Kaisar Dewa

Pemakaman Kerajaan



Pemakaman Kerajaan

1Pemakaman Kerajaan berada di sisi barat Kota Sacred. Tempat itu terletak di sebuah pegunungan terbuka. Bila dilihat dari kejauhan, maka tempatnya terlihat cukup suram dan sangat mengerikan.     3

Terdapat gugusan awan hitam di langit, yang berhasil menutupi bintang-bintang.     

Sebelum Pusat Kekaisaran Suci dihancurkan, saat itu Pemakaman Kerajaan pernah menjadi sebuah zona terlarang. Yang jelas, tempat itu selalu dijaga dengan ketat, dan tidak ada satu pertapa pun yang boleh mendekatinya.     

Delapan ratus tahun telah berlalu. Kini, wilayah di luar tempat itu telah ditimbun oleh salju dan daun-daun yang berguguran. Rerumputan tampak bertumbuh di segala sisi, hingga memperlihatkan nuansa liar dan tak berpenghuni.     

Sebenarnya, Pemakaman Kerajaan bukan hanya merupakan sebuah zona terlarang. Sebab, membunuh juga dilarang di tempat tersebut.     

Para leluhur di Keluarga Kerajaan Zhang pernah menggunakan teknik-teknik level kaisar untuk membangun formasi pertahanan dan melindungi pemakaman tersebut.     

Setelah Kota Sacred berpindah tangan, selama itu beberapa Biksu sempat berusaha membobol Pemakaman Kerajaan dan hendak mencuri harta karun di dalamnya. Akan tetapi, tidak ada satupun di antara mereka yang berhasil keluar dengan selamat.     

Sebagai sang Pangeran Mahkota dari Pusat Kekaisaran Suci, maka secara natural, Zhang Ruochen benar-benar paham bagaimana cara memasuki wilayah itu. Yang jelas, lelaki itu dapat menghindar dari pertahanan formasi taktis, dengan melewati area-area tertentu.     

"Kalian harus mengikutiku dan jangan sampai membuat kesalahan," Zhang Ruochen memperingatkan mereka. "Jika tidak, maka nanti akan timbul masalah baru."     

Setelah masuk ke wilayah pegunungan itu, maka udara di sekitarnya menjadi semakin dingin dan menyeramkan. Beberapa gumpalan kabut terlihat terbang dari beberapa sisi, lalu bertransformasi menjadi tengkorak, naga, ular, dan para prajurit.     

"Ini bukan gumpalan kabut biasa. Mereka adalah nyala api yang terbentuk dari formasi taktis di level kaisar. Jika ada Biksu yang menyentuhnya, maka mereka pasti akan langsung terbakar."     

Mendengar itu, maka seketika itu pula kedua kaki Kelinci Rakus mulai gemetar hebat. Rasa-rasanya, kaki si kelinci langsung berubah menjadi limbung, hingga ia sama sekali tidak berani berbuat kesalahan.     

Pemakaman Kerajaan menempati area yang sangat luas. Bahkan, area itu cenderung tak bertepi. Kelompok Zhang Ruochen telah berjalan sejauh puluhan mil, namun mereka masih melintasi sebagian kecil wilayahnya. Apa yang ada di sekitar mereka hanyalah pegunungan, hutan-hutan, dan semak-semak. Yang pasti, tempat itu benar-benar menciptakan kontras tersendiri, terutama bila dibandingkan dengan Kota Sacred yang tampak hidup.     

Tiba-tiba, Kelinci Rakus mengeluarkan teriakan aneh. Semua orang pun berhenti melangkahkan kaki, sambil merasa terkejut.     

"Ada apa?" Zhang Ruochen cepat-cepat mengaktifkan Chi Suci dan melepaskan energi pukulan di tangannya. Lelaki itu sudah bersiap untuk melancarkan serangan.     

Kelinci Rakus menuding sesuatu di kejauhan. "Ada jejak kaki."     

Mendengar itu, maka Qing Mo langsung mendesah panjang. Sebelum-sebelumnya, wanita itu merasa sangat gugup, dan mengira bahwa mereka sedang berada di dalam bahaya. "Guoguo, itu cuma jejak kaki. Jangan terlalu berlebihan. Aku hampir ketakutan setengah mati."     

