Kaisar Dewa

Rebellious God Stele



Rebellious God Stele

0"Dunia Langit?" tanya Penggila Alkohol dengan raut penasaran. "Tempat apa itu?"      2

Gu Songzi menuding tugu yang sudah rusak, lantas berkata, "Menurut catatan di tugu ini, ada perubahan besar yang terjadi pada dunia di masa 100.000 tahun silam. Ada banyak dunia di semesta ini yang hampir berubah menjadi debu. Karena perubahan besar itulah akhirnya berbagai macam dunia mulai melahirkan dunia saintly masing-masing. Mereka semua melakukannya demi menanggulangi masalah. Dan nama dunia saintly itu adalah Dunia Langit."     

Penggila Alkohol termasuk para pertapa tingkat tinggi di dunia ini. Jadi, dia mengetahui banyak hal terkait rahasia-rahasia di Daratan Kunlun, tapi sekarang, wajahnya tampak kebingungan. "Dunia saintly, Dunia Langit. Kenapa itu terdengar aneh bagiku? Aku tidak pernah mendengar rahasia semacam ini sebelumnya. Bagaimana kalau itu cuma dibuat-buat?"     

"Apabila dinilai dari tingginya kultivasi sang pembuat tugu, mana mungkin dibuat-buat?"     

Gu Songzi memutar bola matanya pada Penggila Alkohol. Dia memasang ekspresi jijik, karena menganggap Penggila Alkohol kurang berwawasan.     

"Artinya, masih ada beberapa dunia yang lebih besar daripada Daratan Kunlun di semesta ini?" tanya Penggila Alkohol.     

"Bukan tidak mungkin," kata Gu Songzi. "Semesta adalah tempat yang luas dan tak terbatas. Dunia yang kita lihat sekarang bisa jadi hanyalah salah satu ujung lautan."     

"Seratus ribu tahun silam, badai besar terjadi di Daratan Kunlun. Semua dewa telah mati. Apa perubahan itu berkaitan dengan peristiwa ini?" Zhang Ruochen mengernyitkan dahinya. Setelah mengambil jeda sejenak, dia berkata, "Apa yang tertulis dalam tugu itu mengenai peristiwa di masa 100.000 tahun silam?"     

Gu Songzi menggelengkan kepalanya. "Apa yang tertulis di tugu itu tidak lengkap. Tidak ada rekam catatan apa-apa."     

"Lalu siapa yang membuat tugu ini?" tanya Zhang Ruochen.     

"Tidak perlu ditanyakan lagi" jawab Gu Songzi. "Yang pasti dia adalah sosok yang sangat kuat. Bahkan dengan Kekuatan Batin-ku, aku pun masih kesulitan untuk memecahkannya."     

"Tadi, kau sempat menyebutnya sebagai Rebellious God Stele. Apa maksudnya?" tanya Zhang Ruochen.     

"Hanya tertulis tiga kata di bagian atas tugunya. Aku juga tidak tahu apa maksudnya." Gu Songzi mengelus kumisnya. Dia juga sedang memikirkannya.     

"Apa mungkin tugu ini memang digunakan untuk melawan dewa?"     

Penggila Alkohol membelalakkan matanya. Dengan mata membara, dia merentangkan tangan dan menekan tugu tersebut. Lantas, ia mulai mengalirkan Chi Suci ke dalamnya.     

Sayangnya, tugu itu masih sedingin es. Tidak ada perubahan apa-apa.     

Selanjutnya, Penggila Alkohol menyayat jarinya dan meneteskan darah saintly pada permukaan tugu tersebut. Sialnya, tugu itu juga tidak bereaksi apa-apa.     

"Dasar tugu bodoh, ini hanyalah bongkahan batu tak berguna. Namanya saja yang terdengar keren, huh."     

Penggila Alkohol menendang tugu itu dan membuatnya melayang. Setelah itu, dia langsung meninjunya.     

