Kaisar Dewa

Permaisuri Membunuh Dewa



Permaisuri Membunuh Dewa

2Cahaya dewa tujuh warna mirip seperti jembatan yang menghubungkan langit dan bumi, hingga memanjang sampai di kegelapan semesta.      0

Bahkan bintang-bintang di sekitarnya kalah terang dibandingkan jembatan tujuh warna tersebut.     

"Seorang Dewa sedang berjalan mendekati Merit Star."     

"Siapa itu?"     

…     

Semua Biksu sedang membicarakannya di bawah Istana Merit Dewa.     

"Itu adalah Yang Agung!"     

"Yang Agung sudah kembali!"     

Semua Biksu dari Daratan Kunlun merasa bersemangat. Mereka segera berlutut ke arah jembatan tujuh warna. "Yang Agung."     

Para Biksu dari Daratan Blade Hell merasa gelisah, karena mereka khawatir dengan terjadinya perubahan.     

Jika merit dari Daratan Kunlun berubah, maka Daratan Blade Hell akan berada di urutan terakhir. Mereka sama sekali tidak menginginkannya.     

"Dewa dari Daratan Kunlun itu baru saja menembus Alam Dewa. Jika dia berhasil selamat dari pertempuran tersebut, sesungguhnya itu sudah cukup beruntung. Dia tidak akan bisa mengubah apapun." Mereka berusaha menenangkan diri dengan kalimat itu.     

Namun, mereka semua terkejut dengan pemandangan di depan sana.     

Permaisuri Chi Yao sedang berjalan di atas jembatan tujuh warna, dengan tubuh yang berselimutkan tujuh cahaya dewa. Terdapat darah dewa di armor emasnya. Dia sedang menggenggam pedang dengan satu tangan, dan membawa rantai besi di tangan yang lain.     

Rantai besinya lebih tebal dibandingkan ember air, yang memanjang hingga kedalaman semesta.     

Whoosh!     

Bayangan raksasa sedang ditarik oleh Permaisuri Chi Yao. Bayangan itu mirip seperti planet gelap, tapi samar-samar sedang memancarkan cahaya merah redup.     

Di bawah sinar Dunia Langit, maka semua Biksu yang berada di Merit Star akhirnya bisa melihatnya dengan jelas... dia sedang menarik mayat.     

Itu adalah mayat raksasa.     

Kepala mayatnya sepanjang lebih dari puluhan ribu mil. Permaisuri Chi Yao melangkah maju sambil menyeret mayatnya, hingga mengguncang bintang dan planet di sekitar sana.     

Planet-planet itu berada dekat dengan Dunia Langit, dan banyak pertapa yang sedang berkultivasi di dalamnya.     

Ketika itu, mereka merasakan guncangan hebat, dan energi dewa yang menyeruak di angkasa. Sehingga, mereka mendongak ke langit dan menyaksikan mayat yang sedang ditarik dari satu sisi ke sisi lainnya.     

"Dewa... itu adalah mayat Dewa..."     

Semua pertapa yang ada di planet itu sontak berlutut.     

Bahkan para Dewa dari Ketujuh Dunia Shatuo sampai tidak habis pikir.     

"Ternyata dia telah mampu membunuh Dewa," kata Dewi Bulan.     

Boom!     

Supreme Saint di Istana Merit Dewa bisa melihat kalau Permaisuri Chi Yao sedang menarik mayat Dewa, hingga membuat mereka merasa takjub.     

Itu adalah mayat Dewa Jiao dari Ras Shura.     

Banyak Supreme Saint yang familier dengan aura Dewa Jiao, atau bahkan mereka pernah bertemu dengannya secara langsung. Dia adalah Dewa jahat yang telah membunuh banyak Supreme Saint di Dunia Langit.     

Namun, sosok Dewa – yang telah melenggang bebas di semesta selama puluhan ribu tahun belakangan – rupanya baru saja dibunuh oleh Permaisuri Chi Yao.     

Mengerikan sekali!     

Kabar itu pun mulai tersebar luas. Tidak lama kemudian, semua pertapa dari Dunia Langit telah mendengar bahwa Chi Yao baru saja berhasil membunuh Dewa, hingga mereka bergegas menuju ke Merit Star.     

Ada banyak Biksu di sekitar Sungai Heavenly. Mereka sedang mengamati mayat Dewa di kejauhan, dan Permaisuri Chi Yao yang sedang berjalan di atas jembatan tujuh warna. Mereka semua sama-sama merasa takjub.     

"Dewa dari Dunia Langit baru saja membunuh Dewa dari Dunia Neraka."     

"Apa dia adalah Permaisuri Chi Yao?! Tampaknya, dia memang dilahirkan menjadi figur pemimpin. Hanya dengan melihatnya sekilas, aku sudah jatuh cinta kepadanya."     

"Permaisuri Chi Yao memang sangat cantik. Baik wajah dan temperamennya sama-sama mampu menandingi Sembilan Bidadari. Bahkan aku ingin bergabung dengan Daratan Kunlun dan memintanya menjadi materku. Mungkin semua pria di semesta tidak akan menolak kalau punya master sepertinya." Kata Supreme Saint muda, yang tertarik dengan kecantikan Permaisuri.     

