Kaisar Dewa

Pemilik Sundial



Pemilik Sundial

0Setelah Mu Lingxi dan Martial Saint Canglan mendapatkan warisan Ice and Fire Phoenix, maka formasi taktis di sekitar Sarang Phoenix-nya pun mulai meredup.     
2

Zhang Ruochen pergi ke samping Honghua Vines. Sambil mengaktifkan Pedang Kuno Abyss, dia mulai menebasnya.     

Thud!     

Inskripsi formasi pada tanaman itu sempat bersinar, sebelum akhirnya terpotong oleh Pedang Kuno Abyss.     

Zhang Ruochen tidak bisa melakukan itu sebelumnya.     

"Baik Holy Source maupun prinsip Saintly Way Ice and Fire Phoenix sama-sama telah masuk ke sayap Lingxi dan Wan Canglan. Itu membuat daya tahan Sarang Phoenix menurun drastis. Beberapa saat kemudian, formasi taktisnya akan menjadi tak berfungsi."     

Zhang Ruochen mengambil Honghua Vines, sambil mencari Godly Star Soul.     

Harta karun seperti Honghua Vines tidak boleh disia-siakan begitu saja.     

Sebelumnya, jika bukan karena bantuan Honghua Vines, maka Zhang Ruochen tidak akan sanggup menembus Alam Biksu mutlak. Ini menunjukkan betapa signifikannya tanaman tersebut.     

Demonic Sound juga sedang mengumpulkan Honghua Vines.     

Bunga Suci Karnivora punya talenta yang besar. Dia sanggup menyerap Chi Darah Biksu, energi saintly dan bahkan prinsip Saintly Way mereka, lantas mengubahnya menjadi nutrisi. Hal ini sangat hebat.     

Akan tetapi, seandainya Bunga Suci Karnivora ingin menggunakan energi saintly dan prinsip-prinsip Saintly Way-nya, maka dia harus menghabiskan banyak waktu untuk memahaminya. Kalau tidak, maka dia tidak ada bedanya dengan bayi bertubuh kekar.     

Honghua Vines juga berharga untuknya.     

"Master, apa Godly Star Soul Dewa Orion benar-benar berada di Sarang Phoenix?" tanya Demonic Sound. "Kenapa harta karun semacam ini tidak memancarkan aura? Apa Putri Luosha sengaja membohongi kita?"     

Mereka mendapatkan banyak Honghua Vines. Zhang Ruochen dan Demonic Sound telah menunggu lama di Sarang Phoenix, tapi mereka tidak menemukan apapun. Secara natural, mereka mulai merasa ragu.     

"Jika tidak ada Godly Star Soul," kata Zhang Ruochen sambil memikirkannya, "Maka Putri Luosha tidak akan pernah memata-mataiku begitu lama dan memintaku menghancurkan formasi ruang di Sarang Phoenix. Satu-satunya kemungkinan adalah, dia salah menduga mengenai keberadaan Godly Star Soul Dewa Orion di Sarang Phoenix."     

"Kalau begitu, kita..."     

Demonic Sound hendak mengatakan sesuatu, saat ruang di sekitar Sarang Phoenix tiba-tiba bergetar hebat.     

Suaranya mirip seperti suara ruang runtuh.     

Tanah di bawah mereka ambles.     

"Ada apa?" Demonic Sound merasa terkejut.     

"Ruang di Sarang Phoenix akan segera hancur."     

Zhang Ruochen tidak panik. Apalagi, struktur ruangnya relatif stabil. Ruangan itu tidak akan runtuh dalam sekejap. Setidaknya, mereka masih bisa melarikan diri dari sana.     

"Perubahan besar terjadi pada struktur ruangnya. Mungkin, sundial itu juga mengalami perubahan. Ayo kita periksa. Semoga kita bisa mendapatkannya."     

Zhang Ruochen memang kecewa, karena gagal menemukan Godly Star Soul, hingga dia semakin ingin mendapatkan sundial tersebut.     

Mereka berdua bergerak ke arah sundial. Ketika hampir berada di sana, tiba-tiba Zhang Ruochen merasakan aura familier dan menghentikan langkahnya.     

"Aura Putri Luosha."     

Zhang Ruochen cepat-cepat mengaktifkan 12 jimat Buddha untuk menyembunyikan aura mereka berdua, hingga Kekuatan Batin Putri Luosha tidak akan mampu menemukannya.     

"Apa Putri Luosha telah menemukan sundialnya?" tanya Demonic Sound.     

"Tampaknya memang begitu."     

Zhang Ruochen terdiam sejenak. "Ambil Dinding Catatan Merit-nya dan tinggalkan Sarang Phoenix sekarang juga. Carilah tempat untuk bersembunyi."     

