Kaisar Dewa

Badai yang Lebih Besar



Badai yang Lebih Besar

3Great Demon Ten Square masih menduduki peringkat pertama di Pertempuran Merit Supreme Saint.     3

Mereka begitu tangguh, karena mereka punya lebih banyak Supreme Saint di Daratan Guanghan, sehingga posisi mereka sangat kukuh.     

Kali ini, Daratan Guanghan telah kehilangan empat Supreme Saint. Selain itu, lebih dari 10 Supreme Saint sedang terluka parah dan memulihkan diri.     

Oleh karena itulah, mereka hanya berhasil mengumpulkan sedikit merit, bahkan jauh lebih sedikit dibandingkan hasil yang diperoleh Daratan Kunlun.     

Hal ini membuat mereka frustasi.     

"Jumlah Supreme Saint kita dua kali lipat banyak dibandingkan Daratan Kunlun, tapi mereka masih sanggup membunuh enam Supreme Saint dari Ras Tulang."     

"Tadinya kupikir kita sanggup mengalahkan Daratan Kunlun. Tapi sekarang, posisi kita malah agak terancam."     

"Kita juga berhasil membunuh enam Supreme Saint dari Ras Tulang, seharusnya pencapaian kita tidak terpaut jauh. Selama kita berhasil mendapatkan lebih banyak merit di Pertempuran Merit Saint King dan Biksu, maka kita bisa mendapatkan ranking yang lebih tinggi."     

…     

Puluhan Supreme Saint, yang dipimpin oleh Supreme Saint Jiuling, Kaisar Jimie dan Wu Zu sedang berkumpul di Gunung Dewi Bulan.     

Mereka terlihat kesal, karena mereka kurang puas dengan hasil Pertempuran Merit Supreme Saint. Mereka juga merasa kalau Daratan Guanghan akan berada di peringkat terakhir.     

Kalau hal itu sampai terjadi, maka seluruh Daratan Guanghan akan hancur.     

Mereka sedang mengamati refleksi medan pertempuran di langit dan terfokus pada Pertempuran Merit Saint King dan Biksu, karena mereka tidak ingin kesalahan yang sama terulang kembali.     

Pertempuran Merit Saint King berjalan normal, namun ada sesuatu yang ganjil dalam Pertempuran Merit Biksu.     

Sebab, semua partisipan – yang semula berada di empat pecahan dunia – kini sedang bergerak ke dunia bagian selatan Daratan Zuling.     

"Apa yang terjadi?"     

Semua Supreme Saint itu baru saja kembali ke Dunia Langit, sehingga mereka tidak tahu kondisi terkini di Daratan Zuling.     

Wu Zu melepaskan secercah pikiran Supreme Saint dan bertanya pada salah satu Biksu.     

Setelah merasakan secercah pikiran Supreme Saint, Wu Mingyi langsung merasa ketakutan, bahkan sampai membuatnya berlutut ke tanah, lalu menceritakan apa yang terjadi selama satu bulan belakangan dengan suara gemetar.     

"Priest Daratan Guanghan, Zhang Ruochen, pernah menjadi tunangan Dewa di Daratan Kunlun. Selain itu, dia juga dikenal sebagai sang Keturunan Ruang dan Waktu."     

"Dinding Catatan Merit di sisi utara, timur, dan barat telah dihancurkan."     

"Sarang Phoenix telah ditemukan."     

"Zhang Ruochen dan Putri Luosha sedang bekerja sama untuk menghancurkan para Biksu Daratan Blade Hell. Bahkan mereka hampir berhasil membunuh Ahli Waris-nya."     

…     

Walau para Supreme Saint telah melihat banyak hal, hingga membuat mental mereka sangat stabil, tapi setelah mendengar berita itu, mereka masih merasa terkejut.     

Walau sang Ahli Waris – Wu Hao – juga punya banyak pencapaian besar, tapi dia tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan latar belakang Zhang Ruochen.     

Latar belakangnya sebagai tunangan dewa telah membuat jantung Supreme Saint Jiuling dan Kaisar Jimie berdegup kencang.     

