Kaisar Dewa

Mengumpulkan Mayat



Mengumpulkan Mayat

0Supreme Saint Jiuling tersenyum. "Zhang Ruochen sangat menarik. Dia sama sekali tidak peduli dengan aturannya."     3

Leluhur Wu berkata. "Hanya dalam satu pertempuran besar, tapi Zhang Ruochen mampu mengumpulkan banyak Darah Luosha. Sebaliknya, Daratan Kunlun, Daratan Blade Hell, dan Daratan Purple Mansion malah menderita kerugian besar.     

"Selama dia bisa mendapatkan Dinding Catatan Merit dan menukarkan darah mereka dengan nilai merit, maka Daratan Guanghan akan mendapatkan keuntungan yang besar. Walau kita mungkin tidak bisa berada di peringkat tiga, tapi setidaknya kita bisa menduduki peringkat keempat."     

Supreme Saint Jiuling mengangguk. "Sekarang ini, satu-satunya yang masih menjadi kekhawatiranku adalah Putri Luosha. Terlalu banyak ketidakpastian dari sosok tersebut!"     

Di satu sisi, Kaisar Jimie menggelengkan kepalanya. Sambil terkekeh, dia berkata, "Putri Luosha memang masalah tersendiri bagi Zhang Ruochen, tapi wanita itu juga menjadi kartu andalannya. Selama dia terus memanfaatkan kartu andalan ini, maka dia bisa melewati banyak ancaman di Daratan Zuling. Mungkin kita bukan hanya akan menduduki peringkat ketiga, tapi dia bisa membawa kita ke peringkat pertama."     

Mendengar itu, maka semua Supreme Saint mulai deg-degan.     

Mungkinkah mereka menduduki peringkat pertama di Pertempuran Merit Biksu?     

Seandainya Zhang Ruochen membawa Daratan Guanghan ke peringkat pertama, maka dunia mereka tidak akan menjadi medan pertempuran baru. Jadi, walau mereka kalah dalam Pertempuran Merit Supreme Saint dan Saint King, tapi mereka masih akan selamat.     

Tentu saja, Daratan Great Demon Ten Square, Daratan Eight Ministry, dan Daratan Purple Mansion sama-sama kuat. Selain itu, mereka punya lebih banyak Biksu dibandingkan Daratan Guanghan.     

Apabila Daratan Guanghan ingin menduduki peringkat pertama di Medan Pertempuran Biksu, tampaknya itu agak mustahil.     

Sebelum-sebelumnya, mereka sama sekali tidak punya kesempatan. Tapi sekarang, setidaknya mereka punya kesempatan perak.     

"Pantas saja Dewi Bulan sampai rela bertempur demi membawanya pulang ke Daratan Guanghan. Ternyata pria itu memang luar biasa. Semoga dia dapat terus berkembang sampai akhir. Dia harus menjadi semakin kuat. Seandainya dia berhasil membunuh Putri Luosha, maka namanya akan terkenal di seluruh dunia."     

Supreme Saint Manjian merasa gugup. Matanya sedang berfokus ke wilayah Sarang Phoenix.     

Semua Supreme Saint dari Daratan Kunlun terdiam.     

Apabila sosok Zhang Ruochen yang mewakili mereka, maka mereka akan mendapatkan banyak keuntungan di medan pertempuran itu. Mereka tidak perlu bersusah payah dan berada di ambang kehancuran seperti sekarang ini.     

Sayangnya, sosok yang paling kuat di Daratan Kunlun adalah Permaisuri Chi Yao. Bahkan Supreme Saint seperti mereka tidak bisa berbuat banyak.     

Pertempuran di antara tiga dunia melawan pasukan Luosha berlangsung cukup intens. Dalam setiap satu tarikan nafas, seorang Biksu akan terbunuh di medan pertempuran.     

Zhang Ruochen tidak terlibat ke dalam pertempuran itu. Dia hanya sedang mengumpulkan mayat-mayat mereka dari sisi samping.     