Qing Mo pun mulai menjewer telinga Kelinci Rakus, bahkan si kelinci sampai hampir terangkat.     

Meski begitu, Zhang Ruochen sama sekali tidak menurunkan tingkat kewaspadaannya. Pada saat itu, ia berjalan mengikuti langkah kaki dan hendak menginvestigasinya. Apa yang ada di sekitar mereka cuma hamparan salju, namun jejak kaki itu tidak tertimbun oleh salju.     

"Jejak kaki ini masih baru. Seseorang pasti baru saja datang kemari dalam dua hari belakangan. Memangnya siapa yang bisa masuk ke dalam Pemakaman Kerajaan?"     

Jejak-jejak kaki itu memiliki ukuran dan kedalaman yang berbeda-beda. Bahkan, jejak kaki itu tidak berasal dari satu orang. Yang jelas, mereka bukan Kong Lanyou.     

"Semuanya, hati-hati. Beberapa orang mungkin telah berhasil menerobos Pemakaman Kerajaan." Ekspresi Zhang Ruochen terlihat serius.     

Perlu diketahui, Pemakaman Kerajaan adalah sebuah area yang sangat berbahaya. Siapapun yang mampu menghindari formasi taktis level kaisar dan masuk ke dalamnya, maka bisa dipastikan bahwa dia bukanlah pertapa biasa.     

Kelompok mereka masih terus melangkah maju.     

Beberapa saat kemudian, mereka menemukan darah di permukaan tanah. Yang jelas, belum lama ini, sebuah pertempuran pernah terjadi di sini.     

Kelinci Rakus mulai mengendus-endus sesuatu. Kemudian, ia berlari ke tempat yang relatif terbuka dan mulai menggali gundukan pasir. Lalu, setelah menyingkirkan saljunya, mak kelinci itu segera mengeluarkan enam mayat dari dalam tanah. Mayat-mayat itu telah menghitam dan gosong. Mereka seperti enam buah korek api yang sudah dinyalakan.     

Zhang Ruochen berjalan mendekat dan mulai menebaskan Pedang Kuno Abyss untuk mencari tahu isi mayat tersebut.     

Tulang-belulang mayat itu ternyata seperti baja dan sangat keras. Garis-garis Chi Suci juga memancar darinya. Yang jelas, itu menjadi sebuah penegasan, bahwa mayat-mayat ini pasti berasal dari seorang pertapa tangguh semasa hidupnya.     

"Huh?" Zhang Ruochen menemukan sesuatu yang baru.     

Terdapat beberapa pola aneh pada tulang mereka, yang bersinar keemasan.     

"Itu adalah pola-pola mayat," kata Huang Yanchen. "Hanya para pertapa dari Ras Ancient Necromancer dan Sekte Death Zen yang mampu mengukirnya. Kau bisa menciptakan mayat-mayat pertempuran dengan mengukir inskripsi pada tulang-tulang, kulit, dan meridian mereka."     

Mendengar itu, kedua mata Zhang Ruochen berubah menjadi kelam. Setelah menebas lima mayat sisanya – yang telah gosong tersebut – maka ia kembali menemukan pola yang sama pada tulang-tulang mereka.     

"Mereka pasti mayat-mayat pertempuran milik Ras Ancient Necromancer."     

Zhang Ruochen sudah pernah melihat pola Death Zhen Buddhist Way pada sebuah mayat pertempuran. Yang pasti, pola pada mayat mereka selalu mengandung gaya Buddhist, dan benar-benar berbeda dengan pola yang terletak pada keenam mayat gosong tersebut.     

Ras Ancient Necromancer memiliki banyak peninggalan yang luar biasa, sehingga mereka cukup terampil dalam menggunakan teknik-teknik kuno dan mantra-mantra suci. Setidaknya, mereka dapat masuk ke beberapa tempat prasejarah yang berbahaya, dan mencuri mayat-mayat para leluhur dari banyak klan.     

Yang pasti, mereka dapat menciptakan mayat pertempuran tangguh dengan memilih mayat yang sesuai.     

