Kaisar Dewa

Mati



Mati

3Para pertapa di pesta itu merasa sangat terkejut. Memangnya siapa yang bisa menebak hasilnya?      3

Baik Yuan Zhi dan Jun Wuyi sama-sama merupakan para figur tangguh di Kota Sacred. Apalagi, mereka sama sekali tidak pernah dikalahkan seperti ini.     

Bahkan, yang jauh lebih mengejutkan, ternyata Klan Biksu Yuan dan Biksu Yun sama-sama mengirimkan biksu mereka ke pesta ini. Akan tetapi, pria bertopeng emas itu berani melukai mereka sampai sedemikian parah. Apa dia tidak takut mati di mansion Keluarga Cai?     

Kedua pertempuran itu telah menyita perhatian para penonton di tengah pulau.     

Cai Yunji – sang putri kedua Keluarga Cai – mulai terlihat gelisah. "Pria itu baru saja mengalahkan Jun Wuyi. Berbekal Kekuatan Batin semacam itu, kurasa dia bukan kultivator biasa. Setidaknya, dia pasti merupakan salah seorang ahli waris dari sebuah klan Biksu. Bahkan, mungkin dia adalah kartu andalan rahasia milik beberapa keluarga Biksu tersembunyi.     

"Adik keenam, cepat bicara dengan Pangeran Mahkota Chi. Katakan kepadanya agar segera menyelesaikan konflik ini, sehingga Keluarga Cai tidak terlibat ke dalam masalah."     

Cai Jinglun – putra keenam Keluarga Cai – mulai menggelengkan kepalanya. "Kakak kedua, situasi ini telah berkembang sedemikian pelik. Apa menurutmu Pangeran Mahkota Chi rela menyerah begitu saja?"     

Cai Yunji mulai menatap wajah Chi Yutang. Ternyata benar, Chi Yutang sedang memperlihatkan intensitas membunuh di wajahnya. Yang jelas, pria itu benar-benar sedang merasa geram. Bila salah satu anggota Keluarga Cai menghentikannya di saat-saat seperti ini, bukankah mereka juga akan melukai perasaan Pangeran Mahkota Chi?     

Di satu sisi, Pangeran Mahkota berasal dari sebuah keluarga kerajaan. Di sisi lain, ia adalah seorang pemuda misterius. Yang jelas, Keluarga Cai dapat menilai sosok mana yang lebih penting.     

Cai Jinglun terlihat seperti orang yang mampu mengendalikan situasi. "Sebaiknya Keluarga Cai tidak terlibat. Pangeran Mahkota Chi harus segera menyelesaikan ini sendiri."     

Secara natural, para anggota Keluarga Cai sama-sama setuju dengan saran Cai Jinglun. Karena ia telah membuat keputusan, maka yang lain pun tidak bisa berbuat banyak.     

Lain halnya dengan Chi Yutang, Wan Huayu masih memperlihatkan senyuman cantik di wajahnya. Wanita itu menjadi semakin penasaran dengan pria bertopeng emas. Kenapa sosok Setengah-Biksu Kekuatan Batin misterius tiba-tiba muncul di Kota Sacred?     

Dengan ekspresi murung, maka Chi Yutang langsung berteriak, "Jendral Guo, pria ini sengaja datang kemari untuk menghancurkan pesta di Keluarga Cai. Apa kau tidak ingin menghukumnya?     

Guo Lu – salah satu di antara 10 jendral di Pasukan Canglong – berada di bawah kendali Lingxiao Heavenly King Mansion. Secara natural, ia mematuhi perkataan Chi Yutang.     

Sambil berteriak, Guo Lu langsung mengangkat tangannya. Dua garis Chi ungu mulai keluar dari tangannya. Kedua energi itu segera menghancurkan seisi danau.     

Di kejauhan, Xue Sanyi merasa sedikit gelisah. "Apa Guo Lu akan menggunakan Pukulan Purple Blazing?"     

"Pukulan Purple Blazing merupakan salah satu di antara sembilan mantra suci di Lingxiao Heavenly Mansion. Bila seorang Biksu menggunakannya, maka langit dalam radius ribuan mil akan segera diselimuti oleh Chi berwarna ungu. Seandainya pukulan itu mendarat di tanah, maka itu akan menimbulkan gempa bumi."     

