Kaisar Dewa

Lokasi Harta Karun



Lokasi Harta Karun

3Setelah sayap Ice Phoenix direntangkan, maka panjangnya mencapai lebih dari 300 meter. Dia bisa terbang sejauh 300 mil dalam setiap kepakan sayapnya.      0

"Fisik Ice Phoenix setara dengan Fisik Naga," pikir Zhang Ruochen. "Namun, fisik itu sedikit lebih lemah dibandingkan Fisik Dewa. Tapi Ras Phoenix dikenal unggul dengan kecepatannya. Dengan kecepatan Mu Lingxi sekarang ini, dan seandainya dia bertemu dengan Saint King di level pertama, maka dia masih bisa melarikan diri."     

Mereka mengejar bayangan Ice Phoenix cukup lama.     

Lambat laun, Honghua Vines yang rimbun muncul di hadapan mereka. Tanaman itu memenuhi udara, bagaikan pohon tujuh warna dan jaring warna warni.     

"Rasanya semakin kuat," kata Mu Lingxi. "Seharusnya kita sudah dekat dengan warisan Ice and Fire Phoenix."     

Tiba-tiba...     

Whoosh!     

Bola api menyeruak dari Honghua Vines, dan mengenai bayangan Ice Phoenix di udara.     

Ice Phoenix-nya meringis kesakitan dan terjatuh dengan suara thud.     

Cahaya yang memancar dari bayangannya pun semakin meredup.     

Karena True Shadow-nya diserang, maka Chi Darah Mu Lingxi tidak bisa mengalir dengan lancar. Akibatnya, dia terus mundur ke belakang dan terpontang-panting. Namun, tangan yang hangat tiba-tiba menahan punggungnya. Sebuah pusaran Chi terbentuk, lantas membantunya menahan tekanan tersebut.     

Mu Lingxi menoleh ke belakang. Dia menemukan wajah tampan dan tatapan mata tegas Zhang Ruochen.     

"Biar aku yang melakukannya."     

Terdengar suara percaya diri dari bibir Zhang Ruochen.     

Kobaran apinya masih belum hilang. Sebaliknya, api itu terus mengejar mereka.     

Itu adalah seekor burung saintly dengan tiga kepala. Akan tetapi, kobaran apinya begitu terang, hingga tampak seperti bola api.     

Zhang Ruochen menatap burung itu dengan ekspresi dingin. Kemudian, dia melancarkan pukulan dengan tangan kanan.     

Seekor naga keluar dari balik pukulannya dan menghantam burung api tersebut. Setelah itu, keduanya sama-sama hancur dan menimbulkan hujan api.     

Demonic Sound juga merasa terkejut. "Sebenarnya itu burung saint atau bola api?"     

"Itu hanyalah lukisan milik orang tua," kata Zhang Ruochen.     

Mu Lingxi kembali menarik True Shadow ke dalam tubuhnya. Dia berusaha menebak identitas pria tua itu, lantas tersenyum samar.     

"Zhang Ruochen, aku adalah Grandmaster Ilmu Lukis. Kau harus menghormatiku."     

Seorang elder melangkah keluar dari balik rimbunnya Honghua Vines tujuh warna.     

Dia menggenggam kuas perunggu dan memasang ekspresi tegas. Sorot matanya penuh dengan vitalitas dan memancarkan aura arogan.     

Tidak diragukan lagi, elder itu adalah Chu Siyuan.     

"Grandmaster Ilmu Lukis?" tanya Zhang Ruochen. "Pak Krisan, setelah menjadi Saint King, kenapa kau bertingkah sangat arogan?"     

Mendengar sebutan "Pak Krisan," maka otot-otot mulai bermunculan di wajah tua Chu Siyuan. Kekuatan Batin yang dahsyat menyeruak darinya dan mulai berkumpul di kuas perunggunya.     

Hanya ada tiga pertapa Kekuatan Batin di Daratan Kunlun yang telah berada di Alam Saint King. Maka dari itu, dia merasa pantas untuk menyebut dirinya sendiri sebagai Grandmaster.     

Dengan pencapaiannya dalam Kekuatan Batin dan Ilmu Lukis, apa dia masih belum pantas menyandang gelar tersebut?     

Dia baru saja dihina oleh seorang junior dan dipanggil dengan sebutan yang tidak disukainya. Bagaimana mungkin dia bisa tinggal diam?     

"Memang kenapa kalau aku bertingkah arogan? Hari ini, aku akan memberimu pelajaran."     

Kuas perunggu di tangannya mirip seperti ular spiritual. Dia menyabetkan kuasnya dan mulai menggambar pola abstrak di udara.     

Whoosh!     

Hampir di waktu yang bersamaan, Zhang Ruochen muncul di hadapan Chu Siyuan. Sambil menggenggam Pedang Kuno Abyss, dia menudingkannya ke dahi Chu Siyuan. Pedangnya tampak bersinar terang.     

