Kaisar Dewa

Daratan Kunlun Berada di Peringkat Terendah



Daratan Kunlun Berada di Peringkat Terendah

3Kedua dewa itu berada dalam posisi imbang. Kehendak dewa mereka telah memenuhi area di sekitarnya dan membuat para Biksu di bawah Istana Merit Dewa merasa ketakutan. Mereka pun mulai meringkuk di tanah, dengan tubuh yang gemetar hebat dan ketakutan.     
1

Setelah diserang oleh Dewa, maka Zhang Ruochen pun terluka parah. Baik jiwa suci, fisik, maupun Holy Source-nya sama-sama terluka.     

Setelah dihantam suara dewa sebelumnya, bahkan Pohon Suci Utama di Dunia Semesta juga ikut terluka. Daun-daunnya berubah menjadi debu, hingga area di sekitar pohon menjadi tanah gersang.     

Untungnya, Dewi Bulan datang tepat waktu. Jika tidak, mungkin Zhang Ruochen akan mati. Bahkan Dunia Semesta dan Pohon Suci Utama juga akan mengalami nasib serupa.     

Itu adalah kekuatan dewa. Walau hanya suara dan kata-kata, tapi energinya dapat menghancurkan dunia.     

Setelah terkena sinar bulan, maka jiwa suci, fisik dan Holy Source-nya kembali pulih. Beberapa saat kemudian, dia kembali siuman. Hal pertama yang dilihatnya adalah wajah dewa. Penampilannya benar-benar sempurna, bak diukir dari kristal dewa.     

Makhluk hidup manapun akan merasa takjub setelah melihat kecantikannya.     

Zhang Ruochen seperti sedang bermimpi. Tanpa disadari, dia berkata, "Cantik sekali."     

Dewi Bulan sedang menatap Istana Merit Dewa. Bulu matanya panjang dan melengkung. Setelah Zhang Ruochen siuman, maka dia mulai menurunkannya secara perlahan.     

Setelah itu, Zhang Ruochen berdiri di tanah.     

Dia mulai mengamati situasi di sekitarnya, lantas membuatnya teringat mengenai banyak hal. "Jadi, aku hampir saja dibunuh oleh Dewa dari Istana Merit Dewa? Tapi kenapa? Aku telah menyelamatkan para Biksu dari Ketujuh Dunia Shatuo dan mengalahkan Ras Luosha. Bukankah aku sudah menjadi pahlawan bagi Dunia Langit?"     

Penampilan Zhang Ruochen di medan pertempuran merit memang hebat, dan pria itu juga berhasil menuai pencapaian besar. Mestinya dia diperlakukan dengan baik dan mendapatkan banyak hadiah. Tapi sesaat setelah kembali ke Dunia Langit, dia malah hampir dibunuh.     

Ekspektasinya benar-benar jauh dari realitas sesungguhnya, dan itu membuat Zhang Ruochen merasa depresi.     

Di waktu yang sama, dia juga menyadari betapa kejamnya realitas tersebut. Dia masih belum benar-benar tangguh dan masih perlu banyak berkultivasi lagi. Kalau terus dibiarkan seperti ini, maka dia tidak ada apa-apanya di hadapan dewa.     

sementara itu, Dewi Bulan tidak benar-benar bertempur melawan Dewa Api, karena para Dewa lain sedang berusaha menghentikan mereka.     

Para Dewa selalu punya taktik yang luar biasa. Walau semua itu terjadi di hadapan para Biksu, tapi mereka tidak bisa mendengar apapun.     

Setelah bernegosiasi selama dua jam, akhirnya mereka mencapai kesepakatan.     

Suara Dewi Bulan masuk ke telinga Zhang Ruochen. "Dewa yang ingin membunuhmu adalah Dewa Api."     

"Kenapa dia ingin membunuh saya?" tanya Zhang Ruochen. "Apa karena saya menggunakan kekuatan Dunia Semesta di medan pertempuran? Tapi Fang Yi dari Daratan Blade Hell juga menggunakan White Micro Star."     