"Guo Lu pernah menyelamatkan Chi Wansui muda sebelumnya. Oleh karena itu, dia dapat menguasai Pukulan Purple Blazing."     

"Guo Lu telah menguasai Pukulan Purple Blazing sampai di level kelima dan mampu melepaskan 26 kali lipat kekuatan. Sehingga, teknik itu hampir berada di level mantra suci."     

Sebagai seorang Setengah-Biksu di level kesembilan, maka Guo Lu telah menjadi salah satu sosok yang paling tangguh di Alam Biksu. Akan tetapi, ia sudah menggunakan teknik terkuatnya di awal pertempuran. Hal ini menunjukkan betapa pria itu benar-benar ingin membunuh pemuda bertopeng emas tersebut.     

Sebagian besar pertapa itu membenci Zhang Ruochen. Mereka berpikir bahwa ia terlampau arogan dan liar. Jika tidak, maka ia tidak pantas mati di mansion keluarga Cai.     

Beberapa elder akan menggunakan Zhang Ruochen sebagai contoh untuk mendisiplinkan para junior yang hadir di sana. "Anak-anak muda harus paham bagaimana cara bersikap, seperti membungkuk di hadapan Pangeran Mahkota Chi."     

"Pukulan Purple Blazing!" teriak Guo Lu. Suara-suara angin dan petir keluar dari tangannya, sesaat setelah ia melancarkan pukulan ke arah Zhang Ruochen.     

Ia mengarahkan pukulan itu pada satu titik. Dengan demikian, maka Pukulan Purple Blazing akan menjadi jauh lebih kuat.     

Sizzle.     

Platform lotus di samping Zhang Ruochen tidak akan mampu bertahan dari api panas berwarna ungu. Sehingga, api itu mulai membakar segalanya dan segera mengubahnya menjadi abu.     

"Kau telah menguasai teknik pukulan itu dengan baik. Tapi sayangnya, kekuatanmu masih belum cukup."     

Zhang Ruochen cepat-cepat memutar tubuh dan langsung melancarkan sebuah tinju – yang telah dipersiapkan sebelumnya. "Gerakan pertama Luo Water Fist Technique, Dividing the Sky and River."     

Ketika ia melancarkan pukulan, maka riak-riak energi mulai bermunculan di belakang Zhang Ruochen, dengan suara bergemeretak.     

Tinju dan pukulan itu pun akhirnya bertemu di satu titik, dengan suara yang menggetarkan bumi.     

Zhang Ruochen sempat mundur satu langkah ke belakang. Setelah itu, ia melangkah maju dan mulai menerjang Guo Lu. "Gerakan kedua Luo Water Fist Technique, Nine Twist and Turn."     

Guo Lu merasa terkejut di dalam hatinya. Sebab, lawannya bukan cuma seorang pertapa Kekuatan Batin, namun ia juga menguasai teknik tinju yang sangat kuat.     

Alhasil, dua bola api ungu kembali muncul di tangan Guo Lu. Keduanya pun segera berubah menjadi dua awan api ungu yang melesat ke arah depan.     

Guo Lu berada di awal Setengah-Biksu level sembilan. Yang pasti, tingkat kultivasinya jauh lebih tinggi daripada Zhang Ruochen. Akan tetapi, teknik pukulan yang dilepaskan oleh lelaki itu berada di level yang lebih tinggi. Bahkan, kekuatannya mencapai 32 kali lipat lebih besar.     

Oleh karena itu, Zhang Ruochen berada di posisi yang sedikit unggul dalam pertempuran ini.     

36 gerakan Luo Water Fist Technique adalah teknik yang komplit. Setiap gerakannya selalu lebih kuat daripada gerakan sebelumnya. Berbekal itu, akhirnya Guo Lu pun berhasil ditekan mundur.     

"Gerakan keduabelas Luo Water Fist Technique, Thousand Flying Waterfall."     

Ketika tinju ini mendarat, maka serangan itu langsung menghujam jiwa suci Guo Lu. Akibatnya, ia langsung memuntahkan darah dan terhempas ratusan kaki ke belakang.     

