Kaisar Dewa

Siuman



Siuman

2Putri Luosha menyentuh pipinya dan berkata, "Aku tidak akan menyalahkan kalian berdua, karena memang sangat sulit menangani kedua gadis itu. Malah tadinya aku tidak yakin kalau kalian berdua masih bisa selamat."      2

Qian Yu kembali berdiri.     

Putri Luosha berkata, "Ada konflik di antara Zhang Ruochen dan Daratan Eight Ministry. Kita harus membuat konflik mereka semakin besar. Selama Zhang Ruochen dan Daratan Eight Ministry sama-sama bermusuhan, maka rencana Zhang Ruochen akan gagal.     

"Setelah itu, Daratan Eight Ministry, Daratan Blade Hell, dan Daratan Purple Mansion akan berada di kubu yang sama.     

"Sedangkan Daratan Great Demon Ten Square, Daratan Guanghan, Daratan Kunlun, dan Daratan Tianmu akan berada di kubu lain.     

"Apabila mereka bertempur satu sama lain, maka itu akan menarik."     

Qian Yu bertanya, "Apa rencana Anda, Yang Mulia?"     

Putri Luosha turun dari pohon sycamore tua dan berdiri di samping Qian Yu. "Para Biksu dari Daratan Blade Hell harus tahu mengenai negosiasi Yuan Hun dan Zhang Ruochen. Bila Yuan Hun terbunuh, mereka akan menganggap Zhang Ruochen sebagai pelakunya.     

"Beritahu Yang Qi dan Lord Lingquan untuk menghentikan Yuan Hun. Pastikan mereka berhasil membunuhnya sebelum dia sempat kembali ke Daratan Eight Ministry."     

"Baik, saya akan pergi sekarang juga."     

Tepat ketika Qian Yu membalikkan tubuhnya dan bersiap untuk pergi dari sana, Putri Luosha tiba-tiba berkata, "Tunggu sebentar."     

Qian Yu bertanya, "Ada lagi yang bisa saya bantu, Yang Mulia?"     

Putri Luosha berkata, "Pukul aku dengan kekuatan penuh."     

Qian Yu pun langsung merasa kebingungan. Dia tidak tahu kenapa Putri Luosha memintanya demikian, walau dia tahu pasti ada alasan logis di baliknya.     

"Dengan kekuatan penuh, apa benar seperti itu?"     

"Ya," kata Putri Luosha.     

Setelah itu, Qian Yu tidak lagi merasa ragu-ragu. Dia mulai memobilisasi Chi sha di dalam tubuhnya. Kulitnya berubah merah seperti batu bara. Lantas, dia meninju punggung Putri Luosha.     

Boom!     

Putri Luosha terpental dan membentur 13 batang pohon sekaligus, hingga membuat tubuhnya mengalami luka-luka.     

Mu Lingxi jauh lebih terluka dibandingkan Putri Luosha, dan setelah membakar darah saintlynya, maka dia mengalami pendarahan hebat. Kini, nyawanya sedang terancam.     

Untungnya, Zhang Ruochen sempat mengumpulkan beberapa sumber air kehidupan dari Pohon Suci Utama dan menyimpannya di dalam botol. Di saat-saat seperti itu, sumber air kehidupannya akan sangat berguna.     

Perlahan-lahan, vitalitas Mu Lingxi mulai menguat setelah menenggak air tersebut. Akan tetapi, dia masih belum siuman.     

Setelah itu, Zhang Ruochen mengeluarkan Spring Pill, tapi setelah memikirkannya sejenak, dia tahu kalau Mu Lingxi tidak akan sanggup memurnikan pilnya secara mandiri.     

Oleh karena itu, dia menaruh pilnya ke dalam air dan melarutkannya, sebelum diberikan kepada Mu Lingxi.     

Zhang Ruochen menekan punggung Mu Lingxi dengan satu tangan, sambil mengalirkan Chi Suci ke dalam Tianxin Meridian-nya. Pria itu sedang membantu Mu Lingxi memurnikan pilnya.     

Qiu Yu benar-benar menyerang Mu Lingxi dengan kekuatan penuh, hingga membuat luka-luka wanita itu semakin parah.     

Zhang Ruochen memasang ekspresi serius dan sedih, sambil berusaha merawat Mu Lingxi.     