"Jika bicara mengenai wajah dan temperamen, mungkin sembilan bidadari memang dapat disandingkan dengan Permaisuri Chi Yao, tapi mereka masih belum menjadi dewa, jadi level mereka masih jauh di bawahnya."     

"Mungkin cuma Dewi Bulan yang bisa disejajarkan dengan Permaisuri Chi Yao."     

…     

Walau Dunia Langit telah bertempur melawan Dunia Neraka selama puluhan ribu tahun, tapi semua pertempuran itu tidak ada apa-apanya dibandingkan perang besar yang pernah terjadi di masa silam.     

Dalam beberapa puluh ribu tahun terakhir, kondisi mereka cenderung damai.     

Maka dari itu, sangat jarang seorang Dewa mampu membunuh dewa lainnya.     

Dewa Orion wafat karena dia sedang berusaha melindungi Daratan Zuling. Sedangkan para Dewa lainnya, sebagian besar dari mereka enggan mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkan dunianya. Lebih tepatnya, Dunia Langit tidak akan mengizinkan mereka.     

Apalagi, setiap Dewa merupakan pilar bagi Dunia Langit.     

Sudah lama mereka belum membunuh dewa dari Dunia Neraka. Kali ini, mayat dewa sedang ditarik ke sana, hingga menimbulkan kegaduhan.     

"Permaisuri Chi Yao pasti sedang lemas dan terluka. Jika tidak, maka kita tidak akan bisa melihat tubuhnya."     

"Apa kau pikir membunuh Dewa itu mudah?"     

"Mungkin karena tubuh dewanya telah hancur dalam pertempuran, maka kita bisa melihat tubuh aslinya."     

"Aku tidak bisa membayangkan, apa saja yang dilalui oleh Permaisuri Chi Yao selama proses membunuh dewa tersebut."     

"Dia sudah tidak punya pilihan lain. Daratan Kunlun baru saja bergabung dengan Dunia Langit. Jika dia tidak berjuang keras, maka Daratan Kunlun akan musnah. Dia harus menopang dunia itu dengan segenap upayanya. Jika dia gagal, maka dunianya akan mengalami nasib serupa."     

Semua Biksu mulai menatap Permaisuri Chi Yao dengan hormat.     

Sedangkan para Biksu dari Daratan Kunlun, mereka sanggup membayangkan betapa sulitnya sang Permaisuri membunuh Dewa. Hal itu membuat mereka merasa sangat terharu, sampai-sampai mereka mulai bersujud ke tanah, termasuk para Supreme Saint-nya.     

Permaisuri Chi Yao masih tampil tenang. Setelah mendarat di Merit Star, dia berkata, "Dibandingkan tiga pertempuran merit lainnya, Pertempuran Merit Dewa dimulai lebih lambat, jadi aku tiba sedikit terlambat. Namun, apa aku masih masuk ke dalam hitungan 3 bulan?"     

Shang Ziyan tidak punya hak untuk bicara dengan Permaisuri Chi Yao, jadi dia harus kembali masuk ke dalam istana dan bertanya kepada para Dewa.     

Setelah hening sejenak...     

Terdengar suara dewa dari dalam Istana Merit Dewa. "Permaisuri baru saja memberikan kontribusi besar kepada Dunia Langit. Dalam pertempuran kali ini, maka Daratan Kunlun adalah jawaranya."     

Semua Biksu dari Daratan Kunlun pun merasa gembira.     

Poin merit mereka mulai meningkat pesat. Dalam sekejap, poin mereka bertambah satu juta, dan membuat mereka menduduki peringkat pertama, hingga menyalip Daratan Great Demon Ten Square.     

Karena merasa takjub, Shang Ziyan juga menatap Permaisuri Chi Yao. Beberapa saat kemudian, dia membungkuk kepadanya.     

"Daratan Blade Hell berada di peringkat terakhir, dan mereka harus dijadikan sebagai medan pertempuran baru. Para pertapa dari Daratan Blade Hell, kalian harus mempersiapkan pertempuran itu dengan baik. Kali ini, semoga kalian berhasil," Shang Ziyan mengumumkan hasilnya.     

Semua pertapa dari Daratan Blade Hell menjadi kaku.     

"Kenapa harus Daratan Blade Hell? Di antara Ketujuh Dunia Shatuo, dunia kita bukan yang paling lemah. Sebaliknya, yang paling lemah adalah Daratan Kunlun. Daratan Guanghan juga lebih lemah dibandingkan Daratan Blade Hell."     

Salah satu Saint King dari Daratan Blade Hell tidak terima dengan hal tersebut. Dia berteriak dan melesat ke arah Istana Merit Dewa.     

Shang Ziyan mengangkat tangannya dan melepaskan kobaran api dari tangannya, hingga berubah menjadi pukulan api raksasa yang menampar Saint King tersebut.     

Bang!     

Dia baru saja menghempaskan sang Saint King dan mengubahnya menjadi kabut darah.     

