Kaisar Dewa

Pangeran Mahkota Chi dan Putri Wan



Pangeran Mahkota Chi dan Putri Wan

2Luas Kota Kaisar Ming sama besarnya dengan Kota Sacred di bagian timur. Kota itu dibagi menjadi beberapa wilayah dan dilindungi oleh formasi pertahanan independen.     2

Keluarga Cai merupakan salah satu klan tua yang cukup disegani. Wilayah mereka menyimpan banyak sumber Energi Chi. Di dalam area tersebut, terdapat banyak gunung-gunung suci dan paviliun-paviliun yang selalu diselimuti oleh kabut-kabut spiritual. Selain itu, banyak keluarga Biksu yang tinggal di wilayah ini.     

Bagi mereka, bertetangga dengan Keluarga Cai merupakan suatu kehormatan tersendiri.     

Mansion mereka mirip seperti istana kerajaan. Mansion itu sangat besar dan mencakup wilayah yang luas.     

Malam ini, residen Cai benar-benar terlihat hidup. Ada banyak kereta-kereta kuno mewah yang datang silih berganti.     

Para binatang buas yang menarik kereta-kereta itu, setidaknya telah berada di level lima. Binatang buas itu juga mampu menandingi para pertapa manusia di Alam Fish-dragon. Semua itu telah melambangkan status sosial para penunggangnya.     

Beberapa di antara kereta kuno itu bahkan ditarik oleh binatang buas level enam. Setiap kali kereta semacam ini muncul, maka di sana selalu terdengar keributan. Setelah itu, salah satu petinggi dari Keluarga Chi akan segera keluar dari mansion dan langsung menyambut mereka.     

Zhang Ruochen berdiri di samping Chu Siyuan dengan mengenakan Gold Phantom Mask. "Apa Anda benar-benar bisa mendapatkan Divine Origin Pill kelas lima?"     

"Jangan khawatir. Tidak ada yang sulit bila aku menggunakan pengaruhku di tempat ini." Chu Shiyuan melirik Zhang Ruochen dengan menghina.     

"Tapi, kenapa saya merasa bahwa Keluarga Cai sepertinya tidak mempedulikan Anda?" tanya Zhang Ruochen. "Seharusnya mereka keluar dari mansion dan segera menyambut Anda."     

Chu Siyuan terkekeh sambil mengelus kumisnya. "Aku selalu bersikap sederhana. Mereka tidak tahu kalau aku datang kemari malam ini."     

Pria tua itu mengira bahwa Zhang Ruochen sedang meragukan derajatnya, sehingga ia pun telah bersiap untuk pamer. "Aku akan mengirimkan sinyal kepada murid keduaku dan berkata kepadanya bahwa dia harus menyambutmu. Jadi, kau harus mempersiapkan dirimu baik-baik. Jangan sampai ketakutan dengan pemandangan yang akan kau saksikan."     

"Tunggu." Zhang Ruochen cepat-cepat menghentikan Chu Siyuan. "Senior, bukankah Anda selalu bersikap sederhana? Saya rasa, sebaiknya kita tetap bersikap sederhana. Apalagi, kita datang kemari hanya ingin melihat para talenta muda di Kota Sacred. Jadi, kita tidak perlu terlalu mencolok."     

Chu Siyuan memikirkannya sejenak, sebelum akhirnya mengangguk. "Benar sekali," katanya.     

Sambil mengamati punggung Chu Siyuan, saat itu Zhang Ruochen mulai tersenyum. Setelah itu, ia mulai mengikutinya dari belakang.     

Mereka berdua mengantri di sana cukup lama, sebelum akhirnya tiba di gerbang masuk mansion Keluarga Cai.     

Seorang ksatria setinggi 3 meter – dengan armor emas – mulai merentangkan tangan emasnya untuk menghentikan Chu Siyuan. "Seharusnya Anda membawa undangan pesta malam ini," katanya.     

Sejak kapan Chu Siyuan membutuhkan sebuah undangan untuk masuk ke dalam mansion Cai?     

Yang jelas, pria tua ini selalu tidak sabaran. Dan setelah mendengar itu, maka ia langsung mendengus dingin dan berkata, "Kenapa kau tidak bertanya perihal undangan kepada kereta kuno yang baru saja melintas masuk?"     