Zhang Ruochen sama sekali tidak ingin membiarkan Guo Lu menyerang balik. Jadi, ia segera menerjang ke arah depan dan langsung melayangkan tiga tinju berturut-turut.     

"Gerakan ketigabelas Luo Water Fist Technique, Reversed Rainbow."     

"Gerakan keempatbelas Luo Water Fist Technique, Hundred Rivers Competing."     

"Gerakan kelimabelas Luo Water Fist Technique, Sky and Water Aligned."     

Tiga serangan tinju itu dilepaskan dalam satu kali tarikan nafas. Alhasil, Guo Lu memuntahkan darah sampai tiga kali berturut-turut. Organ-organ dalamnya sedang terluka parah, dengan tubuhnya yang kembali terhempas ke belakang.     

Sambil mengibas-ngibaskan lengan bajunya, maka Zhang Ruochen mulai bergerak mendekat dan langsung menginjak dada Guo Lu. "Apa kau sudah tahu bagaimana cara menghormati orang lain?" katanya dingin.     

Kala itu, semua orang sedang menahan nafas dan membelalakkan mata masing-masing. Rasa-rasanya, mereka baru saja menyaksikan sesuatu yang mustahil terjadi di dunia ini.     

Guo Lu – salah satu di antara para jendral top di Pasukan Canglong dan sosok tangguh di bawah Alam Biksu – ternyata baru saja dihempaskan di tanah.     

Seandainya berita ini tersebar, maka itu akan mengguncang seluruh Kota Sacred.     

Para figur elit – yang berada di tengah pulau – mulai bergegas menuju ke arah Zhang Ruochen. Sebaliknya, para tamu yang hadir mulai menjauh dari sana, karena mereka tidak ingin terlibat di dalamnya.     

Zhang Ruochen masih menginjak dada Guo Lu. Lelaki itu sedang memancarkan aura yang sangat ganas.     

Chi Yutang pun mulai berjalan mendekatinya. Lalu, sambil menatap Zhang Rucohen, ia mendengus dingin. "Tidak heran kenapa kau bersikap terlampau arogan. Ternyata, kau dilindungi oleh Leluhur Luo Xu dari Akademi Saint Wilayah Timur."     

Kebanyakan di antara mereka melihat bahwa Zhang Ruochen baru saja menggunakan Luo Water Fist Technique, dan lelaki itu juga telah menguasainya sampai di level keenam. Yang jelas, pemuda bertopeng emas ini pernah dibimbing oleh Luo Xu.     

"Bila kau melepaskan Guo Lu, maka aku akan memaafkanmu atas nama Leluhur Luo Xu," kata Chi Yutang.     

Chi Yutang adalah seorang Pangeran Mahkota dari keluarga kerajaan, namun ia juga tidak berani berkonflik dengan orang-orang seperti Luo Xu. Sebab, bila konflik ini masih terus berlanjut, maka mereka akan berada di posisi yang tidak menguntungkan.     

"Minta maaf," kata Zhang Ruochen.     

"Apa katamu?" kedua mata Chi Yutang terlihat dingin.     

"Cepat minta maaf sekarang juga," kata Zhang Ruochen. "Aku akan melepaskannya setelah kau meminta maaf."     

Mendengar itu, maka Chi Yutang langsung merasa terkejut. Namun, tidak lama kemudian, ia kembali tersadar dan mulai tertawa sambil menahan geram. "Biasanya, orang-orang selalu membungkuk di hadapanku. Kau adalah orang pertama yang berani menyuruhku meminta maaf. Baiklah, bunuh dia. Mari kita lihat, apakah Leluhur Luo Xu dapat menyelamatkanmu setelah kau membunuh Jendral Guo."     

Para pertapa yang berada di belakang Chi Yutang mulai memasang ekspresi jijik. Tidak ada satupun di antara mereka yang percaya bila Zhang Ruochen berani membunuh Guo Lu.     

Lagipula, Guo Lu berasal dari Menteri Peperangan dan menyandang gelar sebagai seorang raja di wilayah inferior. Memangnya siapa yang berani membunuhnya di hadapan umum seperti ini?     