Su Qingling juga membantunya. Wanita itu terus mengambil harta karun yang berasal dari mayat-mayat tersebut, hingga membuatnya menjadi sangat sibuk. Dia tidak pernah menyangka kalau bisa mendapatkan banyak merit dengan begitu mudah, padahal sedang berada di medan pertempuran yang sangat berbahaya.     

Wanita itu bisa mendapatkan merit dengan begitu mudah.     

Apa ini hanyalah Pertempuran Merit Biksu setting-an?     

Di tengah medan pertempuran, Martial Saint Canglan membelalakkan mata dan berteriak, "Zhang Ruochen, dasar kau tidak tahu malu!"     

"Apa maksudmu?" tanya Zhang Ruochen.     

"Walau kau telah bergabung dengan Daratan Guanghan, tapi kau masih bagian dari Dunia Langit," kata Martial Saint Canglan. "Jika sedang berhadapan dengan Luosha, bukankah kau harus bekerja sama dengan kami dan membunuh mereka semua?"     

Zhang Ruochen mengangkat bahunya. "Toh mereka tidak menyerangku. Memang apa yang bisa kulakukan?"     

Martial Saint Canglan langsung melongo. Apa semua Luosha itu sudah buta? Apa mereka tidak bisa melihat si bangsat Zhang Ruochen? Atau, apa para Luosha itu memang menganggap kalau para pertapa dari ketiga dunia adalah ancaman paling serius bagi mereka, sehingga mereka harus menghabisi ketiga dunianya terlebih dahulu, baru setelah itu mereka akan menangani Zhang Ruochen?     

"Walaupun para Luosha itu tidak menyerangmu, seharusnya kau tidak bersembunyi di sana, sembari mengumpulkan harta karun dan merit kami," kata Martial Saint Canglan. "Kami yang membunuh para Marquis Luosha. Merit-merit itu milik kami."     

Yang jelas, Zhang Ruochen sama sekali tidak setuju dengan perkataannya. "Salahmu sendiri tidak mengambilnya. Apa aku harus mengembalikan harta karun dan merit-merit yang tergeletak di tanah? Kalau kau mau, kumpulkan sendiri. Aku tidak akan merampokmu. Apalagi, kita pernah dekat sebelumnya."     

"Kau..."     

Sekarang ini, Martial Saint Canglan benar-benar merasa geram. Dia semakin menyesal karena pernah membungkuk dan meminta ampunan demi membela Zhang Ruochen. Kini, dia merasa kalau si penghianat ini memang layak untuk dihancurkan.     

Tiba-tiba, dia memicingkan matanya. Ternyata, Zhang Ruochen sedang menarik Clear Sky Bow dan menembakkan anak panah ke arahnya.     

Poof.     

Sosok Marquis Ketiga - yang ada di belakangnya - terkena Shining Sun Arrow. Darah menyembur dan membuat pakaian Martial Saint Canglan menjadi merah.     

Ketika dia sedang marah, salah satu Marquis Ketiga sempat mengendap-endap dari arah belakang sambil menyabetkan pedang. Dia hampir berhasil memenggal kepala wanita tersebut.     

Untungnya, Zhang Ruochen telah membunuhnya lebih dulu dengan anak panah. Kalau tidak, maka konsekuensinya akan sulit dibayangkan.     

Setelah menarik kembali Shining Sun Arrow, Zhang Ruochen berkata, "Kau tidak perlu berterima kasih kepadaku. Anggap saja itu sebagai hadiah."     

Martial Saint Canglan menatap Zhang Ruochen dengan perasaan kompleks. Dia tidak tahu harus benci atau mengucap terima kasih pada pria ini.     

Zhang Ruochen menggunakan Distorsi Ruang untuk mengambil mayat Marquis Ketiga tersebut. Kemudian, dia kembali masuk ke dalam Labirin Ruang dan melemparkannya ke arah Su Qingling.     

Pertempuran di antara Putri Luosha dan Master Pedang Dongliu telah berakhir.     