Berdasarkan pada tingkat kultivasi Penggila Alkohol, maka tinjunya sudah mampu menghancurkan dunia. Akan tetapi, ia gagal menghancurkan tugu tersebut. Hal itu sangat aneh.     

"Bagaimana mungkin Rebellious God Stele terjatuh di Daratan Kunlun? Siapa yang menghancurkannya?"     

Zhang Ruochen meminta Zhang Shaochu agar pasukannya terus menggali sungai. Dia ingin menemukan pecahan tugu lainnya. Kalau dia bisa mendapatkannya, seharusnya dia bisa memahami makna "Rebellious God Stele."     

Luo Water membentang hingga ribuan mil. Kalau mereka ingin mencari potongan tugu lain, maka itu mirip seperti mencari jarum di lautan.     

Gu Songzi juga merasa penasaran dengan Rebellious God Stele. Dia menginvestigasinya dengan menggunakan Kekuatan Batin. Dia memeriksa sungai itu selama beberapa saat, tapi ia masih tidak menemukan apa-apa.     

Setelah mencari hingga ketiga kalinya dan tidak menemukan apa-apa, akhirnya Gu Songzi pun menyerah. Setelah kembali, dia melihat Zhang Ruochen sedang meminum wine di bawah pohon. Sambil mengernyitkan dahinya, dia berjalan mendekat. "Apa kau ingin menjadi seorang peminum seperti Penggila Alkohol?"     

"Memangnya ada yang buruk tentang itu?" tanya Zhang Ruochen.     

Secara natural, Gu Songzi paham mengenai peristiwa yang terjadi satu tahun silam. Selain itu, dia juga paham mengenai apa yang menimpa diri Zhang Ruochen, sehingga ia pun berkata, "Patung-patung Permaisuri Chi Yao masih bersinar di banyak kuil. Namun, Chi Suci yang ada di Pusat Kota Kaisar sudah melemah."     

"Apa yang ingin kau bicarakan?" Zhang Ruochen kembali menenggak winenya.     

"Permaisuri telah meninggalkan Pusat Kota Kaisar. Mungkin dia pergi meninggalkan Daratan Kunlun."     

"Lalu?"     

"Sekarang, pemimpin Kekaisaran Pusat Pertama adalah... mantan istrimu, Huang Yanchen. Bukankah itu mengejutkan?"     

Gu Songzi terus mengamati mimik Zhang Ruochen saat berbicara.     

Namun, ekspresi Zhang Ruochen sama sekali tidak berubah. Rasa-rasanya, dia seperti baru saja mendengar nama asing. "Tidak ada yang mengejutkan."     

"Wanita ini pernah menghianatimu demi mendapatkan kedudukan dan kekayaan. Dia juga bergabung dengan musuhmu. Apa kau tidak ingin membunuhnya?" Gu Songzi memasang ekspresi jahat, sambil memperagakan gesture "mengiris leher".     

Dia ingin menstimulasi Zhang Ruochen dengan hal tersebut, agar lelaki itu kembali mendapatkan motivasi dan gairah hidup, bukannya cuma menunggu ajal seperti ini.     

"Pasti," kata Zhang Ruochen dengan tampang datar. "Tapi dia sudah mati sejak satu tahun silam di luar Istana Ziwei."     

"Tapi kenapa kau tidak membunuhnya?" tanya Gu Songzi.     

"Memutus koneksi dengannya berarti kita sudah tidak punya hubungan apa-apa lagi. Sekarang ini, kami berdua hanyalah orang asing. Kenapa aku harus membunuh orang yang tidak ada hubungannya denganku?" Zhang Ruochen malah balik bertanya.     

"Benar. Apalagi, kau juga pernah jatuh cinta kepadanya. Maka dari itu, membunuhnya hanya akan membuatmu terlihat sadis. Setelah memutus koneksi, maka kau tidak perlu lagi merasa sedih."     