Supreme Saint Jiuling berkata, "Walau dia adalah tunangan Dewa dari Daratan Kunlun, tapi dia sedang bertarung untuk Daratan Guanghan. Masalahnya, kenapa dia malah bekerja sama dengan Putri Luosha?"     

Putri Luosha – Luo Sha – adalah sosok yang lumayan terkenal di semesta. Walau dia masih muda, tapi dia telah sanggup menghancurkan sebuah dunia besar. Oleh karena itu, Supreme Saint Jiuling pernah mendengar namanya sebelumnya.     

Kaisar Jimie menatap Sarang Phoenix melalui refleksi medan pertempuran, lantas menemukan Zhang Ruochen, Su Qingling, dan Bu Ji sedang berjalan bersama Putri Luosha. Kemudian, dia berkata, "Mungkin mereka belum tahu mengenai identitas wanita tersebut."     

Wu Zu setuju dengan perkataannya. "Luo Sha adalah putri tertua Dewa Ras Luosha. Dia punya status dan talenta yang tinggi, selain cerdas dan licik. Bahkan para senior Daratan Zuling, yang sudah hidup selama ribuan tahun, masih gagal mengalahkannya."     

Supreme Saint Jiuling khawatir dengan keselamatan Su Qingling. Dia bertanya, "Apa ada cara untuk membongkar identitas Luo Sha."     

Kaisar Jimie menggelengkan kepala dan berkata, "Pertempuran Merit harus berjalan dengan adil. Tidak ada seorang pun yang boleh ikut campur ke dalamnya sebelum perhelatan itu berakhir. Kalau tidak, maka kita akan diberi sanksi."     

Hasil pertempuran merit berkaitan langsung dengan eksistensi dunia besar. Bahkan para Dewa tidak boleh ikut campur ke dalamnya, apalagi mereka.     

Supreme Saint Jiuling mengernyitkan dahinya. Dia berkata, "Luo Sha dapat dengan mudah membunuh mereka. Kenapa dia malah mendekati mereka dan bukan membunuhnya? Apa dia ingin memanfaatkan Zhang Ruochen untuk membuka perbatasan Sarang Phoenix?"     

"Aneh memang. Bahkan kita tidak tahu apa yang sedang direncanakan oleh Putri Luosha."     

Meski begitu, Kaisar Jimie sangat percaya diri dengan kemampuan Zhang Ruochen. Dia berkata, "Kalian semua baru saja melupakan sesuatu. Walau Putri Luosha punya tingkat kultivasi yang tinggi, tapi Zhang Ruochen juga bukan seorang pertapa biasa. Dia adalah tunangan Dewa dan sang Keturunan Ruang dan Waktu. Kurasa dia adalah pria yang luar biasa."     

"Putri Luosha pernah menaklukkan sebuah dunia besar, dan itu telah membuktikan kecerdasan dan keberaniannya. Di sisi lain, selama ini Zhang Ruochen selalu bertempur melawan Dewa ketika dia masih berada di Daratan Kunlun. Mungkin dia berada di level yang sama dengan wanita tersebut.     

"Aku semakin tertarik dengan akhir cerita antara Zhang Ruochen dan Putri Luosha. Seharusnya ini akan menjadi cerita yang sangat menarik. Kalau Zhang Ruochen berhasil mengungguli Putri Luosha, maka kita akan terkenal di Dunia Langit."     

Semua Supreme Saint dari Tujuh Dunia Shatuo telah kembali ke Dunia Langit. Mereka juga baru saja mendengar situasi terkini di Daratan Zuling.     

Beberapa Supreme Saint dari Daratan Blade Hell merasa geram. Mereka mengklaim akan membunuh Zhang Ruochen, apabila pria itu berhasil selamat dan kembali pulang ke Dunia Langit.     

Sedangkan para Supreme Saint dari Daratan Kunlun, beberapa dari mereka merasa khawatir setelah melihat Zhang Ruochen dan Putri Luosha menggalang kekuatan.     

Sedangkan di semesta nun jauh, terdapat wilayah astral milik Ras Luosha. Beberapa senior Luosha sedang memperhatikan gerak-gerik Putri Luosha.     

Itu adalah planet berbatu – yang 10 ribu kali lipat lebih besar – dibandingkan planet biasanya. Ada triliunan pertapa Luosha di planet tersebut.     

