Kaisar Dewa

Maha Dragon Claw



Maha Dragon Claw

3Pedang Chi yang membelah bayangan Suanni tiba-tiba muncul di hadapan Pangeran Kedua.      2

Poof.     

Ada banyak darah yang menyembur. Separuh tubuh Pangeran Kedua, termasuk bagian tangan kanannya, kaki kanannya, dan satu pertiga kepalanya, telah menyemburkan darah.     

Zhang Ruochen telah menyuntikkan semua Chi Suci-nya ke dalam serangan ini. Kemudian, lelaki itu terjatuh dari langit dan mendarat pada sebuah tempat kosong di luar Kuil Sikong Zen. Lalu, sambil menopang tubuhnya dengan satu tangan, saat itu ia sedang terengah-engah.     

Pangeran Kedua juga terjatuh ke bawah. Namun, tubuh sang pangeran telah bersimbah darah. "Aku..." gumamnya penuh dendam. "Sama... sama... sekali tidak pernah dikalahkan seperti ini. Jadi, hari ini, aku pasti akan menenggak semua darahmu dan mengubah tulang-belulangmu menjadi abu."     

Sebenarnya, Zhang Ruochen hendak membunuh Pangeran Kedua dengan serangan tersebut, namun tingkat kultivasi Pangeran Kedua masih terlampau tinggi. Jadi, lawannya masih berhasil lolos dari kematian, meskipun telah terluka parah.     

Perlu diakui kalau Immortal Vampir memang punya vitalitas yang sangat kuat.     

Tepat setelah itu, Pangeran Kedua mengaktifkan Chi Darah dan mendorong tubuhnya. Di waktu yang bersamaan, ia terlihat sangat kacau. Sang pangeran cepat-cepat keluar dari kegelapan dan kembali melesat ke arah Zhang Ruochen.     

"Ayo kembali bertarung kalau kau memang belum puas. Aku sama sekali tidak takut."     

Meski Zhang Ruochen telah menggunakan semua Chi Suci-nya, namun ia masih memiliki Kekuatan Batin yang kuat. Jadi, ia tidak benar-benar kehilangan semua kemampuan bertarungnya.     

Crackle.     

Pola-pola petir yang tebal mulai berkumpul di sekitar Zhang Ruochen. Petir-petir itu bergemuruh di langit dan mulai terkondensasi.     

"Wraith of Thunder God." Terdapat bayangan raksasa petir di belakang Zhang Ruochen. Bayangan itu terbuat dari kombinasi antara guntur dan petir. Itu tampak seperti seorang jendral setinggi 100 kaki yang sedang mengenakan armor. Selain itu, ia juga membawa kapak petir dan tombak petir di tangannya.     

Seketika itu juga, pegunungan di sekitar Kuil Sikong Zen langsung diselimuti oleh petir. Akibatnya, dalam sekejap, tempat itu telah berubah menjadi lautan petir.     

Dengan suara "boom", serangan Pangeran Kedua akhirnya membentur mantra Zhang Ruochen. Lelaki itu pun langsung terhempas ke belakang     

Zhang Ruochen memanfaatkan kesempatan ini untuk melesat maju. Kemudian, ia melepaskan puluhan mantra Kekuatan Batin berturut-turut. Lelaki itu bergerak ke tengah gunung dan menekan Pangeran Kedua di bawahnya.     

Tidak peduli seberapa tinggi tingkat kultivasi Pangeran Kedua, namun ia masih menderita luka yang parah. Sebab, lebih dari separuh meridian di dalam tubuhnya telah rusak. Yang pasti, Pangeran Kedua sudah tidak mampu lagi bertarung.     

Tentu saja, Zhang Ruochen telah menggunakan semua Chi Suci-nya, Jadi, sekarang ini tubuhnya sangat lemah. Lelaki itu hanya bertekad kuat agar tidak tumbang dalam waktu dekat.     

Mana yang lebih dulu tumbang? Zhang Ruochen atau Pangeran Kedua?     

Pada saat ini, terdapat awan darah yang bergulung-gulung, yang tiba-tiba di kejauhan langit malam. Di waktu yang bersamaan, Chi Darah merah mulai melingkupi seisi langit. Sehingga, awan darah itu menciptakan lapisan cahaya merah tipis yang mengarah ke tanah. Pada akhirnya, dunia seakan berubah menjadi neraka.     