Para anggota Ras Ancient Necromancer bukan hanya merampok sesuatu di pemakaman para Biksu. Sebab, ketika mereka berada di puncak kejayaannya, mereka juga pernah masuk ke dalam pemakaman dewa dan mencuri beberapa peninggalan dewa.     

"Apa Ras Ancient Necromancer masuk ke dalam sini untuk mencuri mayat Kaisar Ming?"     

Selain mayat sang kaisar, maka tidak ada hal lain yang cukup berharga di sana, minimal itu tidak akan sebanding dengan resiko yang diterima oleh Ras Ancient Necromancer saat mereka memilih menerobos masuk ke dalam Pemakaman Kerajaan.     

Zhang Ruochen mengepalkan tinjunya, dengan kedua matanya yang membara.     

Jiwa-jiwa leluhurnya seharusnya tidak diganggu. Tubuh-tubuh para leluhurnya seharusnya tidak dijadikan sebagai mayat pertempuran orang lain.     

Tindakan Ras Ancient Necromancer ini benar-benar jauh lebih menjengkelkan daripada apa yang dilakukan oleh Lingxiao Heavenly King Mansion.     

"Ada enam mayat pertempuran di sini," kata Huang Yanchen. "Mayat-mayat ini mungkin diciptakan dari mayat para Biksu, namun mereka bukan terbunuh oleh beberapa api formasi taktis. Rasa-rasanya, mereka memang dikalahkan oleh para penjaga Pemakaman Kerajaan."     

"Penjaga?"     

Zhang Ruochen langsung teringat akan Kong Lanyou.     

Tentu saja, bisa jadi bukan wanita itu pelakunya.     

Berdasarkan pada tingkat kultivasi Kong Lanyou, dan bila wanita itu menyerang mayat-mayat tersebut, maka mayat pertempuran itu pasti akan langsung berubah menjadi abu. Akan tetapi, kenapa mereka berenam masih utuh? Selain itu, mayat-mayat mereka juga tidak menyimpan aura Kong Lanyou.     

Zhang Ruochen meminta Kelinci Rakus dan Monster Kera untuk kembali menguburkan keenam mayat tersebut. "Kita hanya menemukan enam mayat pertempuran, tapi tidak ada satupun pertapa dari Ras Ancient Necromancer. Kemana mereka perginya?"     

"Mungkin... mereka telah melarikan diri," kata Qing Mo dengan takut-takut.     

"Sebaiknya memang seperti itu," kata Zhang Ruochen.     

Lelaki itu baru saja mencamkan sesuatu di dalam benaknya. Seandainya Ras Ancient Necromancer masih berani mengusik para leluhurnya, maka ia benar-benar akan menghabisi mereka.     

Setelah mereka melanjutkan perjalanan, maka pemandangan di hadapan mereka pun menjadi semakin luas.     

Terdapat beberapa tablet batu di bawah gunung, sekaligus nisan yang berhamburan di mana-mana.     

Setiap nisan itu lebih besar daripada sebuah gunung, dengan pancaran aura yang mengintimidasi. Chi mengerikan yang terlepas dari nisan-nisan itu mulai terkondensasi dan berubah menjadi gumpalan awan berwarna ungu, perak, dan keemasan.     

Zhang Ruochen melewati jembatan batu berwarna hijau gelap, dan beranjak mendekati nisan yang lebih kecil. Meski nisan itu lebih kecil, namun ketinggiannya masih mencapai 100 kaki dan dibangun dari bongkahan-bongkahan batu raksasa.     

Terdapat tablet batu kuno di depan nisan tersebut. Tablet itu setinggi ratusan kaki. Ketika sedang berdiri di hadapan tablet batu tersebut, maka Zhang Ruochen akan merasa seperti debu.     

Pada tablet batu itu, di sana terdapat inskripsi-inskripi kuno. Pada sisi depannya, tertulis dua kata: Makam Permaisuri.     

Tidak ada nama yang spesifik.     

Tempat itu sangat lengang, bahkan tidak ada dedaunan yang gugur di atasnya. Bunga-bunga salju yang berguguran juga tidak menumpuk di sana. Yang jelas, ada seseorang yang baru saja datang ke sana dan membersihkan semua kotorannya.     

"Ibu, aku minta maaf. Sejak 800 tahun, aku tidak pernah lagi menjengukmu."     