Hanya karena Dewi Bulan berani menentang Istana Merit Dewa, bukan berarti para pertapa lain juga boleh melakukannya. Istana Merit Dewa adalah organisasi besar di Dunia Langit. Apabila ada yang berani menentang mereka, maka dia akan dihukum mati.     

"Kuat sekali. Dia mampu membunuh Saint King di level ketiga dengan begitu mudah. Walau kelihatannya dia kurang pengalaman, tapi kekuatannya sangat besar." Zhang Ruochen sedang mengamati Shang Ziyan.     

Menurut Dewi Bulan, ada alasan khusus dibalik keinginan Dewa Api untuk membunuhnya.     

Walau kali ini dia gagal membunuh Zhang Ruochen, tapi dia akan kembali berusaha membunuhnya di kemudian hari.     

Dewa Api tidak bisa membunuhnya di Dunia Langit, tapi Shang Ziyan adalah murid terbaiknya. Pemuda itu juga merupakan sosok pemimpin di generasi baru. Jadi, pemuda itulah yang akan menjadi kompetitor Zhang Ruochen di masa depan.     

Shang Ziyan tahu bila Zhang Ruochen sedang mengamatinya, hingga dia pun menoleh dan tersenyum sopan kepadanya.     

Zhang Ruochen juga melakukan hal yang sama.     

Walau para pertapa dari Daratan Blade Hell masih tidak terima dengan hasil tersebut, namun tidak ada seorangpun yang berani menentang Istana Merit Dewa. Mereka harus pergi dengan menahan amarah.     

Kadang kala, bahkan Dewa harus rela mengalah dalam situasi tertentu.     

Pertempuran merit baru saja berakhir, dan para pertapa dari Ketujuh Dunia Shatuo – bersama dewa mereka masing-masing – naik ke atas kapal heavenly dan kembali ke Dunia Langit.     

Permaisuri sedang berdiri di atas salah satu kapal heavenly tersebut.     

"Daratan Kunlun berada di peringkat 2.744 di Ranking Merit Puluhan Ribu Dunia."     

Dewi Bulan muncul di belakang Zhang Ruochen. Kecantikannya berada di luar kata-kata, hingga pria manapun pasti akan tertarik dengannya, termasuk Zhang Ruochen.     

"Hanya karena Chi Yao baru saja membunuh Dewa, Daratan Kunlun telah berada di peringkat tinggi?" Zhang Ruochen merasa agak terkejut.     

Ada lebih dari 8 ribu daratan di Dunia Langit, dan ketika pertempuran merit dimulai, Daratan Kunlun sedang berada di peringkat terakhir.     

Walau membunuh Dewa memang bisa membuat mereka mendapatkan banyak merit, tapi masih banyak pertapa dari daratan lainnya yang juga bertempur melawan Dunia Neraka. Merit-merit mereka juga mestinya bisa bertambah setiap waktu.     

Dewi Bulan berkata, "Setiap sepuluh ribu tahun sekali, ranking dunia itu akan diperbaharui. 370 tahun yang lalu, rankingnya baru saja diperbarui. Artinya, ranking mereka baru dikumpulkan sejak 370 tahun yang lalu. Sementara itu, bila seseorang berhasil membunuh dewa, maka poin meritnya setara dengan akumulasi merit selama ribuan tahun."     

"Mungkin Daratan Kunlun tidak perlu ikut ke dalam pertempuran merit selanjutnya. Selain itu, para pertapa dari Daratan Kunlun juga tidak perlu tinggal di Dunia Shatuo, yakni wilayah yang paling lemah di Dunia Langit. Mereka boleh pindah menuju ke wilayah dengan Energi Chi yang lebih baik dan tebal.     

"Selain itu, mayat Dewa menyimpan banyak harta karun. Permaisuri Chi Yao baru saja membunuh Dewa Jiao. Artinya, dia baru saja mendapatkan banyak harta karun. Harta karunnya dapat menghidupi semua pertapa di Daratan Kunlun, hingga membuat kekuatan mereka meningkat pesat.     

"Mayat Dewa Jiao bahkan jauh lebih besar daripada sebuah planet. Mayatnya menyimpan banyak darah dan tulang-tulang dewa... Jika ditambah Tianlun Mark, rasa-rasanya Daratan Kunlun akan kembali berjaya dalam waktu dekat."     

Memang ada beberapa mayat dewa di Daratan Kunlun. Namun, mereka sudah mati sejak ratusan ribu tahun silam. Artinya, mereka sudah kehilangan sebagian besar energi dewanya. 100 tetes darah dewa mereka hanya mampu menandingi satu tetes darah Dewa Jiao.     

Apalagi, darah dewa hanyalah harta karun yang paling murah dari mayat dewa.     

Dewa Jiao baru saja terbunuh. Artinya, Godly Star Soul-nya masih utuh, dengan energi dewa yang mengalir deras di dalamnya. Dalam kata lain, mayatnya masih menyimpan banyak manfaat.     

Sebagaimana misal, mayatnya merupakan tempat terbaik untuk berkultivasi. Sehingga, para Biksu dapat membangun mansion di dalam sana. Dengan begitu, maka mereka dapat memahami prinsip saintly way lebih cepat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.