Cai Mingliang berjalan keluar dari kerumunan para ksatria beramor emas. Pria itu sedikit gemuk dan berkumis. Cahaya saintly tampak memancar di sekitar tubuhnya. Tampaknya, pria ini telah berada di Alam Setengah-Biksu di level pertama.     

Sambil melirik Chu Siyuan, maka ia melihat bahwa pria tua ini hanya mengenakan pakaian polos dan sama sekali bukan mirip seperti seorang pertapa seni bela diri. Akibatnya, Cai Mingliang pun langsung kehilangan minat dengannya. Maka dari itu, sambil mendengus, ia pun berkata, "Kereta kuno yang baru saja masuk berasal dari Klan Biksu Yuan. Sosok yang berada di dalamnya merupakan figur Setengah-Biksu di level pertama klan. Apa kalian berdua pantas disejajarkan dengannya?"     

Para tamu undangan yang menunggangi kereta kuno mewah, sejatinya telah melambangkan derajat mereka masing-masing. Sebaliknya, Zhang Ruochen dan Chu Siyuan sama-sama datang ke sana dengan mengenakan pakaian polos. Secara natural, para ksatria dari Keluarga Cai pun mulai meremehkan mereka dan melarangnya masuk.     

"Sejak kapan aku membutuhkan undangan untuk masuk ke dalam mansion Cai?"     

Chi Siyuan benar-benar tidak sabaran. Bahkan, pria tua ini telah bersiap untuk menerobos masuk.     

Melihat itu, maka kedua mata Cai Mingliang langsung berubah menjadi dingin, dan ia pun segera mendorong Chi Siyuan. "Pikirkan baik-baik, kali ini kau sedang berada di mana? Jangan hanya berpikir tentang makanan gratis," katanya dengan nada tinggi. "Ini adalah pesta kebahagiaan untuk Master Muda Keenam. Aku benar-benar tidak ingin terjadi pertumpahan darah di tempat ini."     

Di pesta Keluarga Cai, maka minuman wine yang akan disuguhkan, setidaknya merupakan Minuman Setengah-Biksu, atau bahkan Minuman di level Biksu.     

Makanan yang disuguhkan pasti akan membuat para Setengah-Biksu menelan ludah mereka masing-masing. Sebab, makanan dan minuman itu bukan hanya dapat meningkatkan kultivasi mereka, melainkan juga dapat membuat mereka lebih mudah memahami Saintly Way, pun meningkatkan kualitas fisik.     

Biasanya, banyak orang yang akan memanfaatkan pesta seperti ini untuk mendapatkan makanan gratis. Dengan begitu, maka mereka bisa menghemat waktu latihannya, setidaknya selama 10 tahun.     

Sebelum-sebelumnya, beberapa pertapa memang kerap menggunakan trik-trik khusus untuk bisa masuk ke dalam sebuah pesta tertentu. Jadi, seiring dengan menyebarnya rumor semacam ini, maka banyak pertapa lain yang juga mulai mencoba peruntungannya masing-masing.     

Seandainya mereka berhasil masuk ke dalam pesta, maka mereka seperti baru saja mendapatkan jackpot. Meski mereka gagal melakukannya, namun Keluarga Cai tidak akan membunuh mereka. Mungkin mereka hanya akan diusir keluar dari sana.     

Yang jelas, Cai Mingliang dan para ksatrianya berpikir bahwa Chu Siyuan dan Zhang Ruochen sama-sama merupakan para kultivator independen yang hanya ingin mencari makanan gratis. Sehingga, para tamu undangan yang lain pun mulai menatap mereka dengan menghina.     

"Orang-orang semacam ini berani membuat kerusuhan di mansion milik sebuah keluarga kuno? Aku benar-benar tidak habis pikir."     

"Orang-orang ini sangat miskin. Meski kita melemparkan makanan sisa dari dalam pesta, namun mereka pasti akan bertarung satu sama lain demi memperebutkannya."     

