuliang Divine Fire bisa membakarnya sampai 3 hari tiga malam tanpa meninggalkan luka apa-apa.     

Akan tetapi, wanita itu terluka parah setelah terkena Divine Fire Jingmie.     

Formasi yang melayang-layang di atas Zhang Ruochen juga terbakar oleh api dan kehilangan kekuatannya.     

Akan tetapi, pedang besar yang dibentuk oleh note-note musik itu tidak terbakar oleh Divine Fire Jingmie. Sebaliknya, pedang itu hanya berada di jarak 3 kaki di atas kepala Zhang Ruochen.     

"Ubah dunia, Distorsi Ruang."     

Zhang Ruochen berteriak dan memeluk udara. Kekuatan Batin-nya langsung meledak. Ruang di sekitar pedang raksasanya sontak berubah.     

Ujung pedang yang mengarah pada Zhang Ruochen berubah menjadi gagang pedang.     

Walaupun itu hanya note musik, tapi musik itu juga tidak terlepas dari ruang.     

Zhang Ruochen berpura-pura menggenggam gagang pedangnya. Sambil menggunakan kekuatan ruang, dia mengendalikan pedangnya dan menyerang melingkar. Sui Han, Mi Yingzi dan Gai Tianjiao sama-sama berada di dalam lingkaran dan terkena serangan.     

Thud!     

Guqin di tangan Sui Han dan tongkat di tangan Mi Yingzi hancur bersamaan. Setelah itu, mereka bertiga memuntahkan darah dan terhempas ke belakang. Tubuh mereka terbelah menjadi dua.     

Zhang Ruochen juga tidak lebih baik daripada mereka. Lelaki itu terluka parah, tapi intensitas membunuh di matanya sama sekali tidak berkurang. Sebaliknya, itu bertumbuh semakin kuat.     

"Amitabha," ujar Biksu Lidi.     

Zhang Ruochen bahkan tidak menoleh kepadanya. Dia hanya mengayunkan tangan dan melepaskan ruang celah.     

Tubuh Biksu Lidi bergerak horizontal seperti cahaya. Dia berusaha menghindari ruang celah dan memberi saran, "Kau tahu kalau hal itu tidak mungkin dilakukan, kenapa masih repot-repot?"     

Kedua mata Zhang Ruochen tampak seperti mata demonic. Keduanya merah seperti darah. Dia mengepalkan tangannya seperti cakar dan meninju Biksu Lidi. Di waktu yang sama, dia mencengkram udara.     

Ruang di sekitarnya mulai gemetar. Ratusan retakan tampak bermunculan.     

Semua retakan itu mengarah pada Biksu Lidi. Retakan-retakan itu mengepungnya dan hendak menelannya.     

Biksu Lidi menutup matanya dan mengatupkan kedua tangannya. Kata-kata Buddha kuno dan misterius bermunculan dari tubuhnya. Masing-masing kata itu dipenuhi dengan kekuatan yang besar, hingga memancarkan cahaya Buddha.     

Biksu Lidi menggumamkan empat kata. "Buddha tidak punya batasan."     

Dalam sekejap, dunia menjadi sangat damai. Ruang celah berhenti menjalar ke arahnya. Garis-garis cahaya Buddha bersinar dan mengisi ruang celah tersebut. Alhasil, ruang itu kembali menjadi tenang.     

Di waktu yang sama, figur Buddha raksasa muncul di belakang Biksu Lidi. Dia memancarkan Chi suci yang dahsyat. Dia melepaskan Pukulan Naga dan Gajah Prajna untuk menekan Zhang Ruochen.     

Cahaya Buddha juga bersinar di Lautan Chi Zhang Ruochen dan menyinari dunia. Lelaki itu mengangkat tangannya. Satu tangan berbentuk naga, dan satunya lagi berbentuk gajah. Tampaknya, dia baru saja melepaskan bayangan gajah suci dan demonic dragon dari kedalaman jurang. Lelaki itu mendorong kedua tangannya ke depan.     

Mereka berdua sama-sama menggunakan Pukulan Naga dan Gajah Prajna.     

Salah satu di antara mereka punya Fisik Buddha Emas, sedangkan yang lain punya Sarira Buddha.     

"Langkah Gajah."     

"Naga di Langit."     

"Dragon and Elephant to the Sky."     

"Dragon Shadows."     

…     

"Tungku Naga dan Gajah."     

"Naga Sembilan Hari."     

Mereka berdua menggunakan teknik yang sama. Fisik Buddha Emas Biksu Lidi memang terkenal tidak mudah dihancurkan. Sementara itu, Zhang Ruochen memiliki Fisik Chaotic Lima Elemen, yang dikenal sebagai jenis fisik terkuat.     

Setiap benturan serangan mereka seperti benturan gunung besi. Ledakan-ledakan suaranya hampir membuat hati semua orang bergetar.     