Terdapat kekuatan mengerikan yang tersimpan di dalam awan tersebut. Kekuatan itu sangat mengintimidasi. Sebab, di dalam awan darah itu, terdapat sungai darah seluas ratusan kaki. Sungai itu menghubungkan langit di ujung horizon dengan langit yang berada di atas kuil.     

Semua binatang buas di dalam hutan langsung gemetar ketakutan. Rasa takut itu sampai menembus relung hati terdalam mereka.     

"Pangeran Kedua, biarkan aku membantumu." Di dalam awan darah tersebut, di sana Jendral Darah Kongyi sedang mengepakkan sayap darah raksasanya. Pria itu membawa kerambit tulang dan sedang melesat cepat ke arah Zhang Ruochen.     

Kerambit tulang itu tidak terbuat dari tulang biasa. Itu adalah senjata saint. Namanya adalah Kerambit Blue Dragon dengan panjang 60 kaki. Kerambit itu terbuat dari tulang-tulang Blue Dragon yang telah mencapai Alam Biksu. Setidaknya, 923 inskripsi telah diukir di dalamnya.     

"Haha! Jendral Darah Kongyi, ternyata kau datang di waktu yang tepat. Bunuh Zhang Ruochen untukku dan ambil Pedang Taotian-nya. Kalau kau membawa pedang itu ke Pemakaman Pedang dan berhasil menyelamatkan Pluto, maka kau akan dijadikan sebagai pahlawan." Pangeran Kedua langsung bergerak mundur, dan tidak ingin lagi bertarung melawan Zhang Ruochen.     

Pertarungan yang sebelumnya telah memperparah luka-lukanya. Seandainya Jendral Darah Kongyi tidak datang sekali pun, namun Pangeran Kedua juga mungkin tidak akan sanggup melanjutkan pertarungan. Maka dari itu, setelah mundur ke belakang, maka ia segera mengeluarkan tas bulu dan menenggak darah di dalamnya untuk memulihkan diri.     

Zhang Ruochen mengamati Jendral Darah Kongyi dan lelaki itu mampu memindai tingkat kultivasi lawannya. Ternyata, Vampir ini telah berada di Alam Setengah-Biksu level kedelapan. Bisa dikatakan kalau sang Jenderal merupakan sosok Setengah-Biksu di level tinggi.     

Perlu diketahui bahwa mereka yang berhasil menembus level tinggi adalah orang-orang yang punya potensi besar. Sebab, setiap mereka memiliki potensi untuk menembus ke Alam Biksu. Meski tingkat keberhasilan mereka terbilang rendah, namun mereka masih jauh lebih unggul daripada Setengah-Biksu di level rendah.     

Sementara itu, berdasarkan pada tingkatan alam Zhang Ruochen yang sekarang, maka lelaki itu sama sekali bukan tandingan sang Jendral. Maka dari itu, ia langsung menatap dingin ke arah Pangeran Kedua. Lalu, sambil menahan amarah di hatinya, maka lelaki itu hanya dapat bergerak mundur. Sebab, kalau ia diberi sedikit tambahan waktu, mungkin Zhang Ruochen mampu membunuh Pangeran Kedua.     

"Guoguo!" panggil Zhang Ruochen.     

Kelinci Rakus segera keluar dari balik saku Zhang Ruochen. Kemudian, si kelinci mulai bertransformasi menjadi seekor kelinci merah raksasa dan segera menggendong Zhang Ruochen yang terluka di punggungnya. Setelah itu, kelinci tersebut bergegas masuk ke dalam Kuil Sikong Zen.     

"Kau mau lari kemana?"     

Jendral Darah Kongyi segera mengayunkan tangannya. Setelah itu, ia menusukkan Kerambil Blue Dragon tersebut ke arah punggung Zhang Ruochen. Di waktu yang bersamaan, kerambit tulang itu terpecah dan berubah menjadi 19 bagian. Kerambit itu terus memanjang sampai bermil-mil jauhnya. Layaknya seekor ular suci, maka senjata itu segera menggeliat ke arah lawan.     

