Kaisar Dewa

Sundial Di Bawah Bintang



Sundial Di Bawah Bintang

0Ice and Fire Phoenix membangun Sarang Phoenix dengan menggunakan Honghua Vines. Tanaman itu hanya bisa tumbuh di tempat Biksu Suci Xumi wafat.     0

Apa Ice and Fire Phoenix benar-benar telah berhasil menemukan makam Biksu Suci Xumi?"     

Zhang Ruochen pun merasa senang. Biksu Suci Xumi bukan hanya orang yang telah mengubah nasibnya, tapi juga merupakan maternya. Sehingga, dia pasti akan mengunjungi makam Biksu Suci Xumi, seandainya dia tahu di mana lokasinya.     

Zhang Ruochen sedang berusaha menyembunyikan emosinya. Dia bertanya, "Apa Anda tahu di mana Biksu Suci Xumi wafat?"     

Putri Luosha menggelengkan kepalanya dan berkata, "Seratus ribu tahun silam, Biksu Suci Xumi telah menghabiskan semua kekuatan dewanya demi menyegel pintu penghubung di antara Daratan Kunlun dan Dunia Neraka. Setelah itu, dia wafat di semesta. Banyak pertapa dari Dunia Neraka dan Dunia Langit yang pernah berusaha mencari makamnya, agar mereka bisa mendapatkan harta karunnya, tapi semua perjuangan mereka berakhir sia-sia. Tak kusangka, ternyata aku akan menemukan jejak-jejaknya di Sarang Phoenix."     

Boom!     

Ruang di sekitar Sarang Phoenix kembali bergetar.     

Bahkan Zhang Ruochen dan Putri Luosha sama-sama terombang-ambing.     

Akibat guncangan tersebut, maka struktur ruangnya semakin rusak.     

Kalau seseorang berdiri di salah satu gunung saint dan menatap Sarang Phoenix di kejauhan, mereka akan melihat bahwa Honghua Vines-nya baru saja mengalami keretakan.     

Cold Ocean dan Fire Ocean di sekitar Sarang Phoenix-nya juga sontak terpengaruh, hingga menimbulkan ombak yang besar.     

Zhang Ruochen dan Putri Luosha, yang sedang berdiri di dekat sundial, menemukan bahwa titik-titik cahaya waktu di sekitar sundialnya berangsur menghilang.     

Mereka berdua pun merasa senang dan cepat-cepat mendekati sundial tersebut.     

Whoosh!     

Awan tujuh warnanya menghilang, dan memperlihatkan langit di atas Sarang Phoenix.     

Delapan bintang cemerlang muncul di angkasa, dan cahaya bintangnya mulai menyinari sundial tersebut.     

Meja batu sundial setinggi 100 kaki, dengan panjang mencapai 300 kaki. Ketika sinarnya mengenai meja tersebut, maka mejanya samar-samar menguarkan cahaya biru, hingga membuatnya tampak suci.     

Pada saat ini, karakter-karakter misterius dan titik-titik cahaya mulai bermunculan di sekitar meja. Setelah semuanya terhubung satu sama lain, maka itu tampak seperti gambar Buddha di semesta.     

Ada ratusan ribu titik-titik cahaya dan sedang terhubung satu sama lain membentuk garis-garis.     

Baik Zhang Ruochen dan Putri Luosha sama-sama paham bahwa gambar itu sangat berharga, hingga mereka mulai mengingat setiap karakternya. Sialnya, karakter-karakter itu meredup dan menghilang dalam sekejap.     

"Sial."     

Walau punya Kekuatan Batin yang tinggi, bahkan Putri Luosha baru sempat mengingat separuhnya. Hal yang sama juga berlaku pada Zhang Ruochen.     

"Seberapa banyak kau berhasil mengingatnya?" tanya Putri Luosha.     

Zhang Ruochen tidak mengatakan yang sejujurnya. "Hanya 10 persen. Semuanya menghilang begitu cepat."     

Putri Luosha berkata, "Jika kau berhasil memahami 10 persen, sesungguhnya itu sudah merupakan pencapaian yang luar biasa. Kali ini, akhirnya kau cukup berguna. Setelah kita kembali, gambarkan karakter yang kau ingat kepadaku."     

