Kaisar Dewa

Bunga Layu



Bunga Layu

2"Aktifkan Mata Langit."     
1

Mata vertikal terbuka di dahi Zhang Ruochen. Mata itu mengamati sekitar dan sanggup menembus mantra halusinasi di sekitarnya.     

Di dalam penglihatan Zhang Ruochen, maka segala sesuatunya terlihat berkabut. Lelaki itu tidak bisa melihat Zhu Qingyi ataupun Ying Huo dengan jelas, dan hanya bisa merasakan kehadiran mereka secara samar-samar.     

"Kekuatan Batin-mu masih berada jauh di bawahku. Meski kau menggunakan Mata Langit, tapi itu tidak akan efektif." Suara tawa Ying Huo terdengar di udara. Rasa-rasanya, suara itu berasal dari langit kesembilan, dan sangat sulit untuk menentukan lokasinya.     

Ying Huo telah mengalahkan banyak pertapa tangguh lain dan menjadi Dewi di Kuil Immortal. Dia punya kemampuan dan taktik yang sesuai dengan statusnya. Alhasil, dia menjadi sangat misterius dan sulit ditangani.     

"Zhang Ruochen, hari ini akan menjadi hari kematianmu."     

Suara Zhu Qingyi terdengar. Suara itu mengandung kebencian yang dalam.     

Detik setelahnya, suara-suara pedang terdengar dari 16 arah yang berbeda-beda di langit dan di bawah tanah. Mereka mulai menyerang Zhang Ruochen sekaligus. Karena sedang berada di dalam mantra halusinasi, maka Zhang Ruochen pun kesulitan untuk mengidentifikasi asal-usul serangan tersebut.     

Walau begitu, Zhang Ruochen tidak merasa panik. Sambil mengamati mantra halusinasi di sekitarnya, maka dia mengkatifkan teknik pedang waktu, dan menciptakan zona khusus selebar 10 kaki. Zona khusus ini adalah kombinasi antara waktu dan teknik pedangnya. Di dalam zona ini, waktu seakan berjalan dengan begitu lambat.     

Whoosh, whoosh.     

Seketika itu juga, Zhang Ruochen melepaskan 16 gerakan. Bagaikan 16 bayangan, ia berhasil menangkis 16 serangan dari arah yang berbeda-beda, sampai akhirnya menemukan tubuh asli Zhu Qingyi.     

Kali ini, dia melesat maju dan menyerang Zhu Qingyi dengan cukup aktif, kalau-kalau wanita itu akan menggunakan mantra halusinasi dan kembali menghilang lagi dari sana.     

"Jenis teknik pedang macam apa itu? Kenapa waktu berjalan lebih lambat?"     

Zhu Qingyi merasa sangat terkejut. Wanita itu berusaha menangkis serangannya, sambil meninggalkan banyak bayangan cantik di udara.     

"Noon Sword."     

Zhang Ruochen menjadi satu dengan Pedang Kuno Abyss. Layaknya matahari cerah di siang hari, maka Zhang Ruochen bersinar terang.     

Zhu Qingyi tidak sanggup membuka matanya. Matanya hanya berkedip sebentar, tapi setelah itu, Pedang Kuno Abyss tiba-tiba sudah menusuk tulang rusuknya. Wanita itu dipaksa bergerak mundur.     

"Cepat sekali pedangnya. Rupanya teknik itu mengandung kekuatan waktu..."     

Zhu Qingyi merentangkan tangannya dan menggenggam bilah Pedang Kuno Abyss. Di waktu yang sama, dia mundur dengan cepat. Darah Saintly menyeruak dari tulang rusuknya.     

Mereka berdua sama-sama punya dendam yang dalam, dan sama sekali tidak akan berhenti bertarung sampai salah satu dari mereka mati. Seandainya Zhang Ruochen gagal membunuhnya hari ini, maka itu akan memicu masalah yang tidak ada habisnya.     

Saat melihat Zhu Qingyi hampir mati oleh pedang Zhang Ruochen, Ying Huo pun kembali bergerak. Sebuah raksasa – yang terbentuk dari Xuan Yin Wind – tiba-tiba muncul di samping Zhang Ruochen dan menerjangnya.     