"Situasi ini sangat rumit dan aku belum bisa menjelaskan detilnya kepadamu. Tapi jangan khawatir, dia tidak akan bisa menyentuhmu, karena kau adalah milikku." Suara Dewi Bulan terdengar lembut, tapi itu juga membuatnya tertekan.     

Zhang Ruochen tersenyum dan mengangkat kepalanya. Sambil menatap bulan di langit, dia membatin, "Sepertinya Dewi Bulan memang bisa diandalkan. Walau aku telah mempertaruhkan nyawa demi membuat Daratan Guanghan bertengger di peringkat pertama, tapi kurasa semua itu layak. Yang jauh lebih penting, dia juga sangat cantik. Aku yakin, pasti banyak kultivator yang iri kepadaku!"     

Tidak lama kemudian, Zhang Ruochen berhenti tersenyum, dan kedua matanya berubah murung. "Tapi aku masih muda, maka dari itu, mereka akan merasa iri denganku karena aku dilindungi oleh Dewi Bulan. Namun, jika aku sudah menua nanti, tapi masih dilindungi olehnya, maka aku akan ditertawakan banyak orang."     

"Aku harus menembus Alam Saint King sesegera mungkin, atau bahkan Alam Supreme Saint. Aku harus bisa melambungkan namaku, agar aku bisa melindungi diri sendiri, tanpa bantuan Dewi Bulan."     

…     

Dunia Langit tidak akan membiarkan kedua dewa berkelahi. Seseorang keluar dari istana dan menghentikan mereka berdua. Setelah itu, mereka saling bernegosiasi.     

Pada akhirnya, Dewa Api berhenti mengganggu Zhang Ruochen. Dewi Bulan juga tidak menyerang Istana Merit Dewa.     

Whoosh!     

Pilar cahaya dewa muncul di luar istana. Beberapa saat kemudian, para Saint King dan Supreme Saint dari Ketujuh Dunia Shatuo berkumpul di lapangan. Kehendak biksu memancar dari mereka.     

Empat medan pertempuran – Biksu, Saint King, Supreme Saint, dan Dewa – baru saja berakhir.     

Para dewa dari Ketujuh Dunia Shatuo sedang berada di atas istana. Tapi karena mereka begitu tangguh, maka para Biksu di bawah sana tidak bisa melihat mereka dengan jelas.     

Zhang Ruochen menatap bulan, awan demonic, lotus Buddha, kabut bintang... tapi dia tidak menemukan aura Chi Yao, hingga membuatnya kebingungan.     

"Apa Chi Yao mati dalam medan pertempuran?" pikirnya.     

Karena itu adalah medan perang, wajar saja jika ada korban jiwa.     

Seorang Dewa punya vitalitas yang kuat, tapi dalam pertempuran di skala mereka, sangat jarang ada jatuhnya bukan, jika perang mereka bukan dalam skala besar seperti di masa silam. Akan tetapi, semua kemungkinan itu masih belum mutlak.     

Apalagi, dewa juga tidak immortal sepenuhnya.     

Selain itu, Chi Yao adalah dewa baru. Dia sama sekali tidak bisa disejajarkan dengan dewa lain – yang sudah berkultivasi selama puluhan ribu tahun. Maka dari itu, mungkin saja dia menjadi korban dalam pertempuran.     

Figur muda melangkah keluar dari istana.     

Dia mirip seperti pemuda berusia 20 tahunan. Dia mengenakan armor tiga warna, dengan rambut berwarna perak, dan mahkota bulu di kepalanya. Pemuda itu sangat tampan dan berwibawa. Dia mirip seperti malaikat.     

Ada dua wanita berpakaian putih di belakangnya. Salah satu dari mereka memancarkan aura dingin, dan satu yang lain memancarkan aura elegan. Mereka adalah para Saint King di level pertama.     

"Pantas saja mereka boleh berkultivasi di Istana Merit Dewa," pikir Zhang Ruochen. "Bahkan kedua wanita itu sudah berada di Alam Saint King. Aura mereka begitu kuat. Bahkan Biksu Pedang Jiuyou dan Chu Siyuan mungkin tidak akan sanggup mengalahkan mereka."     

