Kaisar Dewa

Gerbang Neraka



Gerbang Neraka

1Penggila Alkohol melihat apa yang dilakukan oleh Gu Songzi, hingga ia pun mengagumi rencana tersebut.      0

Kemudian, ia berjalan mendekati Kong Lanyou, sambil mengelus kepalanya sendiri bak sosok senior yang ingin menenangkan juniornya. Lantas, dia berkata, "Lanyou, sebenarnya aku adalah pamanmu."     

"Apa kau bilang?"     

Kong Lanyou menatap tajam Penggila Alkohol.     

"Aku ini... pamanmu..."     

Seketika itu juga, tangan Penggila Alkohol dicengkram oleh Kong Lanyou. Walaupun dia adalah sosok Saint King dengan fisik dan tulang yang kuat, tapi keduanya masih berhasil dihancurkan oleh wanita tersebut.     

Penggila Alkohol merasa sangat kesakitan, seakan meridian-meridiannya hendak meledak. Wajahnya berkedut-kedut, hingga membuatnya berteriak memilukan.     

Gu Songzi mengumpat di dalam hati dan menganggap Penggila Alkohol tidak berguna. Maka dari itu, dia berjalan mendekat dan berusaha untuk menghentikan Kong Lanyou. "Dia tidak berbohong. Dia benar-benar pamanmu."     

Kong Lanyou melirik Gu Songzi. Bang! Wanita itu menghancurkan lengan Penggila Alkohol dan menghempaskannya, hingga membuatnya tersungkur ke tanah.     

Setelah menyaksikan itu, Gu Songzi merasa ketakutan dan menganggap Elder Biksu Sacred Central Crypt memang sudah gila, hingga dia ingin segera pergi dari sana.     

Jadi, Gu Songzi pun membalikkan badan dan memutuskan untuk pergi.     

Namun, Kong Lanyou sudah lebih dulu menyerang kepalanya tepat setelah dia menoleh, sedangkan Chi dingin menyeruak dan mengenai kepala pria tua tersebut.     

Boom!     

Gu Songzi pun tersungkur ke lumpur.     

Kong Lanyou tidak membunuh mereka, karena sebenarnya dia juga tidak peduli dengan mereka. Wanita itu berjalan mendekati Zhang Ruochen, lantas menggenggam tangannya dan berkata, "Sepupu, ayo ikut aku ke Sacred Central Crypt. Selama aku bersamamu, maka tidak ada seorangpun yang bisa menyakitimu."     

Setelah menelan tiga pil saint, kondisi Zhang Ruochen mulai membaik, sementara luka-luka di dadanya hampir sembuh.     

"Tidak."     

Zhang Ruochen menggumamkan kata tersebut.     

Kong Lanyou tahu bila Zhang Ruochen akan menolaknya, hingga ia pun melepaskan tangan lelaki tersebut.     

Apalagi, semakin dipaksa, maka kondisinya akan semakin memburuk.     

Zhang Ruochen mengamati situasi di sekitarnya. Kemudian, dia berkata, "Sekarang ini, memangnya aku bisa pergi kemana lagi? Lagipula, aku juga tak ingin pergi kemana-mana. Aku hanya ingin berjalan-jalan."     

Setelah itu, Zhang Ruochen melangkah maju bagaikan robot.     

"Aku akan mengikutimu."     

Kong Lanyou paham betapa terlukanya hati Zhang Ruochen sekarang ini, dan hanya lelaki itu sendiri yang dapat mengobatinya. Akan tetapi, lelaki itu masih membutuhkan orang lain untuk menemaninya di kondisi yang paling buruk.     

Gu Songzi dan Penggila Alkohol bangkit berdiri dengan tubuh yang berselimut lumpur. Mereka terlihat seperti pengemis dengan rambut acak-acakan. Mereka menahan nafas masing-masing dan berusaha melarikan diri dengan susah payah.     

"Sepupuku sedang terluka parah, dan dia membutuhkan dua pelayan. Apa kalian bersedia melakukannya?" Kata Kong Lanyou dari balik punggung mereka.     

Gu Songzi dan Penggila Alkohol sama-sama menghentikan langkahnya dan saling menukar pandangan. Mereka pun sama-sama memasang ekspresi jijik. Salah satu dari mereka adalah sosok Saint King, sedangkan satu lainnya merupakan Biksu Pill, tapi kini mereka akan dijadikan sebagai budak?     

Mereka sama sekali tidak terima dihina-hina seperti ini.     

"Atau kalian akan mati," lanjut Kong Lanyou.     

Penggila Alkohol menghirup nafas dalam-dalam, sambil menekan amarahnya sendiri, sebelum akhirnya tertawa. "Aku dan Zhang Ruochen adalah teman dekat. Bagaimana mungkin aku menjadi pelayannya?"     