Zhang Ruochen paham kalau raksasa itu hanyalah semacam halusinasi, tapi dia masih harus menepis serangannya dengan menggunakan pedang. Sebab, bagaimana kalau ternyata serangan itu bukan halusinasi? Lelaki itu tidak akan berjudi dengan nyawanya sendiri.     

Zhang Ruochen menebaskan pedangnya, dan membuat raksasa itu hancur menjadi garis-garis angin.     

"Ternyata itu benar-benar halusinasi."     

Saat Zhang Ruochen menoleh ke belakang, tapi Zhu Qingyi sudah tidak ada di sana. Hanya bercak darah merah yang tersisa di tanah.     

"Apa kau kira dirimu sanggup menghancurkan mantra halusinasiku?"     

Sambil mendengus dingin, Zhang Ruochen mengangkat kaki kanannya dan menghentakkannya. Puluhan bola-bola Divine Fire Jingmie terlepas dari tubuhnya. Bola-bola api itu bergerak di segala penjuru dan melayang-layang di udara, bagaikan lentera ilahi.     

Divine Fire Jingmie sanggup membakar apapun di dunia ini. Secara natural, api itu juga dapat menerangi halusinasi.     

Sizzle, sizzle.     

Lambat laun, mantra halusinasi itu semakin menipis. Medan pertempuran yang asli kembali muncul di depan mata Zhang Ruochen.     

Ying Huo dan Zhu Qingyi sedang berdiri bersebelahan, dan berada tidak jauh dari Zhang Ruochen. Ketika itu, Ying Huo tampak sedikit pucat. Mantra halusinasinya sudah dihancurkan, dan hal itu juga melukai Kekuatan Batin-nya.     

Luka-luka di tulang rusuk Zhu Qingyi berangsur sembuh. Sambil mengamati bola-bola api di udara, ekspresinya pun menjadi ketakutan. "Divine Fire Jingmie, Divine Fire Jingmie yang legendaris. Ternyata kau benar-benar sanggup mengendalikan api semacam ini..."     

Belum lama ini, Zhu Qingyi mengira kalau Zhang Ruochen hanyalah sosok yang biasa-biasa saja. Wanita itu bisa mengalahkannya ketika berada di kondisi optimal. Hanya beberapa waktu berselang, namun Zhang Ruochen sudah berubah menjadi musuh besar baginya, yang benar-benar sulit dikalahkan.     

Zhang Ruochen mengendalikan Divine Fire Jingmie yang melayang-layang di udara, lalu mengubahnya menjadi gelombang api. Gelombang itu membanjiri Zhu Qingyi dan Ying Huo.     

Tidak ada seorangpun yang berani menyentuh apinya secara langsung. Mereka juga tidak berani melakukannya. Zhu Qingyi menebaskan pedang saint dan melepaskan Thousand Lines of Destruction. Wanita itu ingin menghancurkan Divine Fire Jingmie.     

Sialnya, setelah menyentuh api, maka pedang itu langsung meleleh dan berubah menjadi cairan metal.     

"Bagaimana mungkin? Bahkan Senjata Saint Seribu Inskripsi tidak dapat menghentikannya?"     

Ekspresi Zhu Qingyi menjadi sangat tidak nyaman, dan menganggap bahwa Zhang Ruochen dapat menyelamatkan dirinya dari seorang Biksu sejati dengan menggunakan api ini dan teknik pedang waktu.     

Ying Huo mengayunkan lengan bajunya. Thousand Beast Treasure Mirror terbang darinya.     

Cermin itu berbentuk seperti token. Di udara, cerminnya terus membesar. Pada akhirnya, cermin itu berubah menjadi tameng setinggi puluhan meter. Cermin itu berdiri di hadapan mereka dan melesat menuju Zhang Ruochen.     

Mereka bukan hanya harus bertahan, tapi juga melancarkan serangan.     

Thousand Beast Treasure Mirror berubah menjadi merah panas setelah terkena Divine Fire Jingmie. Ada ribuan bayangan binatang buas yang muncul di permukaannya.     

"Kakak Chen, awas! Di belakangmu!" Huang Yanchen memanggilnya dari kejauhan.     