Tentu saja, Biksu Pedang Jiuyou dan Chu Siyuan baru saja menembus Alam Saint King. Mereka masih punya banyak ruang untuk perkembangan.     

Kedua wanita itu berdiri di belakang sang pemuda seperti pelayan. Yang jelas, pemuda berambut perak punya derajat tinggi di Istana Merit Dewa.     

"Apa dia adalah... Shang Ziyan?"     

"Shang Ziyan adalah murid terbaik Dewa Api. Dia telah menjadi kebanggan ras manusia selama 10.000 tahun terakhir. Dia juga merupakan pemimpin pewaris istana."     

"Rumornya, Shang Ziyan punya kharisma dan ketampanan yang luar biasa. Wanita manapun tidak akan bisa melupakannya."     

"Pria ini pasti Shang Ziyan."     

…     

Para Biksu dari Ketujuh Dunia Shatuo membenci Istana Merit Dewa, karena pihak istana sama sekali tidak peduli dengan nasib mereka. Tapi setelah melihat Shang Ziyan, maka para pertapa wanita mulai menahan nafas masing-masing. Mereka tertarik dengan aura Shang Ziyan dan tidak kuasa mengalihkan pandangan mata.     

Bukan karena mereka begitu terobsesi, tapi aura Shang Ziyan memang sangat unik. Secara natural, itu sangat menarik bagi para wanita. Setiap pergerakannya memperlihatkan kharismanya.     

Shang Ziyan keluar dari istana sambil tersenyum. Dia melemaskan tubuhnya dan berusaha tampil santai. Setelah itu, dia membungkuk kepada para Dewa yang ada di langit.     

Kemudian, dia kembali berdiri tegak dan berkata kepada para Biksu di bawahnya. "Pertempuran Merit telah berakhir. Merit-merit yang kalian kumpulkan dari empat medan pertempuran telah dicatat di Dinding Catatan Merit. Saya minta izin pada para Dewa yang hadir di tempat ini, agar saya diperbolehkan untuk menghitung perolehan merit dari Ketujuh Dunia Shatuo. Setelah itu, saya akan memilih dunia baru yang akan dijadikan sebagai medan pertempuran selanjutnya, berdasarkan pada nilai merit mereka."     

Shang Ziyan sama sekali tidak tergesa-gesa. Dia cukup percaya diri, walau para Dewa sedang mengamatinya dari atas sana. Bahkan, dia sama sekali tidak panik.     

Pada saat itu, para Biksu dan Saint King dari Daratan Kunlun, Daratan Blade Hell, dan Daratan Tianmu sama-sama merasa gugup. Mereka mungkin berada di 3 peringkat terendah dan akan dijadikan sebagai medan pertempuran selanjutnya.     

Shang Ziyan melambaikan tangannya. Lantas, terdengar suara bergemuruh di lapangan tersebut. Empat Dinding Catatan Merit muncul. Keempatnya telah merekam perolehan merit dari Ketujuh Dunia Shatuo.     

Dinding yang pertama merekam merit Pertempuran Merit Dewa. Isinya kosong.     

Artinya, tidak ada satupun dewa dari Ketujuh Dunia Shatuo yang berhasil mendapatkan merit.     

Dinding yang kedua merekam merit Pertempuran Merit Supreme Saint.     

Daratan Great Demon Ten Square berada di urutan pertama. Daratan Guanghan berada di urutan terakhir. Tentu saja, walau berada di urutan terakhir, tapi jumlah meritnya mencapai 17 juta.     

Supreme Saint dari Daratan Guanghan hanya berhasil membunuh enam Supreme Saint dari Dunia Neraka.     

Yang jelas, membunuh satu Supreme Saint dari Dunia Neraka masih jauh lebih baik dibandingkan 10 ribu Biksu.     

Dinding yang ketiga merekam merit Pertempuran Merit Saint King.     

Daratan Great Demon Ten Square berada di urutan pertama. Daratan Guanghan berada di urutan terakhir.     

Dinding yang keempat adalah Pertempuran Merit Biksu. Daratan Guanghan berada di peringkat pertama.     