"Lord Lingquan dan banyak Marquis pertama juga masuk ke Sarang Phoenix," kata Demonic Sound. "Jika mereka bekerja sama dengan Putri Luosha, apa Anda yakin mampu mengalahkan mereka?"     

"Betapapun berbahaya hal tersebut, tapi aku masih akan berusaha mendapatkan sundialnya."     

Kedua mata Zhang Ruochen memancarkan sinar tegas.     

"Baiklah."     

Demonic Sound paham dengan betapa bernilainya sundial itu bagi Zhang Ruochen. Dia tidak akan pernah menyerahkannya begitu saja. Tanpa berlama-lama, dia mengambil Dinding Catatan Merit dan pergi dari sana.     

Sesaat setelah Demonic Sound pergi dari sana, suara dingin Putri Luosha terdengar dari kejauhan. "Siapa itu? Apa kau masih ingin bersembunyi dariku?"     

Zhang Ruochen diam-diam merasa takjub.     

Dia sudah mengaktifkan Jimat Buddha-nya, tapi Putri Luosha masih bisa merasakan kehadirannya tanpa perlu melihatnya.     

Perspektif seorang wanita memang sangat mengerikan.     

Figur cantik Putri Luosha melangkah keluar dari cahaya tujuh warna, hingga muncul di jarak 100 kaki jauhnya. Dia mengenakan pakaian biru dan memperlihatkan tubuh moleknya. Tangannya sedang menggenggam tongkat saintly. Tidak ada aura demonic dalam dirinya. Sebaliknya, dia tampak seperti peri.     

Zhang Ruochen tidak pergi dari sana atau menyerangnya. Sebaliknya, dia menggunakan 36 Perubahan Bentuk dan berubah menjadi Lord Lingquan.     

Ketika melihat Lord Lingquan berdiri di kejauhan, Putri Luosha pun merasa terkejut. "Rupanya kau? Kenapa kau datang dengan mengendap-endap?"     

Sambil berpura-pura menjadi Lord Lingquan, Zhang Ruochen berkata, "Saya khawatir dengan keselamatan Yang Mulia. Jadi, saya mengendap-endap masuk ke Sarang Phoenix."     

Putri Luosha melepaskan Kekuatan Batin dan memindai situasi di sekitarnya. "Apa kau sendirian?"     

"Ya."     

Zhang Ruochen memasang ekspresi ragu-ragu, "Putri, Anda tidak sedang bersama Zhang Ruochen?"     

Putri Luosha begitu dingin di hadapan Lord Lingquan. Dia sama sekali tidak tersenyum. "Zhang Ruochen telah mengetahui identitasku, jadi aku tidak perlu bersembunyi lagi di dekatnya. Karena kau ada di sini, ayo kita pelajari sesuatu."     

Zhang Ruochen berjalan mendekat dan bertanya, "Apa itu?"     

"Sesuatu yang sangat menarik. Kujamin kau pasti belum pernah melihat itu sebelumnya."     

Putri Luosha tidak curiga dengan penyamaran Zhang Ruochen. Apalagi, 36 Perubahan Bentuk-nya sudah berada di level tinggi. Selama dia tidak melakukan kesalahan besar, maka dia bisa mengelabui siapapun.     

Putri Luosha berjalan ke depan. Aromanya begitu wangi, ditunjang dengan tubuh seksi dan menawannya. Saat sedang mengikutinya, walau mindsetnya kuat sekalipun, namun Zhang Ruochen masih sempat teringat kembali mengenai kebersamaan mereka di masa lalu.     

Ketika dihadapkan dengan sosok wanita sempurna, dengan talenta yang tinggi, dan derajat bangsawan sepertinya, maka wajar saja jika Lord Lingquan sampai tergila-gila olehnya.     

Secara natural, Putri Luosha bisa menilai bahwa Lord Lingquan sedang mengamatinya. Dia merasa jijik, tapi dia masih menahan perasaannya. Apalagi, Lord Lingquan juga punya derajat yang spesial di Ras Luosha. Dia bukan orang yang bisa dibunuh begitu saja.     

Sesuai dugaan, Putri Luoshan membawa Zhang Ruochen menuju sundial. Wanita itu berhenti di jarak 120 kaki.     

"Apa ini? Anda bisa mendengar suara aliran air dari balik batu jelek tersebut."     

Sambil berpura-pura tidak merasakan bahaya apapun, Zhang Ruochen melangkah ke depan.     

Putri Luosha menggelengkan kepalanya, sambil berpikir, "Dia benar-benar ceroboh, bahkan sampai berani masuk ke tempat yang sangat mengerikan. Dia sangat jauh dibandingkan Zhang Ruochen."     

"Awas. Ruang di sekitar sundial ini penuh dengan energi waktu. Jika kau terus berjalan maju, itu sama saja dengan bunuh diri."     