Biksu Darah Miefeng telah menyembunyikan auranya dan sedang mengendap-endap di belakang Zhang Ruochen. Ketika Zhang Ruochen sedang mengerahkan segenap upaya untuk menyerang Ying Huo dan Zhu Qingyi, vampir itu malah melepaskan tinju di level mantra suci.     

Dia mengerahkan segenap kekuatan pada serangan kali ini. Walau serangan itu belum mampu membunuh Zhang Ruochen, tapi setidaknya itu akan membuatnya lumpuh.     

"Membunuh sang Keturunan Ruang dan Waktu akan membuatku terkenal, haha!" Biksu Darah Miefeng tertawa kencang.     

Sebenarnya, Zhang Ruochen sudah menemukan aura Biksu Darah Miefeng sedari lama. Dia hanya berpura-pura tidak menyadarinya dan sengaja ingin memancing vampir tersebut.     

Saat melihatnya melancarkan serangan, ujung bibir Zhang Ruochen mulai tersungging. Sejumlah pilar api biru terhubung bersama di belakangnya, lantas berubah menjadi bola Divine Fire Jingmie.     

Boom.     

Tinju Biksu Darah Miefeng berbenturan dengan Divine Fire Jingmie. Bola api itu meledak dan berubah menjadi berkas-berkas api yang melesat ke tubuh lawannya. Setiap berkas api – yang seperti meteor kecil – akan meninggalkan lubang sebesar jari di tubuh Biksu Darah Miefeng.     

Seketika itu juga, tubuhnya berubah menjadi gosong bagaikan batu bara.     

"Ah!"     

Sebelum Biksu Darah Miefeng berhenti tertawa, dia sudah mengubahnya menjadi teriakan memilukan.     

Ruang bergetar. Zhang Ruochen tiba-tiba muncul di atas Biksu Darah Miefeng. Kedua matanya terlihat dingin. Lelaki itu melepaskan Pukulan Naga dan Gajah Prajna, sambil menghujam kepala Biksu Darah Miefeng.     

Pertempurannya melawan Zhu Qingyi dan Ying Huo demi kelangsungan hidup ras masing-masing. Mereka harus bertempur dan saling membunuh satu sama lain. Namun, itu berbeda dengan Biksu Darah Miefeng. Dia sudah membunuh seluruh klan Huang Yanchen. Akibatnya, Zhang Ruochen punya kebencian yang dalam pada vampir tersebut.     

Crack.     

Kepala Biksu Darah Miefeng baru saja dihancurkan oleh Zhang Ruochen. Dia merangkak di tanah, dan terlihat sangat menderita, tapi dia masih belum mati.     

Akar-akar Bunga Suci Karnivora bergerak mendekat. Akar-akar itu menusuk kulit Biksu Darah Miefeng, dan membenamkan diri ke dalamnya. Setelah itu, bunga tersebut mulai menyerap nutrisinya.     

Lambat laun, Biksu Darah Miefeng tidak lagi bergerak. Lama kelamaan tubuhnya memucat dan kehilangan vitalitasnya.     

Zhang Ruochen mengamati medan pertempuran di sekitar dan melihat kondisi ras manusia masih unggul. Putri Li Putih menggunakan Sarira untuk menekan Qionggi. Martial Saint Canglan memaksa Ying Huo dan Death Knight bergerak mundur. Mereka berdua sudah terluka parah. Jadi, mereka hanya bisa melarikan diri sambil bertahan.     

Whoosh!     

Zhang Ruochen menggunakan Ruang Pergerakan Besar dan menyusul Zhu Qingyi. Sambil berdiri di sampingnya, dia berkata, "Hari ini kau tidak akan bisa lolos."     

Zhu Qingyi berhenti. "Apa kau berani bertarung melawanku tanpa perlu menggunakan Divine Fire Jingmie dan kekuatan waktu?"     

"Apa kau juga minta agar aku mengikat tanganku?" tanya Zhang Ruochen.     

Divine Fire Jingmie dan kekuatan waktu adalah kartu andalan Zhang Ruochen. Secara natural, itu juga menjadi bagian dari kekuatannya. Jadi, ia tidak bisa menemukan alasan yang tepat, kenapa ia tidak boleh menggunakannya?     

