Kaisar Dewa

Taruhan Duel



Taruhan Duel

0Bayangan hitam sedang melesat ke arah Dinding Catatan Merit.     
0

"Tidak semudah itu."     

Zhang Ruochen melepaskan kehendak pedang dari tubuhnya, dan melesat cepat ke arah bayangan hitam bagaikan secercah cahaya pedang.     

Bayangan hitamnya berada di sisi kanan Dinding Catatan Merit. Dia langsung menarik tangannya setelah melihat cahaya pedang bergerak ke arahnya.     

Walla!     

Ratusan pedang Chi terbentuk dan berubah menjadi hujan pedang.     

Boom!     

Setelah benturan serangan tersebut, semua pedang Chi-nya hancur.     

Zhang Ruochen dan bayangan hitam sama-sama terhempas ke belakang, hingga akhirnya mereka berhasil menyeimbangkan diri masing-masing. Bayangan hitam itu adalah Biksu Pedang Jiuyou.     

Zhang Ruochen tidak terkejut melihat kemunculan Biksu Pedang Jiuyou. Apalagi, dia adalah satu-satunya pertapa pedang di Daratan Zuling yang sanggup mengalahkan Demonic Sound dalam satu serangan.     

Setelah menjadi Saint King, maka rentang hidupnya pun meningkat pesat, dan membuatnya tampak lebih muda dibandingkan sebelumnya. Rambutnya kembali berubah warna menjadi hitam, dan kerutan-kerutan di tubuhnya telah hilang. Wajahnya tidak terlalu keriput. Kini, dia tampak seperti pria berusia 50 tahunan.     

Biksu Pedang Jiuyou pun merasa kebingungan setelah melihat Zhang Ruochen berhasil menangkis serangannya. "Xuanji benar-benar hebat. Dia berhasil menemukan murid sepertimu. Kalau harus diperbandingkan, maka aku memang kalah darinya."     

"Benar. Masterku memang lebih hebat darimu," kata Zhang Ruochen.     

Biksu Pedang Jiuyou berkata, "Dia hanya lebih beruntung dariku. Tapi sayangnya, ilmu pedangku masih lebih hebat darinya."     

"Kurasa tidak demikian," kata Zhang Ruochen.     

Biksu Pedang Jiuyou berasal dari Pasar Gelap, sedangkan Biksu Pedang Xuanji berasal dari Bank Pasar Bela Diri. Mereka berdua adalah musuh bebuyutan, tapi mereka tidak pernah bertempur satu sama lain, sampai akhirnya Konferensi Teknik Pedang diselenggarakan.     

Namun, saat itu Biksu Pedang Xuanji sedang keracunan Blood Poison Pluto, dan seharusnya pertarungan itu tidak sah. Sebaliknya, Biksu Pedang Jiuyou tidak tahu mengenai hal tersebut, dan masih mengira kalau dirinya telah menang melawan Biksu Pedang Xuanji.     

Biksu Pedang Jiuyou berkata, "Kau adalah murid kebanggaannya Biksu Pedang Xuanji. Aku tahu bila kau tidak akan sudi mengakuinya, tapi aku memang telah mengalahkan Xuanji di konferensi. Kau tidak akan pernah bisa membantahnya."     

"Kau belum mengalahkan masterku. Beliau kalah oleh dirinya sendiri," kata Zhang Ruochen.     

"Apa maksudmu?"     

Zhang Ruochen berkata, "Dulunya masterku adalah pria yang sangat lembut. Dia pernah menyelamatkan bocah Immortal Vampir dan mengajarkannya cara berkultivasi. Tapi sayangnya, bocah itu malah meracun masternya sendiri ketika beliau sedang bertempur melawanmu. Kalau tidak, maka kau tidak akan bisa mengalahkan masterku dengan begitu mudah."     

Biksu Pedang Jiuyou terdiam sejenak, lantas tertawa kencang. "Kau pasti telah mengarang cerita dan menyalahkan orang lain atas kekalahan mastermu. Kau hanya ingin melindungi reputasinya. Tapi, cara yang kau pakai sangat murahan. Aku pernah hidup selama lebih dari 500 tahun, dan telah melihat banyak hal yang mirip seperti ini. Apapun yang akan kau katakan, tapi itu tidak akan mengubah fakta bahwa aku memang pernah mengalahkan Xuanji."     

Tiba-tiba Zhang Ruochen berubah menjadi dingin dan berkata, "Karena kau begitu percaya diri, lalu apa kau berani menerima tantanganku?"     

"Apa maksudmu? Apa kau ingin mengembalikan reputasi mastermu?"     

Biksu Pedang Jiuyou memang senang memamerkan kekuatannya, tapi sebenarnya dia juga sangat tangguh. Dia sengaja berkata seperti itu untuk memancing emosi Zhang Ruochen.     

Saat seseorang sedang merasa kesal, maka kemampuannya akan menurun drastis.     

"Kau masih bocah dan sama sekali tidak pantas menantangku." Biksu Pedang Jiuyou tersenyum dan mengusap pipinya.     