"Aku adalah orang yang menyambung meridian-meridian Zhang Ruochen. Kami berteman cukup dekat," kata Gu Songzi.     

"Berhenti bicara dan tunjukkan jalannya."     

Penggila Alkohol dan Gu Songzi pun sama-sama kehilangan harga diri dan bergerak maju, sambil membersihkan debu serta batu-batu pada pakaiannya.     

…     

Laut Utara berada tepat di luar Wilayah Utara.     

Laut Utara itu sangat dalam, dan dihuni oleh banyak binatang buas perairan. Beberapa dari mereka adalah sisa-sisa Taigu, dan hewan raksasa lainnya.     

Tempat itu sama berbahayanya seperti Wilayah Savage Barren.     

Akan tetapi, perairan di Laut Utara telah dipenuhi oleh darah merah, dan semua darah itu berasal dari kaisar-kaisar darah Immortal Vampir. Darah mereka mengandung kekuatan yang besar, dan setelah terkena air, lautannya langsung mendidih.     

Para binatang buas endemik merasa sangat ketakutan, dan mereka mulai menyelam hingga ke dasar laut.     

Sembilan dari 10 Kaisar Darah telah dibunuh. Satu-satunya yang tersisa adalah Kaisar Darah Qitian dan pemimpin Kuil Immortal – dimana mereka adalah sosok yang paling tangguh.     

Tingkat kultivasi mereka telah melampaui sembilan Kaisar Darah lainnya, karena mereka sudah berada di Alam Supreme Saint. Yang jelas, mereka memang layak menyandang gelar sebagai kaisar.     

Sebaliknya, para Kaisar Darah sisanya masih separuh jalan menuju Alam Supreme Saint, yakni semi Supreme Saint. Meski begitu, mereka masih sanggup melepaskan kekuatan Supreme Saint, namun hanya dalam periode yang singkat.     

Sedangkan untuk Kaisar Darah Qitian dan pemimpin Kuil Immortal, mereka berdua adalah para pertapa papan atas di kalangan Supreme Saint.     

Apalagi, hampir mustahil untuk bisa menjadi seorang Supreme Saint. Apabila sebuah ras memiliki sosok yang berhasil menembus Alam Supreme Saint, maka rasnya akan menjadi ras papan atas di Daratan Kunlun. Para Immortal Vampir adalah salah satu di antara lima ras papan atas di Daratan Kunlun, karena mereka punya dua Supreme Saint dan sembilan semi Supreme Saint.     

Yang pasti, ras manusia masih menduduki peringkat tertinggi di Daratan Kunlun.     

Namun, ras manusia punya begitu banyak musuh. Mereka bukan cuma berhadapan dengan Immortal Vampir, tapi juga bertarung melawan para binatang buas dari Wilayah Savage Barren, serta para binatang buas perairan di Laut Square Wilayah Pusat.     

Selama Permaisuri menghilang, para pertapa papan atas dari ras manusia mulai menampakkan diri. Beberapa dari mereka pergi ke Wilayah Savage Barren untuk meredam konflik dengan binatang buas. Beberapa yang lain pergi menuju ke Gunung Chaotic Millionverse untuk menekan pribumi-pribumi di berbagai Dunia Primitif, sedangkan beberapa sisanya pergi menuju ke Laut Square Wilayah Pusat untuk mengendalikan para kaisar beast.     

Itu adalah pencapaian yang luar biasa bagi ras manusia, karena mereka sanggup menyeimbangkan segala sesuatunya.     

Apa yang dikatakan oleh Qing Xiao, 'Istana kekaisaran sangat rumit,' berarti bahwa para pertapa papan atas itu telah pergi dari Kekaisaran Pusat Pertama demi mengendalikan kelompok-kelompok lain, sembari menunggu Permaisuri kembali.     

Setelah Permaisuri kembali, tidak ada satu ras pun yang berani mengusik ras manusia, hingga segala sesuatunya menjadi semakin jelas.     

Kalau Permaisuri masih tetap menghilang, maka Pusat Kota Kaisar akan ditaklukkan, hingga umat manusia akan dibinasakan oleh ras lainnya. Hal itu juga akan membuat segala sesuatunya menjadi jelas.     

Pulau Manji berada di kedalaman Laut Utara. Itu bukan pulau kecil, tapi sebuah pulau raksasa sepanjang lebih dari satu juta mil. Apabila dibandingkan dengan Daratan Kunlun, maka itu cuma pulau kecil.     

Kaisar Ming dan para pertapa manusia lainnya pernah menyegel para Immortal Vampir di pulau ini.     