"Tentu."     

Zhang Ruochen bertanya, "Sebenarnya karakter apa itu? Apa kita bisa menemukan makam Biksu Suci Xumi setelah memahaminya?"     

"Kurasa memang begitu."     

Putri Luosha mengangkat kepalanya dan menatap delapan bintang di langit. Sorot matanya bercahaya dan berkata, "Orion Eight Star."     

Orion Eight Star berada di langit Daratan Zuling, dan memancarkan sinar brilian. Cahayanya menyinari tanah, hingga membuat segalanya terlihat suci.     

Cahaya itu meninggalkan bayangan pada sundialnya.     

Terdapat 12 zona waktu pada sundial tersebut, yang melambangkan 12 jam dalam satu hari.     

Dan bayangan itu berhenti di angka 12.20.     

Tapi, bukan momen 12.20 yang membuatnya spesial.     

Mereka berdua sama-sama paham dengan hal tersebut, hingga mereka mulai mencari tahu maksudnya.     

"Pasti ada alasan kenapa sundial ini diletakkan di tempat ini, dan pasti ada alasan khusus kenapa Orion Eight Star yang menyinari sundialnya. Tapi apa maksudnya 12.20?"     

Putri Luosha bergumam pada dirinya sendiri, karena dia menganggap bahwa itu adalah tanda yang ditinggalkan oleh Dewa Orion. Dia mengira dapat menemukan Godly Star Soul dengan mudah, tapi rupanya tidak demikian.     

Putri Luosha menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak penting. Sarang Phoenix-nya akan segera hancur, ayo kita bawa sundialnya dan pergi dari sini. Kita akan mempelajarinya lagi di Ras Luosha."     

Sundial adalah harta karun waktu yang tidak punya kemampuan khusus.     

Benda itu hanya melepaskan titik-titik waktu ketika aktif, dan sumber energinya berasal dari Holy Source Ice and Fire Phoenix.     

Setelah Mu Lingxi dan Martial Saint Canglan mendapatkan warisan Ice and Fire Phoenix, maka Holy Source-nya telah menyatu dengan sayap mereka. Dan tanpa energi saintly tersebut, maka sundialnya tidak akan berfungsi.     

Meja batu setinggi 100 kaki mulai menyatu dengan sundialnya.     

Terdapat gambar Buddha di bawah cahaya Orion Eight Star. Yang jelas, itu adalah harta karun yang bernilai tinggi.     

Putri Luosha berjalan ke meja batu, lantas mengeluarkan kotak ruang sekepalan tangan, dan mulai memobilisasi Chi sha di dalam tubuhnya. Dia telah bersiap untuk mengambil sundial tersebut.     

"Tidak!"     

Putri Luosha merasakan aura berbahaya yang melesat ke arahnya.     

Tepat ketika dia hendak mengaktifkan jimat pertahanan, namun dia sudah dihantam oleh bayangan pukulan lebih dulu, hingga membuatnya terhempas ke meja batu.     

Dalam serangan itu, Zhang Ruochen benar-benar ingin membunuh Putri Luosha.     

Apalagi, Putri Luosha adalah musuh bebuyutannya, hingga dia tidak akan pernah memberikan ampun kepadanya, walau mereka pernah menggabungkan Kekuatan Batin bersama sebelumnya.     

Sedangkan untuk hal-hal yang pernah dikatakan oleh Putri Luosha, seperti misalnya, "Kau adalah pria yang ditakdirkan untukku," dan "Aku akan menyerahkan Dinding Catatan Merit-nya kepadamu setelah kau membantuku mendapatkan warisan Ice Phoenix," pria itu sama sekali tidak percaya dengan kata-kata tersebut.     

Zhang Ruochen benci dengan wanita yang pernah membohonginya. Dia juga benci dikhianati.     

Selain itu, kalau sampai Zhang Ruochen gagal membunuhnya, maka dia tidak yakin akan selamat jika wanita itu membalaskan dendamnya.     

Zhang Ruochen juga paham kalau sekarang ini, dia telah berubah menjadi semakin kejam.     

Akan tetapi, dia gagal membunuh Putri Luosha dalam serangan tersebut.     