Dia akan menyuapinya dengan Sumber Air Kehidupan selama 15 menit sekali. Satu setengah jam kemudian, luka-luka luar di tubuh Mu Lingxi hampir sembuh total.     

Cough Cough!     

Mu Lingxi pun siuman dan mulai membuka matanya. Di waktu yang sama, barulah Zhang Ruochen bisa mendesah lega dan tersenyum.     

Ketika pertama kali membuka mata, dunia seakan berputar-putar di hadapan Mu Lingxi. Tapi perlahan-lahan, semuanya menjadi semakin jelas, sampai akhirnya dia bisa melihat wajah Zhang Ruochen. Setelah itu, dia berkata dengan suara lirih, "Apa... apa kita masih hidup?"     

"Memang kenapa? Apa kau kira kita sedang berada di neraka?" Zhang Ruochen tersenyum.     

Mu Lingxi berusaha bangkit berdiri, tapi setelah menggerakkan tubuhnya, dia merasa sangat kesakitan, hingga membuat tubuhnya mengejang.     

Meski begitu, dia masih bisa menahannya dengan baik. Malahan, Mu Lingxi memilih tampil riang.     

Bagaimanapun juga, bila dia masih bisa merasakan sakit, artinya dia masih hidup.     

Zhang Ruochen berkata, "Jangan banyak bergerak. Kau masih belum sembuh."     

"Aku ini seorang Biksu, bukan gadis lemah." Mu Lingxi memutar bola matanya kepada Zhang Ruochen. Perlahan-lahan, dia sanggup berdiri dengan bantuan Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen bertanya, "Kenapa kau begitu keras kepala?"     

"Karena aku masih belum benar-benar kuat. Aku masih harus mengejar pencapaianmu, agar aku bisa membantumu di masa depan. Kalau tidak, maka aku tidak ada gunanya untukmu, apalagi saat kau sedang berada dalam bahaya. Itu adalah hal yang sangat memilukan," kata Mu Lingxi.     

Zhang Ruochen sedang menatap wajahnya.     

Mu Lingxi merasa kebingungan, "Kenapa kau menatapku seperti itu?"     

"Um... Tidak ada... alangkah lebih baik jika ada orang yang selalu melindungiku. Setelah itu, aku tidak perlu berkultivasi lagi atau bertarung dengan orang lain. Tampaknya hidup akan terasa mudah jika dijalani seperti itu," kata Zhang Ruochen.     

Mu Lingxi mendengus, "Dasar mimpi."     

Putri Li Putih melangkah mendekati mereka berdua, sambil menarik mayat Phoenix Tulang. "Lord, ada sesuatu yang berharga di mayat ini."     

"Benarkah?"     

Zhang Ruochen meletakkan Mu Lingxi di atas batu biru, dan memintanya untuk kembali mengobati luka-lukanya.     

Duri di tubuh Phoenix Tulang sepanjang lebih dari ratusan kaki. Salah satu tulangnya tertusuk oleh duri tersebut, dengan cairan biru yang mengalir keluar darinya.     

Cairan itu akan langsung membeku setelah bersentuhan dengan udara.     

"Ini adalah..."     

Zhang Ruochen merasakan energi dingin dari kristal biru tersebut. Tampaknya ada energi dingin di dalamnya, yang mirip seperti Ning True Saint Dew.     

Putri Li Putih berkata, "Ice Phoenix Saint Marrow."     

Zhang Ruochen belum pernah membaca buku terkait hal itu. Dia tidak tahu mengenai Ice Phoenix Saint Marrow.     

Putri Li Putih berkata, "Ice Phoenix Saint Marrow dan Ning True Saint Dew punya pengaruh yang sama. Perbedaannya terletak pada proses penyerapan. Bagi para pertapa dengan fisik es, maka mereka akan lebih mudah menyerap Ice Phoenix Saint Marrow. Jika mereka menenggak cairan ini, maka kultivasi mereka akan meningkat 5 kali lipat lebih cepat daripada menenggak Ning True Saint Dew.     

"Jumlah Ice Phoenix Saint Marrow di dalam durinya setara dengan sepuluh ribu tetes Ning True Saint Dew. Ini benar-benar harta karun."     

Zhang Ruochen telah mendapatkan banyak Ning True Saint Dewa dari para Biksu lain. Bahkan jumlahnya cukup untuk menembus level Biksu mutlak.     

Selain itu, fisiknya bukan jenis es, hingga dia tidak terlalu membutuhkan Ice Phoenix Saint Marrow.     