"Cepat sekali!" pikir Chu Siyuan. Di waktu yang bersamaan, pergerakan kuasnya berhenti. Dia tidak lagi melanjutkan lukisannya.     

Zhang Ruochen mengangkat pedangnya. "Memang kenapa bila kau adalah Grandmaster Ilmu Lukis. Walau Kekuatan Batin-mu dua kali lipat lebih kuat, tapi aku masih bisa membunuhmu dalam satu serangan, apalagi saat kau berada dalam jarak 30 kaki."     

Tidak ada ketakutan di mata Chu Siyuan. Ekspresinya masih tetap dingin, seolah menantang Zhang Ruochen untuk membunuhnya.     

"Di mana Qiu Yu?"     

"Dia melarikan diri!" kata Chu Siyuan.     

Secara natural, dia tidak percaya perkataannya. "Dia sudah terluka parah. Kenapa kau tidak mampu menghentikannya?"     

"Apa kau pikir aku tidak ingin membunuh pengkhianat di Ras Luosha? Tapi sayangnya, dia benar-benar kabur." Setelah kembali teringat mengenai apa yang terjadi, Chu Siyuan mendadak merasa frustasi. "Aku sempat mengejarnya sampai di Sarang Phoenix, tapi terjadi sesuatu yang aneh setelahnya."     

"Hal aneh macam apa?" tanya Zhang Ruochen.     

"Daun pohon parasol muncul dan membawanya pergi," kata Chu Siyuan. "Daunnya terbang dengan sangat cepat. Aku sudah mengejarnya dengan segenap upaya, tapi masih gagal mendapatkannya."     

Mu Lingxi mengedipkan matanya dan tertawa kencang. "Kenapa aku merasa kalau semua cerita ini hanya karangan belaka?"     

Chu Siyuan pun merasa kesal. "Aku adalah Grandmaster Confucius dan telah mengatakan yang sejujurnya. Sepanjang hidupku, aku tidak pernah berbohong."     

Zhang Ruochen paham betapa keras kepalanya Chu Siyuan terhadap reputasinya sendiri, bahkan itu sama pentingnya dengan nyawanya sendiri. Sehingga, pria itu tidak akan pernah berbohong.     

Apa Qiu Yu benar-benar diselamatkan oleh daun?     

Delapan figur cantik melangkah keluar dari balik punggung Chu Siyuan. Masing-masing dari mereka sangat cantik, dengan aura yang berbeda-beda. Mereka seperti delapan dewi.     

Lady Saint, Qing Mo, Dewi Siming...     

Selain Martial Saint Canglan, maka delapan Dewi Empryan lain berada di sana.     

"Di Daratan Zuling, ada dua Supreme Saint yang punya hubungan yang dekat dengan Ice and Fire Phoenix." Kata Lady Saint. "Supreme Saint Wujin dan Leluhur Qiao. Menurut cerita legenda, Leluhur Qiao adalah pohon parasol. Sarang Phoenix berada di dalam pohonnya."     

Zhang Ruochen menarik pedangnya dari dahi Chu Siyuan. "Tapi, kenapa tidak ada pohon parasol di dekat Sarang Phoenix."     

"Artinya, pohon itu telah mati dan yang tersisa darinya cuma secercah kesadarannya. Mungkin kesadarannya sempat merasakan aura Qiu Yu dan membuatnya mendapatkan warisan Leluhur Qiao." Lady Saint berusaha menganalisis situasinya, yang terdengar cukup meyakinkan.     

Hanya ada satu kemungkinan untuk menjelaskan hal tersebut.     

Zhang Ruochen menatap delapan Dewi Empryan di belakang Chu Siyuan. "Wan canglan sedang mengambil warisan Ice and Fire Phoenix?"     

"Ya," kata Lady Saint.     

"Ayo berangkat."     

Zhang Ruochen menggenggam tangan mungil Mu Lingxi dan bergerak ke arah Honghua Vines.     

Chu Siyuan dan Dewi Empryan lainnya pun bergegas menghentikan Zhang Ruochen.     

"Apa yang ingin Anda lakukan? Kami menemukan Warisan Ice and Phoenix-nya lebih dulu. Apa Anda ingin mencurinya?" suara Dewi Siming terdengar dingin.     

"Ya, memangnya kenapa?"     

Zhang Ruochen menghentakkan kakinya dan melepaskan energi yang dahsyat. Dari jarak puluhan meter jauhnya, energi itu berhasil menghempaskan Dewi Siming.     

Dewi Empryan lainnya dan Chu Siyuan sama-sama mengumpulkan kekuatan masing-masing, tapi Lady Saint menghentikan mereka.     