Menurut orang-orang, bahkan Luo Xu masih harus berpikir ulang jikalau ingin membunuh Guo Lu.     

Mendengar itu, bibir Zhang Ruochen pun mulai tersungging. Kemudian, dengan senyuman jahat, maka ia mulai menghentakkan kakinya.     

Crack.     

Tulang-tulang di bagian dada Guo Lu menjadi remuk dengan suara bergemeretak. Organ-organ dalamnya telah berubah menjadi daging cincang. Bahkan, jiwa sucinya hancur di bawah kaki Zhang Ruochen. Jiwa itu benar-benar hancur lebur.     

Setelah menyaksikan ini, maka semua pertapa yang hadir di sana langsung merasa tercengang. Kepala mereka terasa kosong, seakan mereka telah berubah menjadi batu.     

36 gadis berjubah bulu warna-warni sedang berdiri di tengah pulau. Mereka masih berdiri di sana, sambil mengamati Zhang Ruochen dan Guo Lu lekat-lekat.     

Mereka adalah para penari profesional di Phoenix Dance Palace. Setiap mereka memiliki kecantikan yang tidak ada duanya, dan telah berada di Alam Fish-dragon. Keluarga Cai telah menghabiskan banyak Kristal Suci demi mengundang mereka ke dalam pesta.     

Sekarang ini, separuh gadis-gadis itu sedang merasa syok. Akan tetapi, beberapa gadis muda masih tampil sangat tenang. Bahkan, mereka memperlihatkan ekspresi kagum di wajahnya.     

Salah seorang gadis – berusia 18 atau 19 tahunan – sedang mengirimkan pesan telepati kepada salah satu penari bertudung kepala. "Bagus sekali. Guo Lu akhirnya mendapatkan ganjarannya. Kita pernah merencanakannya tujuh kali dan mengirimkan banyak senior Setengah-Biksu untuk membunuhnya. Tapi selama itu, kita selalu gagal. Kurasa pemuda ini tidak akan mati di Keluarga Cai."     

Penari bertudung kepala itu sedang berdiri di tengah kelompok tersebut. Wanita itu memancarkan aura yang tenang. Dikarenakan bentuk tubuhnya yang menarik dan berkulit putih, rasa-rasanya wanita itu selalu mampu menjadi pusat perhatian, meski sedang berada di tengah puluhan wanita cantik lainnya.     

Kedua matanya sangat cerah dan tampak hidup. "Guo Lu memang sangat kuat," balasnya dengan pesan telepati. "Bila aku yang menyerangnya, maka kesempatanku hanya sebesar 20 atau 30 persen. Jadi, pria yang membunuhnya pasti bukanlah sosok yang sembarangan."     

"Memangnya kenapa? Terpenting dia telah berhasil membunuh Guo Lu."     

Penari bertudung kepala itu masih sangat tenang. Lalu, sambil menggelengkan kepalanya, maka ia berkata, "Kurasa dia sengaja melakukan ini, agar dia bisa membunuh Guo Lu."     

"Bagaimana mungkin? Apa dia tidak tahu kalau dia akan mati juga setelah membunuh Guo Lu?"     

"Sebelum kita datang ke mansion Keluarga Cai," kata sang penari bertudung kepala. "Saat itu Zhang Fengxing pergi ke Phoenix Dance Palace untuk bertemu dengannya. Katanya, ada seorang Setengah-Biksu bertopeng emas yang ingin bertemu denganku. Menurut ciri-ciri yang diberikan, kurasa pria itu mirip dengannya.i."     

"Apa mungkin pria itu berada di pihak kita? Jika begitu, apa yang harus kita lakukan? Dia telah membunuh Guo Luo, dan sebentar lagi akan menjadi seorang kriminal. Meski kita membantunya, namun itu hanya percuma saja."     

Penari bertudung kepala itu mulai menimbang-nimbang. Kedua mata cantiknya sedang mengamati pemuda bertopeng emas di kejauhan. "Pria ini sangat tangguh. Jadi, kurasa dia bukan pemuda impulsif. Bahkan, aku sangat yakin bila dia masih memiliki beberapa kartu andalan lain."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.