Zhu Qingyi telah menyaksikan sendiri betapa kuatnya teknik pedang waktu dan Divine Fire Jingmie. Seandainya Zhang Ruochen benar-benar mengerahkan segenap kekuatannya, maka wanita itu hanya punya kesempatan 20 persen untuk menang.     

Boom.     

Zhu Qingyi tidak menyerang. Dia hanya pergi begitu saja. Tubuhnya hancur menjadi 30 garis cahaya hitam. Mereka terbang ke 30 arah yang berbeda-beda.     

"Sudah kubilang kau tidak akan bisa kabur hari ini. Kenapa kau tidak percaya padaku?"     

Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya, Sambil mengaktifkan seluruh Chi Suci-nya, maka ia melesat maju. Dia melepaskan Chi Suci dan Kekuatan Batin, hingga membuat ruang di sekitarnya terdistorsi.     

Cahaya hitam – yang berusaha melarikan diri – mulai mengubah arah masing-masing dan terbang ke arah Zhang Ruochen. Lantas, lelaki itu mengeluarkan Blood Repression Rune. Dia mendorong dan meledakkan rune tersebut.     

Setelah Blood Repression Rune-nya meledak, maka itu membentuk lingkaran cahaya putih yang melingkupi 30 garis cahaya hitam tersebut. Kemudian, itu berubah menjadi rantai. Di dalam rantainya, tubuh Zhu Qingyi kembali terbentuk. Wanita itu terjatuh ke tanah dan tak bisa lagi melawan balik.     

Zhang Ruochen mengangkat Pedang Kuno Abyss dan menuding dahi Zhu Qingyi. "Semuanya akan segera berakhir."     

Di kejauhan, Situ Fengcheng sedang sibuk bertarung melawan Qing Xiao. Ketika merasakan bahwa Zhu Qingyi hampir mati, maka ia langsung berteriak, "Zhang Ruochen, berani-beraninya..."     

Poof.     

Pedang Kuno Abyss menembus dahi Zhu Qingyi. Lautan Chi dan jiwa sucinya hancur. Wanita itu langsung mati begitu saja.     

"Kakak seperguruan..."     

Sisa-sisa jiwa sucinya masih sempat mengucap dua kata. Itu terdengar seperti ucapan selamat tinggal, seakan ingin mengatakan sesuatu. Sayangnya, beberapa saat kemudian suara itu sudah tidak terdengar lagi.     

Zhang Ruochen menarik kembali Pedang Kuno Abyss. Tidak ada perubahan apa-apa di ekspresi wajahnya.     

Di dalam pertempuran antar ras, maka salah satu di antara mereka memang harus mati. Tidak ada benar maupun salah. Karena mereka sudah berada di pihak yang berseberangan, maka hanya ada satu orang yang hidup, dan yang lainnya harus dibunuh.     

Kalau kau tidak ingin mati, maka kau harus membunuh yang lain.     

Boom.     

Tinju Qing Xiao menghantam dada Situ Fengcheng, dan membuatnya memuntahkan darah, sambil melayang puluhan mil ke belakang. Dia membentur tanah. Armornya dipenuhi oleh retakan-retakan.     

"Berani-beraninya kau memikirkan sesuatu yang lain saat sedang bertarung melawanku?"     

Qing Xiao mengamati Situ Fengcheng yang melangkah keluar dari puing-puing. Pria itu sama sekali tidak gembira. Sebaliknya, tatapan matanya tampak berkontraksi. Dia paham kalau pukulannya sudah melukai Situ Fengcheng.     

Jadi, sulit bagi Situ Fengcheng untuk melarikan diri hidup-hidup. Sehingga, tidak mudah menemukan musuh seperti itu lagi di kemudian hari.     

Menurutnya, vampir itu adalah musuh yang langka, tapi Qing Xiao hanya bisa mengalahkannya ketika vampir itu terdistraksi. Kemenangan semacam ini bukanlah sesuatu yang pantas dibanggakan.     

Darah mengalir keluar dari bibir Situ Fengcheng. Dia meninggalkan jejak kaki berdarah, dan tidak berhenti melangkah sampai berada di dekat mayat Zhu Qingyi. Lantas, dia merentangkan tangan berdarahnya dan mengelus wajah wanita itu dengan lembut.     

"Aku tidak melindungimu dengan baik. Semua ini adalah salahku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.