…     

Zhang Ruochen tidak masalah dengan semua itu. Lelaki itu masih terlihat sangat tenang dan sama sekali tidak peduli dengan perkataan orang lain. Namun, sebaliknya, Chu Siyuan terlihat sangat geram, bahkan tubuhnya nyaris mengeluarkan asap. Yang jelas, pria tua itu ingin menghajar semua junior yang sama sekali tidak menghormatinya,     

Seketika itu juga, Zhang Ruochen segera mengirimkan telepati, "Senior Chu, biarkan saja. Sebab, orang-orang akan menertawakan Anda bila mereka tahu bahwa sang Biksu Pelukis ternyata datang sebagai pengemis."     

Mendengar itu, maka ekspresi wajah Chu Siyuan pun langsung berubah drastis. Pria tua itu langsung menutup mulutnya, karena perkataan Zhang Ruochen terdengar masuk akal. Apalagi, para pertapa seumurannya pasti akan menertawakan Chu Siyuan, bila mereka sampai mendengar berita tersebut.     

Bahkan, lelucon itu masih akan bertahan sampai satu abad mendatang.     

Sehingga, hal ini dapat mengancam reputasinya. Maka dari itu, ia harus bersikap hati-hati.     

Di belakang Zhang Ruochen dan Chu Siyuan, di sana terdapat raja burung bersayap emas, sedang menarik kereta permata. Kereta itu telah menunggu di sana selama beberapa saat.     

Terdengar suara tidak senang dari dalamnya. "Manajer Cai, sampai kapan kau akan membuat kita menunggu di sini? Mereka berdua cuma para berandalan kecil. Jika kau tidak bisa memberi pelajaran kepada mereka, biarkan aku yang melakukannya."     

Setelah itu, seorang pemuda tampan tampak berjalan keluar dari dalam kereta. Pemuda itu terlihat seperti berusia 27 atau 28 tahunan. Ia mengenakan jubah emas bermotif ular python. Sekujur tubuhnya diselimuti oleh aura membunuh.     

Chi membunuh semacam ini terbentuk dari akumulasi pertumpahan darah yang pernah dialami.     

Selain pria itu, maka seorang wanita cantik bergaun ungu juga keluar dari kereta kuno tersebut. Wanita itu bertubuh ramping dengan rambut hitam panjang. Cahaya saintly ungu tampak memancar di sekitar tubuhnya. Yang jelas, semua itu membuatnya terlihat semakin menarik..     

"Oh, ternyata itu adalah Putra Mahkota Chi dan Putri Wan. Silahkan, silahkan masuk ke dalam." Cai Mingliang bergegas menuju kereta itu dan menyambut kedua orang tersebut dengan penuh penghormatan.     

Betapa tinggi derajat mereka? Bahkan seorang Setengah-Biksu di level pertama sampai harus membungkuk di hadapannya?     

Zhang Ruochen mulai menatap Putra Mahkota Chi dan Putri Wan. Lelaki itu harus mengaku bahwa mereka berdua memang layak menyandang gelar sebagai para bangsawan.     

Bahkan, para tamu yang lain juga mulai mendiskusikan mereka.     

Seorang elder berjubah Taoist sedang bertanya dengan penasaran, "Sebenarnya, siapa kedua orang itu? Kenapa Jendral Cai sampai harus membungkuk kepada mereka?"     

Seorang pria dari salah satu klan biksu mulai mengeluarkan kepalanya dari dalam kereta kuno. "Apa kau tidak tahu siapa mereka? Mereka berdua adalah para figur penting. Pemuda itu berasal dari Keluarga Kerajaan Chi."     

"Apa kau tahu Lingxiao Heavenly King Mansion? Dia adalah putra keempatnya, Chi Yutang."     

Elder Taoist itu memikirkannya sejenak, sebelum akhirnya menggelengkan kepala. "Putra keempat di Lingxiao Heavenly King Mansion? Chi Yutang? Kurasa... aku tidak pernah mendengarnya."     

Pria dari keluarga Biksu itu mulai tidak sabaran. "Seharusnya kau tahu Chi Wansui, kan?"     

"Chi Wansui, salah satu di antara Sembilan Ahli Waris?" elder itu merasa sangat terkejut, hingga kedua matanya hampir melompat.     

Pria dari keluarga Biksu itu mulai menyeringai. "Chi Wansui adalah sosok yang paling tangguh di antara empat bersaudara. Chi Yutang adalah kakaknya. Sekarang, apa kau sudah tahu seperti apa derajatnya?"     