Pada akhirnya, Zhang Ruochen menoleh ke arah Mu Lingxi.     

10 ribu tetes Ice Phoenix Saint Marrow seharusnya bisa membuat Mu Lingxi menembus level Biksu mutlak.     

Zhang Ruochen memotong semua tulangnya dengan Pedang Kuno Abyss, dan hanya menyisakan duri tersebut.     

Setelah itu, dia melepaskan Divine Fire Jingmie untuk memurnikan Ice Phoenix Saint Marrow, dan mengubahnya menjadi cairan berkualitas tinggi.     

Seusai memurnikan Ice Phoenix Saint Marrow, Mu Lingxi juga sudah sembuh total. Akan tetapi, kondisinya masih begitu lemah setelah membakar begitu banyak darah.     

Zhang Ruochen memberinya Ice Phoenix Saint Marrow dan memintanya kembali masuk ke dalam kristal ruang.     

Mu Lingxi tahu kalau dia tidak akan bisa berbuat banyak, hingga dia masuk ke dalam sana tanpa melayangkan protes.     

Mu Lingxi sempat melirik Qiu Yu sejenak, sebelum masuk ke dalam kristal ruang, sambil berkata, "Kalau bisa, biarkan dia tetap hidup. Aku pernah berhutang nyawa kepadanya."     

Zhang Ruochen berkata, "Dia memang pernah menyelamatkanmu, tapi dia hampir membunuhmu. Aku akan memberinya pilihan."     

Mu Lingxi mengangguk dan masuk ke dalam kristal ruang.     

"Di mana Demonic Sound dan Han Qiu? Apa mereka terlibat ke dalam masalah?" Zhang Ruochen punya firasat kalau sesuatu telah terjadi.     

Kemudian, dia mendengar suara orang berdebat dari kejauhan.     

Zhang Ruochen menoleh ke arah sumber suara. Dia melihat Mad Man. Setelah itu, dia berjalan mendekatinya.     

Mad Man benar-benar kesal dan berkata, "Le, kita adalah saudara. Kita pernah melewati situasi hidup dan mati bersama-sama. Kenapa kau mengacungkan pedangmu ke arahku?"     

Le sedang mengacungkan pedangnya ke dahi Mad Man tanpa berkata apapun.     

Sementara itu, Zhang Ruochen mendekati Le dari arah belakang, sambil membawa mayat Zhentian Tiger, dan melemparkannya kepada Mad Man.     

Bang!     

Zhentian Tiger telah berubah ke wujudnya yang semula, yakni seekor harimau besar sepanjang lebih dari 70 kaki. Akan tetapi, kepalanya sudah hancur lebur.     

"Zhentian Tiger!"     

Mad Man merasa terkejut. Dia mendongak dan bertanya, "Apa yang terjadi?"     

"Bukankah seharusnya kau tahu mengenai apa yang terjadi?" Putri Luosha yang bertanya seperti itu, bukan Zhang Ruochen.     

Setelahnya, Putri Luosha melangkah keluar dari balik hutan sycamore tua. Wajahnya terlihat pucat, dengan darah yang mengalir di sudut bibirnya.     

Sebelum dia sempat berada di sisi Zhang Ruochen, dia memuntahkan darah dan hampir tersungkur.     

Zhang Ruochen membantunya berdiri dan menekan punggungnya, sambil mencoba memeriksa luka-lukanya, tapi dia tidak menemukan apa-apa.     

Akan tetapi, Putri Luosha memang sedang terluka parah.     

Mad Man masih merasa kebingungan. Dia bertanya, "Ada apa? Sebenarnya apa yang terjadi?"     

Putri Luosha tahu kalau Zhang Ruochen akan membiarkannya menjawab pertanyaan tersebut dan mengujinya, tapi wanita itu masih bersikap sangat tenang. Dia menempelkan tubuhnya pada Zhang Ruochen dan berkata, "Apa yang terjadi? Yuan Hun baru saja menyerang dan melukaiku. Ternyata kalian orang-orang dari Daratan Eight Ministry tidak tulus bekerja sama. Sebaliknya, kalian datang kemari untuk merebut Dinding Catatan Merit-nya. Apa yang kau lakukan di sini? Apa kau juga ingin merebut Dinding Catatan Merit? Zhang Ruochen, bunuh dia."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.