Master Pedang Dongliu sedang terluka parah. Terdapat lubang berdarah yang cukup besar di bagian dadanya.     

Akan tetapi, dia masih sempat menggunakan taktik menyelamatkan diri dan terbang ke arah kamp Daratan Purple Mansion agar tidak mati.     

Kemudian, dia menelan pil penyembuhan Dewa dan mengerahkan segenap upayanya untuk memurnikan pil tersebut. Cahaya saintly mulai memancar dari luka-lukanya, dan perlahan-lahan membuatnya semakin membaik.     

"Apa dia benar-benar Selir Demonic Spiritual Flame? Kenapa dia begitu tangguh?"     

Master Pedang Dongliu tidak pernah bertemu dengan sosok setangguh Putri Luosha di tingkatan alam yang sama. Wanita itu seperti gunung kokoh yang berdiri di hadapannya. Dia tidak bisa apa-apa di hadapan wanita tersebut.     

Fang Yi pernah bertempur melawan Putri Luosha, hingga paham dengan betapa kuatnya wanita itu. "Untuk sekarang, sebaiknya kita tidak perlu melawan Selir Demonic Spiritual Flame. KIta hanya perlu menghadapi kamp Luosha terlebih dahulu. Kalau memang masih ada kesempatan, kita berdua akan bekerja sama untuk mengalahkannya."     

Master Pedang Dongliu mengangguk dan menuding kamp Luosha. "36 Nine Nine to One Formation itu saling terhubung satu sama lain. Mereka seperti satu kesatuan. Bahkan Saint King di tahapan pertama tidak akan bisa menembusnya. Kalau kita tidak bisa menembusnya, maka kita akan selalu berada di posisi yang sulit. Bagaimana kalau kita menggunakan senjata dewa?"     

Fang Yi menggelengkan kepalanya. "Jangan gunakan senjata dewa terlalu dini. Sebenarnya, kita masih bisa membentuk formasi serangan, dengan mengalirkan kekuatan pasukan kita ke arahku. Dengan begitu, maka aku bisa mengaktifkan kekuatan White Micro Star. Lantas, mungkin kita dapat menghancurkan 36 Nine Nine to One Formation."     

Beberapa saat kemudian, ada lebih dari 100 Biksu dari Daratan Blade Hell dan Purple Mansion yang sedang berkumpul di sekitar Fang Yi. Mereka berdiri di lokasi yang berbeda-beda, dan mulai membentuk formasi.     

Ketika mereka melepaskan kekuatan saintly, inskripsi-inskripsi formasi mulai bermunculan di bawah kaki mereka.     

Whoosh!     

Kekuatan 100 Biksu itu diarahkan kepada Fang Yi dan merasuk ke dalam tubuhnya.     

Selanjutnya, White Micro Star di dahi Fang Yi memancarkan sinar brilian. Sebuah bayangan bintang muncul di atas kepalanya.     

Kehendak biksu yang kuat sampai mengguncang ruang di sekitarnya.     

Di arah lain, Chu Siyuan, Lady Saint, Dewi Siming, dan sekelompok pertapa Kekuatan Batin – yang baru saja tiba di sana – juga melepaskan Kekuatan Batin masing-masing dan mengaktifkan Buku Saint Ruzu.     

Selanjutnya, proyeksi Buku Saint Ruzu dan White Micro Star sama-sama menyerang 36 Nine Nine to One Formation.     

Kaboom.     

36 Nine Nine to One Formation telah hancur. Ratusan Marquis Luosha terbunuh, lantas meledak dan berubah menjadi kabut darah.     

Selain itu, sekelompok Marquis Luosha juga terluka.     

Setelah melancarkan serangan tersebut, Chu Siyuan, Lady Saint, Dewi Siming dan yang lainnya telah kehabisan Chi Suci. Mereka duduk di tanah dan mulai memulihkan diri.     

Fang Yi dan 100 Biksu juga telah mengerahkan banyak energi. Dengan wajah seputih kertas, mereka duduk di tanah dan mencoba mengembalikan energi.     