Shang Ziyan mengangkat tangannya secara perlahan. Energi saintly menyeruak dari tangannya dan masuk ke dalam empat dinding tersebut.     

"Gabungkan!" gumam Shang Ziyan.     

Keempat dindingnya pun mulai bergabung menjadi satu. Jumlah merit mereka pun terhubung satu sama lain.     

Beberapa saat kemudian, jumlah merit dari empat medan pertempuran telah diketahui.     

Urutan pertama, Daratan Great Demon Ten Square.     

Urutan kedua, Daratan Eight Ministry.     

Urutan ketiga, Daratan Purple Mansion.     

Urutan keempat, Daratan Tianmu.     

Urutan kelima, Daratan Blade Hell.     

Urutan keenam, Daratan Kunlun.     

Urutan ketujuh, Daratan Guanghan.     

Walau Daratan Guanghan berada di urutan terakhir, tapi para kultivator mereka masih sempat tersenyum. Mereka sama sekali tidak gugup atau merasa khawatir.     

Shang Ziyan kembali menarik energi saintlynya dan tersenyum. "Menurut aturan yang berlaku, maka Daratan Great Demon Ten Square berhasil menduduki peringkat pertama di Pertempuran Merit Supreme Saint dan Saint King. Sementara itu, Daratan Guanghan berhasil menduduki peringkat pertama di Pertempuran Merit Biksu. Oleh karena itu, kedua dunia ini tidak akan masuk ke dalam hitungan."     

Shang Ziyan merentangkan tangan dan menggerakkan jarinya.     

Daratan Great Demon Ten Square yang berada di urutan pertama dan Daratan Guanghan di urutan terakhir sama-sama menghilang dari rekaman di dinding tersebut.     

Hanya ada lima dunia yang tersisa. Daratan Kunlun berada di urutan terakhir.     

Setelah melihat peringkat tersebut, maka para pertapa dari Daratan Kunlun seakan baru saja disambar oleh petir. Mereka tidak bisa menerima ini, karena jika sampai Daratan Kunlun dijadikan sebagai medan pertempuran baru, maka dunia itu pasti akan hancur.     

Jutaan penduduk akan mati dalam peperangan.     

Salah satu Biksu tertawa sambil menangis, lantas mulai berteriak, "Kita telah bertempur begitu lama. Banyak temanku yang terbunuh dalam pertempuran, tapi semua itu hanya demi hasil yang seperti ini. Kenapa? Kenapa kita harus datang ke Dunia Langit? Kenapa?"     

Wan Zhaoyi, Qing Xiao, Biksu Pedang Jiuyou, Chu Siyuan, Lady Saint, dan banyak figur penting lainnya sama-sama memasang ekspresi murung. Mereka merasa ketakutan dan menyesal. Jika mereka bekerja lebih keras lagi dan berani mengambil resiko, mungkin mereka bisa mengubah situasi ini.     

Tapi sekarang, semuanya sudah terlambat.     

Akan tetapi, sebagian besar dari mereka tidak tahu, seandainya Daratan Kunlun tidak bergabung dengan Dunia Langit sekalipun, tapi pertahanan mereka masih akan tetap dihancurkan oleh Dunia Neraka dalam beberapa tahun ke depan. Dunia mereka masih akan hancur.     

Dengan bergabung dengan Dunia Langit, setidaknya mereka masih punya peluang untuk bertahan hidup.     

Tentu saja, peluang itu juga tidak besar.     

Para pertapa dari Daratan Blade Hell dan Daratan Tianmu sama-sama menghembuskan nafas lega. Akhirnya mereka bisa tersenyum.     

"Sekarang," kata Shang Ziyan. "Biar saya mengumumkan hasil pengumpulan merit dan memilih dunia yang akan menjadi medan pertempuran selanjutnya..."     

"Tunggu."     

Terdengar suara dari kedalaman semesta, yang memotong kalimat Shang Ziyan.     

Di waktu yang sama, Zhang Ruochen memicingkan matanya. Setelah mendengar suara tersebut, dia bergumam, "Chi Yao.."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.