Ujung kerambit itu memancarkan sinar yang menyilaukan disertai dengan aura dingin. Akibatnya, sinar tersebut hampir mampu membutakan mata semua orang.     

Meski begitu, Kekuatan Batin Zhang Ruochen masih dapat mendeteksi bahwa ia sedang dijadikan target oleh Kerambit Blue Dragon tersebut, hingga membuatnya kesulitan untuk melarikan diri. Selain itu, meskipun kerambit itu belum mengenai tubuhnya, namun ia sudah bisa merasakan rasa sakit yang intens. Tekanan dari senjata tersebut telah masuk ke dalam tubuh Zhang Ruochen.     

Ketika lelaki itu hendak membuka segel ketiga Sarira, maka seketika itu pula terdapat figur hitam yang melesat keluar dari Kuil Sikong Zen. Di waktu yang bersamaan, figur itu bergerak dengan sangat cepat, hingga tampak seperti kilatan petir berwarna hitam.     

"Kalau masih bisa dimaafkan, kenapa harus dibunuh?"     

Bayangan hitam itu telah berada di belakang Zhang Ruochen. Kemudian, ia merentangkan tangannya dan langsung menangkap Kerambit Blue Dragon tersebut. Di waktu yang bersamaan, lima ekor bayangan naga hitam mulai bermunculan dari jari-jarinya dan mengeluarkan suara auman.     

Dengan ledakan energi semacam itu, maka bayangan tersebut akhirnya menghempaskan Jendral Darah Kongyi, hingga membuatnya tersungkur ke belakang dan membentur gunung dengan suara "boom". Tidak lama kemudian, Jendral Darah Kongyi telah tertimbun di dalam tanah.     

Ternyata dia jauh lebih kuat daripada Setengah-Biksu di level kedelapan?     

Zhang Ruochen memfokuskan pandangannya ke arah figur gelap tersebut. Kemudian, ia melihat seorang biksu hitam, namun dengan pancaran cahaya berwarna emas.     

Dia adalah Sikong Two.     

Namun, Sikong Two benar-benar berbeda dari yang pertama kali dilihat oleh Zhang Ruochen.     

Sebelumnya, Sikong Two terlihat sangat ringkih. Bahkan, ia tampak seperti seorang biksu biasa yang tidak punya kekuatan apa-apa. Tapi sekarang, Chi Buddha yang dahsyat sedang bergemuruh di sekitarnya. Bahkan, kekuatannya jauh lebih tinggi daripada Jendral Darah Kongyi.     

Meski Zhang Ruochen tidak mampu memindai kekuatannya. Namun itu masih menegaskan dua hal; entah tingkat kultivasi Sikong Two yang terlampau kuat, atau karena pria itu sedang menggunakan mantra rahasia untuk menyembunyikan diri dari Zhang Ruochen, atau juga terdapat sosok tangguh yang bersembunyi di belakangnya – yang sedang menyegel tingkat kultivasinya.     

Apapun itu, yang jelas Kuil Sikong Zen tidak sesederhana tampilan luarnya.     

Whoosh!     

Jendral Darah Kongyi keluar dari balik timbunan tanah, sambil menggeliatkan tubuhnya. "Dahsyat sekali kekuatanmu," katanya. "Tak kusangka kalau ternyata sebuah kuil di hutan terpencil menyimpan sosok tangguh di dalamnya."     

Pangeran Kedua telah pulih, namun ketika ia menyaksikan teknik Sikong Two, maka seketika itu pula ia langsung memikirkannya dalam-dalam.     

Beberapa saat kemudian, ia segera menemukan jawabannya, hingga membuat ekspresi wajahnya berubah. "Hati-hati," katanya memberi peringatan kepada sang Jendral. "Teknik yang baru saja dia gunakan berasal dari teknik kelas tinggi di Sekte Buddha. Teknik itu adalah Maha Dragon Claw. Teknik itu dikenal sebagai teknik cakar terkuat di Sekte Seribu Buddha."     

Maha Dragon Claw dan Pukulan Naga dan Gajah Prajna sama-sama berasal dari 18 teknik bela diri milik Sekte Seribu Buddha. Yang jelas, kedua teknik itu berada di level mantra suci, serta melambangkan teknik cakar dan teknik pukulan terkuat.     