"Jika kau berhasil mengalahkanku, maka aku akan menyerahkan Dinding Catatan Merit-nya kepadamu." Sorot mata Zhang Ruochen menjadi semakin beringas, seakan sudah tidak sabar lagi untuk bertempur.     

Biksu Pedang Jiuyou mengedipkan matanya dan berkata, "Benarkah?"     

Zhang Ruochen berkata, "Aku bersumpah atas nama masterku."     

"Baiklah, kalau begitu, kau punya peluang untuk mengembalikan kehormatan mastermu." Biksu Pedang Jiuyou tersenyum.     

Dia menyangka kalau dirinya telah berhasil membuat Zhang Ruochen marah dan panik, karena Zhang Ruochen sampai harus mempertaruhkan Dinding Catatan Merit-nya.     

Akan tetapi, sang pemain tidak akan pernah bisa melihat sesuatu dengan lebih detil, karena mereka bukan penonton.     

Lady Saint terus menggelengkan kepalanya dan mengernyitkan dahi. Dia berkata, "Sekarang ini, rupanya Zhang Ruochen sudah benar-benar berbeda."     

Zhang Ruochen tidak benar-benar marah dengan Biksu Pedang Jiuyou. Sebaliknya, dia memang harus menantang Biksu Pedang Jiuyou, dengan menggunakan Dinding Catatan Merit sebagai tumbalnya.     

Chu Siyuan, Biksu Pedang Jiuyou dan Sembilan Dewi Empryan adalah para pertapa yang sama-sama kuat.     

Bahkan, Biksu Pedang Jiuyou adalah sosok yang hampir tak terkalahkan dalam pertarungan jarak dekat, sedangkan Chu Siyuan lebih unggul dalam pertempuran jarak jauh. Sementara itu, Sembilan Dewi Empryan memiliki banyak harta karun, seperti Buku Saint Ruzu, pisau perak Dewa Makanan, dan Istana Dewa.     

Kalau mereka bertiga bekerja sama, maka mereka dapat mendominasi Daratan Zuling.     

Zhang Ruochen memang kuat, tapi hampir mustahil baginya untuk mengalahkan mereka bertiga.     

Selain itu, dia masih harus menjaga Mu Lingxi.     

Zhang Ruochen tidak terlalu peduli dengan Chu Siyuan dan Sembilan Dewi Empryan, tapi Biksu Pedang Jiuyou berasal dari Pasar Gelap. Artinya, pria tua itu akan melakukan segala cara demi meraih tujuannya. Seandainya Biksu Pedang Jiuyou menyerang Mu Lingxi ketika mereka sedang bertempur, maka Zhang Ruochen akan kesulitan untuk memilih, antara menyelamatkan Mu Lingxi atau Dinding Catatan Merit.     

Maka dari itu, dia berencana untuk cepat-cepat menangani Biksu Pedang Jiuyou.     

Kalau dia bisa mengalahkan Biksu Pedang Jiuyou, maka dia bisa menangani Chu Siyuan dan Sembilan Dewi Empryan dengan lebih mudah.     

Ketika itu, Chu Siyuan berkata, "Ayo kita ambil Dinding Catatan Merit-nya, setelah itu kalian boleh bertempur satu lawan satu."     

Zhang Ruochen terbang ke atas Dinding Catatan Merit dan berkata, "Senior Chu, kau adalah master Sekte Painting, setidaknya kau masih perlu menjaga reputasi. Apa kalian benar-benar akan bekerja sama dan bertarung melawanku? Bagaimana kalau kalian kalah?"     

Chu Siyuan dikenal sebagai sosok yang sangat menjaga reputasinya, hingga dia selalu memperhatikan setiap tingkah lakunya.     

Mendengar perkataan Zhang Ruochen, Chu Siyuan langsung merasa malu. Dia ingin berdebat dengannya, tapi akhirnya dia menelan kata-katanya kembali.     

Biksu Pedang Jiuyou mencibir dan berkata, "Kurasa apa yang dikatakan oleh Pemimpin Sekte Chu memang benar. Kita harus mendapatkan Dinding Catatan Merit-nya terlebih dahulu."     

Zhang Ruochen berkata, "Kabarnya teknik pedangmu sangat tangguh, Senior Jiuyou? Kenapa semua kepercayaan diri itu tiba-tiba hilang? Lagipula, kalau kau menang melawanku, kau masih bisa mendapatkan Dinding Catatan Merit-nya."     

Biksu Pedang Jiuyou tidak tahu cara membalas perkataannya, karena dia juga sangat mempedulikan reputasinya. Yang jelas, dia tidak akan berkompromi di depan murid Biksu Pedang Xuanji.     

Biksu Pedang Jiuyou mengernyitkan dahi dan berkata, "Dinding Catatan Merit adalah perkara yang berbeda. Aku cukup percaya diri untuk mengalahkanmu, tapi bagaimana kalau terjadi kecelakaan? Aku tidak ingin membuat Daratan Kunlun sampai harus terpuruk akibat kecerobohanku."     