Ketika melihat Zhang Ruochen menggenggam tangan Mu Lingxi erat-erat, jantungnya seakan hendak melompat. Lady Saint merasa getir dan iri.     

Akan tetapi, emosi itu hanya sedikit terlintas di pancaran matanya. Namun di wajahnya, di sana tidak ada emosi apapun.     

Dia menggunakan Kekuatan Batin dan mulai mengirimkan pesan kepada Chu Siyuan, serta beberapa Dewi Empryan lainnya. "Biarkan mereka pergi. Kita tidak bisa menghentikan Zhang Ruochen. Selain itu, Kakak Canglan punya Fisik Fire phoenix. Dia hanya bisa mengambil sebagian warisan Ice and Fire Phoenix. Mu Lingxi punya Fisik Ice Phoenix. Biarkan dia mengambil warisan lainnya."     

Setelah mengatakan itu, hatinya terasa semakin getir.     

Zhang Ruochen membawa Mu Lingxi melewati Honghua Vines dan tiba di sisi Danau Yin Yang.     

Separuh airnya adalah Pluto Winter Cold, sedangkan separuh lainnya merupakan Divine Fire Jingmie.     

Kristal sepanjang tiga inci melayang di bagian tengahnya. Terdapat phoenix sekepalan tangan di dalamnya. Itu terbentuk dari prinsip-prinsip Saintly Way, dan pancaran auranya sangat menekan. Mereka akan merasa takjub dengannya.     

Kristal itu merupakan Holy Source Ice and Fire Phoenix.     

Martial Saint Canglan berdiri di sisi timur Holy Source. Separuh tubuhnya berada di dalam air. Air yang berisi Divine Fire Jingmie sangat panas.     

Apinya telah berubah menjadi cairan.     

Sayap api merah sedang direntangkan dari punggung Martial Saint Canglan. Sembari berkultivasi, cairan Divine Fire Jingmie mulai mengalir dan menyatu ke dalam tubuhnya.     

"Tampaknya dia sanggup bertahan dari hawa panas Divine Fire Jingmie?"     

Zhang Ruochen melepaskan Kekuatan Batin dan menemukan sesuatu. Seketika itu juga, dia menyadarinya dan tertawa. "Aku mengerti."     

Divine Fire Jingmie di salah satu sisi danaunya tidak murni. Apinya telah bercampur dengan Pluto Winter Cold, dan saling terhubung satu sama lain, hingga membuatnya apinya tidak terlalu panas. Apinya berwarna biru cerah.     

Semakin dekat seseorang dengan Holy Source sang phoenix, maka semakin gelap pula airnya, dan semakin panas pula Divine Fire Jingmie-nya. Api yang ada di sekitar sana berwarna biru dan putih.     

Sisi lain danau itu juga punya fenomena yang serupa.     

Terdapat Pluto Winter Cold berusia ribuan tahun di salah satu sisinya. Lama kelamaan, itu akan berubah menjadi Pluto Winter Cold berusia puluhan ribu tahun. Semakin dekat dengan Holy Source, maka itu akan berubah menjadi Extreme Pluto Winter Cold.     

"Jika ingin mendapatkan warisan Ice and Fire Phoenix, maka itu akan sangat berbahaya" kata Zhang Ruochen.     

"Memangnya apa yang tidak berbahaya di dunia ini? Peluang dan bahaya akan selalu berjalan bersisian."     

Mu Lingxi tidak ingin selalu dilindungi dan berada di bawah bayang-bayang Zhang Ruochen. Dia tahu kalau ini adalah peluang terbesarnya. Walau dia harus mati sekalipun, tapi dia masih akan tetap mencobanya.     

Beberapa saat kemudian, Mu Lingxi masuk ke dalam danau dan berdiri di salah satu sudutnya. Pluto Winter Cold berusia seribu tahun mulai mengitarinya.     

Walau masih berusia seribu tahun, tapi airnya begitu dingin. Itu membuat tubuhnya bergidik kedinginan, tapi dia masih berdiri di sana, tanpa tanda-tanda ingin kembali ke daratan.     

Ketika Mu Lingxi memulai proses kultivasinya, sayap phoenix brilian terbuka di punggungnya.     

"Kenapa gadis-gadis itu masih harus berjuang keras? Padahal mereka bisa hidup dengan lebih mudah," beberapa figur gadis cantik tiba-tba muncul di dalam benaknya.     

Tidak lama kemudian, dia terbangun dari lamunannya akibat suara gesekan pedang. Lamunannya mendadak buyar..     

"Master, ada orang yang ingin mencuri Dinding Catatan Merit..."     

Boom!     

Pedang Chi mengenai Demonic Sound dan berhasil menghempaskannya. Tanaman merambatnya – yang sedang mencengkram Dinding Catatan Merit – juga telah ditebas, hingga berubah menjadi serpihan debu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.