Setiap teknik yang masuk ke dalam 18 teknik bela diri, adalah teknik yang sangat mendalam dan terlampau rumit untuk dipelajari. Yang jelas, para pertapa baru bisa menguasainya setelah mempelajarinya sepanjang hidup. Namun, ketika mereka berhasil menguasainya sampai pada tingkatan tertinggi, maka seketika itu pula mereka akan menjadi satu-satunya kultivator yang mampu membelah gunung, menangkap naga, membunuh Biksu, membakar langit, dan mengeringkan lautan.     

"Maha Dragon Claw."     

Mendengar itu, maka Jendral Darah Kongyi langsung terkesiap. Sang Jendral kembali menatap Sikong Two, dengan ekspresinya yang berubah menjadi serius.     

Meski begitu, ekspresi Sikong Two masih terlihat datar. "Kuil Sikong Zen benar-benar tidak ingin terlibat konflik dengan dunia mortal," katanya seperti baru saja mengutip sesuatu. "Kami hanya ingin berkultivasi di tempat yang damai di kedalaman gunung. Jadi, kalian para Vampir, masih belum terlambat jikalau ingin pergi dari sini."     

Apa benar Sikong Two benar-benar bicara seperti ini? Zhang Ruochen sama sekali tidak mempercayainya. Lelaki itu masih meyakini kalau ada orang lain yang mengajari Sikong Two berbicara seperti itu. Oleh karena itulah, ia segera menoleh ke arah gerbang Kuil Sikong Zen. Di sana, ia melihat Sikong One.     

Kemudian, Zhang Ruochen langsung memahami sesuatu. Jadi, ia mulai tersenyum tipis.     

Jendral Darah Kongyi mulai mengamati Sikong Two dan mencibir. "Biksu, target kami adalah Zhang Ruochen. Kami tidak ingin bermusuhan dengan Kuil Sikong Zen. Jadi, kalau kau bersedia menyerahkan Zhang Ruochen kepada kami, maka kami akan segera pergi dari sini."     

"Benarkah?"     

Sikong Two menoleh ke arah gerbang Kuil Sikong Zen dan sepertinya hendak meminta pendapat Sikong One. Kala itu, Sikong One sedang berdiri di belakang gerbang. Kemudian, ia sedikit membuka pintunya dan langsung menggelengkan kepalanya kepada Sikong Two, sambil menggerakkan bibirnya.     

Melihat itu, maka Sikong Two langsung menganggukkan kepala. Lalu, ia kembali menoleh ke arah Jendral Darah Kongyi. "Tidak. Kakak saudaraku bilang kalau Zhang Ruochen adalah tamu kami. Bahkan, dia adalah tamu pertama yang rela membayar kami. Jadi, kuil kami bertanggung jawab atas keselamatannya."     

Di dalam gerbang, Sikong One langsung menepuk dahinya sendiri. "Bodoh! Bodoh sekali! Kenapa kau bicara terang-terangan soal uang?"     

Kedua mata Jendral Darah Kongyi langsung berubah menjadi dingin. Saat itu, ia merasa bahwa biksu gelap ini tampaknya ingin bermain-main dengannya.     

"Karena kau berani menolak permintaanku, maka aku sama sekali tidak akan mengampunimu. Jadi, aku akan membunuhmu terlebih dahulu, lalu meratakan Kuil Sikong Zen. Setelah itu, kita lihat nanti apakah kalian masih bisa berkultivasi dengan damai atau tidak!"     

Jendral Darah Kongyi segera mengaktifkan semua Chi Suci-nya dan menyuntikkannya ke dalam Kerambit Blue Dragon. Setelah itu, samar-samar terdapat cahaya biru yang muncul pada permukaan kerambit tersebut. Di waktu yang bersamaan, cahaya itu bertransformasi menjadi seekor naga biru raksasa.     

Whoosh!     

Kerambit Blue Dragon itu berubah menjadi seekor naga yang sedang melingkar. Pada saat ini, naga itu terus berputar-putar, sebelum akhirnya terbang dan mengincar dada Sikong Two.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.