Zhang Ruochen berlutut dan bersujud di depan nisan tersebut. Huang Yanchen berjalan di sisi kanannya dan langsung melakukan hal yang sama.     

Di samping mereka, Qing Mo, Kelinci Rakus, dan Monster Kera sama-sama berlutut menghadap nisan dengan ekspresi serius.     

Di dekat sana, di sudut lapangan, seorang wanita cantik dengan rambut putih sedang berjalan keluar dari balik pohon parasol.     

Dia adalah Kong Lanyou.     

Setelah menyaksikan Zhang Ruochen sedang berlutut di depan nisan, maka seketika itu pula kedua mata cantiknya dipenuhi oleh emosi yang kompleks. Air mata kristal tampak membasahi pipinya.     

Wanita itu telah mendapatkan surat dari Zhang Ruochen sejak lama, dan ia pun tahu bahwa lelaki itu masih hidup. Akan tetapi, wanita itu masih menderita. Wanita itu khawatir bila surat tersebut hanya dibuat-dibuat.     

Oleh karena itu, ia menunggu di pemakaman tantenya dan tidak pernah pergi dari sana.     

Kong Lanyou hanya bisa benar-benar yakin bila sepupunya masih hidup setelah ia menyaksikan Zhang Ruochen masuk ke dalam Pemakaman Kerajaan dan berlutut di hadapan nisan tantenya.     

Setelah berlutut di depan nisan ibunya, Zhang Ruochen kembali bangkit berdiri. Kemudian, ia menoleh ke sudut lapangan dan menatap Kong Lanyou.     

Seketika itu juga, kedua mata Kelinci Rakus langsung membelalak lebar. Si kelinci sedang bergidik ngeri, dan berusaha untuk menenangkan diri. "Ternyata seseorang benar-benar masuk ke dalam Pemakaman Kerajaan! Lord Chen, sebaiknya Anda tunggu di belakang dan biarkan saya menghadapinya."     

Karena si kelinci tidak berani menghadapi Kong Lanyou sendirian, maka ia pun langsung menarik Monster Kera bersamanya.     

Lalu, sambil berdiri di hadapan Kong Lanyou, maka Kelinci Rakus mulai mengepalkan kaki depannya. Chi Demonic-nya mulai menyala terang, sebelum akhirnya berteriak dingin, "Kau ini manusia atau hantu?"     

Kong Lanyou tidak menjawabnya. Matanya yang sayu masih menatap Zhang Ruochen – yang sedang berjalan ke arahnya. Air matanya semakin mengalir deras seperti tirai manik-manik.     

"Apa kau pikir dengan diam saja, maka aku tidak akan berbuat apa-apa kepadamu? Kau benar-benar telah memaksaku untuk menyerang!"     

Kelinci Rakus tidak langsung menyerangnya. Sebaliknya, ia mendorong Monster Kera untuk menguji tingkat kultivasi Kong Lanyou.     

Monster Kera pun langsung menerjang ke depan, sembari melayangkan tinju besarnya dan mengarahkan itu pada kepala Kong Lanyou.     

Kaboom!     

Monster Kera pun tiba-tiba membentur tembok transparan dan terpental ke belakang, seperti bola bulu raksasa. Kemudian, kera itu tersungkur ke tanah dengan suara "boom".     

Kong Lanyou masih berdiri di tempatnya semula.     

Melihat itu, maka si kelinci langsung menahan nafasnya. Giginya terdengar bergemeretak, karena ia menyadari bahwa dirinya sedang berhadapan dengan lawan yang tangguh. Seketika itu juga, si kelinci langsung beringsut mundur.     

"Lord Chen, dia adalah seorang pertapa tangguh. Apa yang harus kita lakukan?" si kelinci telah bersiap untuk melarikan diri.     

Zhang Ruochen mengacuhkan perkataannya. Lelaki itu malah berjalan lurus ke arah Kong Lanyou. Jarak di antara mereka berdua pun menjadi semakin dekat – sepuluh langkah, sembilan langkah, delapan...     

Sambil merasa ketakutan, maka Kelinci Rakus mulai berteriak kencang, "Lord Chen... hati-hati. Dia adalah seorang pertapa tangguh... jangan remehkan lawanmu..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.