Luka-luka Zhang Ruochen telah menjadi semakin parah. Meski memiliki Fisik Chaotic Lima Elemen, namun dia sudah tidak sanggup bertahan lagi. Retakan-retakan bermunculan di tubuhnya seperti barang pecah belah. Yang jelas, tubuhnya dapat hancur kapan saja.     

Tepat setelah itu, Divine Fire Jingmie muncul di sela-sela retakannya.     

Dalam beberapa benturan serangan setelahnya, tangan Biksu Lidi mulai terbakar hingga merah. Asap putih membumbung naik. Kalau mereka terus seperti ini, maka Fisik Buddha Emas-nya mungkin akan dihancurkan oleh Divine Fire Jingmie.     

Kalau sampai hancur, Fisik Buddha Emas itu akan kembali dapat dihancurkan.     

Sebelum-sebelumnya, Biksu Lidi selalu menggunakan kekuatannya sendiri. Fisik Buddha Emas hanyalah tempurung dan/atau kulit yang sulit dihancurkan. Kini, Biksu Lidi harus meminjam kekuatan Fisik Buddha Emas demi mengalahkan Zhang Ruochen.     

Dalam kata lain, dia harus menggunakan kekuatan Buddha.     

"Amitabha!"     

Biksu Lidi membuka tangannya dan terbang di langit. Inskripsi-inskripsi di tubuhnya berubah menjadi bayangan Buddha. Mereka keluar dari tubuh dan melayang-layang di langit.     

Area di sekitar istana itu berubah menjadi wilayah yang dipenuhi mantra-mantra Buddha. Ada begitu banyak suara mantra yang terdengar.     

Biksu Lidi merentangkan tangan dan mendorong Zhang Ruochen. Di waktu yang sama, figur Buddha itu juga merentangkan tangannya dari langit.     

Rambut panjang Zhang Ruochen berkibar-kibar, seakan terjadi badai di Lautan Chi-nya. Alhasil, Chi Suci-nya mulai bergemuruh, sedangkan kekuatan Dunia Semesta terlepas darinya.     

"Matilah kau!" teriak Zhang Ruochen. Dia mendorong ke atas.     

Pop, pop.     

Bagaikan gelembung, mantra Buddha di sekitarnya mulai hancur, lalu berubah menjadi garis-garis Chi Buddha. Biksu Lidi juga memuntahkan darah. Dia terhempas ke belakang, dan membentur dinding kota hingga tembus.     

Zhang Ruochen melangkah menuju gerbang istana. Sekujur tubuhnya telah bersimbah darah. Di hadapannya, hanya Huang Yanchen yang tersisa.     

Sorot mata Huang Yanchen terlihat merah. Sambil menggenggam Chaotic Universe Sword, dia menuding dada Zhang Ruochen," Zhang Ruochen," katanya "Hentikan langkahmu. Setelah kau masuk istana, Permaisuri akan membunuhmu."     

"Kalau aku maju, apa kau akan membunuhku?" Zhang Ruochen berhenti melangkah.     

Dadanya tertusuk ujung Chaotic Universe Sword.     

Tangan Huang Yanchen gemetar. "Tidak... jangan paksa aku."     

"Ketika kau mengarahkan pedangmu ke dadaku, apa kau tahu betapa terlukanya hatiku..."     

Sebelum Zhang Ruochen menyelesaikan kalimatnya, sebuah tangan raksasa tiba-tiba mendorongnya maju.     

Rip!     

Zhang Ruochen mendengar suara jantungnya tertembus.     

Orang yang mendorongnya adalah Ouyang Huang, yang selama itu belum menyerang.     

Ketika melihat Zhang Ruochen tertusuk oleh Chaotic Universe Sword, maka seketika itu pula Huang Yanchen merasa ketakutan. Kedua matanya membelalak lebar. Ia sama sekali tidak menyangka bila Ouyang Huang akan menyerang di saat-saat seperti ini.     

Itu adalah Chi Xuanhuang.     

Zhang Ruochen baru saja menembus ke alam Xuanhuang.     

Zhang Ruochen berdiri di bawah gerbang istana sendirian. Sambil menatap pedang yang menancap di hatinya, dia tersenyum getir. Kemudian, dia menoleh ke arah Huang Yanchen – yang terduduk di depan sana.     

Sambil menggenggam gagang pedang, lelaki itu menarik pedangnya keluar. Darah menyembur deras dari dadanya, hingga mengotori gerbang istana.     

Dengan teriakan marah, Zhang Ruochen menebaskan pedangnya. Lelaki itu menebas jubahnya sendiri. "Mulai sekarang, hubungan kita sudah berakhir. Kau bukan lagi istriku."     

Zhang Ruochen melemparkan Chaotic Universe Sword. Sorot matanya berubah menjadi murung, sedangkan Energi Chi di sekitarnya mulai melemah. Bukannya terus melangkah maju, Zhang Ruochen berpaling dan melangkah keluar dari kota. Lelaki itu pergi meninggalkan siluet depresi dan sangat kesepian, bersamaan dengan jejak darah panjang di belakangnya.     

Crash.     

Chaotic Universe Sword mendarat di hadapan Huang Yanchen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.