"Walau kalian sampai harus bekerja sama sekalipun, apa kalian kira bisa dengan mudah merebut Dinding Catatan Merit?" kata Zhang Ruochen.     

"Tentu saja," kata Chu Siyuan, setelah memikirkannya selama beberapa saat.     

Zhang Ruochen tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Setelah itu, dia mengeluarkan pedang saint dari balik cincin ruang dan berkata, "Pada mulanya, aku ingin mengampuni nyawa kalian. Tapi sekarang, aku harus menggunakan kartu andalanku untuk membunuh kalian semua. Sejujurnya, ada secercah kekuatan dewa di dalam pedang saint ini, dan hanya aku yang bisa menggunakannya. Setelah aku mengaktifkannya, maka tidak ada seorangpun yang dapat menghentikannya."     

Chu Siyuan melepaskan Kekuatan Batin dan mulai memindai pedang saint tersebut. Seketika itu juga, dia langsung menarik kembali Kekuatan Batin-nya, tepat setelah merasakan energi mengerikan dari pedang tersebut. "Apa kau telah berbuat curang, Zhang Ruochen? Berdasarkan aturan Pertempuran Merit Biksu, para partisipan tidak diperbolehkan membawa senjata semacam itu ke Daratan Zuling."     

Lady Saint berkata, "Setiap Priest dari Ketujuh Dunia Shatuo diperbolehkan membawa senjata dewa. Dia tidak berbuat curang."     

Zhang Ruochen bertanya, "Apa kau adalah Priest Daratan Kunlun?"     

Lady Saint mengeluarkan Heir Stamp dan berkata, "Energi dewa milik Yang Agung berada di dalam stempel ini."     

Zhang Ruochen merasakan aura yang familier dari Heir Stamp tersebut... aura itu adalah milik Huang Yanchen.     

Tampaknya Huang Yanchen memang benar-benar hilang. Kalau tidak, maka Chi Yao tidak akan pernah memberikan Heir Stamp-nya kepada Lady Saint.     

Zhang Ruochen pun merasa kebingungan. Dia memasang ekspresi dingin dan berkata, "Kalau aku menggunakan senjata dewa untuk membunuh Jiuyou dan Chu Siyuan, maka kau tidak akan bisa menghentikanku, walau kita punya senjata yang sama."     

"Tapi aku bisa membunuhmu dengan senjata ini... kenapa kita harus melakukan ini?" Lady Saint mengucapkan kalimat itu dengan mata tertutup.     

Mereka sedang dihadapkan dengan pilihan hidup dan mati, serta Dinding Catatan Merit yang terkait erat dengan nasib kedua dunia.     

"Kalau kita benar-benar bertarung, mungkin akhirnya kita semua akan mati, tapi orang lain yang akan mendapatkan manfaatnya. Kalau begitu, kurasa aku harus bertarung melawan Zhang Ruochen demi mendapatkan Dinding Catatan Merit," kata Biksu Pedang Jiuyou.     

Zhang Ruochen pun merasa lega, karena sebenarnya dia juga tidak ingin bertarung melawan Lady Saint dan teman-temannya sampai mati.     

"Kalau aku kalah, maka aku akan memberikan Dinding Catatan Merit kepada Daratan Kunlun. Tapi jika kau kalah, kau harus memberiku sesuatu, Senior Jiuyou." Zhang Ruochen mulai bernegosiasi dengannya.     

Biksu Pedang Jiuyou mendengus dan berkata, "Semua orang pun tahu, kau sudah punya banyak harta karun, bahkan para Supreme Saint akan tertarik dengan semua hartamu. Apa aku masih punya sesuatu yang kau butuhkan?"     

"Aku ingin mendapatkan batu ungunya Lord Lingquan," kata Zhang Ruochen.     

Biksu Pedang Jiuyou pun menjadi semakin percaya diri. Bukan hanya telah berada di Alam Saint King, tapi dia juga telah menguasai Delapan Pedang. Dia yakin sanggup mengalahkan Zhang Ruochen, yang notabene baru saja menembus Alam Biksu mutlak.     

Itu adalah sebuah pertempuran yang pasti dimenangkan olehnya!     

"Baik! Aku setuju."     

Biksu Pedang Jiuyou terbang ke atas Dinding Catatan Merit dan berhadapan dengan Zhang Ruochen. Lama kelamaan, aura yang memancar dari mereka berdua semakin menguat, hingga berubah menjadi pedang-pedang Chi di sekitarnya.     

Dalam pertempuran ini, Zhang Ruochen sedang merasa tertekan. Dia harus menjaga Dinding Catatan Merit dan mengembalikan reputasi masternya. Apalagi, Biksu Pedang Jiuyou adalah pertapa yang sangat tangguh, karena dia mampu melepaskan Ilmu Pedang Xuangang.     

Jadi, seberapa kuatnya Ilmu Pedang Xuangang setelah dia menjadi Saint King?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.