Gu Songzi mengangguk. Lantas, dia memicingkan matanya dan bertanya penasaran, "Bagaimana kalau aku yang mengambil resiko itu dan pergi ke Pusat Kota Kaisar untuk membunuhnya?"     

"Kalau kau memang sudah bosan, lakukan saja."     

Zhang Ruochen mengangkat labu wine dan bangkit berdiri. Dia menatap matahari terbenam, dan sorot matanya sedikit dalam.     

"Lupakan. Istana kekaisaran dihuni oleh para kultivator tangguh. Kecuali Elder Biksu yang datang ke sana secara langsung, jika bukan, kurasa itu tidak akan berhasil. Tidak ada satupun yang bisa selamat dari sana, tidak peduli sekuat apapun mereka. Tapi ini aneh. Elder Biksu memintaku untuk menunggunya sejak satu tahun silam, tapi dia tidak pernah kembali. Apa mungkin dia bertemu dengan bahaya? Atau mungkin Permaisuri telah membunuhnya?" Gu Songzi kembali memprovokasi Zhang Ruochen.     

Sekarang ini, sorot mata Zhang Ruochen terlihat tajam.     

Gu Songzi menyadari bahwa masalah Zhang Ruochen sebenarnya bukan terletak pada Huang Yanchen, tapi di sosok Permaisuri itu sendiri. Oleh karena itu, ia kembali melanjutkan dan memberikan analogi, "Elder Biksu adalah ancaman besar bagi Permaisuri. Setelah Permaisuri menjadi dewa, dia lantas membunuh 10 Kaisar Darah berturut-turut, dan membasuh Wilayah Savage Barren serta keempat lautan lain dengan darah. Jika demikian, bukankah Permaisuri juga akan membunuh Elder Biksu?"     

"Cukup!" teriak Zhang Ruochen dingin. "Bila Lanyou sampai mati, maka aku sendiri yang akan menghancurkan klan Chi Yao."     

"Bila kau ingin menghancurkan klan milik dewa, bukankah kau harus mampu menandingi dewa?" kata Gu Songzi. "Bila kau terus mabuk seperti ini, maka hidupmu akan menjadi semakin tidak berguna. Bahkan aku masih sanggup menghajarmu sampai babak belur, apalagi seorang dewa."     

"Benarkah?"     

Sorot mata Zhang Ruochen sontak berubah menjadi merah gelap. Auranya mulai menguat, sedangkan Chi dingin terbentuk di tubuhnya. Lelaki itu melesat dan menerjang Gu Songzi.     

Dia adalah manusia, tapi saat melesat, dia tampak seperti pedang yang menghunus dada Gu Songzi.     

Gu Songzi pun merasa terkejut. Dia lantas mengaktifkan Kekuatan Batin dan menciptakan bayangan pukulan sepanjang dua meter. Dia mendorong ke depan dan berusaha menangkis serangan Zhang Ruochen.     

Akan tetapi, pedang Zhang Ruochen punya kekuatan yang besar.     

Boom.     

Pedang itu berhasil menembus bayangan formasinya, dan mengenai dada Gu Songzi.     

Jimat pertahanan Gu Songzi meledak. Jimatnya digunakan untuk menangkal pedang Zhang Ruochen, bahkan sampai membuatnya terhempas ke belakang akibat benturan tersebut.     

Dia mendarat di tanah. Sambil memegangi dadanya, dia menatap Zhang Ruochen – yang telah kembali menjadi manusia. "Kehendak pedang menjadi pedang," katanya sambil merasa terkejut. "Kau sudah menjadi Biksu Pedang?"     

"Kenapa kalian tiba-tiba berkelahi?"     

Sambil membawa Rebellious God Stele, Penggila Alkohol bergegas mendekat. Dia muncul di tengah Zhang Ruochen dan Gu Songzi, sambil berusaha melerai mereka.     