Rasa curiga memancar dari mata Putri Luosha.     

Zhang Ruochen cepat-cepat mundur di samping Putri Luosha. "Energi waktu?" tanyanya, sambil memasang ekspresi kebingungan. "Sundial macam apa ini?"     

"Sundial adalah alat untuk menghitung waktu dari ras manusia. Kalau dugaanku benar, seharusnya sundial ini merupakan harta karun langka yang bisa digunakan untuk mengendalikan waktu. Selain itu... mungkin ini terhubung dengan Godly Star Soul."     

Jantung Zhang Ruochen seakan hendak melompat. "Bagaimana mungkin?" tanyanya, sambil merasa tercengang. "Godly Star Soul tersembunyi di balik batu jelek itu?"     

Putri Luosha memutar bola matanya. "Kapan aku pernah bilang kalau benda itu tersembunyi di balik sundial? Hanya saja, ini merupakan satu-satunya benda yang tak kupahami di Sarang Phoenix. Kalau aku yang menjadi Dewa Orion, mungkin aku akan menyembunyikan Godly Star Soul di dalam harta karun waktu."     

"Tapi kita tidak bisa mendekati sundialnya," kata Zhang Ruochen. "Bagaimana kalau saya menangkap Zhang Ruochen? Dengan kemampuannya mengendalikan waktu, mungkin dia bisa membantu kita mendapatkan sundialnya."     

Putri Luosha menatapnya, seakan sedang menatap orang bodoh. "Sosok semacam Zhang Ruochen, apa kau pikir bisa seenaknya menyuruhnya melakukan sesuatu? Selain itu, bahkan dengan taktikku sekalipun, aku masih tidak yakin sanggup menangkapnya. Lebih baik kau tidak menangkapnya, karena bisa jadi kau sendiri yang akan tertangkap olehnya."     

Zhang Ruochen tidak menyangka kalau Putri Luosha akan menganggap dirinya sebagai salah satu pertapa tangguh, hingga membuat wanita itu merasa agak tertekan. Karena semakin lama Putri Luosha memikirkannya, maka akan semakin buruk taktiknya.     

Putri Luosha mengangkat wajah cantiknya dan menatap sundial. "Tidak ada matahari di Sarang Phoenix, begitupun dengan sinar matahari," gumamnya. "Kenapa Ice and Fire Phoenix meletakkan sundialnya di tempat ini?"     

"Putri, Anda punya wawasan luas dan telah membaca banyak buku. Apa Anda tahu mengenai latar belakang sundial ini?"     

Putri Luosha memikirkannya sejenak, tapi dia gagal mendapatkan jawabannya. Setelah mendengar pertanyaan Zhang Ruochen, dia menjawab, "Sundial ini pasti sudah ada sejak zaman dahulu. Kita tidak akan pernah tahu siapa yang membuatnya. Akan tetapi, aku tahu kalau benda ini diciptakan pada masa pertempuran Dewa 100 ribu tahun silam. Ketika itu, orang yang sanggup mengendalikannya adalah sosok pertapa tangguh dari Daratan Kunlun."     

"Siapa?"     

Zhang Ruochen telah menduga jawabannya, tapi dia ingin mendengarnya langsung.     

Putri Luosha menjadi curiga. Sambil melirik Zhang Ruochen, dia bertanya, "Kenapa kau begitu bersemangat?"     

Zhang Ruochen tertawa kencang. "Sundial ini adalah harta karun langka," katanya sambil berpura-pura. "Jadi, siapapun yang sanggup mengendalikannya pasti merupakan pertapa tangguh. Maka dari itu, saya penasaran dengannya."     

Putri Luosha tidak lagi curiga dengannya. "Tentu saja, dia sangat tangguh. Di masa itu, banyak pertapa dari Dunia Neraka yang mati di tangannya. Bahkan ayahku sangat takjub ketika dia menyebutkan namanya. Dia menguasai dua iImu kuno – ruang dan waktu. Dia dikenal sebagai Biksu Suci Xumi."     

"Biksu Suci Xumi," teriak Zhang Ruochen.     

"Dia tidak akan memanggil dirinya sendiri sebagai Buddha, sebelum dia berhasil menghabisi semua makhluk dari Dunia Neraka. Dia tidak akan pernah memanggil dirinya sebagai dewa, sebelum Dunia Neraka sirna. Jika tidak, ditunjang dengan kemampuannya yang seperti itu, bagaimana mungkin dia masih dipanggil sebagai Biksu Suci? Padahal, jika kau menyebutnya sebagai Dewa Buddha, itu bukanlah hal yang berlebihan."     

Putri Luosha menambahkan, "Ice and Fire Phoenix pasti pernah menemukan makam Biksu Suci Xumi, hingga dia berhasil mendapatkan sundial ini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.