Planet itu adalah salah satu planet tertua Ras Luosha, Planet Qianji.     

Suatu ketika, Planet Qianji pernah menjadi tempat yang sangat menakjubkan dan diselimuti oleh petir. Tinggi istananya lebih dari seribu kaki, dan melayang di atas lautan.     

Marquis Luosha – yang hampir menjadi Saint King – merentangkan sayapnya dan terbang ke istana saint. Dia berlutut satu kaki dan berkata, "Lord, saya telah menemukan identitas pria itu."     

Lord Lingquan duduk di singgasana istana, sambil mengenakan armor saintly hitam, dan tampil gagah.     

Walau sebagian besar pria Luosha buruk rupa, tapi Lord Lingquan sangat tampan.     

Lord Lingquan sedang mengamati refleksi medan pertempuran dan melihat Zhang Ruochen bersama Putri Luosha. Lantas, dia bertanya, "Dari mana asalnya?"     

Marquis itu mengeluarkan rune permata dan menyerahkannya pada Lord Lingquan.     

Setelah membaca informasi yang tertera pada rune permatanya, dia berkata, "Sang Keturunan Ruang dan Waktu. Keturunan Ruang dan Waktu. Lingju, panggil 10 Marquis Pertama dan tunggu perintahku."     

Setelah Marquis Lingju keluar dari sana, terdengar suara tawa dari dalam istana saint, "Lingquan, Yang Mulia hanya ingin memanfaatkan manusia itu untuk membuka Sarang Phoenix, tapi kenapa kau berlebihan seperti itu?"     

Lord Lingquan menatap pintu dan melihat sosok berotot, "Yang Qi, kenapa kau datang kemari?"     

Yang Qi sedang membawa tombak panjang, sambil melayang di langit istana – dengan pancaran aura saintly yang kuat. Dia berkata, "Aku khawatir bila kau akan pergi ke Daratan Zuling. Maka dari itu, aku berada di sini untuk memastikan kalau kau tidak melanggar aturan."     

"Yang Mulia baru saja mengirim tiga juta pasukan dari Planet Juta ke Daratan Zuling, dan itu telah menarik perhatian Dunia Langit. Kalau kau sampai kita kembali mengirimkan beberapa pertapa tangguh lagi, maka Dunia Langit akan ikut campur."     

"Daratan Zuling sudah nyaris hancur. Hampir semua harta karunnya telah diambil. Kita tidak perlu lagi berperang lagi demi dunia yang seperti ini."     

Lord Lingquan berkata, "Jangan kira aku tidak tahu apa yang kau pikirkan. Kalau aku tidak pergi ke Daratan Zuling, maka kau sendiri yang akan pergi diam-diam. Bukankah kau juga tidak senang kalau Yang Mulia berdekatan dengan pria manusia?"     

Yang Qi tersenyum dan berkata, "Yang Mulia selalu punya alasan tertentu atas setiap tindakannya. Tapi manusia itu memang tidak perlu membantunya membuka Sarang Phoenix. Karena aku juga bisa membantunya."     

"Kalau kau ingin membantu Yang Mulia, sebaiknya kau tetap berada di Planet Qianji."     

Lord Lingquan mendengar pesan dari Lingju – yang baru saja selesai mengumpulkan 10 Marquis Pertama.     

Lord Lingquan tidak ingin membuang-buang waktu. Dia merentangkan sayap hitamnya dan terbang keluar dari Istana Saint Xuanlei, sambil mengarah ke lubang cacing dan menyusul 10 Marquis Pertama tersebut.     

Yang Qi mengamati Lord Lingquan dan bergumam, "Sesuai dugaan, Lingquan pasti akan pergi ke Daratan Zuling."     

Marquis lainnya keluar dari ruang hampa dan berkata, "Apa kita juga akan pergi ke Daratan Zuling, Lord?"     

"Kenapa tidak? Aku tidak akan membiarkan Lingquan memanen semua hasilnya," kata Yang Qi.     

Setelah itu, Marquis Pertama dari Keluarga Yang melangkah keluar dan berdiri di belakang Yang Qi. Mereka juga bergerak ke arah lubang cacing.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.