Sebenarnya, Penggila Alkohol merasa sangat terkejut setelah melihat Zhang Ruochen berhasil menghempaskan Gu Songzi.     

Walaupun Gu Songzi tidak pandai berkelahi, tapi dia sangat ahli dalam membuat formasi taktis. Mestinya, formasi taktis biasa ciptaannya masih sanggup menahan serangan para Biksu.     

"Bukankah itu baik bila kita bertarung?" Gu Songzi balik bertanya. Namun, tiba-tiba, sorot matanya berubah menjadi tajam, dan ia mendengus. "Pintar sekali dia memata-matai kita. Walau dia berada beberapa ratus kaki dari sini, tapi aku baru saja menyadarinya."     

Di waktu yang sama, Zhang Ruochen dan Penggila Alkohol juga merasakan sesuatu. Lantas, mereka berdua menatap tanah.     

Cahaya merah di mata Zhang Ruochen berangsur sirna. Sambil menghentakkan kakinya di tanah, dia melepaskan Chi Xuanhuang-nya. Energi itu mirip seperti gelombang.     

Kaboom.     

Terdengar teriakan dari dalam tanah. Kemudian, pria pendek, kurus, dan jelek terbang keluar dari dalam tanah. Dia mendarat dengan susah payah.     

"Lord Chen, Lord Chen, ini saya, Demonic Rat. Saya adalah Kapten Rat dari Sekte Setan Penyembah Bulan. Saya di pihak Anda..."     

Pria kurus dan pendek itu membungkuk hormat kepada Zhang Ruochen. Kemudian, dia tersenyum ramah. "Selamat Lord Chen, Anda telah menjadi Biksu Pedang. Seharusnya ini dirayakan."     

Serangan Zhang Ruochen sebelumnya telah membuat Kapten Rat merasa sangat tertekan. Tidak diragukan lagi, pria itu sudah menjadi Biksu Pedang. Maka dari itu, dia tidak bisa lagi bersikap sembrono seperti sebelum-sebelumnya, karena pria itu sudah menjadi Biksu Pedang.     

Zhang Ruochen mengangkat labu wine. Dia duduk di tanah dan kembali minum. "Kenapa kau bisa menemukan tempat ini."     

"Blackie bilang kalau Anda berada di sini," kata Kapten Rat.     

Beberapa gambaran muncul di benak Zhang Ruochen. "Blackie? Bagaimana mungkin dia tahu aku di sini?"     

"Kata Blackie beliau berada di manapun, beliau paham mengenai apapun, beliau sanggup membunuh apapun dan melakukan apapun. Beliau bisa mendapatkan banyak informasi di dunia ini dalam kurun waktu singkat.     

Saat Kapten Rat bicara, matanya tampak berbinar, bahkan terlihat penuh damba dan kepatuhan.     

Zhang Ruochen bisa menilai bahwa Kapten Rat pasti sudah dicuci otaknya oleh Blackie. "Di mana dia?" tanyanya.     

"Bukankah saya sudah mengatakannya?" kata Kapten Rat.     

Di kejauhan, Penggila Alkohol dan Gu Songzi merasa tersentak. Kapan dia bilang?     

"Dia berada di mana-mana?" tanya Zhang Ruochen.     

"Benar," kata Kapten Rat dengan muka serius.     

Mendengar itu, maka Penggila Alkohol dan Gu Songzi benar-benar lemas. Mungkin mereka pernah mendengar beberapa jenis omong kosong sebelumnya, tapi mereka tidak pernah mendengar drama semacam ini.     

Sialnya, bahkan sisa-sisa Taigu yang sudah berada di Alam Biksu juga percaya dengan omong kosong tersebut. Penggila Alkohol dan Gu Songzi pun akhirnya punya kesimpulan yang sama, bahwa dari tahun ke tahun, kualitas murid di Sekte Setan ternyata selalu menurun.     

"Kenapa dia memintamu datang kemari?" tanya Zhang Ruochen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.