Ten Thousand Saint Blouse-nya adalah harta karun yang langka, dan ketika Zhang Ruochen memukulnya, maka inskripsi-inskripsi dewa mulai bermunculan dari pakaian wanita tersebut, hingga menangkal sebagian besar pukulannya.     

Bang!     

Putri Luosha terjatuh ke tanah dengan darah di sudut bibirnya. Tubuhnya gemetar hebat, sambil menatap "Lord Lingquan" di dekatnya. Lord Lingquan sedang membawa batu ungu. Batu itulah yang hampir membunuhnya.     

Putri Luosha mengira kalau dia adalah Lord Lingquan yang asli, hingga dia memasang ekspresi dingin. "Dasar penghianat. Kukira kau adalah pria ceroboh, tapi barusan kau nyaris saja membunuhku."     

Zhang Ruochen tidak meresponnya. Sebaliknya, dia kembali melancarkan serangan.     

"Kau akan mati jikalau kau berani menyerangku. Kau sama sekali tidak akan bisa mendapatkan sundialnya."     

Putri Luosha mengeluarkan pedang perak sepanjang setengah kaki. Di waktu yang sama, dia memobilisasi Chi sha di dalam tubuhnya, hingga energi dewa menyeruak dari pedang tersebut dan mengguncang ruang di sekitarnya.     

Alhasil, celah ruang di sekitarnya menjadi semakin lebar.     

"Itu adalah... senjata dewa..."     

Zhang Ruochen cepat-cepat mengeluarkan cincin ruang dan menyimpan sundial beserta meja batunya, karena Putri Luosha berusaha mengaktifkan senjata dewanya.     

Whoosh!     

Zhang Ruochen cepat-cepat melarikan diri.     

Boom!     

Setelah terbang sejauh ratusan mil, dia merasakan riak-riak energi dewa sedang mengejarnya bagaikan cahaya perak.     

"Dia benar-benar membawa senjata dewa."     

Setelah mengaktifkan Hundred Saint Blood Armor, Zhang Ruochen juga melemparkan banyak jimat pertahanan, yang berubah menjadi berlapis-lapis tameng cahaya.     

Crack Crack!     

Tameng-tameng cahayanya meledak setelah terkena pedang perak tersebut.     

Namun, Zhang Ruochen masih cukup beruntung, karena dia berhasil keluar dari Sarang Phoenix ketika cahaya perak itu nyaris mengenainya.     

Cahaya peraknya membentur salah satu sudut Sarang Phoenix, hingga membuat Honghua Vines-nya berguguran ke Fire Ocean.     

"Sial! Dia berhasil melarikan diri!"     

Putri Luosha sedang terluka parah, hingga dia tidak sanggup mengejar Zhang Ruochen.     

Lord Lingquan dan para Marquis Pertama dari Ras Luosha sama-sama merasakan energi dewa tersebut, hingga mereka bergegas mencari Putri Luosha.     

"Pecundang mana yang berani melukai Anda hingga seperti ini, Yang Mulia?" Lord Lingquan berteriak geram.     

Putri Luosha terlihat agak kebingungan, tapi setelah mengamati ekspresi Lord Lingquan, dia langsung menyadari bahwa orang yang menyerangnya bukanlah Lord Lingquan asli. Setelah itu, dia pun bertanya, "Mana batu ungumu?"     

Lord Lingquan tidak tahu kenapa Putri Luosha bertanya seperti itu kepadanya. Namun, dia masih menjawabnya sambil menahan malu, "Batunya dicuri oleh pertapa pedang tangguh dari Daratan Kunlun..."     

Karena merasa situasinya menjadi canggung, Lord Lingquan pun langsung menambahkan, "Pertapa pedang itu begitu tangguh. Dia telah menguasai Ilmu Pedang Xuangang, dan menjadi Saint King. Mungkin hanya Marquis Pertama yang telah menjadi Saint King yang sanggup menandinginya."     

Putri Luosha memasang ekspresi dingin. Dia berkata, "Sampaikan perintahku kepada yang lainnya. Tangkap pertapa pedang dari Daratan Kunlun itu, baik dalam kondisi hidup atau mati. Siapapun yang berhasil menangkapnya, maka aku akan menganugerahinya dengan gelar Lord."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.