Kaisar Darah Qitian dan pemimpin Kuil Immortal sama-sama merasa bahagia setelah tiba di Pulau Manji, hingga mereka segera bergegas menuju ke tengah pulau.     

Tiba-tiba, cahaya dewa tujuh warna muncul di atas kepala mereka. Sosok cantik melangkah keluar dari cahaya dewa, sambil menatap mereka di bawahnya dan berkata, "Mau kemana kalian? Gerbang Neraka?"     

Permaisuri Chi Yao berdiri di sana, sambil mengenakan jubah dewa putih, sedangkan garis-garis cahaya dewa menyeruak dari tubuhnya, hingga berhasil menekan mereka berdua.     

"Dia baru saja menjadi Dewa, dan kekuatannya masih belum stabil. Aku masih bisa menahannya untuk beberapa saat. Cepat pergi ke Gerbang Neraka dan tinggalkan Daratan Kunlun. Bila kau sudah masuk ke sana, kau akan selamat."     

Boom!     

Darah kaisar di dalam tubuh Kaisar Darah Qitian mulai terbakar, sedangkan Chi Darah-nya sontak berpijar dan bergemuruh, hingga melingkupi area seluas puluhan ribu mil persegi.     

Dengan membakar darah kaisarnya, maka ia bisa meningkatkan kekuatannya, hingga berhasil melepaskan diri dari tekanan dewa.     

Pemimpin Kuil Immortal tidak ingin menyia-nyiakan hal tersebut, hingga dia bergegas melarikan diri menuju ke tengah Pulau Manji.     

"Meski kau mempersembahkan darah kaisarmu untuk dewa-dewa Immortal Vampir, tapi kau tidak akan mampu sanggup bertahan dari satu serangan Dewa sejati."     

Permaisuri Chi Yao masih memasang ekspresi tenang. Dia menjentikkan jarinya, dan secercah cahaya dewa merobek Chi darahnya menjadi dua.     

Di waktu yang sama, tubuh Kaisar Darah Qitian juga terbelah menjadi dua. Dalam sekejap, dia meregang nyawa, karena tidak sanggup bertahan dari serangan Permaisuri Chi Yao, bahkan untuk satu detik.     

Sementara itu, Permaisuri Chi Yao menatap pemimpin Kuil Immortal. Dalam hitungan detik, sang pemimpin langsung berteriak memilukan, diikuti dengan suara ledakan tubuhnya.     

Setelah membunuh dua Supreme Saint berturut-turut, Permaisuri Chi Yao bergerak dan muncul di pusat Pulau Manji.     

Di pusat Pulau Manji, di sana terdapat lumpur berdarah.     

Ada celah-celah ruang yang memanjang hingga ribuan mil di dalam lumpur berdarah itu, dan terhubung dengan langit dan bumi. Kabut darah menyeruak dari balik celah-celah ruang tersebut.     

Pemandangan ini menakjubkan, bahkan masih terkesan luar biasa apabila diamati dari jauh.     

"Apa ini adalah Tanah Neraka, tempat Lord Pluto pernah memimpin para Immortal Vampir menuju Gerbang Neraka?"     

Permaisuri Chi Yao mendarat di tanah dan berjalan menyusuri celah ruang. Setiap langkahnya diselimuti oleh cahaya dewa tujuh warna, yang berguna untuk menepis Chi darah di sekitarnya.     

Wanita itu masih berada di jarak ribuan mil jauhnya dari Gerbang Neraka, tapi prinsip langit dan buminya sudah berubah, sedangkan kekuatan transparan mulai menyerangnya. Kekuatan dan/atau energi itu bahkan sanggup membuat seorang Dewa merasa tertekan.     

Boom!     

Gerbang Neraka bergetar, sementara Chi Darah yang menyeruak darinya menjadi semakin tebal. Pada akhirnya, Chi itu berubah cair dan menjadi cairan darah.     

Tangan merah darah raksasa meluncur dari balik Gerbang Neraka, dengan begitu banyak inskripsi di permukaan tangannya, dan langsung menampar Chi Yao.     

Kedua mata Chi Yao tampak berbinar. Setelah itu, tubuhnya diselimuti oleh cahaya dewa yang terang, sembari bergerak mundur dari gerbang tersebut.     

Akan tetapi, semakin cepat pergerakan Permaisuri Chi Yao, maka semakin besar pula tangan merah darah tersebut. Alhasil, wanita ini tidak bisa melarikan diri darinya. Pada akhirnya, tangan merah darah itu berhasil menghujam kepalanya, dan wanita itu merasa seakan baru saja ditimpa oleh dunia.     

Pusat Pulau Manji mulai mengalami keretakan, bahkan retakannya memanjang hingga ratusan ribu mil jauhnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.