"Ternyata dia adalah kakaknya Chi Wansui. Itu benar-benar mengerikan," kata sang elder.     

Pria dari keluarga Biksu itu mulai mengamati wanita yang dipanggil sebagai Putri Wan, sambil merasa terpesona. "Putri Wan masih jauh lebih menakjubkan lagi."     

"Benarkah?" sang elder tidak berpikir demikian."     

"Dia adalah wanita tercantik nomor dua di Kota Sacred. Namanya adalah Wan Huayu. Kemanapun wanita itu pergi, maka banyak pemuda tampan yang akan selalu mengikutinya. Dia adalah sosok kebanggan mereka."     

Elder itu pun mulai mendengus. "Dia memang cantik. Jadi, wajar saja bila kecantikannya mampu memikat para pemuda."     

"Dia adalah satu-satunya putri Wan Zhaoyi, sang Little Saint God," pria dari keluarga Biksu itu menambahkan.     

Seketika itu juga, senyuman di wajah sang elder langsung menghilang. "Mengerikan," gumamnya. "Itu benar-benar membuatku merasa ngeri..." elder itu pun mulai menggosok tubuhnya sendiri dan mulai mengetuk kereta kuno pria itu, sambil berkata canggung, "Sial, undangan pestaku tertinggal di rumah. Apa kau bisa membantuku masuk ke dalam mansion Cai?"     

Pria dari keluarga Biksu itu langsung merasa waspada. "Kau bukan kultivator independen yang ingin mencari makanan gratis, kan?"     

Mendengar itu, maka ekspresi wajah sang elder langsung berubah menjadi murung. Kemudian, sambil membusungkan dadanya, maka ia berkata dengan penuh percaya diri, "Junior, aku adalah seorang elder dengan derajat yang tinggi. Aku sama sekali tidak terima diperlakukan seperti ini."     

Saat melihat betapa mulia dan percaya dirinya elder tersebut, maka pria dari keluarga Biksu itu tiba-tiba merasa tidak nyaman.     

Pria itu khawatir bila dirinya baru saja mengusik salah satu pertapa tangguh, dan hanya akan membuat keluarganya terlibat ke dalam masalah. Maka dari itu, ia pun langsung mempersilahkan sang elder untuk masuk ke dalam kereta kuno tersebut.     

Pemandangan berbeda terjadi di depan pintu masuk mansion Cai.     

"Tidak bisa tidak, hari ini aku harus masuk ke dalam mansion Cai. Kalian tidak akan mampu mengusirku."     

Chu Siyuan sangat keras kepala dan tidak sabaran. Jadi, ia mulai menghalang-halangi semua orang di depan gerbang, dan telah bersiap untuk bertarung melawan keluarga Cai sampai mati.     

Melihat itu, Cai Mingliang menjadi sangat geram, hingga seluruh jemarinya mulai gemetar hebat. Selama ini, ia tidak pernah bertemu dengan sosok pria yang tidak tahu malu semacam ini. "Cepat... usir pria ini," perintahnya.     

"Siapa yang berani melakukannya?" teriak Chu Siyuan. "Coba saja bila kalian berani mengusirku. Aku akan memecahkan kepalaku di gerbang ini!"     

Itu adalah ide Zhang Ruochen, agar Chi Siyuan mengancam Keluarga Cai dengan kematian. Apalagi, Keluarga Cai sama sekali tidak ingin terjadi pertumpahan darah di wilayah mereka, terutama saat sebuah pesta diselenggarakan di tempat tersebut. Sebab, hal itu akan dianggap sebagai kesialan tersendiri.     

Tentu saja, Zhang Ruochen sadar bahwa ini adalah ide yang buruk.     

"Dia hanya seorang pencuri. Jadi, tidak terlalu sulit untuk membunuhmu. Aku akan mengusirmu."     

Ekspresi wajah Chi Yutang langsung berubah menjadi dingin. Kemudian, ia terbang dari kereta kuno tersebut. Lalu, dengan sarung tangan berwarna emas, maka ia hendak mencekik leher Chu Siyuan. Tangannya sudah terbang di udara.     

Berdasarkan pada kemampuan Chi Yutang, bukankah menghancurkan leher Chu Siyuan sama mudahnya seperti menghancurkan tahu?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.