Akan tetapi, Biksu lainnya dari ketiga dunia merasa gembira. Mereka melesat ke arah kamp Luosha dengan hati yang bersemangat.     

Pasukan Luosha tidak berani berhadapan dengan mereka secara langsung. Sebaliknya, mereka mundur ke sisi selatan gunung.     

Di waktu yang sama, banyak pedang saint yang terbang dari arah selatan. Pedang-pedang itu menyerang para Biksu dari ketiga dunia, sembari melindungi pasukan Luosha yang sedang bergerak mundur.     

Melihat itu, rasa curiga kembali muncul di mata Zhang Ruochen. "Siapa yang memberikan perintah kepada pasukan mereka?" gumamnya pada diri sendiri.     

Putri Luosha berdiri di samping Zhang Ruochen. Kedua matanya terlihat serius. "Seharusnya ada sosok yang sangat cerdas di antara pasukan Luosha. Kalau bukan karena dia, pasukan Luosha pasti telah menderita kerugian besar dalam pertempuran kali ini. Sekarang ini, tampaknya ketiga dunia yang malah menderita kerugian besar."     

"Apa sosok itu adalah Putri Luosha yang legendaris?" tanya Su Qingling.     

"Putri Luosha?" tanya Zhang Ruochen.     

"Kabarnya Putri Luosha adalah putri pertama Dewa Luosha," Su Qingling menjelaskan. "Dia bukan cuma sosok yang sangat bertalenta, tapi juga sangat bijak. Dia masih berada di Alam Biksu, tapi dia telah menjadi jendral pasukan di Daratan Zuling. Di medan pertempuran ini, para figur senior dari Dunia Langit akan kewalahan saat menghadapinya. Dalam 30 tahun terakhir, dia hampir berhasil menghancurkan seluruh Daratan Zuling."     

"Kata kakekku, ini adalah pertama kalinya Putri Luosha memimpin pasukan di sebuah dunia besar. Akan tetapi, pencapaiannya sudah begitu mengerikan. Di kemudian hari, dia akan berkembang menjadi semakin kuat. Bila hal itu terjadi, mungkin tidak ada seorangpun di Dunia Langit yang mampu menandinginya. Maka dari itu, sekarang ini Dunia Langit sedang mengerahkan segenap upaya untuk membunuhnya, setidaknya sebelum dia sempat berkembang sempurna."     

"Ternyata Daratan Zuling masih menyimpan sosok tangguh semacam itu," gumam Zhang Ruochen pada dirinya sendiri.     

Setelah merasakan sesuatu yang ganjil, dan khawatir kalau Zhang Ruochen akan kembali mencurigai identitasnya, maka Putri Luosha cepat-cepat mengubah topik pembicaraannya. "Pasukan Luosha telah bergerak mundur. Setelah ini, mungkin kita yang akan menjadi target ketiga dunia itu. Apa kau sudah punya rencana?"     

"Mereka belum benar-benar bersatu," kata Zhang Ruochen. "Hubungan mereka masih sangat kompetitif. Jadi, akan lebih mudah melawan mereka dibandingkan pasukan Luosha."     

"Tampaknya kau sudah punya rencana!"     

"Sebenarnya ini bukan rencana, melainkan tentang identitas kita. Jadi, kita tidak perlu mengkhawatirkan mereka. Pasukan Daratan Guanghan dan Daratan Great Demon Ten Square sedang berkumpul di Whale River Basin. Mereka tidak akan berani melakukan apapun kepada kita, sama halnya seperti yang sempat kau lakukan tadi, kau tidak mau membunuh Master Pedang Dongliu dalam pertempuran itu."     

"Masuk akal."     

Putri Luosha tersenyum. Lantas, dia kembali mengirimkan Kekuatan Batin dan memberi perintah pada pasukan Luosha. "Cepat tangkap Ahli Waris Great Demon Ten Square, sang Selir Demonic Spiritual Flame. Aku menginginkannya dalam keadaan hidup."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.